Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Senin, 31 Januari 2011

Menjaminkan Surga



Rasulullah SAW bersabda,"Jaminlah untukku enam hal darimu, aku jaminkan surga untukmu:
benar dalam bicara,
tepat janji kepada Allah dan manusia,
tunaikan amanah,
tutup aurat dan jaga kemaluanmu,
tahan matamu dari yang haram,
dan jaga tangan." (HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Baihaki).

Subhanallah, Rasulullah ternyata akan menjaminkan surga kepada setiap umatnya jika mampu menghadirkan dalam keseharian akhlaknya enam amalan.

Pertama, benar dalam setiap pembicaraannya. Setiap kata yang keluar selalu berorientasi hikmah dan tidak ada yang sia-sia. Seseorang yang benar dalam bertutur kata biasanya memiliki kejernihan hati. Sedapat mungkin jejeran kata selalu ada ruhiyahnya dan karenanya tak akan mengecewakan siapa pun (QS an-Nisa [4]: 9).

Kedua, menepati janji, baik kepada Allah ataupun manusia. Kepada Allah, sama sekali tidak tebersit untuk mengkhianti-Nya. Pun demikian kepada sesama ciptaan-Nya, tidak ada kezaliman yang diperbuat olehnya. Perwujudan janji yang ditepati adalah dengan menunaikan totalitas penghambaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Saat taat kepada Allah dan Rasul-Nya, saat itulah kita telah menepati janji. Kita semua sesungguhnya terikat dengan janji kepada Allah waktu di alam roh. Seperti ada ikatan primordial yang lekat antara kita sewaktu masih menjadi makhluk ruh dengan Sang Pencipta, Rabbul Izzah (QS al-A'raf [7]: 172).

Ketiga, tunaikan amanah. Orang yang amanah adalah orang yang diberi rasa aman, yaitu sebagai buah dari keimanannya kepada Allah. "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil ..." (QS an-Nisa [4]: 58).

Keempat, tutup aurat dan jaga kemaluan. Orang yang menjaga aurat akan terjaga dan meningkat kehormatannya. ".... Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasan nya kecuali yang tampak dari padanya ... (QS an-Nuur [24]: 31).

Kelima, tahan mata dari perkara yang haram. Pada diri sea tiap mata ada hak. Dan di antara hak mata adalah menghindarkan nya dari tontonan yang diharam kan. Alquran surah an-Nuur di atas sudah cukup untuk mengingatkan kita supaya menjaga pandangan mata.

Karena itu, akan dijaminkan surga jika seseorang mampu menahan matanya dari hal-hal yang diharamkan seperti tontonan yang mengumbar aurat, film-film atau situs-situs porno. "Tatapan pertama hadiah bagimu, sementara tatapan berikutnya bukan milikmu," ujar Ali bin Abi Thalib.

Keenam, jaga tangan. Menjaga tangan berarti menempatkan tangan sesuai fungsinya. Dan fungsi tangan di antaranya menolong siapa pun yang membutuhkan uluran tangannya. Baik diminta ataupun tidak. Menurut Nabi SAW cukuplah keimanan seseorang kepada Allah dan hari Kiamat jika mampu menahan tangannya dari menyakiti saudara atau tetangganya. Wallahu a'lam.

Firasat HATI yang BERCAHAYA



Sahabat...Tidak ada suatu keinginan yang besar dari seorang mukmin...
Kecuali mempunyai hati yang bersih dan bercahaya.
Karena dia yang akan menuntun keselamatan hidup kita di dunia.

Hati yang cemerlang adalah hati yang bersih suci dan mampu 'melihat' alam ghaib sehingga ia mengenal Allah ta'ala tanpa keraguan sedikitpun.

Pada zaman nabi ada seorang laki-laki bertanya pada nabi, “Ya Rasulullah , siapakah manusia terbaik?”. Nabi menjawab, “Mereka adalah orang mukmin yang berhati makhmum.” Orang itu bertanya lagi , “Apakah hati makhmum itu?” . Nabi bersabda, “Itu adalah hati yang berTAKWA lagi bersih yang tidak ada didalamnya penipuan, sikap melampaui batas, tipu daya, khianat dan dengki”.  (HR. Ibnu majah dan termasuk hadis shahih).

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu berTAKWA kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (pembeda) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS Al-Anfal : 29)

"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), berTAKWAlah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu nur (cahaya) yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Mujadilah :28)

Dalam hadits Qudsi, diriwayatkan oleh Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rosulullah SAW bersabda :
 Sesungguhnya Allah swt telah berfirman: "Barangsiapa yang menyakiti wali-Ku , maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan suatu pekerjaan yang lebih Aku sukai daripada dia mengerjakan apa yang Aku telah fardhukan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melakukan yang sunat (nawafil) sehingga Aku cinta kepadanya. Maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang ia melihat dengannya, dan tangannya yang ia tamparkan dengannya, dan kakinya yang ia berjalan dengannya; Dan sesungguhnya, jika ia meminta kepada-Ku, nescaya Aku berikan kepadanya; Dan sesunggunya, jika ia memohon perlindungan kepada-Ku nescaya Aku berikan perlindungan kepadanya." (Riwayat Imam Bukhari)

Hati yang bersih juga hati orang yang Ikhlas, sehingga ditakuti oleh setan. Nabi pernah bersabda, “Tidak berjalan Umar disuatu lorong melainkan setan memilih jalan lain (supaya tidak berpapasan dengan Umar). (HR. Imam Bukhari dan Muslim). Perasaan takut yang ditunjukkan setan disebabkan karena ketakwaan yang ada dalam diri Umar.

Apabila hati bersinar dan gemilang, Allah mengilhamkan kepada hati itu berbagai ilmu dan petunjuk. Diantaranya adalah firasat mukmin. Sehubungan hal tersebut menurut Imam Thirmidzi , nabi bersabda , “Takutlah kamu dengan firasat mukmin karena sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah. “

Contohnya, menurut Anas bin Malik , pada suatu hari dia melihat seorang wanita dan tertegun dengan kecantikannya. Kemudian setelah itu , beliau bertemu dengan Utsman bin Affan dan Utsman berkata, “Telah masuk ke perkumpulanku , seorang laki-laki yang dimatanya terdapat tanda-tanda zina.” Anas terkejut dengan perkataan Utsman dan bertanya . “Masih adakah wahyu setelah nabi (kok Khalifah Utsman bisa tahu apa yang telah dilakukannya) ?” . Utsman menjawab. “Tidak, yang ada hanyalah mata hati dan firasat yang benar”

Begitu pula dengan peristiwa yang terjadi atas khalifah Umar bin Khatab. Ketika beliau sedang menyampaikan dakwahnya di Madinah, tiba-tiba beliau berkata , “Wahai Sariah, pergilah kebukit, kebukit.” Rupanya , pada waktu itu beliau dapat melihat bahwa tentara-tentara Islam yang dipimpin oleh panglima Sariah mengalami kekalahan sedangkan mereka berada jauh di Madinah. Beliau segera memberi petunjuk kepada Sariah agar membawa tentara-tentara Islam ke bukit. Menurut Sariah , beliau dapat mendengar suara Umar dengan jelas dan segera mematuhi petunjuknya sehingga mereka akhirnya memperoleh kemenangan. Ini adalah bentuk –bentuk ilham yang dianugerahkan Allah kepada mereka yang memiliki hati yang bersih.

Itulah beberapa contoh orang-orang yan bertTAKWA yang hatinya bercahaya.
Banyak orang mengHIAS WAJAH dan TUBUHnya...
Padahal WAJAH dan TUBUHnya akan menjadi FITNAH makanan syaithan.
Dan hanya orang-orang yang mendapat HIKMAH...
Dialah yang selalu mengHIAS HATInya dengan keTAKWAan.

Wallahu a'lam bishshowab

Pengkhianatan Setan



Hanya Alquran yang mampu membuka rahasia-rahasia besar yang pasti akan terjadi di akhirat kelak. Salah satunya adalah pengkhianatan setan secara terbuka kepada para pengikutnya yang, dalam Kitab Suci disebutkan, dalam keadaan hina, putus asa, terlunta-lunta, dan tanpa pembela.
Saat perkara hisab telah diselesiakan, berkatalah setan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu namun aku menyalahinya.
Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku. Cercalah diri kalian sendiri.
Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekalikali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." (QS Ibrahim [14] : 22).

Sungguh terkutuk itu setan. Apakah kita, manusia, tidak tahu? Sejak Nabi Adam AS sampai menjelang kiamat kelak, tak ada manusia yang tak tahu setan itu memang penipu dan pengkhianat besar.

Manusia menjadi tumbal setan, karena pada hakikatnya manusia itu makhluk lemah. Mudah sekali dirayu, digoda, dan akhirnya dikuasai setan. Terlebih lagi jika setan sudah merasuk ke dalam tubuh kita. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya setan itu mengalir dalam diri anak Adam laksana aliran darah." (HR Bukhari dan Muslim).

Di zaman teknologi digital serba canggih sekarang ini, kata Dr `Aidh Al-Qarni, jurus tipuan setan juga lebih canggih dari kemampuan kita untuk menangkalnya. Begitu canggih, begitu lihai, begitu halus tipuan setan, sampai-sampai kita tidak sadar mengikuti pola pikir dan tingkah laku persis setan.

Segala kesenangan hidup­ industri hiburan yang mengepung kita, misalnya-menjadi media mengasyikkan bagi setan untuk mejerumuskan manusia. Dalam Virus of the Mind, Richard Brodie mengingatkan, virus kejahatan yang menyebar lewat dunia hiburan mudah sekali merusakkan akal budi kita. Ketika akal budi runtuh, setan berjaya membangun singgasananya dalam hati dan pikiran kita.

Dengan masygul Rasulullah SAW menasihati kita agar berhatihati benar pada segala kesenangan dunia. Sebab, di situlah setan bersembunyi menjebak kita.
Hanya Allah yang mampu melindungi kita agar selamat dari segala tipu daya setan. "Jika engkau ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al-A'raf [7] : 200).

Kebahagiaan



APA ITU KEBAHAGIAAN?

Bagi orang sakit
kesehatan itulah kebahagiaan
Bagi pemuda lajang
pasangan hidup itulah kebahagiaan
Bagi mahasiswa
gelar sarjana itulah kebahagiaan
Bagi penganggur
pekerjaan itulah kebahagiaan
Bagi yang kebanyakan pekerjaan
liburan itulah kebahagiaan

Bagi orang tua anak
berbakti itulah kebahagiaan
Bagi orang lumpuh
berjalan itulah kebahagiaan
Bagi orang buta
melihat itulah kebahagiaan
Bagi ibu-ibu kaya
shopping itulah kebahagiaan
Bagi politikus
jabatan dan kuasa itulah kebahagiaan
Bagi selibritis
popularitas itulah kebahagiaan

Semua orang punya definisi kebahagiaan, namun Kebahagiaan-kebahagiaan di atas sebenarnya bukanlah kebahagiaan, lebih tepat adalah kesenangan, kepuasan dan kegembiraan yang singkat dan sementara.


Menurut al-Ghazali, puncak kebahagiaan pada manusia adalah jika dia berhasil mencapai ma'rifatullah", telah mengenal Allah SWT. Selanjutnya, al-Ghazali menyatakan:

"Ketahuilah bahagia tiap-tiap sesuatu bila kita rasakan nikmat, kesenangan dan kelezatannya mara rasa itu ialah menurut perasaan masing-masing. Maka kelezatan (mata) ialah melihat rupa yang indah, kenikmatan telinga mendengar suara yang merdu, demikian pula segala anggota yang lain dan tubuh manusia.

Ada pun kelezatan hati ialah ma'rifat kepada Allah, karena hati dijadikan tidak lain untuk mengingat Tuhan. Seorang rakyat jelata akan sangat gembira kalau dia dapat herkenalan dengan seorang pajabat tinggi atau menteri; kegembiraan itu naik berlipat-ganda kalau dia dapat berkenalan yang lebih tinggi lagi misalnya raja atau presiden.

