Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Selasa, 08 Juli 2014

Sebuah Do'a bagi Sahabat


Semoga Allah merahmati mereka

yang memimpin perjalanan,
dan mereka yang mengikuti,
dan mereka yang memenuhi janji-janjinya,
dan mereka yang berupaya
untuk memenuhi janji-janjinya,
dengan kemuliaan dan kekayaan-Nya,
ganjaran dan anugerah-Nya.

Karena Dialah Sang Penerima permohonan,
dan Pemberi harapan paling mulia;
dan Allahlah pelindung terbaik,
dan yang Maha Merahmati
dari semua yang berkasih-sayang,
dan Kawan berjalan terbaik,
dan Pewaris terbaik,
dan Pengganti terbaik untuk semua yang
telah kita habiskan,
dan yang Maha Mencukupi bagi semua yang tekun,
yang menanam dan memelihara lahan amal-shaleh.

Shalawat dan salam
bagi Muhammad, SAW
dan semua nabi dan rasul.
Allahumma Aamiin yaa Rabb al-alamiin.

Cahaya Sholawat



صَلَوَاتْ نُوْرَانِيَّةْ / صَلَوَاتْ بَدَاوِيْ كُبْرَى


Jika kalian memasukkan daun teh ke dalam air biasa atau air dingin, apa yg terjadi? Apakah kalian mendapatkan tehnya? Tidak, kalian akan memasukkannya ke dalam air panas. Bagaimana kalian mendapatkan air panas? Dengan mendidihkannya, jadi jika kalbu kalian tidak mendidih dengan kecintaan thd Nabi (s), cahaya (Muhammad (s)) di dalam kalbu kalian tidak akan terbuka.

Kecintaan terhadap Nabi (s) harus mendidih di dalam kalbu manusia. Orang-orang yang kalbunya mendidih karena cinta, mereka akan mendapatkannya. Yang kalbunya tidak mendidih, cahaya (Muhammad (s)) tetap berada di sana, namun kalian perlu menyalakannya, kuncinya adalah shalawat Nabi (s).



Shalawat Nuraniyyah/Shalawat Badawi Kubra

Ketika Muhammad al-Taymaysani (r) telah selesai membaca kitab Dalailu’l-Khayrat sebanyak 100.000 kali, beliau berjumpa dengan Rasulullah (s) di dalam mimpinya, yang mengatakan, “Wahai Muhammad al-Talmaysani!  Jika engkau membaca shalawat Nuraniyya dari Ahmad al-Badawi, seolah-olah engkau telah menyelesaikan Dalailu’l-Khayrat 800.000 kali!”


اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ شَجَرَةِ اْلاَصْلِ النُّوْرَانِيَّةِ، وَلَمْعَةِ الْقَبْضَةِ الرَّحْمَانِيَّةِ، وَأَََفْضَلِ الْخَلِيْقَةِ اْلاِنْسَانِيَّةِ، وَأَ شْرَفِ الصُّوْرَةِ الْجَسْمَانِيَّةِ، وَمَعْدِنِ اْلاَسْرَارِ الرَّبَّانِيَّةِ، وَخَزَائِنِ الْعُلُوْمِ اْلاِصْطِفَائِيَّةِ، صَاحِبِ الْقَبْضَةِ اْلاَصْلِيَّةِ، وَالْبَهْجَةِ السَّنِيَّةِ، وَالرُّتْبَةِ الْعَلِيَّةِ، مَنِ انْدَرَجَتِ النَّبِيُّوْنَ تَحْتَ لِوَائِهِ، فَهُمْ مِنْهُ وَاِلَيْهِ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ مَاخَلَقْتَ، وَرَزَقْتَ وَأَمَتَّ وَأَحْييَْتَ اِلَى يَوْمِ تَبْعَثُ مَنْ أَفْنَيْتَ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.


Allâhumma shalli wa sallim wa bârik`alâ Sayyidinâ wa mawlânâ Muhammadin, syajarati ’l-ashli ’n-nûrânîyyati, wa lam`ati ’l-qabdhati ’r-rahmânîyyati, wa afdhali ’l-khalîqati ’l-insânîyyati, wa asyrafi ’sh-shûrati ’l-jismânîyyati, wa ma`dini ‘l-asrâri ‘r-rabbanîyyati, wa khazâ-ini ‘l-`ulûmi ‘l-ishthifâîyyati, shâhibi ’l-qabdhati ’l-ashlîyyati, wa ’l-bahjati ’s-sanîyyati, wa ’r-rutbati ’l-`alîyyati, mani ’n-darajati ’n-nabîyyûna tahta liwâ’ihi, fahum minhu wa ilayh, wa shalli wa sallim wa bârik `alayhi wa `alâ âlihi wa shahbihi, `adada mâ khalaqta, wa razaqta, wa amatta, wa ahyayta, ilâ yawmi tab`atsu man afnayta, wa sallim taslîman katsîran, wa ’l-hamdulillâhi rabbi ’l-`âlamîn.

Ya Allah limpahkanlah rahmat, keselamatan dan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), sebagai sumber cahaya, sebagai genggaman kesayangan yang berkilauan, sebagai manusia yang paling utama, bentuk badan yang paling mulia, tambang rahasia ketuhanan, gedung ilmu yang terpilih, pemilik genggaman yang asli, kesenangan yang terpuji, derajat yang luhur, dan para nabi berada di bawah benderanya, mereka itu dari dan kepada Nabi Muhammad (s).  Ya Allah, limpahkanlah rahmat, keselamatan dan keberkahan kepada nabi, keluarga  dan para sahabatnya, sebanyak makhluk yang Engkau ciptakan, yang Engkau beri rezeki, Engkau matikan dan Engkau hidupkan, hingga pada hari orang-orang yang Engkau binasakan sampai dibangkitkan.  Semoga Allah melimpahkan keselamatan yang banyak.  Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.



Shalawat al-Fâtih

Disebutkan oleh para ulama bahwa jika kalian membacanya sekali, seolah-olah kalian telah membaca Dalailu’l-Khayrat sebanyak 600.000 kali!  Yang lain mengatakan bahwa seolah-olah kalian telah membaca shalawat sebanyak jumlah manusia sejak zaman Sayyidina Adam (a) hingga Hari Kiamat, itulah nilai dari shalawat ini!
Allâhumma shalli `alâ Sayyidinâ Muhammadini ‘l-fâtihi limâ ughliq, wa ‘l-khâtimi limâ sabaq, nâshiri ‘l-haqqi bi ‘l-haqq, wa ‘l-hâdî ilâ shirâthika ‘l-mustaqîm, wa `alâ âlihi haqqa qadrihî wa miqdârihi ‘l-`azhîm.

Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), yang membuka sesuatu yang tertutup, yang menutup sesuatu yang terdahulu, yang menolong kebenaran dengan kebenaran, yang memberikan petunjuk pada jalan-Mu yang lurus.  Semoga Allah memberikan rahmat kepada Nabi Muhammad (s), keluarganya dana para sahabatnya dengan kekuasaan dan ukuran Allah Yang Mahaagung.



Shalawat Munajiyyâh/Shalatan Tunjinâ

Mawlana Syekh Hisyam (q) mengatakan bahwa Mawlana Syekh Nazim (q) sangat menganjurkan untuk membaca shalawat ini.


Allâhumma shalli `alâ Sayyidinâ Muhammadin shalatan tunjinâ bihâ min jamî`i ’l ahwâli wa’l-âfât, wa taqdhî lanâ bihâ jamî`a ’l-hâjât, wa tuthahhirunâ bihâ min jamî`i ’s-sayyi’ât, wa tarfa`unâ bihâ `indaka a`lâ’d-darajât, wa tuballighunâ bihâ aqshâ ’l-ghâyâti min jamî‘i ’l-khayrâti fi ’l-hayâti wa ba`d al-mamât.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), yang dengannya Engkau menyelamatkan kami dari segala keadaan yang mendebarkan dan dari semua malapetaka, serta Engkau penuhi segala hajat kami.  Dan dengannya Engkau bersihkan kami dari segala keburukan dan kejahatan, dan dengannya pula Engkau mengangkat derajat kami dan Engkau sampaikan tujuan kami dari semua kebaikan, sewaktu kami hidup maupun setelah mati.


Shalawat Sayyidina ‘Ali (ra, kw)

Sayyidina `Ali (ra) berkata, “Jika engkau membaca shalawat ini tiga kali sehari dan seratus kali pada hari Jumat, seolah-olah engkau telah membaca shalawat dari seluruh makhluk, termasuk manusia, jin, malaikat dan segala sesuatu yang bershalawat kepada Sayyidina Muhammad (s)!  Dan Nabi (s) akan menggandeng tanganmu untuk memasuki Surga.


صَلَوَاتُ اللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَأَ نْبِيَآئِهِ وَرُسُلِهِ وَجَمِيْعِ خَلْقِهِ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ مُحَمَّدٍ.عَلَيْهِ وَعَلَيْهِمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاَتُهُ

Shalawâtullâhi ta`âlâ  wa malâ’ikatihi wa anbiyâihi wa rusûlihi wa jami`î khalqihi `alâ Muhammadin wa `alâ âli Muhammad `alayhi wa `alayhimu ‘s-salâm wa rahmatullâhi ta`âlâ  wa barakâtuh.

Semoga semua rahmat Allah, para malaikat-Nya, para nabi-Nya, dan semua makhluk-Nya dilimpahkan kepada Nabi Muhammad (s) dan keluarganya, dan kepadanya dan semua keluarganya.  Semoga rahmat dan keselamatan, dan berkah Allah dilimpahkan kepada mereka semua.



Sayyid ash-Shalawat

Sebagai tambahan terhadap shalawat Sayyidina `Ali (r, kw), shalawat di bawah ini diberikan oleh Sayyidina Muhammad (s) di dalamru’ya (penglihatan spiritual) dari Syekh Syarafuddin ad-Daghestani (q) yang mengatakan, “Membaca shalawat ini bahkan hanya sekali seumur hidupmu adalah lebih berbobot daripada shalawat dari seluruh makhluk selama dua puluh empat jam penuh, dan terus-menerus dilakukan sepanjang hidup mereka; shalawat ini akan lebih berat di mizan daripada gabungan dari seluruh shalawat!"


`alâ asyrafi ‘l-`alamîna Sayyidinâ Muhammadinish-shalawât.
`alâ afdhali ‘l-`alamîna Sayyidinâ Muhammadinish-shalawât.
`alâ akmali’ l-`alamîna Sayyidina Muhammadinish shalawât.
Shalawâtullâhi ta`âlâ  wa malâ’ikatihi wa anbiyâihi wa rusûlihi wa jami`î khalqihi `alâ Muhammadin wa `alâ âli Muhammad `alayhi wa `alayhimu ‘s-salâm wa rahmatullâhi ta`âlâ  wa barakâtuh, wa radhi-Allâhu tabâraka wa ta`âlâ `an-sadâtina ash-hâbi Rasûlillâhi ajma`în, wa `ani ‘t-tâbi`îna bihim bi-ihsân, wa `ani ‘l-a’immati ‘l-mujtahidîn al-mâdhîn wa `ani ‘l-`ulamâi ‘l-muttaqîn, wa `ani ‘l-awliyâi ‘sh-shâlihin, wa `an masyâyikhina fi ‘th-tharîqatin naqsyibandiyyati ‘l-`aliyyah, qaddas Allâhu ta`âlâ arwâhahumu ‘z-zakiyyah, wa nawwar Allâhu ta`âlâ adhrihatahumu ‘l-mubârakah, wa a`âdallâhu ta’âlâ `alaynâ min barakâtihim wa fuyûdhâtihim dâ’iman wa ‘l-hamdullilâhi rabbi ‘l-`âlamîn, al-Fâtihah

Kepada makhluk yang paling mulia di alam semesta, Sayyidina Muhammad (s)
Kepada makhluk yang paling baik di alam semesta, Sayyidina Muhammad (s)
Kepada makhluk yang paling sempurna di alam semesta, Sayyidina Muhammad (s)

Semoga semua rahmat Allah Yang Mahatinggi, para malaikat-Nya, para nabi-Nya, dan semua makhluk-Nya dilimpahkan kepada Nabi Muhammad (s) dan keluarganya, dan kepadanya dan semua keluarganya.  Semoga rahmat dan keselamatan, dan berkah Allah dilimpahkan kepada mereka semua.  Semoga Allah rida dengan semua guru kami, para sahabat Rasulullah (s) dan kepada mereka semua yang mengikutinya dengan sempurna.  Semoga Allah rida dengan Imam Ijtihad yang terdahulu, para ulama dan orang-orang yang bertakwa dan para awliya dan orang-orang yang saleh, terhadap Masyaikh kami di Tarekat Naqsybandi yang mulia.  Semoga Allah mensucikan ruh mereka yang suci dan menerangi makam mereka yang penuh berkah.  Semoga Allah mengembalikan berkah mereka dan keutamaan yang melimpah kepada kami, selalu.  Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Al-Faatihah.




