Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Kamis, 22 Maret 2012

Allah ingin Agar Kita menjadi Indah!



Sultan al-Awliya
Mawlana Syekh Nazim al-Haqqani
22 Februari 2012     Lefke, Siprus
(Diterjemahkan dari Bahasa Turki)

Tuhan kita mencintai orang-orang yang indah.  Dia sendiri adalah Indah, Keindahan Mutlak adalah milik-Nya dan Dia mencintai orang-orang yang indah.  Kita berdoa, “Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami orang-orang yang indah, jangan jadikan kami orang yang buruk, wahai Tuhan kami!”.

“Wahai hamba-Ku!  Aku tidak menciptakanmu sebagai makhluk yang buruk, engkau sendiri yang membuat dirimu menjadi buruk."

Wahai manusia!  Pesan seperti itu datang.  Jadilah orang-orang yang indah dan berlarilah menuju keindahan karena inilah yang diinginkan oleh Tuhan kita.  “Aku adalah indah dan Aku mencintai orang-orang yang indah.  Aku tidak mencintai orang-orang yang buruk,"  Dia berfirman.  Siapakah orang-orang yang buruk?  Mereka adalah orang-orang yang suka melakukan perbuatan buruk, yang berpaling dari hal-hal yang baik, sehingga zulmat, kegelapan datang ke wajah mereka.  Orang yang buruk tidak diterima dan Allah tidak mencintai mereka; yang Dia cintai adalah orang-orang yang indah.
Apa yang membuat seseorang menjadi indah?  Bukannya bedak atau mekap.  Orang-orang yang indah adalah hamba-hamba yang bersih, suci yang berjalan di Jalur yang diperintahkan oleh Allah.  Orang-orang yang Allah cintai dan orang-orang yang Allah berikan keindahan disandangkan dengan keindahan dan kesejahteraan yang baru setiap saat!

Setiap tindakan pembangkangan terhadap Allah (swt) atau tindakan yang mengikuti ego seseorang membuat seseorang menjadi buruk.  Tidak ada bedak, mekap, atau apa pun yang dapat menolongnya, dan dapat membuat seseorang terlihat indah lagi.  Keindahan berasal dari Allah (swt).
Wahai manusia!  Jadilah orang yang indah, jangan menjadi orang yang buruk.  Tawbah yaa Rabbii, tawbah yaa Rabbii, tawbah astagfirullah. Salaamullah `alaykum  Wahai orang-orang yang beragama Islam, orang-orang yang berilmu, wahai hamba-hamba Allah!  Yaa man Huwa yuhibu 'l-muhsiniin, Allah mencintai orang-orang yang melakukan perbuatan baik.  
Yaa Rabbii!  Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mempunyai ihsaan, kesempurnaan moral, karena mereka adalah orang-orang yang indah.  Tidak ada kebaikan pada orang-orang yang buruk. Yang membuat seseorang menjadi buruk adalah perbuatan yang kotor atau dosa, dan tidak mempunyai iman.  Dia menyandangkan cahaya pada orang-orang yang beriman, yang tidak beriman tetap di dalam kegelapan. Tawbah yaa Rabbii, kirimkanlah kepada kami para penolong.

Fatihah.

Ini adalah berkah pertama dan penyampaian pertama di bulan suci bagi seluruh umat manusia, di bulan Rabi` al-Akhir dari tahun 1433 Hijriah.  Jadilah indah, jangan menjadi buruk; jadilah adil, jangan menjadi zalim; jadilah orang yang baik, jangan menjadi orang yang jahat!  Inilah yang Allah (swt) inginkan, dan Dia berfirman, "Jadilah indah!"  Jadilah indah, tidak ada perintah lainnya dan inilah yang diinginkan oleh Tuhan.  "Aku Indah dan Aku mencintai orang-orang yang indah," begitulah firman Allah (swt).  Inilah yang dikatakan di dalam Injil, Taurat, Zabur dan kitab suci al-Qur’an, masyaa-Allah.  
Wahai Tuhan kami!  Kirimkanlah kepada kami para penolong dan karuniakan kami dengan hikmah dan pemahaman agar kami dapat berpikir.  Oleh sebab itu, Nabi kita (s) bersabda,
تفكر ساعة خير من عبادة سبعين سنة
Tafakkarru sa`atin khayrun min `ibaadati saba`iin sannah.
Mengingat Allah (swt) selama satu jam (dengan bertafakur atau meditasi) adalah lebih baik daripada tujuh puluh tahun ibadah.
Inilah pemikirannya, betapa indahnya!  Salam yang tak terhingga kepada Sultannya para nabi (s).  Tidak ada di antara kita yang dapat membayangkan keagungan Nabi (s) dalam pandangan Allah (swt)!  Selawat dan salam yang tak terhingga kepada Nabi tercinta (s).
Wahai manusia!  Ini sudah cukup.
Fatihah.

Pujian, tahmiid pertama adalah barakah dari hari ini.  Ia akan turun dan qahr, Kemurkaan Allah akan menghapus orang-orang yang buruk hingga hanya tersisa orang-orang yang indah di Bumi ini.  Jangan membunuh, tetapi berikan kehidupan.  Jangan mencurangi hak-hak orang, tetapi berikanlah hak-haknya.  Berikan pertolongan dan dapatkan ganjaran untuk itu.  Berlarilah dari keburukan dan jadilah orang yang indah, ini merupakan rangkuman dari semua kitab suci.

Perintah telah datang kepada saya untuk mendeklarsikan hal ini kepada orang-orang dari tempat tidur perawatan saya hari ini.  Seluruh dunia dapat mendengarnya dan mengatakan bahwa itu adalah benar.  Jika seseorang yang menyatakan salah terhadap apa yang saya deklarasikan dari tempat tidur perawatan saya, atau mengatakan bahwa apa yang masuk ke dalam kalbu saya adalah salah, semoga ia tidak akan bertahan sampai besok!  Tawbah yaa Rabbii!  Bawalah kami bersama dengan orang-orang yang indah dan jauhkanlah kami dari orang-orang yang buruk.  Siapakah yang buruk itu?  Setan!  Siapakah yang indah itu?  Sultannya para nabi (s).  Itu sudah cukup.