Maka tentu saja berkenalan dengan Allah, adalah puncak dari segala macam kegembiraan. Lebih dari apa yang dapat dibayangkan oleh manusia, sebab tidak ada yang lebih tinggi dari kemuliaan Allah. Dan oleh sebab itu tidak ada ma'rifat yang lebih lezat daripada ma'rifatullah.

Sebagai orang Muslim, kita tentu mendambakan hidup bahagia semacarn itu; hidup dalam keyakinan: mulai dengan mengenal Allah dan ridha, menerima keputusan-keputusan-Nva, serta ikhlas menjalankan aturan-aturan-Nya. Kita mendambakan diri kita merasa bahagia dalam menjalankan shalat, kita bahagia menunaikan zakat, kita bahagia bersedekah, kita bahagia menolong orang lain, dan kita pun bahagia menjalankan tugas amar ma'ruf nahi munkar.

Dalam kondisi apa pun. maka "senangkanlah hatimu!" Jangan pernah bersedih.

"Kalau engkau kaya. senangkanlah hatimu! Karena di hadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan yang sulit-sulit melalui hartamu.

"Dan jika engkau fakir miskin, senangkan pulalah hatimu! Karena engkau telah terlepas dari suatu penyakit jiwa, penyakit kesombongan yang sering menimpa orang-orang kaya. Senangkanlah hatimu karena tak ada orang yang akan hasad dan dengki kepadamu lagi, lantaran kemiskinanmu..." "Kalau engkau dilupakan orang, kurang masyhur, senangkan pulalah hatimu! Karena lidah tidak banyak yang mencelamu, mulut tak banyak mencacimu..."

Mudah-mudahan. Allah mengaruniai kita ilmu yang mengantarkan kita pada sebuah keyakinan dan kebahagiaan abadi, dunia dan akhirat. Aamiin

Kisah cinta abadi.....



Kisah cinta Nabi Ibrahim pada Sang Maha Segalanya merupakan Kisah cinta yang penuh dengan ujian, penuh dengan pengorbanan, penuh dengan cobaan. Kisah cinta yang mungkin akan menjadi cobaan terberat yang pernah ada sepanjang zaman…
Karena pengorbanan demi pengorbanan yang dialami oleh Nabi Ibrahim as. adalah untuk membuktikan cintanya padaNya…

Pengorbanan pertama adalah ketika Nabi Ibrahim diharuskan oleh Allah SWT untuk berhadapan dengan ayahnya dan menyampaikan kebenaran akan ke ESA-an Tuhan. Tentu saja ayahnya, sebagai ahli pembuat patung berhala, marah besar ketika mengetahui anaknya tidak menyembah berhala. Bisa dibayangkan? Andai kita di posisi Nabi Ibrahim, harus bilang ke ayah kita tentang keyakinan kita, yang jelas-jelas bertentangan dengan keyakinan dan mata pencaharian ayah yang kita cintai.. bisakah kita? Bahkan akhirnya bukan hanya dengan ayahnya, tapi juga harus berhadapan dengan kekuasaan raja Namrud yang begitu besar dan juga sekaligus berhadapan dengan jilatan api yang panas…..

Bisa..kah?

Nabi Ibrahim berhasil melakukan itu, karena memang cintanya padaNya begitu besar… ( Dan setelah Nabi Ibrahim membuktikan cintanya, api pun menjadi dingin atas perintahNya. ..)

Sekarang, kita lihat cobaan yang lain lagi…

Setelah bertahun-tahun tidak mempunyai anak, akhirnya Nabi Ibrahim mendapatkan seorang anak melalui pernikahannya dengan Siti Hajar. Setelah kelahiran anaknya tersebut, Allah kemudian kembali mengujinya dengan memerintahkan agar ia meninggalkan Siti Hajar dan anaknya, Nabi Ismail, di gurun pasir yang tandus. Sebuah ujian yang sangat berat bukan? Istri dan anak satu-satunya harus ia tinggalkan….

Mampukah kita melakukan hal itu?

Meninggalkan istri yang telah memberi anak pada kita ditengah padang tandus seorang diri? Meninggalkan anak yang begitu kita inginkan kehadirannya di tengah teriknya matahari dan dinginnya angin malam?

Atas nama cinta yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim pada Allah… ia pun melakukan hal tersebut… karena memang hal itu adalah wahyu dari Allah langsung…

(Dan setelah Nabi Ibrahim membuktikan cintanya, atas perintahNya, Air zam-zam pun keluar untuk menghidupi kedua orang tersebut, disusul kemudian dengan kedatangan orang-orang untuk bermukim di sekitar mata air zam-zam)

Mau lihat yang lebih hebat lagi?

Ketika akhirnya Nabi Ibrahim bertemu dengan anaknya setelah sekian tahun berpisah, turun lagi wahyuNya, yang meminta Nabi Ibrahim untuk mengorbankan anaknya! Lagi-lagi cinta Nabi Ibrahim di uji. Antara cinta kepadaNya dengan cintanya kepada dunia.. Dan dengan linangan air mata. Nabi Ibrahim pun meletakkan pisau yang tajam di leher anaknya…Bersiap untuk melakukan segalanya demi pembuktian cintanya pada Sang Maha Kuasa…Bersiap untuk menyembelih leher puteranya yang begitu ia cinta, demi cinta sejatinya..Dan saat itulah, ketika Nabi Ibrahim berhasil membuktikan bahwa bagi dirinya, keinginan Allah adalah segalanya.. kembali Sang Maha Pemurah berkehendak...Allah menukar Nabi Ismail dengan seekor domba…

Karena sesungguhnya bukan darah Nabi Ismail yang dikehendaki olehNya, bukan ketakutan Siti Hajar yang dikehendakiNya, bukan pula tubuh gosong Nabi Ibrahim yang dikehendakiNya. ..

Tapi yang diuji adalah cinta Nabi Ibrahim..

Yang dilihat adalah bagaimana Nabi Ibrahim bisa ‘menyembelih’ cinta-cinta lain yang ada di hatinya..

Menyembelih cintanya pada harta..
Menyembelih cintanya pada orang lain, termasuk istri dan anaknya
Menyembelih cintanya pada diri sendiri…
Menyembelih cintanya pada dunia dan nafsu…
Sehingga yang ada hanya cintanya pada Allah…

Dan Nabi Ibrahim berhasil membuktikannya. .. Cintanya hanya untukNya…
Itulah pengorbanan yang sejati..
Itulah pengorbanan atas nama cinta yang paling indah..
Ketika kita berhasil mengorbankan cinta dunia, cinta diri sendiri, cinta kepada selain Dia…

Atas Nama Allah….
Karena Allah…
Dan hanya untuk Allah……

maka kita sesungguhnya telah berhasil meraih cinta sejati…

Mengerjakan semua perintahNya dengan tersenyum..
Menjauhi semua laranganNya dengan ikhlas… itulah cinta sejati…

Setiap orang bisa membuat kisah cintanya masing-masing. ..tetapi kisah cinta yang sejati.. hanyalah kepada yang Maha Abadi… Dan malaikatpun kemudian akan mencatat jalan hidup kita, menjadi kisah cinta yang abadi...

SEMANGAT HIDUP



Aku tak mau putus asa
Seperti matahari terbenam
Aku tidak akan menyerah
Seperti pasir yang terbawa ombak

Semangatku terus berkobar
Meski begitu banyak panah tajam
Menusuk pikiran dan jiwaku
Meski telah berjuta kali
Ku tenggelam ke dasar kegagalan

Bila ku terjatuh
Ku akan bangkit lagi
Bila jiwaku runtuh
Akan kubangun kembali
Dengan pondasi-pondasi yang terkuat
Dengan semangat yang tak terkalahkan

Kini
Kujalani hari dengan sepenuh hati
Tak ada alasan untuk berhenti
Atau berlari dari rintangan
Karena ku tahu
Masa depan tak mungkin cerah
Apabila aku mudah menyerah

Menatap Masa Depan Akhirat



Hidup yang kita jalani saat ini mengandung tiga dimensi sekaligus ; masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu sering kali menghanyutkan dengan bernostalgia dan mengenang keindahan atau kepahitan yang kita rasakan. Ia bergelayut dalam alam perasan, membuat kita tersenyum, juga bisa membuat menangis. Tapi satu hal yang pasti, masa lalu tak akan pernah kembali.
Sebaliknya, masa depan adalah ruang yang terbentang dan terhampar luas di hadapan kita. Di dalamnya ada kehidupan ukhrawi, kehidupan yang abadi. Rentang waktu yang memisahkan keduanya adalah proses. Proses itu adalah apa yang kita jalani hari ini, saat ini, di tempat kita berada.

Ada sebagian orang yang mengukur kebahagiaannya dengan sukses di dunia semata, sementara akhiratnya terbengkalai. Ada juga yang mengukur kebahagiaan dengan amal-amal akhirat saja, sedang kehidupan duniawinya tercerai berai. Keduanya tidak sehat. Yang sehat adalah bila kita bisa menjadikan sukses di dunia sebagai sarana untuk mencapai sukses di akhirat. Bahkan itulah sebenarya pola yang diinginkan oleh Islam.

Sukses Dunia Sukses Akhirat

Allah SWT menghendaki keseimbangan, sukses di dunia dan juga di akhirat, hal ini tergambar dalam doa yang diajarkan Allah kepada kita ketika menceritakan tipikal manusia, “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka.” [Al Baqarah: 201]

Indicator kesuksesan duniawi adalah ketika kita bisa menjadi hamba Allah SWT yang beriman dan beramal shalih, serta bermanfaat bagi manusia dengan saling memberi nasihat dalam kebenaran dan kesabaran. [QS. Al Ashr: 1-3] Sedangkan kesuksesan ukhrawi adalah ketika kita terbebas dari siksa Neraka dan dimasukkan ke dalam surga. “Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Untuk mencapai kesuksesan ini hendaknya setiap kita menjadikan semua aktivitas duniawi memiliki nilai-nilai kesuksesan di akhirat. Banyak pekerjaan dan prestasi yang sepertinya duniawi semata, tetapi bila dijalankan dengan baik dan benar mulai dari niatnya hingga tata caranya akan menjadi prestasi sekaligus sukses di akhirat. Dengan demikian, sebenarnya kebutuhan kita kepada prestasi-prestasi duniawi sangat besar, dalam rangka kesuksesan akhirat tersebut.

Yang harus kita lakukan adalah mensinergikan amalan duniawi dengan ukhrawi, artinya semua perbuatan yang kita lakukan hendaknya bernilai pahala di sisi Allah SWT. Ibarat pepatah, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Dengan demikian, prestasi duniawi yang kita capai juga sekaligus cerminan kesuksesan ukhrawi. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa “Sesungguhnya makna ibadah adalah semua hal yang diridhai Allah, dari perbuatan lahir dan batin. “

Beberapa amalan duniawi berdimensi ukhrawi

Berikut ini adalah beberapa contoh prestasi dan amal duniawi yang bisa menjadi bagian untuk mencapai prestasi akhirat dengan catatan semuanya dilakukan dalam rangka mencari ridha Allah SWT:

1. Mencari Nafkah

Sebagian orang yang mencari nafkah dan penghidupan mungkin semata-mata hanya pekerjaan duniawi. Artinya, itu hanya soal mencari makan dan minum. Atau mencari sesuap dua suap nasi, selembar dua lembar uang, untuk dirinya, maupun keluarganya. Kita tidak boleh membatasi status pencarian penghidupan itu sebagai karya duniawi semata. Tetapi sebaliknya, kita harus menjadikannya sebagai bagian dari tabungan untuk kehidupan akhirat. Dengan teori seperti itu sebenarnya kita mendapatkan dua keuntungan sekaligus: sukses di dunia, dan insya Allah SWT sukses pula di akhirat. Seperti dijelaskan oleh Nabi SAW, nafkah yang kita berikan kepada anak istri adalah berpahala. Bahkan, nafkah batin yang diberikan kepada istri sekalipun adalah tabungan untuk sukses akhirat.