Shalawat al-`Âli al-Qadr (Shalawat yang Nilainya Tertinggi)

Sebagaimana yang disebutkan oleh Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani (q) dan banyak awliyaullah lainnya, dari Syarh Shalawat ad-Dardir al-`allamah as-Saawi, bahwa membaca shalawaat ini akan menghilangkan claustrophobia (fobia terhadap ruang tertutup) dan memberikan kemudahan bagi kalian di dalam kubur.  Ia juga akan menghilangkan rasa takut terhadap malaikat Munkar dan Nakîr yang akan bertanya kepadanya.  

Disebutkan pula bahwa barang siapa yang membaca shalawat ini sekali setiap hari Jumat, Nabi (s) akan menyertainya ketika ia meninggal dunia dan mengantarkannya ke kuburnya dan menguburkannya dengan tangan beliau sendiri yang penuh berkah!

Banyak awliyaullah yang mengatakan, "Barang siapa yang membacanya bahkan sekali pada hari Jumat, atau sejak Kamis malam dan seterusnya, Allah (swt) akan mengizinkan ruhnya untuk melihat Sang teladan bagi semua ruh (s)," bukan hanya ketika ruhnya meninggalkan tubuhnya, tetapi juga ketika ia dibawa ke kuburnya sampai ia akan menjumpai Nabi (s) yang akan mengurusnya di kuburnya itu.

Para Awliyaullah menganjurkan untuk terus membaca shalawat ini sepuluh kali setiap hari dan sekali pada malam Jumat, dan itu akan membawakan khayr al-jasiim, kebaikan yang tak terhingga bagi kalian.  Di dalam kitab Fath ar-Rasuul juga dinyatakan bahwa barang siapa yang membacanya sepuluh kali setelah Isya akan diberi ganjaran seolah-olah ia telah membacanya sepanjang malam.

اللهم صل على سيدنا محمد النبي الأمي الحبيب العالي القدر العظيم الجاه وعلى آله وصحبه وسلم

Allâhumma shalli wa sallim wa bârik `alâ Sayyidinâ Muhammadin an-Nabiyyi ‘l-Umiyy, al-Habîb al-`Âliyya ‘l-Qadri ‘l-`Azhîmi ’l- jâhi, wa `alâ âlihi wa shahbihi wa sallim.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat, keselamatan dan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), nabi yang ummi, yang dicintai, yang tertinggi, yang memiliki kekuasaan agung lagi mulia, dan kepada keluarga dan sahabatnya. Semoga Allah memberikan keberkahan dan keselamatan.


Shalawat Jawharat al-Kamal

Jika kalian membaca shalawat ini 7 kali sehari atau lebih, yuhibbahu mahabbatan khaasah wa laa yamuutu illa waliyyan, Nabi (s) akan mencintai kalian dengan cinta yang khusus, yang istimewa dan kalian tidak akan meninggalkan dunia tanpa menjadi seorang wali.  Barang siapa yang membaca shalawat ini berarti menyebutkan nama-nama tertinggi dari Nabi (s), dan Allah (swt) akan membukakan baginya sebagaimana yang Dia bukakan bagi para Awliya-Nya!


Allâhumma shalli wa sallim `alâ `Aynir rahmatir rabbâniyah, wal yaqûtati ’l-Mutahaqqiqah, al-hâithati bi markazi ‘l-fuhumi wal ma`ânî, wa nûri ‘l-akwâni ‘l-mutakawwinati al-Adamiyy, shahibi ‘l-haqqi ‘r-rabbânī, al-barqi ‘l-astha`i bi muzûni ‘l-arbâhi ‘l-mâliati likulli muta`arridhin mina ‘l-buhuri wa ‘l-awânî, wa nûrika ‘l-lami`i ‘l-ladzî malata bihi kawnaka ‘l-hâitha bi amkinati ‘l-makânī.

Allâhumma shalli wa sallim `alâ `Ayni ’l-Haqq, al-latî tatajalla minha `Urûsyu ‘l-Haqâiqi `Ayni ‘l-ma`ârifi, al-aqwam shirâthikat tâmmi ‘l-asqam.

Allâhumma shalli wa sallim `alâ thal`ati ‘l-haqqi bil-haqq, al-kanzi ‘l-A`zham, ifâdhatika minka Ilayka, Ihâthati ‘n-Nûri ‘l-Muthalsam, shallallâhu `alayhi wa `alâ âlihi shalatan tu-`arrifuna bihâ iyyâh

Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada Sumber Rahmat Rabbaniyyah, dan permata sejati yang mencakup seluruh hakikat, yang menjadi pusat segala pemahaman dan makna.  Dan Cahaya Ciptaan bagi penciptaan anak cucu Adam, Pemilik Kebenaran Rabbani.  Cahaya kilat yang paling terang di awan hujan yang bermanfaat yang mengalir memenuhi semua saluran air yang menghadapnya, sehingga memenuhi segala lautan ruang dan masa.  Dan Cahaya Terang yang dengannya Engkau telah mengisi alam semesta dan yang memenuhi segenap tempat.  

Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada Sumber Kebenaran, yang darinya terpancar manifestasi Kearifan, Sumber Ilmu, yang paling kokoh, yang paling sempurna dan paling lurus.

Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan bagi munculnya Kebenaran dengan Kebenaran; yang merupakan harta yang agung.  Tempat datangnya limpahan cahaya yang berasal dari-Mu kepada-Mu; suatu lingkaran Cahaya yang tersembunyi.  Semoga rahmat dan keselamatan dilimpahkan kepada Nabi (s) dan keluarganya, dengan shalawat yang dapat membawa kami pada pengetahuan tentang beliau.



Shalawat Nâriyah/Tafrîjiyyah

Shalawat ini berasal dari Kanzul As'rar dan ia membuka tujuh langit dan telah diuji oleh para awliya besar seperti Syekh Sanusi, Sidi Omar Mukhtar, Sidi ibn Hajar Asqalani Imam al-Qurtubi.  Shalawat ini banyak digunakan di Maroko.  Dan jika ada bencana atau tekanan atau bahaya, biasanya kaum Sufi dan ahlul khayr, para ahli kebajikan, mereka berkumpul dan membaca shalawat ini 4.444 kali, setelah itu mereka bertawassul kepada Nabi (s) dan insya Allah, keselamatan akan datang.  