Fatihah.

Sabtu, 17 Maret 2012

Prinsip dasar Spiritualitas



Pergi dari banyak ke satu
Dampak dari upaya kita jauh lebih kuat ketika kita berkonsentrasi upaya kita pada satu, bukan banyak.

Mana yang lebih efektif?

Menggali satu sumur untuk mengakses air yang adalah 10 meter atau menggali 10 sumur 1 meter masing-masing.
Diperoleh mil frequent flyer dari berbagai perusahaan penerbangan atau menempel hanya satu maskapai penerbangan.

Berikut ini adalah bagaimana prinsip ini bekerja tergantung pada berbagai jalur generik .

Jalan Aksi : Pada tahap awal, seorang pencari memberikan sedekah kepada pengemis beberapa. Pada tahap berikutnya, ia memfokuskan upaya pada satu penyebab tunggal seperti sumbangan ke sekolah atau rumah sakit.

Jalan Pengetahuan :

Setelah mempelajari teks-teks rohani dari berbagai filsafat zaman baru untuk teks-teks agama, seorang pencari akhirnya berubah menjadi satu pun yang memiliki persentase yang paling kebenaran spiritual di dalamnya.

Jalan Pengabdian :

Sebuah pencari berlangsung dari pergi ke tempat ziarah , membaca satu kitab ayat-ayat Suci .

Jalan Mengucapkan Asma Allah swt :

 Di sini, para pencari melantunkan asma Allah sebanyak-banyaknya dalam situasi apapun dari lisan atau dalam batin.

Jalan Guru (syeikh): Setelah mengunjungi beberapa auliya (wali), seorang pencari akhirnya dilihat hanya satu Guru  Terlepas dari jalan satu Spiritualitas berikut, kemajuan spiritual tidak benar-benar terjadi melebihi tingkat tertentu tanpa kasih karunia seorang guru.


Melakukan latihan rohani sesuai tingkat rohani atau kemampuan rohani

Kita harus memeriksa bahwa praktek rohani yang kita pilih adalah sebagai per kapasitas rohani kita atau tingkat spiritual. Seorang mahasiswa, yang telah lulus kelas 3, tidak akan mampu untuk duduk untuk ujian kelas 4 jika ia telah terus mempelajari hanya kelas 3 silabus.

Demikian juga para pencari spiritual harus mencoba untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk melakukan latihan spiritual sehingga tidak terjebak pada satu tingkat dari latihan rohani.

Mari kita pergi melalui berbagai tahap perkembangan dari bentuk-bentuk ibadah yang lebih berat dengan bentuk yang lebih halus

sesuai tingkat pencari:

Pada tingkat awal kita merasa bahwa kita dapat membuat kontak dengan Ilahi hanya dengan pergi ke tempat ibadah dan melalui berdoa kepada Allah swt.
Selanjutnya kita merasakan hubungan dengan Ilahi tidak hanya melalui ritual-ritual tetapi melalui membaca Al-Qur'an sementara duduk di tempat ibadah.

Pada tahap berikutnya kami merasa bahwa bahkan, dan hanya mengalami getaran dalam sebuah masjid yang cukup untuk menyehatkan rohani seseorang.

Setelah ini kita pergi dapat melihat Kebesaran Allah swt dalam keindahan alam; tinggi di pegunungan, didanau yang tenang, dll

Pada tingkat yang lebih tinggi, Bahkan jika kita berada di tempat yang tidak menyenangkan seperti kumuh kotor atau di tengah-tengah zona perang, kita dapat merasakan selimut menghibur kehadiran Allah swt, dan dapat menyembah Dia ada di hadapan tenang hati kita.

Menawarkan kepada Allah swt sesuai bakat Anda atau kapasitas

Semua dari kita memiliki beberapa jenis sumber daya yang kita miliki. Ini telah diberikan kepada kita oleh Allah swt. Sebuah prinsip dasar dalam praktek spiritual adalah bahwa kita menggunakan sumber daya yang sama untuk melayani-Nya sebagai bagian dari latihan spiritual kita dan bertumbuh secara rohani. Sumber daya yang kita telah jatuh ke dalam empat kategori luas:

1. Tubuh kita

2. Kita kekayaan dan koneksi duniawi

3. Semua pikiran dan intelek

4. Semua indra keenam

Mari kita lihat keempat aspek dalam sedikit lebih detail:

1. Tubuh kita



Melayani dengan cara tubuh kita menggunakan tubuh kita untuk melayani Tuhan. Sebagai contoh:

Membersihkan tempat dan mendapatkan itu siap untuk kuliah pada Spiritualitas

Mengemudi pencari ke tempat tersebut

Memasang poster untuk mengiklankan kuliah pada Spiritualitas

2. Kita kekayaan dan koneksi duniawi



Sebuah contoh dari melayani Allah swt dengan menawarkan kekayaan dan koneksi duniawi masing-masing akan menjadi:

Membayar untuk tempat di mana sebuah wacana spiritual yang akan dilakukan

Mengatur untuk ceramah tentang Spiritualitas di sebuah lembaga yang satu adalah terkait dengan

3. Kami pikiran dan intelek



Menggunakan pikiran kita dan kecerdasan adalah tentang menggunakan proses kreatif dan intelektual kami untuk melayani Tuhan. Contoh ini akan mencakup:

Menggunakan akal kita untuk belajar Spiritualitas, memasukkannya ke dalam praktek dan kemudian memberitahu orang lain tentang hal itu

Menggunakan keterampilan menulis kami untuk menyebarkan Spiritualitas dengan menulis artikel tentang Spiritualitas

Membantu dalam memelihara catatan dan administrasi dari suatu peristiwa

4. Kami keenam akal



Beberapa dari kita telah berbakat dengan indra keenam sejak usia dini. Hal ini disebabkan latihan rohani . Tanggung jawab kita untuk menggunakannya hanya untuk memfasilitasi pertumbuhan rohani dalam diri kita dan orang lain. Penggunaan indra keenam kita perlu berada di bawah bimbingan seorang Guru Spiritual .