2. Bersabar ketika mengalami musibah,

Musibah yang menimpa kita, seperti sakit, ditinggal mati orang-orang yang kita cintai, dan berbagai masalah hidup yang tidak enak merupakan peristiwa yang menghiasi kehidupan dunia kita. Sebagian orang secara sempit menganggapnya sebatas kejadian-kejadian alami. Tetapi kita harus menjadikan semua itu tabungan untuk kehidupan akhirat kelak. Dengan cara menyabarkan diri, memohon balasan dari Allah SWT serta menyimpannya sebagai tabungan di sisi-Nya. Pada saat yang sama kita berobat bila sakit, mencari jalan keluar bila ada kesulitan, serta berikhtiar menyelesaikan segala masalah dan musibah yang terjadi. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah kesulitan dan sakit menimpa seorang muslim, tidak juga kegalauan, kesedihan, duka dan beban, hingga duri yang mengenai kakinya, kecuali menjadi penebus sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW juga menegaskan, bahwa Allah SWT dalam hadits Qudsi berfirman, “Tidaklah ada balasan bagi seorang hamba-Ku bila Aku panggil orang yang dicintainya dari dunia, lalu ia bersabar dan memohon balasan (kepada-Ku) kecuali baginya adalah surga”. (HR. Bukhari).

3. Menuntut Ilmu

Salah satu karya dan prestasi duniawi yang dilakukan banyak orang adalah menuntut ilmu. Dari ilmu itu orang lantas memiliki beragam keahlian, yang dengannya ia menopang tuntutan hidupnya di dunia. Tetapi kita harus menjadikannya sebagai kesuksesan akhirat. Dengan cara bersabar menekuni ilmu yang kita tuntut hingga sampai pada taraf ahli, mengajarkan ilmu tersebut, serta memanfaatkannya untuk maslahat Islam, kaum muslimin, dan kemanusiaan pada umumnya. Tak berlebihan, bila orang-orang yang berilmu, secara teori lebih bisa takut kepada Allah SWT. Tak berlebihan pula, bila Allah SWT menjanjikan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang beriman dan berilmu.

4. Berbuat baik

Banyak pekerjaan duniawi yang terkesan kecil dan biasa. Tetapi ia sebenarnya bisa menjadi tabungan amal di akhirat. Seperti meminggirkan duri dari jalanan dll. dengan niat menabung amal di sisi Allah SWT, ia akan berubah menjadi amal shalih di sisi Allah SWT. Juga tersenyum kepada sesama saudara muslim, mengucapkan salam, mengasihi binatang. Rasulullah SAW pernah mengisahkan tentang wanita nakal yang di ampuni Allah SWT dan di masukan ke surga, setelah memberi air minum seekor anjing yang nyaris mati kelaparan. Sebaliknya, dalam riwayat lain, Imam Bukhari dan Muslim menyebutkan kisah seorang wanita yang masuk neraka karena menahan seekor kucing. Kucing itu tidak ia beri makan hingga mati.

5. Memakmurkan bumi.

Dalam banyak ayat Allah SWT melarang kita melakukan kerusakan di muka bumi. Sebaliknya, Allah SWT menyuruh kita memakmurkan bumi, memanfaatkan sebaik mungkin. Bumi dan segala yang ada di atasnya di peruntukan Allah SWT bagi manusia. “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS Al-Baqarah: 29). Dalam ayat lain Allah berfirman, “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. “ (QS Al-Mulk: 15). Karenanya, segala profesi dan prestasi yang terkait dengan memakmurkan bumi bisa bernilai tabungan amal shalih di akhirat kelak. Melindungi hutan dari penebangan liar, menjaga kebersihan kali, memaksimalkan kekayaan laut, mengeluarkan tambang dari perut bumi, memperjuangkan proyek-proyek penjagaan lingkungan, melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat, juga memberdayakan potensi-potensi alam dengan teknologinya, demi maslahat kehidupan umat manusia adalah sedikit contoh dari memakmurkan bumi.

Siapa saja dari kita yang menekuni profesiprofesi tersebut harus bangga dan bersyukur, karena punya tempat menabung amal shalih
yang besar untuk hari akhir kelak melalui profesi-profesi tersebut. Yang dibutuhkan tinggal bagaimana menjalaninya dengan ikhlas untuk Allah SWT dan dengan tata cara yang halal, serta mendukung profesi tersebut dengan kemampuan dan keahlian yang semestinya.

6. Bermanfaat buat orang lain

Sukses akhirat juga bisa kita lakukan pada pekerjaan duniawi yang banyak bermanfaat buat orang lain. Pernahkah kita menyadari betapa berharganya pekerjaan para tukang sampah? Bukankah jerih payah mereka mengangkuti sampah menjadikan ribuan orang merasa nyaman? Demikian juga pekerjaan lain, para dokter yang dengan berani mengunjungi wilayah-wilayah konflik dan perang untuk menyelamatkan ratusan nyawa, mengobati ribuan korban luka-Iuka. Para guru yang tanpa pamrih menyebarkan ilmu. Atau mereka yang berada di tempat strategis yang berkait erat dengan maslahat orang banyak. Seperti dalam istilah Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” Atau dalam bahasa al-Qur’an, beratnya timbangan amal tentu juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya amal. “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. “ (QS Al-Qori ‘ah: 6- 7).

7. Mempunyai amal unggulan

Untuk menunjang kesuksesan akhirat hendaknya setiap kita mencontoh amal shalih yang dilakukan oleh salafus shalih terdahulu dengan cara istiqamah melakukannya, seperti sahabat Bilal Ra, yang senantiasa shalat sunnah setiap kali selesai berwudhu sehingga suara terompahnya terdengar di surga ketika Nabi SAW isra mi’raj. Atau Abu Dzar dan Abu Darda yang senantiasa menjaga wasiat Nabi SAW selama hidup untuk tidak meninggalkan tiga hal: dua rakaat sunnah Duha, puasa tiga hari dalam sebulan dan shalat witir sebelum tidur. Atau kita dapat melakukan perintah Rasulullah SAW untuk mendapat tiket ke surga dengan damai yaitu menebarkan salam, memberi makan kepada orang yang membutuhkan dan shalat malam ketika orang lain tidur nyenyak.

Sekarang, tinggal kita yang harus mulai meretas kembali semua amal perbuatan itu, mudah- mudahan semua yang kita lakukan selalu berdimensi ukhrawi!

SEHINGGA MENJADI ORANG YANG PALING BERBAHAGIA



·     keimanan menghapuskan keresahan dan melenyapkan kegundahan, keimanan adalah kesenangan yang di buru oleh orang-orang yang bertauhid dan hiburan bagi orang-orang ahli ibadah .

·     yang telah berlalu dan yang telah pergi telah mati, jangan dipikirkan yang telah berlalu, karena telah pergi dan selesai

·     terimalah qodho' yang telah pasti dan rizki yang telah dibagi itu dengan hati terbuka segala sesuatu itu ada ukurannya,

·     ketahuilah bahwasanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tentram, dosa akan diabaikan, Allah akan menajdi ridha, dan tekanan hidup akan terasa ringan.

·     jangan menanti ucapan terima kasih dari sesama , cukuplah pahala dari dzat yang bergantung kepadaNya segal sesuatu, tak ada yang harus anda lakukan terhadap orang yang membangkang, mendengki , dan iri.

·     ketika waktu pagi jangan menunggu sampai sore, hiduplah dalam batasan hari ini, kerahkan seluruh semangat yang ada untuk menjadi lebih baik dari hari ini.

·     biarkan masa depan itu hingga dia datang sendiri, dan jangan terlalu berkepentingan dengan hari esok, karena jika anda melakukan terbaik di hari ini  maka hari esok juga akan baik.

·     bersihakn jiwa dari dengki, dan jernihkan dari iri, keluarkan penyakit permusuhan dan percekcokan yang ada dalam jiwa.

·     hindarilah sesama manusia kecuali untuk perbuatan baik, jadilah orang yang senantiasa berada didalam rumahnya, hadapilah hal-hal yang ada kepentingannya dengan diri anda, dan kurangilah berbaur dengan banyak orang ( yang tidak membawa manfaat ) .

·     buku adalah teman yang paling baik, bercakap-cakaplah dengan buku, bersahabatlah dengan ilmu, dan bertemanlah dengan pengetahuan.

·     semesta ini dibangun diatas sebuah keteraturan, karena itu, pakaian, rumah, meja, dan kewajiban, anda harus dikerjakan dengan rapi.

·     keluarah ketempat yang lapang, lihatlah kebun nan indah, dan sibaklah ciptaan dan kreasi sang pencipta

     Perbaruilah hidup anda, jadikan hidup anda lebih berfariasi, dan ubahlah rutinitas hidup anda.

·     Jauhilah dan kurangi makanan-makanan perangsang misalnya, kopi dan teh, dan hati-hatilah terhadap rokok, syisya, dan yang lain semisalnya.

·     Perhatikan kebersihan pakaian anda, dan perhatikan bau badan, perhatikan penampilan luar, jangan lupa mengosok gigi dan memakia parfum .

·     Jangan membaca sebagian buku-buk yang memanjakan pesisime dan rasa putus asa dan penyesalan.

·     Ingatlah bahwa Rabb itu sangat luas ampunanNya, maha menerima taubat, mengampuni hamba-hambaNya dan mengantikan keburukan dengan kebaikan.

·     Bersyukurlah kepada Rabb atas anugerah nikmat agama, akal , kesehatan, penutup ( aib & badan ) , pendengaran, penglihatan, rizkeki , anak keturuan , serta nikmat-nikmat yang lainya.

·     Tidak kah anda perhatikan bahwasanya diantara manusia itu ada yang hilang akalnya, atau terampas kesehatanya, di penjara, dilumpuhkan, atau di timpa bencana.

·     Hiduplah bersama Al  Qur'an baik dengan cara menghapal, membaca, mendengarkannya, atau merenungkannya, sebab  itu merupakan obat yang mujarab untuk mengusir kesedihan dan mendung kedukaan .

·     Bertawakalah kepada Allah dan serahkan semua perkara, kepadaNya, Terimalah semua ketentuanNya dengan sepenuh hati berlindunglah kepadaNya dan bergantung kepadaNya

·     Maafkanlah orang yang pernah berbuat dhalim kepada Anda, sambunglah tali silatur rahmi dengan orang yang memutuskan tali silturrahmi dengan anda, berilah orang yang tidak pernah memberi kepada anda, bersabarlah terhadap orang yang berbuat jahat kepada anda, niscaya anda akan memperoleh rasa bahagia dan ama dalam diri anda.

·     ucapkan berulang-ulang :" laa huala walaa quwwata illa billah "karena bacaan itu akan membuat hati  menjadi tentaram, dan keadaan akan menjadi baik, dan meringakan yang berat, dan membuat Yang Maha Tinggi  menajdi ridha.

·     perbanyaklaah membaca Istighfar sebab dengan istighfar akan membuka rizki, akan ada jalan keluar, akan ada keluarga, akan ada ilmu yang berguna, akan ada kemudahan, dan akan sebagai penghapus dosa.

·     terimalah bentuk wajah ( body ) kamu , bakat, pemasukan, dan keluarga dengan lapang dada, niscaya anda akan mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan .

·     Ketahuilah bahwasanya setelah  kesulitan itu akan ada kemudahan, dan setelah kesusahan itu akan ada jalan keluarnya, dan ketahuilah bahwasanya keadaan seseorang itu tidak akan tetap selamanya , hari-hari itu akan senantiasa bergulir .

·     Optimislah , jangan pernah ada rasa putus asa dan menyerah tanpa ada usaha, berbaik sangkalah kepada Allah dan tunggulah segala kebaikan dan keindahan dariNYA.