Allâhumma shalli shalâtan kâmilah, wa sallim salâman tâman `alâ Sayyidinâ Muhammadinilladzi tanhallu bihil `uqad, wa tanfariju bihil kurab, wa tuqdhâ bihil hawâ’ij, wa tunâlu bihir raghâ’ib, wa husnul khawâtimi wa yustasqal ghamâmu bi wajhihil karîm,  wa `alâ  âlihi, wa shahbihi fii kulli lamhatin wa nafasin bi`adadi kulli ma`lûmil-lak

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami, Nabi Muhammad (s) yang dengan perantaraannya terurai segala ikatan, dihilangkan segala kesusahan, ditunaikan segenap kebutuhan, diraih segala keinginan, dicapai akhir yang baik, diturunkan hujan dari awan berkat wajahnya yang mulia, dan juga kepada keluarga dan sahabatnya, dalam setiap kedipan mata dan tarikan napas, sebanyak pengetahuan yang Engkau miliki.


Shalawat Imam Syafi`i

AbdAllah al-Hakam berkata, “Aku melihat Imam Syafi’i (r) di dalam mimpiku dan aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah Allah lakukan terhadapmu?’ dan beliau menjawab, ‘Dia mencurahkan rahmat-Nya kepadaku, mengampuniku, dan menghiasi Surga bagiku, yang datang kepadaku seperti seorang mempelai wanita yang dihiasi dengan segala perhiasan dan dekorasi bagi suaminya.  Mereka mencurahkan aku dengan para malaikat dan berbagai ornamen surgawi seperti ketika mereka melempari (mahkota bunga mawar) ke atas kepala pengantin di dunia.’  Aku bertanya kepadanya, ‘Bagaimana engkau mencapai derajat ini, apa yang telah engkau lakukan?’  Beliau menjawab, ‘Seseorang mengatakan kepadaku untuk membaca shalawat khusus, dan aku telah melakukannya.’  Bacalah shalwat ini agar dapat masuk Surga tanpa pertanyaan.

Allâhumma shallallâhu `alâ Muhammadin `adada mâ dzakarahu ‘dz-dzâkirûn wa ghafala `an dzikrihi ‘l-ghâfilûn.

“Ya Allah, limpahkan rahmat dan berkah-Mu kepada Nabi Muhammad (s) selama masih ada orang yang ingat dan orang yang lupa kepada-Mu."


Shalawat Grandsyekh `Abdullah Faiz ad-Daghestani (q)

Grandsyekh (q) berkata bahwa jika kalian tidak dapat membaca Dala’il al-Khayrat sebagai bagian dari wirid harian kalian, maka bacalah shalawat ini 100 kali, yang merupakan bacaan shalawat Nabi (s) yang paling mudah dan sederhana, karena itu menunjukkan kerendahan hati Nabi (s) terhadap Tuhannya.

اللَّهُمَّ صلّ على مُحَمِّد وعلى آل مُحَمَّد وسلّم

Allâhumma shalli `alâ Muhammadin wa `alâ âli Muhammadin wa sallim.

“Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad (s) dan kepada keluarga Muhammad.”


Shalawat al-Askandari

Suatu hari Jamaluddin bin `Ali al-Askandari (r) berjumpa dengan Nabi (s) di dalam mimpinya dan Nabi (s) bersabda, “Wahai Muhammad ibn `Alii al-Askandari, aku akan mengajarimu beberapa kalimat, yang jika engkau membacanya, seolah-olah engkau telah membaca seluruh wirid beserta seluruh pahalanya!  Bacalah 10 kali, dan itu seolah-olah engkau telah menyelesaikan seluruh wirid sepanjang siang dan malam dan engkau akan mendapatkan pahalanya sebagai tambahan bagi pahala wirid yang telah engkau lakukan.”

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ السَّابِقِ لِلْخَلْقِ نُورُهُ وَرَحْمَةً لِلْعَالَمينَ ظُهُورُهُ عَدَدَ مَنْ مَضَى مِنْ خَلْقِكَ وَمَنْ بَقِيَ وَمَنْ سَعِدَ مِنْهُم وَمَنْ شَقِيَ صَلَاةً تَسْتَغْرِقُ الْعَدَّ وَتُحِيطُ بِالْحَدِّ صَلَاةً لَا غَايَةَ لَهَا وَلَا مُنْتَهَى وَلَا انْقِضَاءَ صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِكَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيمًا مِثْلَ ذَلِكَ

Allâhumma shalli `alâ Sayyidinâ Muhammadini ’s-sâbiqi li ’l-khalqi nûruhu wa rahmatan li ’l-`âlamîna zhuhûruhu `adada man madhâ min khalqika wa mam-baqîya wa man sa`ida minhum wa man syaqîya shalâtan tastaghriqu ’l-`adda wa tuhîthu bi ’l-haddi shalâtan lâ ghâyata lahâ wa lâ muntahâ wa lâ amadala wa lâ ’nqidhâ’a shalâtan dâ’imatan bi-dawâmika bâqiyatan bi-baqâika wa `alâ âlihi wa shahbihi kadzâlik wa ‘l-hamdulillâhi `alâ dzâlik

Allâhumma yâ Rabbî shalli `alâ Muhammadin wa ‘alâ âli Muhammad wajzihi Muhammadan `anna mâ huwa ahluhu.

Allâhumma shalli `alâ Sayyidinâ Muhammadin wa `alâ âli Muhammadin `adada mâ `alimta wa zînata mâ `alimta wa mil’a mâ `alimta.  

Allâhumma shalli wa sallim wa bârik `alâ Sayyidinâ wa Mawlâna Muhammadin wa `alâ kulli nabiyyin wa `alâ Jibrâ`îla wa `alâ kulli malakin wa `alâ Abi Bakrin wa `alâ kulli waliyyin.


Shalawat al-Kâmil

Shalawat yang paling dimuliakan di mana para Awliyaullah mengatakan bahwa satu shalawat ini setara dengan 70,000 shalawat, dan di dalam Mazhab Syafi’ii mereka mengatakan bahwa shalawat ini mempunyai “ganjaran yang tak pernah berakhir,” karena Kesempurnaan Allah tidak mempunyai akhir!  Shalawat ini dibaca antara Maghrib dan Isya, khususnya untuk menghilangkan lupa dan memperkuat ingatan.    

Allâhumma shalli wa sallim wa bârik `alâ Sayyidinâ Muhammadin wa `alâ âlihî kamâ lâ nihâyata li kamâlika `adada kamâlihi.

Ya Allah limpahkanlah rahmat, keselamatan dan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s) beserta keluarganya, sebagaimana tidak berakhir kesempurnaan-Mu, sebanyak bilangan kesempurnaan-Nya.