Dalam ringkasan, poin-poin berikut dapat disimpan dalam pikiran:

Dengan konsisten menawarkan apa yang kita miliki untuk melayani Allah swt sebagai bagian dari latihan rohani kita, kita tumbuh secara spiritual.

Bahkan jika seseorang tidak memiliki kekayaan atau kecerdasan yang tinggi ia masih dapat menawarkan tubuhnya dalam pelayanan kepada Allah dan dengan demikian bertumbuh secara rohani.

Empat jenis penawaran yang disebutkan di atas tidak saling eksklusif. Jika seseorang memiliki kecerdasan yang baik dan pemahaman yang kuat tentang Spiritualitas ia mungkin cenderung hanya untuk menawarkan inteleknya. Namun prinsip adalah tentang 'menawarkan semua apa yang telah'. Sebagai orang yang memiliki tubuh dan mungkin juga memiliki kekayaan tertentu, dia harus menawarkan bahwa seiring dengan inteleknya.

Dari semua penawaran, pikiran dan intelek adalah yang paling unggul melalui media yang satu dapat membantu orang lain memahami dan praktek Spiritualitas.


Melakukan latihan rohani yang relevan dengan waktu

Dalam semua hal dalam hidup ada waktu bagi mereka untuk terjadi. Jika hal yang benar terjadi pada waktu yang salah maka hasil yang diinginkan tidak tercapai. Misalnya, jika benih ditabur pada bulan-bulan kering bukan musim hujan, mereka tidak mengambil akar tidak peduli seberapa subur tanahnya. Demikian pula, praktek-praktek spiritual tertentu yang kondusif sesuai dengan era.




Satyayuga: Ini adalah era yang sangat murni ketika rata-rata tingkat spiritual seseorang adalah 70% (ini adalah tingkat dari auliya ()wali ). Orang-orang ini begitu murni spiritual bahwa Jalan Pengetahuan yang terbaik cocok untuk mereka karena mereka memiliki potensi untuk memahami arti spontan tersirat dari semua tulisan suci rohani.

Tretayuga: Ini adalah era ketika tingkat spiritual dari orang rata-rata turun sampai 55% dan sehingga mereka kehilangan potensi mereka untuk mengikuti Jalan Pengetahuan. Tapi mereka cukup mampu secara rohani untuk melakukan taubat dan muraqabah (meditasi) jenis yang membuat seorang pencari bermeditasi cukup lama untuk sebuah bukit semut untuk tumbuh di seluruh tubuhnya).

Dwaparyuga: Ada penurunan lebih lanjut dalam tingkat spiritual dan orang kehilangan potensi mereka untuk taubat yang ketat dan meditasi berkelanjutan. Jadi ilahi sehingga mereka akan mampu membuat kemajuan melalui ibadah ritual. sangat memakan waktu dan tenaga karena mereka harus dilakukan setelah mencari bahan yang tepat. Seiring dengan ini ada banyak langkah yang harus diikuti untuk detail terakhir. Tapi orang-orang religius cukup berpikiran untuk menghabiskan waktu, tenaga dan uang untuk melakukannya.

Kaliyuga: ini diterjemahkan sebagai 'Era perselisihan' dan merupakan periode berjalan. Tingkat spiritual orang rata-rata telah turun menjadi hanya 20%. Kemampuan kita untuk melakukan praktek-praktek spiritual di atas telah sangat berkurang. Tapi mengingat bergolak kali kita hidup di dalam dan luasnya polusi spiritual - Allah swt telah membuat ketentuan yang sederhana bagi kita untuk tetap bertumbuh secara rohani. Semua Dia ingin kita lakukan sebagai latihan spiritual, adalah mengulang Asma-Nya.


Maju dari bruto (nyata) untuk halus (tidak berwujud)

Prinsip ini menyatakan bahwa kita perlu untuk memperbaiki latihan rohani kita dengan pergi dari hanya tindakan fisik, berlatih pada tingkat yang lebih halus.

Sebuah latihan rohani halus lebih dahsyat daripada satu yang kotor. Ambil contoh, hubungan dimana dua orang berjabat tangan dalam persahabatan, sementara pada kenyataannya, mereka mungkin tidak saling menyukai. Tampilan fisik dari persahabatan hanyalah sebuah façade. Di sisi lain, dua orang mungkin merasa niat baik yang tulus terhadap satu sama lain meskipun mungkin tidak ada kontak fisik.

Demikian juga, ketika datang ke berlatih Spiritualitas, akan melalui gerakan ibadah ritual eksternal (tingkat fisik) dengan pengabdian tanpa perlu diganti dengan memiliki pengabdian dalam nyata bagi Allah swt, atau keinginan yang kuat untuk pertumbuhan rohani.

Ketika melakukan latihan rohani adalah penting untuk diingat bahwa setiap individu berbeda dan jadi apa yang bekerja untuk satu orang mungkin tidak bekerja bagi orang lain. Ketika mendaki gunung seorang pendaki berpikir setiap jalan adalah satu-satunya cara. Tapi ketika dia mencapai puncak gunung, dia menyadari bahwa ada jumlah tak terbatas cara yang bisa membawanya ke atas. Demikian juga ada banyak jalan adalah sebagai kepada Allah swt karena ada orang.

Jumat, 16 Maret 2012

Terdiri dari apa manusia



Pada artikel ini kita menjelaskan komposisi tubuh manusia dan berbagai badan halus (rohani). Ilmu pengetahuan modern telah secara mendalam ke dalam pemahaman tubuh fisik. Namun pemahamannya tentang aspek-aspek lain eksistensi manusia masih sangat terbatas. Misalnya pemahaman tentang jiwa manusia dan intelek masih lebih atau kurang terbatas pada aspek fisik mereka. Namun ilmu spiritual telah mempelajari seluruh eksistensi manusia dengan sangat rinci.