·     Terimalah pilihan Allah untuk anda dan gembiralah, sebab anda tidak tahu tentang kemaslahatan, bisa jadi suatu kesulitan itu lebih baik bagi anda daripada kemudahan.

·     ujian itu akan mendekatkan antara diri anda dengan Allah, akan mengajarkan kepada anda bagiamana berdoa itu, dan akan menghilangkan kesombongan, ujub dan rasa banga diri, dari diri anda.

·     anda membawa banyak kenikmatan dalam diri anda dan membawa pundi-pundi kebaikan yang Allah anugerahkan kepada diri anda.

·     berbuat baiklah kepada manusia dan berilah bantuan kebaikan kepada sesama agar anda mendapatkan kebahagian dari menjenguk orang sakit, dan dari memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkannya ( fakir ) dan dari mengasih sayangi anak yatim.

·     Jauhilah rasa buruk sangka , buanglah jauh-jauh angan-angan , khayalan-khayalan yang merusak, dan pikiran-pikiran yang sakit ( kotor dan kerdil ).

·     Ketahuilah bahwsanya anda bukan satu-satunya orang yang mendapat ujian, Tidak seorangpun yang lepas dari kesedihan, dan tidak seorangpun yang lepas dari kesulitan.

.     yakinlah bahwa dunia ini hanyalah tempat  ujian dan cobaan, tantangan, dan kesedihan karena itu terimalah  ia apa adanya dan mintalah pertolongan kepada Allah.

.     Berfikirlah &  ambil pelajaran dari orang-orang yang telah terdahulu ( siroh orang-orang shaleh) , yang pernah dikucilkan, yang pernah dipenjarakan, yang pernah dibunuh yang pernah di uji dan yang pernah dibuang dan di usir dari dari negrinya

·     semua apa yang menimpa anda pahalanya disisi Allah, baik itu kesedihan, keresahan, kelaparan, kefakiran,rasa sakit, hutang , dan musibah-musibah yang lainnya ( selama anda selalu sabar & tawakal kepadaNya)

·      Ketahuilah bahwasanya kesulitan itu akan membuka pendengaran dan penglihatan, menghidupkan hati mendewasakan jiwa, mengingtakan hamba dan menambah pahala.

·     jangan suka menerka-nerka peristiwa, jangan menunggu keburukan, dan jangan mudah percaya terhadap semua kabar-kabar yang tidak jelas, dan jangan mudah menelan mentah-mentah cerita-cerita  yang tidak benar


·     kebanyakan apa yang ditakuti orang itu sebenarnya tidak terjadi , dan kebanyakan  berita-berita yang menakutkan itu tidak terjadi, dan cukuplah Allah saja sebagia penjaga, dan disisis Allahlah semua pergawasan dan pertolongan.

·     jangan banyak bergaul dengan orang-orang pendendam, dan jangan pula dengan orang-orang penganguran serta pendengki , sebab mereka adalah penyakit jiwa pembawa kesedihan dan keresahan.

·     jauihilah perbuatan dosa, sebab dia adalah sumber keresahan dan kesedihan, dan pintu  musibah serta tekanan jiwa.

·     bacalah selalu ( doa ) :" laa ilaahaa illa anta subhaanaka innii kuntu minad dhoolimin "  sebab dia adalah doa yang memiliki rahasia yang sangat ajaib, untuk menghilangkan kesedihan dan kesulitan, dan merupakan berita besar untuk menghilangkan cobaan.

·     jangan mudah terpengaruh dengan perkataan jelek dan ungkapan keji yang dikatakan tentang diri anda, karena itu akan menyakiti orang yang mengatakannya dan bukan diri anda sendiri.

·     cercaan musuh dan umpatan orang-orang yang dengki kepada diri anda setara dengan nilai harga diri anda, sebab itu anda menjadi bahan omongan dan menjadi terkenal & orang penting

·     ketahuilah bahwa orang yang menghibah, anda berarti memberikan hadiah  kebaikan-kebaikan kepada anda, menghapuskan kesalahan-kesalahan anda, dan menjadikan diri anda orang yang terkenal, dan ini merupakan nikmat Allah.

·     jangan terlalu ketat ( keras ) menekan diri anda sendiri untuk melakukan ibadah, konsistenlah dengan as sunnah dan cukuplah dengan ketho'atan, dan tempuhlan jalan pertengahan dan janganlah engkau ghulu' ( berlebih-lebihan ).

·     ikhlashkan tauhid anda kepada Allah Tuhanmu agar hati terbuka dan lapang, sejernih apa tauhid anda dan setulus serta sebersih  apa keikhlasan anda (dalam bertauhid )  maka sejernih dan sebersih itupulalah kebahagaian anda.

·     jadilah sosok pemberani yang berhati teguh dan berjiwa kuat, anda memiliki semangat dan tekat , jangan sekali-kali anda termakan oleh rumor / isu-isu  dan cerita-cerita yang tidak benar.

·     jadilah orang yang dermawan sebab orang yang dermawan hatinya akan selalu lapang dan jiwanya luas , sedangkan orang yang pelit sempit dadanya dan  hatinya pengap serta  nuraninya kotor.

·     tersenyumlah kepada siapa saja , niscaya anda akan mendapatkan cinta kasih mereka, haluskan tutur kata anda niscaya mereka akan mencintaimu dan rendahkanlah kati kepada mereka niscaya mereka akan menghormati anda.

·     balaslah perbuatan baik itu dengan yang lebih baik, berbuat baiklah kepada sesama, dan padamkanlah api permusuhan, berdamailah dengan musuh, dan perbanyaklah teman.

·     pintu kebahagian terbesar adalah doa kedua orang tua, berusahalah mendapatkan doa itu  dengan berbakti kepada mereka berdua, agar doa mereka menjadi benteng yang kuat yang menjagamu dari semua hal yang tidak anda sukai.


·     hadapilah manusia itu dengan apa adanya dan maafkanlah apa yang mereka lakukan , ketahuilah bahwa ini merupakan sunnah Allah pada manusia dan kehidupan itu sendiri.

·     jangan hidup dalam idealisme-idealisme, tapi hiduplah dengan realita, sebab dengan hidup dalam idealisme, sama saja dengan anda menginginkan dari  orang lain apa yang tidak dapat anda lakukan, karena itu jadilah orang yang obyektif ( dalam meghadpi kenyataan ).

·     hiduplah sederhana dan jauhi semua bentuk foya-foya dan pemborosan sebab setiap kali badan diajak foya-foya maka jiwa akan semakin terhimpit.

·     lakukanlah dzikir-dzikir tertentu ( seperti doa pagi & petang dsb ) , sebab dia akan menjadi penjaga dan pelindung anda, dan didalamnya ada kebenaran dan petunjuk yang akan membuat waktu-waktu anda menjadi lebih bermakna.

·     Rencanakan pekerjaan-pekerjaan itu dengan matang dan jangan menggabungkannya menjadi satu waktu ( dengan menunda-nundanya ) akan tetapi kerjakanlah pekerjaan anda dalam rentang waktu yang cukup dan luangkanlah beberapa waktu diantaranya untuk beristirhat agar optimal.

·     lihatlah orang yang lebih rendah dari anda dalam hal ( kesempurnaan ) tubuh dan bentuk rupa, harta, rumah , pekerjaan, dan keluarga, agar anda mengerti bahwa yang lebih rendah dari anda dalam hal-hal tersebut  masih ada ribuan jumlahnya.

·     Tanamkan keyakinan dalm diri anda bahwa siapa saja yang menjalin komukasi dengan anda tidak terlepas dari cela, baik itu saudara, anak, istri, kerabat, maupun teman, karenanya persiapkan diri anda untuk menerima itu semua.

·     maksimalkan dan tekuni  bakat yang dianugerahkan  kepada diri  anda, dan ilmu yang anda sukai , rizki yang dikarunaiakan kepada diri anda, dan pekerjaan yang cocok untuk anda.

·     hati-hatilah, jangan sekali-kali melukai perasaan seseorang dan kelompok, jadikan lisan itu lurus, bicaralah yang baik, tutur kata yang sejuk , dan isi pembicaraannya terjaga dari hal-hal yang buruk dan keji

·     ketahuilah bahwa kesabaran itu akan mengubur segala aib , ketabahan itu akan menjadi penutup bagi kekeliruan, dan kedermawanan itu adalah pakaian yang besar yang akan menutup semua kekurangan dan cacat.

KUMPULAN HADITS QUDSI – MUHYIIDDIIN IBNU ‘ARABI



Sumber: 101 Diamonds from the Oral Tradition of the Glorious Messenger Muhamad saw., collected by Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi. Translated to english by by Lex Hixon and Fariha al-Jerrahi.
1. Tiga Kelompok Pertama yang akan Dimasukkan ke Dalam Api Neraka

Hr. ath-Thirmidzi.

Rasulullaah Muhammad saw. bersabda,
Ketika Hari Perhitungan tiba, Allah Ta’ala turun kepada manusia untuk mengevaluasi mereka. Setiap anggota kelompok spiritual akan berlutut dalam ketakberdayaan. Manusia pertama yang dipanggil adalah mereka yang mengajarkan makna batin al-quran. Manusia kedua adalah mereka yang mati di jalan Allah, sedangkan ketiga adalah mereka yang melimpah ruah hartanya. Allah pun mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada yang tiga pertama.

Kelompok Pertama
“Bukankah Aku telah mengajarkan kepadamu hikmah-hikmah dan pengetahuan yang berasal dari qalb para utusan-Ku?”
“Ya, Tuhanku.”
“Adakah perilaku lahir batinmu sesuai dengan hikmah dan pengetahuan yang telah engkau ketahui itu?”
“Aku melaksanakannya selalu, Tuhan.”
“Kau berdusta kepada-Ku, dan para malaikat pun akan melaporkan, ‘Kau berdusta’.”
Allah melanjutkan, “Kau suka dengan kata-kata semua orang tentangmu, ‘Orang ini pengajar al-quran’. Dan ketahuilah, hadiah bagimu dicukupkan dengan hal demikian.“

Kelompok Kedua
“Bagaimana engkau mati di jalan-Ku? Dengan cara seperti bagaimana?”
“Wahai, Tuhan, Engkau perintahkan aku untuk berperang dan aku mati karena mengikuti perintah-Mu.”
“Kau berdusta, dan para malaikat pun akan melaporkan, ‘Kau telah berdusta’.”
Allah melanjutkan, “Kau suka dengan kata-kata semua orang tentangmu, ‘Orang ini begitu luar biasa keberaniannya’. Dan ketahuilah, hadiah bagimu dicukupkan dengan hal demikian.”

Kelompok Ketiga
“Apakah telah Aku berikan kepadamu harta yang sangat banyak sehingga tiada pernah engkau meminta-minta kepada orang lain?”
“Benar, Tuhanku.”
“Lalu, apa yang telah kau lakukan dengan pemberian-Ku itu?”
“Aku menguatkan ikatan/ hubungan kekeluargaan (silaturahiim menurut umum) dan berinfaq.”
“Kau berdusta, dan para malaikat akan melaporkan, ‘Kau telah berdusta’.”
Allah melanjutkan, “Kau senang dengan kata-kata semua orang tentangmu, ‘Betapa dermawannya orang ini’. Dan ketahuilah, hadiah bagimu dicukupkan dengan hal demikian.”

Rasulullaah Muhammad saw. memukul lututku dan berkata kepadaku, “wahai, Abu Hurayrah, ketiga kelompok ini adalah mereka pertama yang akan dimasukkan ke dalam api neraka.”

ya Allah aku berlindung kepadamu dari niat selain-Mu dan lindungilah kami dari neraka amin...

2. Sungguh Kehendak-Ku Demi Kalian Semata

Allah Swt. Berfirman,
“Wahai, Anak-anak Adam, orang saling berkehendak hanya demi diri mereka sendiri. Sementara Aku, sungguh Kehendak-Ku demi kalian semata, tetapi kalian semua malah berpaling dari Wajah-Ku. Wahai, manusia, betapa tidak adilnya kalian kepada-Ku.”