Daruud Syifaa’ untuk Bertemu dengan Nabi (s) di dalam Mimpi (Dibaca terus hingga Anda Tertidur)

Imam Sya’arani (r) meriwayatkan bahwa Nabi (s) bersabda, “Barang siapa yang bershalawat dengan cara seperti ini akan bertemu denganku di dalam mimpi, dan barang siapa yang bertemu dengan di dalam mimpi, ia akan bertemu denganku di Yawmil Hisab, dan barang siapa yang bertemu denganku di Yawmil Hisab, aku akan memberi syafaat padanya, dan barang siapa yang mendapatkan syafaatku, ia akan minum dari telagaku, Hawdh al-Kawtsar di Surga, dan barang siapa yang meminum dari al-Kawtsar ia akan terlindung dari api neraka.

Imam Sya’arani (r) berkata, “Aku harus membacanya,” dan aku membacanya sebelum tidur dan terus membacanya sampai aku tertidur.  Aku melihat bulan dan melihat wajah Nabi (s) yang mulia, dan aku berbicara dengan beliau.  Kemudian ghaba fi’l-qamar, aku merasa beliau berada di bulan hingga beliau menghilang.  Aku berdoa kepada Allah (swt) demi shalawat ini, agar Dia memberikan seluruh nikmat yang Ia berikan, bukannya nikmat yang biasa, tetapi nikmat yang Ia berikan kepada Sang Kekasih-Nya, Sayyidina Muhammad (s), yang Ia janjikan kepada setiap mu’min, dan aku merasa bahwa aku telah mendapatkannya. (Afdhal ash-Shalawat, halaman 58).  


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى رُوحِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي الْأَرْوَاحِ وَعَلَى جَسَدِهِ فِي الْأَجْسَادِ وَعَلَى قَبْرِهِ فِي القُبُورِ وَعَلَى آلِهِِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allâhumma shalli `ala rûhi Sayyidina Muhammadin fil-arwâhi wa `ala jasadihi fil-ajsâdi wa `ala qabrihi fil-qubûri wa `ala âlihi wa shahbihi wa sallim.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada ruh Nabi Muhammad (s) di antara semua ruh, kepada jasadnya di antara semua jasad, dan kepada kuburnya di antara semua kubur dan limpahkanlah pula rahmat dan keselamatan kepada keluarga dan sahabatnya. (Dalail al-Khayrat hari Rabu)

Dikutip dari Shuhba Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 27 Mei 2012


Shalawat Dzatiyyah

Orang yang mengetahui bahasa Arab akan mengetahui betapa dalamnya shalawat ini.  Allahumma shalli `alaa ‘dz-dzaat al-muthalsam wa ‘l-ghayb al-muthamthami laahuuti’l-jamaal.  Di sini diekspresikan bahwa tiada seorang atau apapun yang lebih indah daripada Nabi (s), beliaulah keindahan dari alam semesta ini dan beliaulah keindahan Surga dan di sini Allah mengirimkan doa dan pujian-Nya pada Dzat yang tiada seorang pun yang mengetahuinya karena ia tersembunyi dan kalian tidak bisa menembus hakikatnya tanpa mengetahui kode-kode rahasia yang diperlukan untuk membukanya.  Misalnya, jika kalian mempunyai berlian yang masih kasar, masih berupa batu besar, kalian hancurkan batu itu sampai mendapatkan batu mulianya.  Kalian dapat memotong dan membentuknya dengan indah.  Setelah itu kalian harus menggosoknya agar mengkilap.  Dia lalu menyebutkan Dzaat al-Muthalsam, Dzat yang tertutup yang tak seorang pun dapat membukanya, dan al-Ghayb al-Muthamtham, alam gaib yang tak seorang pun dapat mencapai atau membicarakannya.  Lalu disebutkan al-Laahuut al-Jamaal. “Laahuut” artinya apa yang terkandung di dalam bumi dan “Naasuut” adalah sambungan/penghubung dari bumi ke langit, pemunculan Kebenaran, yaitu Sayyidina Muhammad (s), di mana Allah menyandangkan beliau dengan sandangan Keadilan, Keindahan dan … dari manusia.

Insan al-azal fiii maa nasyiri maa lam yazal, “manusia yang hidup sejak masa azali hingga abadi, yang akan membuka rahasia nama-nama Surgawi dan Atributnya."  Fii qaalbi naasuut al- wishaal al-aqrab.  Dia membuka hanya kepada orang-orang yang mencapai koneksi antara kehidupan duniawi dengan kehidupan surgawi, Dia membuka kepada mereka ketika mereka bergerak menuju ke langit.  Yaa Allah shalli bihi.  Shalli bihi berbeda dengan shalli `alayh. Itu artinya bershalawat melalui dia. Shalli bihi minhu.  Bershalawat dari dia dan kepadanya; dari Nabi (s) kepada Nabi (s) dan di dalam dirinya, wa sallim, dan memberi salam perdamaian kepadanya. Amin.

Allâhumma shalli `ala ‘dz-dzât al-muthalsam wa ‘l-ghayb al-muthamtham lâhût al-jamâl nâsût al-wishâl thal`ati ‘l-haqq ka-sawbi insân al-azal fî nasyrî man lam yazal fî qalbi nâsût al-wishâl al-aqrab.  Allâhumma shalli bihi minhu fîhi `alayhi wa sallim.


Shalawat Ulul `Azhmi

Membaca shalawat ini 3 kali setara dengan membaca seluruh kitab Dalail al-Khayrat.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آدَم وَ نُوحٍ وَ إِبْرَاهِيمَ وَ مُوسَى وَ عِيسَى وَمَا بَيْنَهُمْ مِن النَّبِيّين وَالمُرْسَلِين صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيهِمْ أَجْمَعِينَ

Allâhumma shalli `ala Sayyidinâ Muhammadin wa Âdam wa Nûhin wa Ibrahîm wa Mûsa wa `Îsa wa mâ baynahum min an-Nabiyyîna wa ‘l-mursalîna shalawatullahi wa salamuhu `alayhim ajma`în.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), Nabi Adam (a), Nabi Nuh (a), Nabi Musa (s) dan Nabi `Isa (a) dan segala sesuatu yang ada di antara mereka.  Seluruh rahmat dan keselamatan Allah semoga tetap dilimpahkan kepada mereka semua.