Seseorang yang hidup terdiri dari badan-badan berikut.

Tubuh Fisik

Badan Energi Vital

Badan Mental

Badan atau tubuh kausal Akal

Ego Halus atau badan Supracausal

Jiwa atau Prinsip Allah swt dalam setiap dari kita


Pada bagian berikutnya kita akan menjelaskan berbagai badan lebih terinci.

Tubuh Fisik

Ini adalah badan yang terbaik dikenal untuk ilmu pengetahuan modern. Ini terdiri dari kerangka tulang, otot, jaringan, organ, darah, organ-organ indera 5, dll

Badan Energi Vital

Ini adalah badan juga dikenal sebagai Praandeha tersebut. Badan ini menyediakan, mempertahankan energi kehidupan vital untuk semua fungsi fisik maupun tubuh mental. Ada lima jenis energi vital atau praana:

Praana: Energi untuk kegiatan inhalasi.

Udaana: Energi untuk aktivitas pernafasan dan pidato.

Samaana: Energi untuk kegiatan perut dan usus.

Vyaana: Energi untuk gerakan sukarela dan tidak sukarela dari tubuh.

Apaana: Energi untuk buang air kecil, ejakulasi ekskresi,,

melahirkan, dll

Pada saat kematian energi vital dilepaskan kembali ke alam semesta dan juga membantu dalam mendorong tubuh halus dalam perjalanan selanjutnya nya.

Badan mental atau Pikiran

Badan Mental (Manodeha) atau Pikiran adalah kursi, semua emosi perasaan dan keinginan. . Hal ini terdiri dari tiga bagian:

Pikiran sadar: Ini adalah bagian dari pikiran dan perasaan kita bahwa kita sadar.

Pikiran sub-sadar: Ini berisi semua tayangan yang diperlukan untuk menyelesaikan nasib kita  dalam hidup kita saat ini. Pikiran dari pikiran sub-sadar kadang-kadang muncul ke dalam pikiran sadar dari waktu ke waktu baik dalam menanggapi beberapa rangsangan eksternal atau pada waktu bahkan tanpa itu. Misalnya selama satu hari satu mendapat pikiran acak dan tidak terkait tentang beberapa kejadian yang samar-samar di masa kecil seseorang.

Pikiran bawah sadar: Ini adalah aspek dari pikiran kita bahwa kita benar-benar menyadari. Ini berisi semua tayangan yang berkaitan dengan semua akun akumulasi.

Pikiran sub-sadar pikiran dan bawah sadar bersama-sama dikenal sebagai chitta tersebut.

Kadang-kadang kita juga merujuk pada suatu aspek dari Tubuh Jiwa sebagai Tubuh Hasrat atau . Ini adalah aspek pikiran yang berisi semua tayangan keinginan.

Silakan lihat artikel di ' Mengapa kita melakukan hal-hal yang kita lakukan "serta tutorial e- dari nama yang sama untuk memahami struktur fungsional dari pikiran.

Organ fisik yang terkait dengan Badan Mental otak.

Akal

Tubuh kausal atau Badan Akal adalah tubuh yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dan kemampuan penalaran.
Organ fisik yang terkait dengan Badan Akal adalah otak.

 Ego Halus

Ego Halus atau Badan Supracausal adalah sisa-sisa akhir dari ketidaktahuan dan perasaan bahwa kita terpisah dari Allah swt.



 Jiwa

Jiwa adalah prinsip Allah dalam diri kita dan adalah sifat sejati kita. Ini adalah komponen utama dari tubuh halus (ruhani) yang merupakan sebagian kecil dari Prinsip Tuhan yang Maha Kuasa dengan sifat Kebenaran Mutlak , Kesadaran Mutlak dan Malcolm . Jiwa tidak dipengaruhi oleh pasang surut dalam hidup dan dalam keadaan terus-menerus Bliss. Ini terlihat pada naik turunnya kehidupan di Maya atau Ilusi Agung dengan sikap pengamat. Jiwa adalah di luar 3 komponen dasar yang halus, namun sisa kesadaran kita seperti Tubuh Fisik dan Mental Tubuh terdiri dari hal itu.

Tubuh Halus

Tubuh Halus didefinisikan sebagai bagian dari keberadaan kita atau kesadaran bahwa daun Tubuh Fisik kita pada saat kematian fisik. Ini terdiri dari Tubuh Mental, Tubuh kausal atau Akal, Badan Supracausal atau Ego Halus dan Soul. Apa yang tertinggal pada saat kematian fisik adalah Tubuh fisik kita. Energi Vital dilepaskan kembali ke Semesta.

Berikut ini adalah beberapa aspek lain dari tubuh halus Halus akal organ: organ-organ indera Dengan halus, kita berarti aspek halus dari 5 organ indra kita yang dengannya kita mampu melihat alam halus. Misalnya kita dapat merasakan aroma seperti melati yang halus tanpa mereka sedang ada stimulus untuk menyebabkan itu. Juga wewangian hanya dapat dialami oleh satu orang dan bukan oleh yang lain di ruang yang sama.

Organ motorik halus: Dengan organ motorik halus, kita berarti aspek halus dari organ-organ fisik kita motorik seperti tangan kita, lidah,dll kegiatan Semua dimulai pertama dalam organ motorik halus dan kemudian dieksekusi dalam dimensi fisik dengan organ motorik kasar seseorang.

 Ketidaktahuan Semua aspek lain dari keberadaan kita selain Jiwa adalah bagian dari Maya atau ilusi Besar. Hal ini disebut ketidaktahuan yang bila diterjemahkan secara harfiah berarti tidak adanya pengetahuan. Para ketidaktahuan berasal dari kenyataan bahwa kita mengidentifikasi diri kita dengan fisik pikiran kita, tubuh dan intelek dan bukan dengan sifat sejati kita yang merupakan Jiwa atau prinsip Allah swt dalam diri kita.