3. Mereka yang Menolak-Ku

Allah al-A’la dan Al-Kariim berfirman,
“Barangsiapa yang Aku karuniai kesehatan dan kehidupan yang nyaman dan mereka menikmatinya selama lima tahun tanpa sekalipun bersyukur, maka mereka itulah orang-orang yang telah menolak-Ku.”

4. Mendekatlah, Wahai, Pelayan-Ku, dan Beratlah Timbangan dengan Al-Haqq!

Hr. at-Thirmidzi; Abdullah ibn ‘Amru ibn a’-As menyampaikan, bahwasanya Rasulullaah Muhammad saw. telah bersabda,

Pada Hari Kebangkitan nanti, Allah al-A’laa akan membentangkan Rahmat-Nya atas sekelompok umatku yang berdosa, jauh melampaui kelompok yang lain. Allah akan memberikan pertanyaan-pertanyaan sebelum ke-99 gulungan dokumen yang memberitakan dosa tiap jiwa dibuka. Setiap gulungan dapat dibaca oleh setiap mata yang dapat melihat.

Lalu Allah bertanya, “Apakah engkau akan menyanggah apa-apa yang terekam di dalamnya? Adakah para malaikat pencatat amalmu telah bertindak tidak adil kepadamu?”
“Tidak, Tuhanku.” Menjawab sang jiwa.
“Adakah yang ingin engkau jelaskan tentang apa-apa yang ada di dalamnya?”
“Tidak, Tuhanku.”
“Hm, sebelumnya telah tampak bahwa segala tindak tandukmu didasarkan atas pandanganmu kepada-Ku. Pada hari ini, tiada hukuman bagimu.”

Sebuah halaman tipis lalu terbuka, dengan kalimat persaksian, “Aku bersaksi bahwa tiada kebenaran (haqq) yang terlepas dari Al-Haqq, Allah al-A’laa, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah pelayan dan utusan-Nya.”

Allah meminta, “Mendekatlah, wahai, Pelayan-Ku, dan beratlah timbanganmu dengan Al-Haqq!”

Sang jiwa bertanya karena merasa tidak yakin, “Wahai, Engkau, Tuhanku, apa yang dapat memberatkan halaman tipis ini jika dibandingkan dengan gulungan-gulungan lainnya yang tampak tebal?”

Allah menguatkan keyakinan, “Aku jamin, itulah keadilan (‘adl bilqisth? ‘adil bilhaqq?).”

Segera setelah itu, satu persatu gulungan menghampar ke semua tempat. Ke-99 gulungan menjadilah terang benderang, dan halaman tipis tadi pun menjadi lebih berat. Tiada yang sebenar-benar berat selain Asma-Nya (Asmaul Husna) yang manifes pada seorang hamba.

Ket.

Qs. 7 : 8


“Timbangan pada hari itu ialah al-Haqq, maka barangsiapa berat timbangan al-Haqq nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (al-Muflihuun).”

5. Salaam Allah Bagi Penduduk Surga

“Assalaamu’alaykum, wahai, para Kekasih-Ku. Selamat datang ke dalam Keselamatan. Semoga kalian dipenuhi oleh Kehidupan-Ku. Wassalaamu’alaykum, selama-lamanya…”

6. Mengapa Kita Harus Mengenal-Nya?

Ali bin Abi Thalib ra. menyampaikan sebuah hadits qudsi yang diperoleh oleh Baginda Rasulullah Muhammad saw.,

“Barangsiapa berharap kepada selain-Ku, itu pertanda dia tak sebenar mengenal-Ku. Barangsiapa tidak mengenal-Ku, tidaklah sebenar mengabdi kepada-Ku. Barangsiapa tidak mengabdi kepada-Ku, telah melukai-Ku. Karena itu, dia yang mengagungkan selain-Ku sebenarnya telah melukai dirinya sendiri.”

Ket.

Qs. 51 : 56


“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

7. Aku Tidak Pernah Menjadi Tuhan (Rabb) Yang Tidak Adil

Allah al-A’laa dan Al-Kariim berkata,

“Jika para pelayan-Ku meninggalkan syariat lahir (ibadah lahiriyyah) yang itu berguna untuk mensucikan jiwa, dan tidak menjalani pensucian jiwa, maka mereka telah memperlakukan-Ku dengan tidak adil. Jika mereka menjalani pensucian jiwa tanpa disertai kefaqiran, maka mereka telah memperlakukan-Ku dengan tidak adil. Jika mereka merasa faqir tapi enggan bermohon kepada-Ku, maka mereka telah memperlakukan-Ku dengan tidak adil. Jika mereka sedang bermohon kepada-Ku dan menanti jawabannya tanpa respon apapun dari-Ku, maka Aku-lah Yang telah memperlakukan mereka dengan tidak adil. Tetapi, ketahuilah, bahwa Aku tidak pernah menjadi Tuhan (Rabb) Yang tidak adil.”

Ket. Ayat tentang doa/ bermohon

Qs. 7 : 56


“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya (ishlah-ihah) dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (khouf) dan harapan (athma’a). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat (qoriibun) kepada al-Muhsiniin.”

Qs. 2 : 186

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat (qoriib). Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam yarsyuduun (apa, ya, artinya? dari kata rasyid kah?.”

Qs. 40 : 60


“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri (yastakbaruun) dari mengabdi kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.”

Qs. 7 : 55


“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

8. Wahai, Para Pelayan-Ku Tersayang

Hr. Abu Dharr ra.

Rasulullaah Muhammad saw. menyampaikan pesan,
“Wahai, para Pelayan tersayang, Aku meniadakan ketidakadilan bagi Diri-Ku, begitu juga bagimu. Karena itu, adillah engkau.

Wahai, para Pelayan-Ku, kalian semua dalam keadaan tersesat kecuali yang mendapatkan bimbingan-Ku. Mohon bimbingan-Ku, maka Aku akan membimbingmu.

Wahai, para Pelayan-Ku, kalian semua dalam keadaan lapar kecuali yang Aku beri makan. Mohonlah agar Aku memberikan kalian makanan, maka Aku akan memberikanmu makanan.

“Wahai, para Pelayan-Ku, kalian semua dalam keadaan telanjang kecuali yang Aku kenakan padanya pakaian. Mohonlah kepada-Ku pakaian, maka Aku akan mengenakannya kepadamu.

Wahai, para Pelayan-Ku, sesungguhnya sepanjang malam dan siang terdapat dosa-dosamu, sementara Aku adalah Maha pengampun setiap dosa. Mohonlah ampunan-Ku, maka Aku akan mengampunimu.

Wahai, para Pelayan-Ku, meskipun engkau berpikir bahwa engkau telah merugikan-Ku karena dosa yang telah engkau lakukan, tapi ketahuilah bahwa tiada apapun yang merugikan-Ku. Meskipun engkau menganggap bahwa Aku telah diuntungkan dari amal-amalmu, tapi ketahuilah bahwa tiada apapun yang menguntungkan-Ku. Tiada satupun perilakumu yang akan mengurangi atau menambahi Kebesaran-Ku.

Wahai, para Pelayan-Ku, jika seandainya ‘aql manusia pertama hingga terakhir dan ciptaan-Ku lainnya bersatu, maka hal itu pun tiada akan menambah apapun bagi Kerajaan-Ku.

Wahai, para Pelayan-Ku, jika seandainya semua ciptaan-Ku dari awal hingga akhir bersatu untuk mengancurnkan-Ku, maka hal itu tiada akan mengurangi apapun bagi Kerajaan-Ku.

Wahai, para Pelayan-Ku, jika setiap’aql dikumpulkan dan semuanya menuntut kemuliaan dari-Ku dan Aku pun memberikan kepada masing-masingnya, maka kemuliaan itu tidak akan mengurangi harta karun yang Aku miliki. Bahkan sebuah jarum yang dicelupkan ke dalam samudra akan mengurangi jumlah air dalam samudra tersebut.

Wahai, para Pelayan-Ku, Aku hanya menilai amal berdasarkan niat kalian, dan berdasarkan niat itu pula Aku mengganjar kalian.

Wahai, para Pelayan-Ku, barangsiapa yang melihat kebaikan berada di sekitar mereka, maka mereka telah membuka pintu syukur kepada-Nya. Mereka yang melihat orang lain lebih baik daripada mereka hanya akan membuat mereka menyalahkan dirinya sendiri.

9. Para Kekasih Tersembunyi

Hr. Abu Umama ra.

Rasulullaah Muhammad saw. menyampaikan Kata-kata Allah swt.,
“Terbanyak para muqorrobun adalah mereka yang rendah hati, merasakan kesenangan dalam shalat, memuja Tuhannya dalam Jalan Yang Ku suka, dan mentaati-Ku dengan cara tersembunyi dan terang-terangan. Mereka tersembunyi, tidak diketahui banyak orang. Mereka tidak selalu ditunjuki Allah. Mereka puas dengan apa yang sedikit. Mereka bersabar dalam menerima dan menghadapi ujian.”

Rasulullaah Muhammad saw. memberikan pernyataan tentang para muqorrobun tersebut,
“Kematian mendatangi mereka dalam usia muda, sedikit yang akan menangisi mereka, dan mereka memiliki keturunan yang sedikit.”


10. Mereka yang Membayar-Ku dengan Harga Layak

Hr. Anas bin Malik ra.

Ketika Rasulullaah Muhammad saw. sedang duduk di antara jama’ahnya, mereka melihat beliau saw. sedang tersenyum begitu lebar memperlihatkan giginya. Umar bertanya, “Wahai, Rasulullaah, mengapa engkau tersenyum? Sementara senyumanmu lebih bermakna daripada senyuman bapak dan ibuku.”

Rasulullaah Muhammad saw. menjawab,
“Pada suatu hari nanti, dua orang mukmin akan berlutut di hadapaan Allah ta’ala, Sang Maha Kuasa. Mukmin penuntut akan bermohon, “Wahai, Tuhanku, anugerahi aku hadiah atas kesabaran dalam menghadapi kesakitan yang diakibatkan oleh saudaraku ini.”

Allah ta’ala berkata kepada mukmin terdakwa, “Berikan anugerah spiritual yang engkau miliki kepada saudara yang menuntutmu.”

Mukmin terdakwa menjawab, “Wahai, Tuhanku, tiada satu kebaikan pun yang aku miliki untuk diberikan kepadanya.”

Mukmin penuntut berkata, “Kalau begitu, Tuhanku, biarkan ia membawa beberapa bebanku.”

Mata Rasulullaah Muhammad saw. dipenuhi air mata, lalu berkata,
“Sungguh hari yang teramat dahsyat, sungguh mengguncangkan hati sehingga setiap orang membutuhkan orang lain untuk menanggung beban-benan mereka.”

Rasulullaah Muhammad saw. melanjutkan,
“Subhanallaah. Allaahu Akbar lalu berkata kepada mukmin penuntut, “Buka lebar-lebar matamu dan pandanglah Taman-taman Surga.”

Mukmin penuntut mengangkat kepalanya dan berseru, “Wahai, Tuhanku, aku melihat kota-kota dari perak dan istana-istana dari emas dengan puncak dari mutiara-mutiara. Para nabi atau martir seperti apa yang memiliki tempat-tempat itu?”

Allah menjawab, “Mereka yang benar-benar mampu membayar-Ku dengan harga yang layak.”

“Wahai, Tuhanku, siapa yang mampu melakukan hal itu? Tidak akan ada yang mampu, wahai, Tuhanku,” Mukmin penuntut berkata.

“Kau mampu.” Allah menjawab.

“Benarkah? Bagaimana caranya, wahai Tuhan?”

“Dengan memaafkan saudaramu.”

“Wahai, Tuhanku, sekarang juga aku maafkan ia.”