Shalawat Kamaliya

Shalawat ini serupa dengan ash-Shalat al-Kaamil, tetapi berbeda dalam penambahan kata `aala aalihi `adada kamaalillaah wa kamaa yaliiqu bi kamaalihi, “sejumlah bilangan Kesempurnaan Allah dan pada kebesaran dari kata ‘kesempurnaan’ itu sendiri” di mana itu bukan seperti yang kita pahami tetapi lebih berupa pada Kesempurnaan Ilahiah yang tidak kurang sedikit pun atau tidak berlebih, level kesempurnaan tertinggi yang sifatnya ilahiah, dan bukan diciptakan.  Di dalam beberapa riwayat yang umumnya diikuti oleh Mazhab Syafi’i dan negeri-negeri di Timur Tengah pembacaannya mirip dan dikatakan bahwa shalawat ini tidak putus-putus pahalanya.  Untuk itu, mereka tidak dapat mengatakan bahwa shalawat ini setara dengan 600.000 shalawat, atau 1.000.000 shalawat, karena shalawat ini tidak ada habis-habisnya, karena kesempurnaan Allah tidak pernah berakhir, begitu pula dengan pahala dan fadilah shalawat ini.

اللهم صلّ وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله عدد كمال الله وكما يليق بكماله

Allâhumma shalli wa sallim wa bârik `alâ Sayyidina Muhammad wa `alâ âlihi `adada kamâlillâh wa kamâ yalîqu bi kamâlih

Ya Allah, limpahkan rahmat, keselamatan dan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), dan kepada keluarganya sesuai dengan Kesempurnaan Allah dan sebagaimana layaknya kesempurnaan-Nya.


Shalawat untuk Berjumpa dengan Nabi (s) di dalam Mimpi:

Dan barang siapa yang ingin berjumpa dengan Nabi (s) di dalam mimpi, bacalah shalawat ini 71 kali dan ia akan berjumpa dengan Nabi (s) dan mencium wewangiannya yang suci.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا أَمَرْتَنَا أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيهِ وَصَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا يَنْبَغِي أَنْ يُصَلَّى عَلَيهِ


Allâhumma shalli `alâ Muhammadin wa `alâ âli Muhammadin kamâ amartanâ an nushalliya `alayhi wa shalli `alâ Sayyīdinâ Muhammadin kamâ yambaghî an yushallâ `alayhi

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad (s) beserta keluarganya sebagaimana Engkau perintahkan kepada kami untuk bershalawat kepadanya dan limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s) sebagaimana beliau selayaknya diberkati!

Dikutip dari Shuhba Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 28 Mei 2012


Shalawat yang Setara dengan 100.000 Shalawat (dibaca 1 kali setiap hari)

Jika kalian membaca shalawat ini sekali, itu sama dengan membaca 100.000 shawalat yang kalian baca setiap hari:

Allâhumma shalli `alâ Sayyidinâ Muhammadin `abdika wa nabiyyika wa rasûlika an-nabiyy al-umiyy wa `alâ âlihi wa shahbihi wa sallim taslîman bi qadri `azhamati dzâtika fî kulli waqtin wa hîn.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), hamba-Mu dan Nabi-Mu, dan Rasul-Mu, Nabi yang umi, dan limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada keluarga dan sahabatnya sesuai dengan Kebesaran-Mu, setiap saat dan sepanjang waktu.

Sumber:


Shalawat yang Menghapuskan 100.000 Dosa Besar

Jika kalian membacanya sekali, Allah (swt) akan menghapuskan 100.000 dosa!  Allah (swt) akan mengampuni 100.000 dosa besar, min al-kabaair.  Dengan membaca sekali shalawat ini, Allah (swt) bahkan akan menghilangkan 100.000 dosa besar dan dengan 2 kali pembacaan, berarti 200.000 dosa besar, dan dengan 3 kali pembacaan, 300.000 dosa besar, dan dengan 10 kali pembacaan, berarti 1 juta dosa besar!

Allâhuma shalli `alâ Sayyidinâ Muhammadini ’s-sâbiqi li ’l-khalqihi nûruhu wa rahmatan li ’l-`âlamîna zhuhûruhu `adada man madhâ min khalqika wa man baqîya wa man sa`ida minhum wa man syaqîya shalâtan tastaghriqu ’l-`adda wa tuhīthu bi ’l-haddi shalâtan lâ ghâyata lahâ wa lâ muntahâ wa lâ ’nqidhâ’a wa tunîlana biha minka ‘r-ridhâ shalâtan dâ’imatan bi-dawâmika bâqiyatan bi-baqâika

Allâhumma shalli `alâ Sayyidinâ Muhammadini ’Lladzî malâ’ta qalbahu min jalâlika wa `aynahû min jamâlika fa-ashbaha farihan mu’ayyadan manshûran wa `alâ âlihi wa shahbihi wa sallim taslimân wa ’l-hamdu lillâhi `alâ dzâlik

Ya Allah, limpahkanlah rahmat pada junjungan kami Nabi Muhammad (s), yang cahayanya mendahului semua ciptaan, yang kemunculannya merupakan rahmat bagi seluruh alam, dengan rahmat sebanyak ciptaan-Mu yang telah lalu dan yang masih ada, mereka yang beruntung dan mereka yang tidak, dengan rahmat yang melebihi semua perhitungan dan yang mencakup semua batas, rahmat yang tak terbatas, tidak berujung dan tidak berakhir, rahmat yang abadi sebagaimana Keabadian-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), yang kalbunya penuh dengan pengagungan kepada-Mu, yang matanya penuh dengan Keindahkan-Mu; agar ia menjadi bahagia, terdukung, dan penuh kemenangan, demikian pula kepada keluarganya dan sahabatnya dan limpahkanlah keselamatan sebanyak-banyaknya kepada mereka dan segala puji bagi Allah untuk semua itu! (Dala’il al-Khayrat hizib hari Rabu)


Untuk Bertemu dengan (Tajali) Tuhan di Dalam Mimpi (dibaca 1000 kali pada hari Jumat)

Dikatakan bahwa, “Barang siapa yang membacanya, di dalam mimpinya ia akan berjumpa dengan Tuhannya, atau malaikat, atau Nabi (s), atau ia dapat melihat maqamnya di Surga.”  Insya Allah siapa pun yang membaca shalawat ini seribu kali, Allah akan mengaruniakan kepadanya untuk melihat Tajali-Nya, atau Nabi-Nya, atau maqamnya di Surga.  Jika kalian tidak melihatnya, bacalah terus selama lima minggu,dan ini sudah dicoba, orang dapat melihatnya.

Allâhumma shalli `alâ Muhammad an-nabiyy al-ummiyy jazAllâhu `anna Muhammadan mâ huwa ahluh.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s), nabi yang umi, semoga Allah memberi ganjaran pada Nabi Muhammad (s) dengan pahala yang  bermanfaat sebagaimana layaknya beliau.