Ketidaktahuan adalah akar penyebab ketidakbahagiaan. Manusia akan melekat pada uang, memiliki rumah, keluarga, kota, negara, dll lebih besar lampiran untuk setiap individu atau objek, lebih besar kemungkinan timbul ketidakbahagiaan dari keterikatan. Bahkan seorang pekerja sosial yang ideal atau syeikh dapat menjadi melekat pada masyarakat atau pengikutnya masing-masing. Lampiran terbesar yang masing-masing memiliki adalah untuk dirinya sendiri, yaitu pikiran dan tubuhnya. Bahkan sedikit ketidaknyamanan atau penyakit dapat membuat tidak bahagia; maka setiap orang harus secara bertahap terlepas tentang diri sendiri dan menerima rasa sakit dan penyakit seseorang dengan tenang . Hal ini tentu saja dengan pengertian yang
melekat bahwa kebahagiaan dan ketidakbahagiaan dalam hidup yang dialami terutama karena takdir kita. Juga bahwa hanya dengan mengidentifikasi dengan Jiwa kita dapat mengalami kebahagiaan abadi.

Jiwa dan ketidaktahuan bersama-sama merupakan jelmaan jiwa.
Ketidaktahuan untuk orang yang hidup memiliki dua puluh komponen dalam semua - Tubuh Fisik, lima organ indra halus, lima organ motorik halus, lima energi vital, pikiran sadar, chitta tersebut, Akal dan ego. Karena fungsi komponen tubuh halus pergi terus menerus, perhatian jiwa yang terwujud ditarik kepada mereka bukan jiwa, yang jauh dari pengetahuan spiritual .

Hirarki kekuasaan di alam semesta


Ada enam jenis kekuasaan di alam semesta. Kekuatan daya meningkat dengan daya yang lebih halus. Mari kita periksa masing-masing dari jenis kekuasaan.

1. Fisik: Ini adalah yang terendah dalam hirarki kekuasaan di alam semesta seperti yang juga yang paling lemah. Ini termasuk kekuasaan dalam hal-hal seperti:

Obat untuk menyembuhkan penyakit - misalnya antibiotik untuk membunuh kuman

Senjata fisik yang digunakan untuk membunuh

Daya keuangan

Politik kekuasaan

Ini adalah kekuatan fisik yang orang biasa telah di pembuangan.

Keterbatasan dari kekuatan ini adalah bahwa hal itu dapat bertindak hanya pada tingkat fisik. Sebagai contoh, jika seseorang tidak dapat melihat orang atau target, maka senjata fisik tidak akan dapat menemukan targetnya.

2. Fisik dan wirid (doa): Ketika kita menggabungkan kekuatan halus dengan kekuatan fisik maka hasilnya jauh lebih efektif. Pada zaman kuno, ketika ditembak panah dari busur, doa juga diucapkan. Karena doa, nama musuh akan bisa direkam dan panah akan menemukan target bahkan jika target adalah hantu halus bersembunyi di daerah neraka . Hal ini karena energi halus, yang disertai panah. Ini adalah prinsip yang sama diterapkan pada persiapan Ayurvedic obat-obatan, obat-obatan disiapkan saat mengucapkan doa. Demikian pula, ketika mengusir roh yang bertanggung jawab untuk memiliki, barang-barang seperti gram hitam, kapur, jarum dll digunakan bersama dengan iringan wirid. Namun demikian, pada waktu, meskipun baik dari fisik dan wirid halus yang hadir, seseorang tidak mencapai sukses lengkap. Pada saat seperti itu, berarti lebih halus harus digunakan sebagai diberikan di bawah ini.

. 3  hanya wirid : Dengan menggunakan wirid yang lebih kuat, musuh dapat dikalahkan hanya dengan wirid saja juga digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi lainnya seperti perkawinan, kekayaan dll



4. menghubungi: Pada tingkat yang lebih tinggi kita memiliki hubungan. Ini berarti bahwa jika orang yang sangat rohani berkembang (di atas tingkat spiritual dari 70%) menyentuh sesuatu, barang yang akan mampu memiliki kekuatan untuk mengalahkan hantu (setan, setan, energi negatif, dll) . Namun, kontak dalam konteks ini tidak terbatas hanya untuk disentuh. Seseorang akan diuntungkan ketika datang ke dalam kontak dengan orang rohani berkembang dalam salah satu dari cara berikut. Mereka adalah ketika seseorang rohani berkembang:

· Mengingat Anda.

· Cek segala hal yang telah dilakukan oleh Anda.

· Apakah informasi tentang situasi atau masalah yang Anda sedang menjalani.

· Berbicara di telepon Anda.

5. Resolve: Setelah kesucian dicapai pada tingkat spiritual dari 70%, pikiran terlarut dan intelek baik dalam perjalanan untuk menjadi terlarut dan memiliki akses ke Universal Mind. Sebagai Suci berlangsung spiritual melebihi tingkat spiritual 80%, pikiran-Nya pergi menuju keadaan berpikir. Pada titik ini pikiran hanya seperti 'mungkin itu terjadi' dalam pikiran orang berevolusi cukup untuk terjadinya peristiwa tersebut. Tidak ada lagi diperlukan. Menyelesaikan ini hanya digunakan sesuai dengan Kehendak Allah swt

6. Pada tingkat tertinggi, orang yang berevolusi (di atas tingkat spiritual dari 90%) bahkan tidak perlu untuk membuat menyelesaikan. Kehadiran, kedekatan atau perusahaan dari orang spiritual berevolusi cukup untuk sebuah event terjadi, seperti kemajuan spiritual seorang murid atau penghapusan hantu (setan, setan, energi negatif, dll). Hal ini dapat dipahami dengan contoh Matahari yang membangkitkan semua orang dan membuat bunga mekar dll ketika naik. Semua ini terjadi hanya dengan keberadaannya. Matahari tidak meminta siapa pun untuk bangun atau bunga mekar. wali dari tingkat spiritual yang di atas 90% melakukan misi mereka dengan cara ini.