Allah ta’ala melanjutkan, “Sekarang gandenglah tangan saudaramu, dan bawa ia bersamamu memasuki Surga.”

Rasulullaah Muhammad saw. bersabda,
“Senantiasalah mencintai-Nya dan berdamailah selalu dengan saudara-saudaramu, maka Allah pun akan memberikan keselamatan dan kedamaian pada hari Penghisaban nanti.”

Mutiara Hikmah Ibnu 'Athaillah

Dari al-Hikam dan Latha'if al-Minan




Sikapi ujian-Nya dengan benar.


"Bisa jadi engkau memperoleh
tambahan kurnia dalam kesukaran,
apa yang dalam puasa dan solat
tidak engkau dapatkan.


Bisa jadi Allah memberimu maka menolakmu,
dan bisa jadi Dia menolakmu maka memberimu.


Penolakan dari Allah
terasa pedih bagimu
hanya kerana engkau tak mengerti
rahmat Allah di balik penolakan itu.


Ketika Allah membukakan pintu pengertian
bagimu tentang penolakan-Nya,
maka penolakan itu pun berubah
menjadi pemberian."


Jangan bergantung pada amalan,
yang menyampingkan ketentuan-Nya.


"Salah satu tanda bergantung pada amal
iaitu berkurangnya harapan ketika mengalami kegagalan."


Jangan berpatah harapan dari kembali pada-Nya,
hanya kerana kepahitan ujian dan dosa.
Kasih sayang-Nya mengatasi Kemurkaan-Nya, demikian
diungkap dalam suatu Hadis Qudsi.


"Apabila engkau berbuat dosa,
maka itu jangan menjadi alasan keputusasaanmu
dalam menggapai istiqamah dengan Tuhan,
kerana bisa jadi
itu adalah dosa terakhir yang ditakdirkan bagimu.


Tertundanya pemberian
setelah engkau mengulang-ulang permintaan,
janganlah membuatmu patah harapan.
Allah menjamin pengabulan doa
sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu,
bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri;
dan pada waktu yang Dia kehendaki,
bukan pada waktu yang engkau ingini."


Sandarkan pada Allah yang
Maha Mengatur dan Menentukan.
Keyakinan hanya hadir apabila
kita akui kelemahan dan kehambaan kita
di hadapan-Nya.


"Apa pun bersandar pada kehendak Allah,
sementara kehendak Allah tidak bersandar pada apa pun.


Tiada suatu nafas berhembus darimu
melainkan di situ takdir Tuhan berlaku padamu.


Pinta tiada tertahan
selama engkau memohon kepada Tuhan.
Namun, pinta tiada mudah
bila pada dirimu sendiri engkau berserah.


Di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan
adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan."


Leburkan nafsu, tajamkan penglihatan mata hati.
Kenali (kehambaan) diri, kenali (keagungan) Dia.
Fahami letak duduk di alam ini,
tempat diri dalam perencanaan-Nya.
Letakkan sesuatu pada tempatnya, yakni bersikap adil.


"Pangkal segala maksiat, kelalaian,
dan syahwat adalah pengumbaran nafsu.
Dan pangkal segala ketaatan, kewaspadaan,
dan kebajikan  adalah pengekangan nafsu.
Bersahabat dengan orang bodoh yang
tidak memperturutkan hawa nafsunya
lebih baik bagimu daripada
bersahabat dengan orang pintar
yang memperturutkan hawa nafsunya.
Kepintaran apa lagi yang disandangkan
pada orang pintar yang selalu
memperturutkan hawa nafsunya?
Dan kebodohan apalagi
yang dapat disandangkan
pada orang bodoh
yang tidak memperturutkan hawa nafsunya?


Amal yang berasal dari hati penuh keikhlasan
tidak dapat dianggap sedikit,
dan amal yang berasal dari hati penuh ketamakan
tidak dapat dianggap banyak.


Jika engkau tahu bahawa syaitan
tidak pernah lupa kepadamu,
maka janganlah lupa
kepada Allah yang menguasaimu.


Usahamu mengetahui
beberapa kekurangan yang tersembunyi dalam dirimu
lebih baik daripada usahamu menyingkap
perkara ghaib yang tersembunyi darimu."


Bantuan secara lahiriah hadir dengan persiapan lahiriah,
sedang pencerahan nurani hadir sesuai dengan
pemurnian wadah Cahaya Ilahi, yakni hati.


"Datangnya pertolongan Allah
adalah sesuai dengan persiapan,
sedangkan turunnya cahaya Allah
adalah sesuai dengan kejernihan relung batin."


Syukur kepada Yang Maha Kekal,


"Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat tatkala memperolehnya,
ia akan mengetahuinya tatkala nikmat sudah lepas darinya.


Siapa yang tidak mensyukuri nikmat bererti menginginkan hilangnya.
Dan siapa yang mensyukurinya berarti telah mengikatnya dengan kuat.


Jika engkau menginginkan kemuliaan yang tidak bisa sirna,
maka jangan banggakan kemuliaan yang bisa sirna."


...dampingkan syukur beserta sabar, kerana:


"Sangatlah jahil orang yang menginginkan terjadinya sesuatu
yang tidak dikehendaki Allah pada suatu waktu.


Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan,
padahal waktunya telah tiba,
janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu.
Supaya, yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu
dan memadamkan cahaya relung hatimu. "


Moga tergapai hikmah di balik ujian dan kurniaan.
Bagi yang menasihat dan dinasihati:


"Setiap ucapan yang meluncur pasti membawa
corak kalbu tempat asal perkataan itu.


Ungkapan-ungkapan bijak adalah makanan
bagi para pendengar yang memerlukan,
dan bahagianmu hanyalah
apa yang engkau (mampu) cicipi darinya.


Orang-orang memujimu
kerana apa yang mereka sangka ada pada dirimu.
Maka celalah dirimu
kerana apa yang engkau ketahui ada pada dirimu.


Apa yang tersimpan dalam keghaiban hati,
akan termanifestasi pada dunia nyata.

Berkat pemahaman, redha kepada Allah terwujud
Hanya melalui cahaya, pemahaman akan terwujud
Hanya melalui kedekatan, cahayamu akan memancar
Dan hanya berkat pertolongan, kedekatan akan tersingkap."



Beberapa petikan nukilan Ibn 'Athaillah,
Pengarang Latha'if al-Minan Rahasia Yang Maha Indah
untuk bukunya anda bisa download di http://www.4shared.com/file/NHZBnA-G/Rahasia_Yang_Maha_Indah.html

Minggu, 30 Januari 2011

Satu Menit

Satu menit? Sepertinya tak bermakna, mungkin karena tak berasa. Lewat begitu saja. Hanya enam puluh ketukan, jika satu ketukan itu bernilai satu detik. Benar-benar tak terasa, hingga akhirnya tak dimaknai. Seringkali kumpulan menit itu kita perlakukan seperti air, mengalir begitu saja. Tanpa kita berikan arah, tanpa kita tetapkan tempat berakhir. Mengalir, mengalir dan mengalir…
Seringkali himpunan menit itu kita perlakukan seperti gelas, kita isi dan nikmati tanpa kita sadari khasiat dari isi gelas itu sendiri. Yang penting lezat, segar dan mengusir rasa haus kita.
Padahal satu menit, enam puluh ketukan itu bisa membawa kita kepada dua pilihan tempat berakhir. Keindahan atau kepedihan. Karena enam puluh ketukan itu ternyata bernilai, sangat bernilai dimata Sang Pemilik waktu, Sang Maha Penghenti waktu. Karena satu menit itu tak pernah luput dari penglihatan dan pengawasan Sang Maha Bijak, Sang Maha Pemberi ganjaran. Karena satu menit itu memiliki arti bagiNya, atas keputusan yang ditetapkan untuk kita.
Dia akan menghargai satu menit yang dimiliki dalam hidup ini dengan berlipat penghargaan yang tak terbayangkan oleh kita. Karena Dia-lah sebaik-baiknya pemberi penghargaan bagi manusia yang tak pernah lelah mencari perhatianNya.
Satu menit saja, tak lebih, dapat bermakna, jika kita mau. Satu menit saja, hanya satu menit, dapat bernilai, jika kita tahu. Karenanya satu menit itu tak layak kita buang.

Dalam satu menit, kita bisa melakukan banyak kebaikan dan kebahagiaan.

Dalam satu menit kita bisa mendendangkan al-Faatihah dengan penuh cinta sebanyak tiga kali. Hanya tiga kali memang, tapi menurut orang-orang bijak, dengan membaca al-Faatihah satu kali saja, Allah memberikan 600 kebaikan.

Dalam satu menit, kita dapat membisikkan surat al Ikhlaas dua puluh kali, tak perlu bersuara, hanya berbisik. Allah menilai bisikan penuh makna itu sama seperti kita membaca sepertiga kitabNya.

Dalam satu menit, kita bisa mengaturkan dzikir, Laa ilaaha illallaah wahdahu laa shariikalah,lahu’l-mulk wa lahu’l-hamd wa huwa ‘ala kulli shay’in qodiir.

Dalam satu menit kita bisa mengirimkan puji Subhaanallaahi wa bi hamdihi sebanyak seratus kali. Allah akan mengampuni dosa-dosa kita meski dosa itu sebanyak buih di lautan.

Dalam satu menit kita bisa membalas cintaNya dengan mengucap Subhaan allaahi wa bi hamdihi Subhaanallaahil-’Aziim sebanyak lima puluh kali. Allah mencintai manusia yang mengucapkan dua kata ini dari bibirnya, demikian yang tertulis dalam hadits riwayat Bukhari Muslim. Rasul berkata, “Saat aku mengucapkan ‘Subhaanallaah, wa’l-hamdu Lillah, wa laa ilaah ill-Allaah, wa Allaahu Akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, Tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar), maka cintaNya berhamburan untukku (hadits riwayat Muslim).

Dalam satu menit, kita dapat mengucapkan itu sebanyak delapan belas kali. Karena kata-kata ini senantiasa dicintaiNya, kata-kata terbaik penuh dengan makna.

Dalam satu menit, kita bisa menyatakan Tidak ada kekuatan dan kekuasaan selain milikNya, Laa hawla wa laa quwwata illa Billaah. Kata-kata ini adalah satu dari kekayaan dari surga, seperti yang tercantum dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim. Kata kata ini membuat Allah mengangkat kesulitan yang ada dan membantu kita meraih yang kita inginkan.

Dalam satu menit, kita bisa menegaskan kembali pernyataan kita terdahulu, sebelum kita lahir ke dunia ini, Laa ilaaha ill-Allaah sebanyak lima puluh kali. Ini adalah kata-kata terbesar milikNya. Karena dengan memaknai kata-kata ini dalam hati, sudah cukup bukti bahwa kita mengakui keberadaanNya.

Dalam enam puluh ketukan kita bisa membaca Subhaanallaah wa bi hamdih, ‘adada khalqihi, wa ridaa nafsihi, wazinata ‘arshihi, wa midaada kalimaatihi (Maha suci Allah, sebanyak apa yang diciptakanNya, sebanyak keridhoanNya, seberat Arasy-Nya dan sebanyak tinta kata-kataNya).

Dalam satu menit, kita dapat memohon ampunanNya dengan membaca Astaghfir-Allaah sebanyak seratus kali. Dengan kesadaran sepenuhnya atas berjuta dosa yang kita lakukan.

Dalam satu menit, kita dapat mengirim doa untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw, dengan mengucap Sallallaahu ‘alayhi wasallam (Semoga Allah memberkati dan memberinya kedamaian). Dengan doa itu Allah akan memberikan lima ratus kebaikan.

Dalam satu menit, kita bisa memotivasi hati kita dengan menghaturkan terima kasih padaNya, MencntaiNya, hanya berharap padaNya, takut atasNya, dan tetap melanjutkan hidup hanya karenaNya. Ini bisa kita lakukan saat kita merebahkan tubuh kita untuk beristirahat atau mungkin saat kita berjalan menuju suatu tempat.