Shalawat pada saat At-Tahiyyat

Nabi (s) bersabda bahwa siapapun yang membaca shalawat ini sekali setiap hari ia tidak akan merasakan sakharaat al-mawt, dan ruhnya akan pergi dengan lemah lembut, sebagaimana hadis mengatakan bahwa ruh seorang mukmin akan meninggalkan jasad seperti sehelai rambut yang ditarik dari adonan tepung, begitu mudahnya.  Jadi bacalah shalawat berikut ini bersama dengan shalawat Jawharat al-Kamaal paling tidak sekali sehari.

As-salâmu `alayka ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullahi wa barakâtuh.

Wahai Nabi, semoga keselamatan, rahmat dan keberkahan senantiasa tercurah padamu.


Shalawat as-Sa`adah (Shalawat Kebahagiaan)

Dari kitab Afdhal ash-Shalawaat karya Syekh Ahmad as-Saawii dikatakan bahwa jika kalian membaca shalawat ini sekali, kalian akan diberi ganjaran seolah-olah telah membaca shalawaat 600.000 kali dan jika kalian membacanya 70 kali sehari, kalian akan dibebaskan dari api neraka!

Allâhumma shalli wa sallim `alâ Sayyidinâ wa Mawlânâ Muhammadin `adada mâ fî `ilmillâhi shalâtan dâimatan bi-dawâmi mulkillâhi.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad (s) sebanyak bilangan yang ada dalam pengetahuan Allah, dengan limpahan rahmat yang abadi, selama keabadian kerajaan Allah.

(Dikutip dari Shuhba Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 26 Mei 2012)


Shalawat Syifâ

Allâhumma shalli `alâ Sayyidinâ Muhammadin thibbil-qulûbi wa dawâ’ihâ wa `âfiyatil abdâni wa syifâ’ihâ wa nûril abshâri wa dhiyâ’ihâ wa `alâ âlihî wa shahbihî wa bârik wa sallim.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad (s), dokter hati dan obatnya, obat untuk badan dan penyembuhnya, cahaya batin dan sinarnya.  Semoga keberkahan dan keselamatan dilimpahkan kepada keluarga dan sahabatnya.


Shalawat al-Mahdi

صلاة المهد
اللهم صلي و سلم على نبينا محمدٍ عليه السلام صلاةً تدوم و تهدى إليه ما مر الليال و طول الدوام

Allâhumma shalli wa sallim `alâ nabiyyinâ Muhammad `alayhi ‘s-salâm, shalâtan tadûmu wa tuhda ilayh mâ marra ‘l-layâli wa thûla ‘d-dawâm

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi kami Muhammad (s), dengan rahmat yang menetap dan dipersembahkan kepadanya, sepanjang malam-malam yang berlalu dan berlangsung selamanya.


Mawlana Syekh Hisyam berkata, “Jika kalian tidak bisa membaca (semua) katakanlah, ‘Yaa Rabbii nawaya mitsla maa nawa Mawlana Syaykh,’ ‘Yaa Allah, sebagaimana Mawlana Syekh membuat niat, kami membuat niat yang sama dengan beliau!" dan itu seolah-olah kalian telah membaca semua.  Itulah cara yang paling mudah, yaitu dengan mengatakan, "Sebagaimana Mawlana mempunyai niat, kami membuat niat yang sama,’ dan ini adalah jalannya para awliyaullah!

Pangeran Kebangkitan

[Mengenai sabda Rasulullah SAW, ‘Matilah sebelum
engkau mati:’ “Wahai sahabat, matilah sebelum
engkau mati, jika yang paling engkau kehendaki
adalah hidup; karena dengan mati seperti itu Idris a.s.
menjadi seorang penghuni al-Jannah terlebih dahulu
daripada kita semua.”]



Engkau telah banyak menderita,
tetapi engkau masih tetap terhijab, karena
kematian itu suatu pokok yang mendasar, dan
engkau belum mencapainya.

Deritamu tidak akan berakhir sampai engkau mati:
engkau tidak dapat menjangkau atap tanpa
menyelesaikan tangga panjatan.

Walau hanya tersisa dua buah dari seratus anak-tangga,
sang pemanjat yang telah keras berjuang tetap
saja terhalang dari menjejakkan kaki di atas atap.

Walau tambang hanya kurang satu dari seratus depa,
bagaimanakah caranya air-sumur masuk ke dalam timba.

Wahai pejalan, tidak akan pernah engkau mengalami
kehancuran kapal keberadaan-diri ini, sampai
engkau meletakkan pemberat terakhir.

Ketahuilah pemberat terakhir itu sangatlah pokok,
ia bagaikan bintang yang menembus, yang muncul pada
malam hari: ia menghancurkan kapal yang penuh
ide-jahat dan kesalahan ini.

Kapal bangga-diri ini, ketika ia sepenuhnya hancur,
menjadi matahari di tengah lengkung biru al-Jannah.

Selama engkau belum mati, deritamu akan terus berkepanjangan:
engkau akan dipadamkan manakala fajar merekah,
wahai lilin dari Thiraz!

Ketahuilah, Matahari dari alam ini tetap tersembunyi
sampai bintang-bintang kita tertutup.

Gunakanlah tongkat itu kepada dirimu-sendiri:
hancurkanlah cinta-dirimu, karena mata jasmaniah ini
bagaikan sumbat pada pendengaranmu.

Engkau tengah menggunakan tongkat itu kepada dirimu-sendiri,
wahai manusia rendah: cinta-diri ini adalah bayangan dari
dirimu-sendiri dalam cermin dari tindakan-tindakan-Ku

Engkau telah melihat bayangan dari dirimu-sendiri dalam
cermin dari bentuk-Ku, dan telah meradang,
ingin menempur dirimu-sendiri,

Bagaikan singa yang terjun ke dalam sumur;
karena menyangka bayangan dirinya-sendiri adalah musuhnya.

Tidak diragukan lagi, ketiadaan (‘adam) adalah lawan
dari keberadaan (wujud), maksudnya adalah agar dari
lawannya ini, engkau memperoleh sedikit pengetahuan
tentang yang sebaliknya.

Pada saat ini tidak ada sarana yang menyebabkan diketahuinya
Tuhan, kecuali dengan penyangkalan kebalikan:
dalam kehidupan kini tiada saat yang tanpa jebakan.

Wahai pemilik kesejatian,
jika engkau menginginkan ketersingkapan-hijab al-Haqq,
pilihlah kematian dan robeklah hijab.

Bukanlah ini kematian yang kemudian membawamu
ke dalam kubur, melainkan suatu kematian berupa
transformasi jiwa, sehingga ia akan membawamu ke dalam
suatu Cahaya.