Jangan buang energi spiritual Anda



Dengan melakukan latihan spiritual yang mendapatkan energi spiritual. Jika kita menggunakan energi, misalnya dalam bentuk doa untuk mendapatkan keuntungan duniawi maka energi spiritual yang akan habis. Alasan untuk ini adalah bahwa kita memanfaatkan energi spiritual kita untuk mengatur sesuatu untuk keuntungan duniawi kita. Oleh karena itu bukan energi spiritual kita dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan rohani kita, kita bahkan bisa mengalami kemunduran rohani. Tidak ada akhir untuk kesulitan duniawi dan kebanyakan mereka adalah karena takdir . Dengan pertumbuhan rohani meningkatkan kemampuan untuk menghadapi takdir dan akhirnya mengatasinya.

Kamis, 15 Maret 2012

Cinta spiritual



Cinta spiritual , berarti cinta tanpa harapan.

Biasanya ketika seseorang mencintai orang ada beberapa bentuk terlampir dan harapan itu adalah bersyarat. Namun cinta rohani adalah tanpa syarat, tidak peduli apa situasinya. Bentuk cinta adalah ilahi (cinta karena Allah) dan hanya berkembang setelah banyak latihan spiritual ketika seseorang mempersepsi kehendak Allah swt dalam semua orang. Begitu juga, kita menjadi lebih bahagia ketika cinta individu kita tidak tercemar atau dilemahkan dengan harapan.


Gambar di atas menunjukkan bagaimana cinta cinta duniawi yaitu dengan harapan didasarkan pada kesamaan dengan keadaan orang lain. Tetapi tidak ada jaminan bahwa semua aspek dari sifat kita akan serupa atau melengkapi sifat orang lain. Ketika kita mulai menemukan perbedaan, saat itulah perselisihan dan kesulitan dimulai.


Di sisi lain, cinta spiritual atau cinta tanpa mengharapkan didasarkan pada Jiwa tak berubah. Hal ini mirip dengan bagaimana link string manik-manik pada kalung apapun bentuk, warna atau ukuran - sifat eksternal tidak penting.

Rabu, 14 Maret 2012

Keajaiban Kitab Suci al-Qur'an dan Rahmat Nabi Muhammad (s)


  
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

A`uudzu billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.
Nawaytu 'l-arba`iin, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,
nawaytu 'r-riyaadhah, nawaytu 's-suluuk, lillahi ta`ala fii haadza 'l-masjid.
  
Athi`ullaha wa athi`u 'r-Rasuula wa uuli 'l-amri minkum.
Patuhilah Allah, patuhi Nabi (s) dan patuhi orang-orang yang mempunyai otoritas atas kalian. (4:59)
Alhamdulillah, sangat sulit untuk bicara karena ini tidaklah mudah.  Saya tidak mempersiapkan sesuatu.  Saya datang untuk mendengar dan menyimak, seperti kalian.  Kalian harus mempunyai adab, hormat kepada Allah (swt) dan Nabi-Nya, Sayyidina Muhammad (s).  Nabi (s) tidak pernah berbicara sesuatu melainkan berasal dari wahyu.  Jadi adab untuk disiplin bagi umat Nabi (s) dan manusia adalah mengikuti jejak Sayyidina Muhammad (s), yang mengajarkan kita akhlak terbaik.  Sekarang orang bisa mengatakan apa saja yang mereka sukai, setiap orang bebas untuk mengatakan Islam begini atau begitu!  Bahkan Setan berkata, "Oh Tuhanku!  Aku lebih baik daripada Adam."  Itu dinyatakan dalam Kitab Suci Al-Qur'an, 
 
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim, anaa khayrun minhu khalaqtanii min naar wa khalaqtahu min tiin.
(Ibliis) berkata, "Aku lebih baik darinya, Engkau menciptakan aku dari api, dan Engkau menciptakannya dari tanah! (38:76)
 
Dia mempunyai kekuatan untuk menghadap Tuhannya dan berkata, "Mengapa aku harus bersujud kepada Adam?  Aku lebih baik darinya."  Iblis masih percaya kepada Tuhan.  Allah (swt) mengutus Sayyidina Adam, Nuh, Musa, Jesus, dan Sayyidina Muhammad (semoga kedamaian tercurah kepada mereka semua) untuk mengajarkan kita bagaimana cara berdisiplin.  Sekarang, jika kalian ingin menjadi seorang diplomat, kalian harus mengikuti kursus, mengapa?  Untuk belajar bagaimana cara menunjukkan hormat.  Seorang duta besar harus menunjukkan hormat, bahkan kepada musuhnya.  Ia ingin membangun jembatan, bukannya menghancurkannya.  Jadi mereka dilatih untuk itu. Lalu bagaimana menurut kalian ketika bicara mengenai pesan surgawi dari Islam, atau dengan apa Jesus dan Nabi Musa (a) datang?  Kalian harus mengatakan sesuatu yang diridai Allah.  Allah tidak suka seseorang yang berdiri di podium dan menyerang orang lain, bukannya memberi daya tarik, kalian mengatakan beragam kata-kata negatif yang membuat mereka bingung dan pergi.  
 
Oleh sebab itu, tanggung jawab untuk bicara adalah sangat berat.  Dikatakan bahwa ada dua macam ilmu:  `Ilm al-Awraaq, "Ilmu Kertas," dan `Ilm al-Adzwaaq, "Ilmu Rasa".  Kalian membaca kertas, ambil uang, kemudian pergi.  Tidak peduli apakah orang lain mendengar atau tidak.  Itu adalah ilmu yang kalian peroleh melalui membaca buku-buku.  Ilmu tidak dapat diambil kecuali melalui mulut para ulama, yaitu orang-orang yang alim, yang berilmu.  Di sisi lain, `Ilm al-Awraaqartinya ilmu untuk mengetahui bagaimana cara berbicara dan menjaga manisnya kata-kata kalian sehingga orang akan mendengar.  Kalian tidak akan pernah tahu bagaimana manisnya isi cangkir ini sampai kalian mencicipinya, saya dapat menggambarkannya dengan sebuah cangkir emas bergaris kuning yang berisi air, tetapi bila kalian tidak merasakannya, apa manfaatnya?  Jadi `Ilm al-Adzwaaq adalah ilmu di mana Allah (swt) meletakkannya pada lidah ketika kalian mempunyai disiplin.
 