Dalam satu menit, kita bisa membaca lebih dari dua halaman dari buku yang bermanfaat bagi kita, dan membuat kita lebih memaknai hidup. Dalam satu menit, kita bisa mencurahkan kerinduan, berbincang dengan teman lama yang terikat karena cinta Allah.

Dalam satu menit kita bisa menengadahkan tangan dan memanjatkan doa atas apa yang kita harapkan bagi diri ini.

Dalam satu menit kita bisa mengucapkan salam, mendoakan orang lain atas keselamatannya.

Dalam satu menit kita bisa sedikit merenung, mengusir bisikan setan yang senantiasa tak pernah bosan mengganggu kita untuk berpaling dariNya.

Dalam satu menit kita bisa menikmati sesuatu dengan penuh rasa syukur, bahwa kita masih punya waktu menikmatinya.

Dalam satu menit kita bisa memberikan kata-kata berharga bagi saudara kita, sekedar saling mengingatkan ke-alfaannya, menunaikan haknya untuk selalu diingatkan.

Dalam satu menit kita bisa membuang sesuatu yang berbahaya ditengah jalan.


Hanya satu menit, dan semoga berarti bagiNya.

Sabtu, 29 Januari 2011

Kekayaan sejati

"Begitulah hamba yang hatinya telah gembira dengan Allah s.w.t.
Ia merasa cukup dengan Allah. Kerana itu, hatinya tidak lagi bergembira
dengan dunia, sebab ia tidak merasa cukup dengan dunia. Ia hanya merasa
cukup dengan Allah s.w.t. Inilah gambaran sabda Rasulullah s.a.w.:

'Kekayaan bukanlah banyaknya harta,
tetapi kekayaan sejati adalah kekayaan jiwa.'

Apabila jiwa merasa kaya dan cukup, itu adalah
akibat perasaan cukup dalam hati yang
cahayanya bersinar dalam dada.

Jika jiwa merasa senang dengan cahaya Allah
yang bersinar dalam dirinya, cahaya itu memancar
kepada Allah s.w.t. Seluruh kurnia dunia menjadi
kecil baginya dibandingkan dengan apa yang disaksikan
kalbunya dan dengan kehidupan yang dirasakan jiwanya."

[Imam Al-Hakim Al-Tirmidzi r.a.]

Munajat Ibnu Athaillah


"Tuhanku segala kebaikan diriku adalah berkat anugerah-Mu  Engkau berhak memberi kepadaku. Dan segala keburukan diriku semata-mata karena keadilan-Mu, Engkau berhak menuntutku."

"Tuhanku, Bagaimana mungkin Kaubiarkan aku mengurusi diriku sementara Engkau menjaminku? Bagaimana mungkin aku akan dizalimi sementara Engkaulah penolongku? Bagaimana mungkin aku kecewa sementara engkau mengasihiku? Inilah diriku yang mendekat kepada-Mu melalui rasa butuhku kepada-Mu dengan sesuatu yang tidak mungkin sampai kepada-Mu? Bagaimana akan mengeluhkan keaadaanku kepada-Mu sementara Engkau mengetauinya? Dan bagaimana aku akan menterjemahkan lewat kata-kata sementara semua itu berasal dari-Mu dan kembali pada-Mu ? Bagaimana mungkin aku aku memutuskan harapan sementara ia telah sampai pada-Mu? Bagaimana mungkin keadaanku tidak menjadi baik sementara ia berasal dari-MU dan kembali kepada-MU?"

"Tuhanku, betapa Engkau sangat mengasihiku padahal aku begitu dungu. Betapa Engkau menyayangiku padahal begitu buruk perbuatanku."

"Tuhanku, betapa Engkau sangat dekat kepada-Ku dan betapa aku sangat jauh dari-Mu."

"Tuhanku, Engaku sangat mengasihiku. jadi, apakah yang menghijabku dari-MU."

"Tuhanku,lewat perubahan keadaan dan pergantiaan masa aku menyadari bahwa engkau hendak memperkenalkan diri-Mu kepadaku dalam segala sesuatu sehingga aku tidak lalai dari-Mu dalam setiap waktu."

"Tuhanku ketika dosa-dosa membuatku bisu,kemurahan-Mu membuatku kembali bicara. Setiap kali peragaiku membuatku putus asa, karunia-MU membuatku kembali berharap."

"Tuhanku, siapa yang kebaikannya berupa keburukan,apalgi keburukannya? Dan siapakah kebenarannya sekedar pengakuaan, tentu pengakuaannya hanya palsu."

"Tuhanku,keputusan-Mu yang pasti berlaku dan kehendak-MU yang tak tertolak membuat kelu mereka yang pandai bicara dan membuat ringkih mereka yang tampak berlebih."

"Tuhanku, betapa banyak ketaatan yang kulakukan dan keadaan yang kuperbaiki, tiba-tiba harapanku kepadanya dihancurkan oleh keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu kemudian membebaskanku darinya."

"Tuhanku, Engkau mengetahui bahwa  meskipun aku tidak terus melakukan ketaatan, namun aku tetap berniat dan mencintai ketaatan."

"Tuhanku, bagaimana aku bertekad sementara Engkaulah yang menentukan? Tetapi,bagaimana aku tidak akan bertekad sementara Engkau yang memberi perintah?"

"Tuhanku, hilir-mudikku di alam benda ini menjauhkan perjalanan. Maka ,dekatkanlah aku kepada-Mu lewat peng-abdian yang menghantarkanku kepada-Mu."

"Tuhanku bagaimana mungin sesuatu yang bergantung kepada-Mu dijadikan petunjuk kepada-Mu? Adakah yang lebih terang dari-Mu sehingga dapat dijadika petunjuk kepada-Mu? Kapankah Engkau tersembunyi sehingga dibutuhkan dalil yang menunjukan keberdaan-Mu? dan kapankah Engkau jauh sehingga alam ini dianggap bisa menghantarkan kepada-Mu?"


"Tuhanku,sungguh telah buta mata orang tidak mampu melihat-Mu sebagai Zat yang dekat dan mengawasi. Dan sungguh merugi hamba yang tidak meyertakan cinta kepada-Mu."
"Tuhanku, Engkau menyuruhku kembali ke alam ini. Maka, kembalikan aku kepadanya diliputi selubung cahaya dan petunjuk mata hati sehingga aku bisa kembali kepada-Mu darinya dengan jiwa terpelihara dari mencintainya dan enggan bersandar  kepadanya. Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."

"Tuhanku, ajarkan kepadaku samudra ilmu-Mu yang terjaga! Lindungi aku dengan rahasia nama-Mu yang terpelihara!"

"Tuhanku, wujudkan aku dalam hakikat orang-orang yang dekat dengan-Mu dan nmasukan aku kejalan orang yang ditarik menuju-Mu."


"Tuhanku kelurkan aku dari hinanya diri! sucikan aku dari keraguaan dan syirik sebelum masuk liang kubur! Kepada-Mu aku meminta pertolongan. Maka, tolonglah aku! kepada-Mu aku bersandar maka jangan tinggalkan diriku! Keopada-Mu aku mengaitkan diri maka jangan jauhkan diriku! Dipintu-Mu aku bersimpuh maka jangan kauusir aku! Kepada-Mu aku meminta maka jangan kecewakan diriku! Serta karunia-Mu yang kuinginkan maka jangan Kau haramkan aku darinya!"


"Tuhanku rida-Mu sana sekali tidak bergantung pada sebab dari-Mu. Maka,bagaimana mungkin rida-Mu bergantung pada sebab dariku? Engkau Mhacukup dengan zat-Mu sehingga tidak membutuhkan manfaat dari-Mu. jadi bagaimana mungkin Engkau membutuhkan sesuatu dariku?"

"Tuhanku, ketentuan dan ketetapan-Mu telah mengalahkanku. Namun, hasrat terhadap ikatan syahwat telah menawanku. Karena itu, jadilah penolong yang menolongku dan menolong yang lain lewat diriku. Cukupkan aku dengan kemurahan-Mu sehingga aku tak perlu lagi meminta. Engakulah yang menerbitkan cahaya di dalam hati para wali-Mu sehingga mereka mengenal dan mengesakan-Mu. Engkaulah yang menghilangkan kotoran dunia dari hati para kekasih-Mu sehingga mereka tidak mencintai selain-Mu dan hanya bersandar kepada-Mu. Engkaulah penentram hati mereka ketika dunia merisaukan mereka. Engkaulah yang memberinya petujuk kepada mereka sehingga semua tanda menjadi terang . Adakah yang tersisa bagi mereka yang kehilangan-Mu? Sungguh malang orang yang rida dengan selain-Mu dan sungguh rugi orang yang beranjak dari-Mu."

"Tuhanku, bagaimana mungkin aku berharap kepada selainMu sementara Engkau tidak pernah berhenti melimpahkan kebaikan? Bagaimana mungkin aku meminta kepada selainMu sementara Engkau senantiasa mmemberi anugerah? Wahai Zat yang menciptakan manisnya munajat kepada para kekasih-Nya sehingga mereka bersimpuh mesra dihadapan-Nya. Wahai Zat yang memakaikan baju keagungan-Nya kepada para wali-Nya sehingga mereka bangga dengan kemuliaan-Nya. Engkaulah Zat yang ingat sebelum mereka ingat. Engkau tela berbuat baik sebelum mereka mengabdi. engkaulah yang dermawan, yang memberi sebelum mereka meminta. Engkaulah maha pemberi dan dan kemudian Kau pinjam pemberian tadi (untuk dibayar berlipat ganda)

"Tuhanku, panggilah diriku dengan rahmat-Mu sehingga aku sampai kepada-Mu. Tarik aku lewat anugerah-Mu sehingga aku mendatangi-Mu."

"Tuhanku, harapanku kepada-Mu tidak pernah putus meskipun aku berbuat maksiat kepada-Mu; kecemasanku tidak akan pernah sirna meskipun aku menanti-Mu."


"Tuhanku, dunia telah menyeretku kepada-Mu dan pengetahuankuakan kemurahan-Mu membuatku berdiri dihadapan-Mu."

"Tuhanku bagaimana aku kecewa sementara Engkaulah harapanku? Bagaimana aku terhina sementara Engkaulah sandaranku?"

"Tuhanku, bagaimana aku merasa mulia sementara kaucampakan aku dalam kehinaan? Tetapi bagaimana aku tidak merasa mulia sementara kepada-Mu Kaukaitkan diriku?"

"Tuhanku,bagaimana aku tidak merasa fakir sementara Engkaulah yang menempatkanku dalam kefakiran? Namun, bagaimana aku merasa fakir sementara Engau mencukupiku dengan kemurahan-Mu? Hanya Engkau ,dan tiada Tuhan selain-Mu. Engkau telah memperkenalkan diri kepada segala sesuatu sehingga tida ada yang tidak mengenal-Mu. Engkau memperkenalkanku kepada segala sesuatu sehingga aku melihat-Mu dalam segala sesuatu. Wahai Zat yang dengan Rahman-Nya yang bersemayam dalam Arasy sehingga Arasy lenyap dengan naungan Rahman-Nya sebagaimana dunia lenyap dalam Arasy-Nya. Kaumusnahkan alam dengan alam dan  Kau lenyapkan dunia dengan kepungan cakrawala cahaya. Wahai Zat yang tersembunyi dibalik pagar kemuliaan-Nya sehingga tidak terjangkau pandangan mata. Wahai zat yang menjelma lewat sempurna keagunggan-Nya sehingga Tampak jelas keagunggan-Nya. Bagaimana mungkin Engkau tersembunyi padahal Engkau Maha-tampak? bagaimana mungkin Enkau gaib padahal engkaulah Pengawas Yang Mahahadir?"

Saya berharap semoga Allah melimpahkan hidayah-Nya melalui tulisan ini. Sungguh Dia Maha Mendengar, Maha Dekat. dan Maha Mengabulkan.Salawat dan salam semga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, kepada keluargannya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya hingga hari akhir.