Ketika seseorang beranjak dewasa, masa kanak-kanaknya mati;
ketika dia tumbuh putih seperti orang Yunani,
ia menanggalkan celupan hitamnya yang bagaikan orang Afrika.

Ketika bumi menjadi emas, tiada tertinggal unsur kebumiannya;
ketika sedih menjadi gembira, duri kesedihan tiada tersisa.

Karenanya, Sang Mustafa bersabda: “Wahai pencari
rahasia-rahasia, jika engkau hendak melihat orang mati yang hidup,

Yang berjalan-jalan di atas bumi, seperti orang yang masih hidup,
namun dia telah mati dan jiwanya telah pergi ke al-Jannah;

Orang yang jiwanya memiliki tempat-tinggal yang tinggi saat ini,
ketika ajalnya tiba, tidaklah jiwanya dipindahkan.

Karena dia telah dipindahkan sebelum mati:
rahasia ini hanya dimengerti dengan mengalami kematian,
bukannya dengan menggunakan nalar seseorang;

Tetaplah itu sebuah pemindahan, tetapi tidak sama
dengan pemindahan jiwa-jiwa dari mereka yang rendah:
itu mirip dengan suatu perpindahan dalam hidup ini,
dari suatu tempat ke tempat lain.

Jika ada yang ingin melihat seseorang yang telah mati,
tapi masih tampak berjalan di bumi,

Biarkanlah dia memperhatikan Abu Bakar,
sang shalih, yang dengan menjadi seorang saksi yang shiddiq,
menjadi Pangeran Kebangkitan.

Dalam hidup kebumian kini, tataplah sang shiddiq,
sehingga lebih yakin lagi engkau percaya kepada Kebangkitan.”

Karena itulah, Muhammad merupakan seratus kebangkitan jiwa,
di sini dan kini; sebab terlarutkan dia dalam kematian,
dari kehilangan dan keterikatan sementara.

Ahmad itu lahir dua-kali di alam ini:
dia memanifestasi dalam seratus kebangkitan.

Mereka bertanya kepadanya mengenai Kebangkitan:
“Wahai (engkau yang adalah) Sang Kebangkitan,
berapa jauhkah jalan menuju Kebangkitan?”

Dan sering dia akan berkata, dengan kefasihan bisu:
“Adakah seseorang menanyakan (kepadaku, yang adalah)
Sang Kebangkitan, mengenai Kebangkitan?”

Oleh karenanya, Sang Rasul yang membawa kabar-kabar gembira
berkata, dengan penuh-makna: “Matilah sebelum engkau mati,
wahai jiwa-jiwa mulia,

Seperti aku telah mati sebelum mati,
dan membawa dari Sana kemasyhuran dan keterkenalan ini.”

Sebab itu, jadilah kebangkitan dan, dengan demikian,
lihatlah kebangkitan: menjadi kebangkitan adalah syarat
yang diperlukan agar dapat melihat segala sesuatu
sebagaimana adanya.

Sampai engkau menjadi hal itu,
tidaklah akan engkau ketahui dengan sempurna,
apakah hal itu terang atau gelap.

Jika engkau menjadi ‘Aql,
engkau akan mengetahui ‘Aql dengan sempurna; jika
engkau menjadi Cinta, akan engkau ketahui nyala sumbu Cinta.

Akan aku nyatakan dengan jelas bukti dari pernyataan ini,
jika ada pengertian yang tepat untuk menerimanya.

Buah-ara mudah diperoleh di sekitar sini,
jika ada burung pemakan buah-ara yang mau bertamu.

Semuanya saja, lelaki ataupun perempuan, di seluruh alam,
tiada hentinya dalam sekarat, dan tengah mati.

Anggaplah kata-kata mereka sebagai wasiat kepada anaknya,
yang disampaikan seorang ayah pada saat seperti itu.

Sehingga dengan demikian, semoga tumbuh
di hatimu pertimbangan dan belas-kasih,
supaya akar kebencian dan kecemburuan dan permusuhan
dapat tercabut.

Pandanglah sesamamu dengan cara demikian,
sehingga terbakarlah hatimu dengan belas-kasih,
bagi sekaratnya.

“Semua yang mesti datang, akan datang:”
anggaplah dia sudah datang di sini dan kini,
anggaplah sahabatmu sedang sekarat dan tengah mati.

Dan jika kehendak-kehendak yang mementingkan diri-sendiri
menghalangimu dari pandangan seperti ini,
buanglah kehendak seperti ini dari dadamu;

Dan jika engkau tidak-mampu, janganlah
terus berdiam-diri dalam keadaan tidak-mampu itu:
ketahuilah bersama dengan setiap ketidak-mampuan terdapat
Yang-Membuat-tidak-mampu.

Ketidak-mampuan itu adalah sebuah belengu:
Dia mengikatmu dengannya, engkau harus membuka
matamu untuk menatap Dia yang mengikatkan belengu.

Karenanya, bermohonlah dengan rendah-hati, katakanlah:
“Wahai Sang Pemandu kehidupan, sebelumnya aku merdeka,
dan kini aku terjatuh dalam keterikatan;
gerangan apakah sebabnya?

Telah lebih keras dari sebelumnya kuinjak-injakan kakiku
pada kejahatan, karena Engkaulah Sang Maha Kuasa,
dan aku senantiasa berada dalam kerugian.

Selama ini aku tuli kepada seruan-Mu:
seraya mengaku-aku diri seorang penghancur berhala,
padahal sesungguhnya aku adalah seorang pembuat berhala.

Apakah lebih pantas bagiku merenungkan tentang
karya-karya-Mu atau tentang kematian?
(Tentang kematian): Kematian itu bagaikan musim-gugur, dan
Engkau adalah (akar yang merupakan) sumber dari dedaunan.”

Telah bertahun lamanya, kematian ini memukul-mukul
genderangnya, (tetapi hanya ketika) telah terlambat telingamu
tergerak mendengarkan.

Dalam kesakitannya (manusia yang lalai) menjerit dari kedalaman
jiwanya: “Wahai, aku tengah sekarat!” Apakah baru sekarang ini
Kematian membuatmu sadar akan kehadirannya?

Tenggorokan kematian serak karena teriakan-teriakannya;
genderangnya robek karena kerasnya pukulan-pukulan
yang diterimanya.

Tetapi engkau menghancurkan dirimu-sendiri dalam
remeh-temeh: baru kini engkau menangkap rahasia kematian...

salaam ~

http://ngrumi.blogspot.com/

Cari Blog Ini