Kekuatan Sinaran Keyakinan


"Barangsiapa hatinya Allah sinari dengan iman, makrifatnya menguat
dan kalbunya tersinari dengan cahaya keyakinan, sehingga hatinya lurus,
tenang, tenteram, kukuh dan kuat. Ia rela hatinya menjadi penguasa
dan pengendali setiap perbuatannya. Kalaupun musuh mengganggu
dengan 'dalih' rezeki dan mata pencarian, hatinya takkan pernah
bimbang dan ragu, sebab dia menyedari bahawa Allah Mahadekat
serta tidak mungkin lalai atau lupa. Dia pun sedar sepenuhnya bahawa
Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, dan Maha Penyantun.
Allah s.w.t. Mahaadil dan tidak pernah berbuat zalim. Allah Mahagagah dan tak ada
yang dapat menghalangi Kehendak-Nya. Dia memberi, bukan diberi balasan.

Allah s.w.t. menciptakan sang hamba fakir dan papa; maka ia berusaha
berhubungan dengan Rabb sesuai dengan Kehendak Tuhan, bukan kehendaknya;
menurut cara yang diinginkan Tuhan, bukan yang diinginkannya;
dalam bentuk yang dikehendaki Tuhan, bukan yang dikehendakinya;
dan pada waktu yang ditentukan Tuhan, bukan yang ditentukannya."

[Imam Al-Hakim Al-Tirmidzi r.a.]

Takdir Dimaniskan Cinta


"Hatimu akan merasakan manisnya takdir Tuhan jika
kamu mencintai-Nya. Kamu akan mencintai-Nya jika kamu
mengenal-Nya. Semakin tinggi darjat pengenalanmu terhadap
Tuhan, semakin tinggi pula darjatmu dan semakin
terasa agung ketentuan-Nya bagimu. Dia sesungguhnya
lebih mencintaimu daripada dirimu sendiri.

Kerana itulah dikatakan, orang yang paling mencintai Allah
adalah orang yang paling mengenal-Nya. Al-'Uqayli berujar,
'Barangsiapa mengenal Tuhan, ia pasti mencintai-Nya; dan
barangsiapa mengetahui hakikat dunia, ia pasti menjauhinya.' "

[Imam Al-Hakim Al-Tirmidzi r.a.]

Sarana Penenang Jiwa


"Segala peristiwa yang mampu disedari oleh hati, selayaknya menjadi sarana
untuk mengukuhkan kebenaran takdir yang tak mungkin diketahui
dan dapat diragukan keberadaannya. Allah menciptakan Lauh Mahfuz dan
menetapkan takdir manusia, sama sekali bukan untuk kepentingan Diri-Nya.
Tetapi supaya hati menjadi yakin, jiwa menjadi tenang, dan percaya
bahawa segala yang dialami sudah digariskan sebelumnya.

Apabila jiwa tenang, maka hati lapang untuk beribadah kepada-Nya,
memelihara segala ketentuan-Nya, dan melaksanakan semua perintah-Nya."

[Imam Al-Hakim Al-Tirmidzi r.a.]

Sikap Terbaik Hamba-Nya

"Katakanlah,
'Dengan kurniaan Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan
itulah mereka bergembira. (Kurniaan Allah dan rahmat-Nya) itu lebih baik
daripada apa yang mereka kumpulkan.'
(Surah Yunus (10) : 58)

Ia tak pernah menyalahkan Allah atas segala musibah. Hatinya tak pernah
berprasangka buruk kepada Allah. Ia tahu benar bahawa Allah Maha Pemaaf,
Maha Pengasih, Mahahalus, Maha Terpuji, Mahaluhur, Maha Esa, Mahakekal,
Maha Berdiri Sendiri, Maha Mencukupi, Maha Melindungi, Mahadermawan,
Mahamulia, Maha Penyayang, Maha Pemberi, Mahahidup dan tak pernah mati,
Mahalembut kepada hamba-Nya, Maha Berterima kasih, Maha Pengampun,
Mahabijaksana, Maha Penyantun, Maha Membalas kebaikan dengan kebaikan,
Maha Baik, dan Maha Penganugerah.

Anugerah-Nya begitu luas, kebaikan-Nya begitu abadi, dan keagungan-Nya
begitu nyata."

[Imam Al-Hakim Al-Tirmidzi r.a.]

Ma'na Kebahagiaan

"Kesejahteraan" dan "kebahagiaan" itu
    bukan dianya merujuk kepada
    sifat badani dan jasmani insan,
    bukan kepada diri hayawani sifat basyari;
    dan bukan pula dia
    suatu keadaan akal-fikri insan
    yang hanya dapat dinikmati
    dalam alam fikiran dan nazar-akali belaka.


    Kesejahteraan dan kebahagiaan itu
    merujuk kepada keyakinan diri
    akan Hakikat Terakhir yang Mutlak
    yang dicari-cari itu — yakni:

    keadaan diri yang yakin akan Hak Ta'ala
    — dan penunaian amalan
    yang dikerjakan oleh diri itu
    berdasarkan keyakinan itu
    dan menuturi titah batinnya;


    dan keyakinan adalah suatu keadaan diri
    yang kekal berada dalam diri insan
    dan yang merujuk pula kepada sesuatu
    yang kekal tentang diri insan itu


    — dan sesuatu yang kekal
    tentang diri insan itu
    dikenalinya dengan nazar
    serta rasa batinnya
    sebagai suatu
    alat hidup ruhani
    yang digelar kalbu.


    Maka kesejahteraan dan kebahagiaan itu adalah
    keyakinan yang kekal mesra menetap dalam kalbu insan;
    dia itu keamanan dan kedamaian dan ketenteraman kalbu;


    dia itu ilmu,
    dan ilmu itu keimanan
    dan dalam keadaan beriman;


    dia itu juga ilmu yang memberi tahu
    tentang tempat yang wajar
    dan keadaan yang tepat,


    keadaan yang benar
    dan betul bagi diri insan
    dalam Rencana pelbagai martabat
    Alam Makhluk jelata;


    dan tempat yang wajar
    serta keadaan yang tepat
    dan benar dan betul


    bagi diri itu adalah tempat dan keadaan
    yang bernisbah kepada Khaliqnya:


    dia itu suatu keadaan
    yang dikenali sebagai 'adl — yakni :
    keadilan.

Menyingkap Tabir Bahagia

Jadikanlah hidup ini kerana Allah, nescaya kamu akan dapati hidup ini selalu indah.
    Jadikan segala yang kamu lakukan dalam kehidupan adalah kerana Tuhan, nescaya
    kamu akan merasai hidup ini hanyalah suatu perjalanan menuju sebuah kehidupan
    yang lebih membahagiakan.


    Hidup ini menjadi sempit dan semakin sempit kerana kita menjalani hidup ini
    untuk meraih perhatian dan redha manusia di sekeliling kita. Apa yang kita ingin
    lakukan kita ukur redha manusia dan kebencian mereka. Ia membuat kita
    menjalani sebuah kehidupan yang penuh pendustaan.


    Setinggi mana usaha kita untuk membuatkan seluruh manusia redha kepada kita,
    nescaya pasti ada yang tidak berpuas hati dengan segala tindakan kita. Kita tidak
    akan dapat membuat seluruh manusia berpuas hati dengan apa yang kita lakukan untuk manusia redha kepada kita. Bahkan, tujuan
    hidupmu bukan untuk itu. Manusia tidak pernah menentukan tempat kesudahannya
    di akhirat kelak.


    Jalanilah kehidupan ini kerana Allah swt. Itulah tujuan kita dihidupkan di bumi ini.
    Lakukanlah apa yang kamu lakukan dalam kehidupan kerana Allah swt. Jadikanlah
    ukuran hidupmu hanya redha Allah swt. Tumpukanlah perhatianmu terhadap
    pandangan dan redha Allah swt. Oleh yang demikian, hatimu mudah terarah dalam
    menjalani kehidupan ini.

Menjawab keresahan jiwa

"Keresahan yang menggelayuti jiwa pada hakikatnya disebabkan
minimanya keyakinan dan cengkaman syahwat. Jika kita tanyai jiwa,
'Wahai jiwa, mengapa kamu resah?' Jiwa menjawab, 'Kerana aku selalu
memerlukan sesuatu. Aku diciptakan penuh keresahan, punya syahwat,
tidak bisa melihat tempat rezeki, tidak tahu bila akan diberi, tidak tahu
berapa akan didapatkan, dan tidak tahu bagaimana cara rezeki sampai kepadaku.'

Katakanlah kepada jiwa: 'Wahai jiwa, jika kamu beriman kepada Allah;
perkataan, janji, dan jaminan Tuhan Pencipta alam semesta seharusnya
lebih membuatmu yakin daripada sesuatu yang kamu lihat di alam nyata,
sebab penglihatan bisa salah dan menipu. Sesuatu bisa tampak berbeza
dari kenyataan sebenarnya sesuatu itu, sedangkan perkataan Tuhan
Pencipta alam semesta pasti lebih benar, lebih teliti, dan lebih tepat
daripada penglihatan inderamu. Kalau kamu merasa senang ketika
melihat sesuatu yang dapat menambah kantung-kantung hartamu,
seharusnya kamu lebih tenang dengan jaminan-Nya..'

[Imam Al-Hakim Al-Tirmidzi r.a.]

Siraman Kedamaian

 
   Sungguh, jarang manusia yang hatinya mendapat siraman kedamaian, musyahadah (penyaksian), dan kedekatan (kepada Allah). Mereka tidak merasakan sakitnya mahupun bala'nya taqdir. Mereka lewatkan hari-hari penuh bencana itu, tanpa ia menyedarinya. Kemudian mereka memuji Allah swt. dan ia mensyukuri-Nya. Mereka itulah para Muwahhidin kerana tidak pernah menentang kehendak dan ketentuan Allah swt. Sesungguhnya bencana-bencana itu juga turun kepada mereka, sebagaimana ia turun kepadamu. Tetapi sebahagian mereka bersabar dan sebahagian yang lain telah fana dalam menghadapinya. Merasa sakit adalah ketika imannya masih lemah, kemudian dapat bersabar ketika iman masih kecil, dapat menerima ketika iman menginjak baligh, dan dapat meredhai ketika iman telah mencapai tingkatan yang dekat (di sisi-Nya).


    Cinta Allah swt. bukanlah sesuatu yang mudah hingga setiap orang bisa mengaku-aku. Betapa banyak orang yang mengaku menjadi kekasih Allah swt., padahal sebenarnya ia jauh dari-Nya. Dan betapa banyak orang yang tidak mengaku menjadi kekasih-Nya, sedangkan ia berada di sisi-Nya.


    Janganlah kamu menghina seorang pun dari kaum muslimin. Sesungguhnya rahsia Allah swt. itu tersembunyi pada diri mereka. Tawadhu'lah, jangan sombong terhadap hamba-hamba Allah swt.


    Barangsiapa banyak melakukan kedurhakaan dan banyak melakukan kesalahan namun ia tidak menyesal dan bertaubat, sungguh ia telah menginginkan kekufuran.


    Wahai anak muda, wajah-wajah kebaikan yang kamu sukai itu dari cinta yang naqish (kurang). Kamu masih selalu melihatnya. Cinta yang benar tidak pernah berubah. Kasih sayang Allah adalah yang kamu lihat dengan mata hatimu. Itulah cinta para siddiqin, bukan sekadar cinta dengan keimanan, tetapi dengan keyakinan. Tabir yang menghalangi mata telah terbuka dan tersingkap oleh mata hati.


    Ya Allah, berilah kami rezeki berupa kasih sayang-Mu, bersama ampunan dan keselamatan.


Syeikh Abdul Qadir al-Jailani
Petikan Majlis Kedua Puluh, al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani
Menjadi Kekasih Allah

Cari Blog Ini