Para nabi dan rasul datang dengan pesan surgawi yang baik.  Surga tidak mengirimkan pesannya yang tidak manis.  Ucapan atau kata-kata kita harus mempunyai rasa manis di dalamnya, kalau tidak, kalian tidak dapat memperoleh apa-apa dari majelis itu dan lebih baik untuk tinggal di rumah.  Di mana pun dan apa pun yang kalian ikuti, jika kalian mengikuti pesan Sayyidina Muhammad (s), Sayyidina Jesus (a), atau Sayyidina Musa (a), kalian harus mempunyai disiplin untuk mengikuti suatu pesan atau orang tertentu.  Semua jalan kehidupan selalu mempunyai disiplin.  Kalian tidak bisa mengabaikannya dengan mengatakan, "Itu bukan urusanku."  Di jalan, kalian mempunyai jalur pejalan kaki dan kalian tidak boleh berjalan di jalanan, itu adalah disiplin.  Setiap negara mempunyai undang-undang dasarnya, kalau tidak pemerintah dan masyarakatnya akan kacau balau.  Setiap individu juga menerima suatu jalan untuk diikuti.

 وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ
Wa li kulli lahu wijhatu huwa muwalliihaa fa 'stabiquu 'l-khayraat.
Bagi setiap orang ada arah untuk mencapai tujuan mereka, maka berlomba-lombalah dalam kebaikan itu. (al-Baqara, 2:148)
 
Fastabiquu'l-khayraat, "Berjuanglah untuk yang terbaik."  Tugas kita adalah untuk berjuang demi yang terbaik untuk kemanusiaan dan untuk kita sendiri.  Allah berfirman kepada Nabi (s): 
 
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Wa innaka la-`ala khuluqin `azhiim.
Dan sesungguhnya, kau (Wahai Muhammad) mempunyai akhlak yang mulia. (Al-Qalam, 68:4)
 
Akhlak, khuluq yang Allah berikan kepada Nabi (s), wa innaka la-`alaa khuluqin `azhiim, artinya, "Kau memiliki akhlak terbaik dengan perilaku terbaik dan moral yang sempurna."  Allah (swt) mendeskripsikan Nabi-Nya sebagai: 
كان خلقه القرآن
Kaana khuluqahu al-qur'an.
Akhlak Nabi (s) adalah al-Qur'an. (al-Bukhari)
 
Siapa yang ingin mencapai disiplinnya Nabi Muhammad (s), atau nabi-nabi lainnya yang ingin kalian ikuti dalam kalbu kalian, pesan itu pasti mempunyai level kesempurnaan tertinggi.  Allah (swt) melukiskan Sayyidina Muhammad (s) mempunyai akhlak terbaik lahir dan batin. 
 
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ            
Qul in kuntum tuhibuun Allah fatabi`uuni yuhbibukum Allah.
Katakan, "Jika engkau benar-benar mencintai Allah, ikuti aku, Allah akan mencintaimu." (3:31) 
 
Jadi, jika kini orang-orang tidak mengikuti teladan terbaik, mereka akan jatuh ke dalam masalah dan kesulitan.  Dalam Islam jika kalian melihat sebuah batu di jalan, adabnya adalah memindahkannya, karena bisa jadi ia menimbulkan kesulitan bagi orang lain, atau sebuah mobil dapat mengenainya dan menimbulkan kecelakaan.  Jadi apa tugas kalian?  Memindahkan batu itu.  Kalian tidak boleh memindahkannya dengan kaki kalian.  Siapa yang menciptakan batu itu, kalian atau Allah (swt)?  Allah yang menciptakannya.  Dengan demikian adabnya adalah dengan berjongkok, lalu ambil batu itu dengan tangan kalian, dan memindahkannya ke pinggir.  Kalian harus menyingkirkan masalah dari orang banyak dengan menyediakan waktu dan niat kalian terhadap apa yang kalian lihat di depan kalian.  Nabi (s) bersabda, "Jika kalian sungguh-sungguh mencintai Allah, ikuti Muhammad (s)."  Kita tidak bisa hanya mengucapkannya saja, kita harus mengikuti Sayyidina Muhammad (s) dengan perbuatan dan disiplin!

Allah (swt) berfirman kepada Nabi (s), "Engkau mempunyai akhlak terbaik," dan hadis meriwayatkan, "Akhlak Nabi (s) adalah al-Qur'an."  Nabi (s) adalah "Qur'an yang berbicara."  Allah (swt) menganugerahinya ilmu dari Al-Qur'an yang sangat luas dan mempunyai makna tak terbatas.  Sekarang orang-orang membatasi Al-Qur'an suci dengan mengutip ayat-ayat di luar konteks, atau dengan mengikuti arti harfiah tanpa memahaminya.  Mereka membatasinya begitu banyak hingga mereka merendahkan kitab suci Al-Qur'an dan mereka bahkan tidak menyadari apa yang mereka lakukan!  Kitab suci al-Qur'an adalah firman Allah yang sakral!  
 
 إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًاخَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim, inna alladziina aamanuu wa `amiluu 'sh-shaalihaat kaanat lahum jannatu'l-firdawsi nuzula khalidiina fiiha laa yabghuuna `anha hiwalaa, qul law kaan al-bahru midaadan li kalimaati rabbii wa law ji'naa bi-mitslihi madadaa

Sesungguhnya bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka surga firdaus menjadi tempat tinggalnya.  Mereka kekal di dalamnya dan mereka pun tidak ingin pindah darinya.  Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta bagi  kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan sebanyak itu." (Surat al Kahf, 18:107-109)
 
Allah (swt) berfirman, "Katakan kepada mereka, yaa Muhammad (s), jika lautan adalah tinta dan pohon-pohon sebagai pena untuk menulis kalimat Allah, kalimat Allah tidak akan pernah habis tetapi tinta dan penanya yang akan habis!  Jadi bagaimana mereka membatasi 500 halaman kitab suci al-Qur'an?  Dan mereka mengatakan bahwa mereka adalah para ulama yang memberikan fatwa?  Allah (swt) menggambarkan kitab suci al-Qur'an di dalam kitab suci al-Qur'an.  Itu artinya, kitab suci al-Qur'an mengandung makna dan tafsir yang akan bermanfaat bagi manusia setiap saat dalam kehidupan mereka dan akan bermanfaat dalam area apa pun; baik itu psikologi, kedokteran, atau astrologi, kalian dapat menemukan apa saja di dalam Kitab suci al-Qur'an yang menerangi ilmu-ilmu tersebut.  Tetapi kalian memerlukan orang-orang yang mempelajari ilmu-ilmu tersebut untuk membaca dan mengerti.  Dan ada begitu banyak contoh dari apa yang mereka temukan dalam Kitab Suci al-Qur'an sejak 1400 tahun yang lalu.  Oleh sebab itu kalian harus mempunyai disiplin.  Ketika kalian mempunyai sesuatu yang berharga di mana kalian menyimpannya?  Jika kalian mempunyai sebuah mahkota, di mana kalian menyimpannya?  Di kepala kalian.  Apakah Qur'an bukan merupakan mahkota?  Kitab Suci al-Qur'an harus diangkat setinggi-tingginya untuk memberikan kehormatan kepada firman Allah (swt).  

Wahai ulama-ulama sekarang!  Di mana kalian meletakan Kitab Suci al-Qur'an?  Kalian hanya mengajarkan bagaimana cara berwudu dan salat, itu memang bagus, tetapi bagaimana tentang Maqaam al-Ihsaan, maqam Kesempurnaan Moral, untuk mengetahui apa yang tersembunyi?  Lihatlah pada doa ini (kaligrafi yang tergantung di dinding): rabbana atinaa min ladunka rahmatan wa hayyi lana min amrina rasyada.  Apa maknanya?  Jika kita membacanya secara harfiah, itu artinya, "Ya Tuhan kami!  Berikanlah kami rahmat dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami."  Itu adalah arti yang normal, tetapi kalian perlu melihatnya lebih dalam, diperbesar pandangannya (zoom in), jangan diperkecil (zoom out).  Ulama-ulama sekarang melihatnya dengan cara diperkecil.  Bila diperkecil, kalian tidak bisa melihat rahasia setiap kata dan setiap huruf dari al-Qur'an!  Rabbana atina min ladunka rahmah, "Wahai Tuhan kami! Berikanlah kami dari Samudra Rahmat-Mu!  Apakah samudra itu?  Itu artinya, "Izinkanlah kami menyelam ke dalam samudra-Mu yang tidak berawal dan tidak berakhir!  Ilmu yang mencakup awal dan akhir, `uluum al-awwaliin w 'al-akhiriin, yang telah diletakkan di sana."  Siapakah yang merupakan Rahmatali 'l-`Alamiin, rahmat bagi seluruh umat manusia?  Jadi doa itu berarti, "Masukkan kami di dalam samudra Muhammad (s); izinkanlah kami berada di sana bersamanya sebagai sahabatnya!"
 
Nabi (s) berkata kepada sahabatnya, Sayyidina Abu Bakr (r):  
 
إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا
Idz yaquulu li shaahibi la tahzan innAllah ma`na.
Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. (Surat at-Tawbah, 9:40)
 
Jadi ketika kalian membaca ayat itu dengan cara lain, itu artinya, "Wahai Tuhan kami!  Jangan biarkan kami dijauhkan dari navigasi dan memperdalam/memperbesar pandangan dalam rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi (s)!"  Itu adalah ilmu al-awwaliin wa 'l-akhiriin (awal dan akhir).  Allah (swt) memberi Sayyidina Muhammad (s) segala macam ilmu.  Itu sebabnya ada begitu banyak prinsip sains yang disebutkan dalam kitab suci al-Qur'an dan ahadis sejak 1.400 tahun yang lalu.  Ini juga berarti ada suatu jalan dan koneksi bagi setiap orang ke dalam kalbu Nabi (s).  

Orang bertanya kepada kalian, "Di mana alamat kamu?"  Jika mereka menanyakannya 20 tahun yang lalu, kalian akan memberikan alamat kalian, lengkap dengan kode pos.  Sekarang kalian akan memberinya alamat e-mail kalian, yang menghubungkan kita semua di seluruh dunia dengan sebuah "server" yang menyaring (memfilter) semua e-mail.   Sekarang kita manusia menginovasi server-server, dan milyaran e-mail masuk ke dalam server-server itu.  Bagaimana menurut kalian ketika Allah (swt) mengajarkan kita untuk mengucapkan, "Ya Allah!  Berikanlah rahmat itu dan masukkan kami ke dalam kalbu Muhammadun Rasuulullah, untuk menghubungkan kalbu kita dengan server beliau sehingga beliau akan mengarahkan kita dan menunjukan suatu hubungan dengan kita."  Setiap orang mempunyai hubungan kepada Nabi (s).

Allah berfirman di dalam Al-Qur'an suci:
 وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil-`alamiin.
Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai Rahmat bagi seluruh alam!  (21:107)
 
وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا    
Wa hayyi lana min amrina rasyada.
Dan lancarkan urusan kami dengan jalan yang benar. (18:10)
 
Nabi Muhammad (s) mencapai setiap makhluk di bumi melalui ayat ini, yang artinya, "Ketika Engkau menghubungkan kami dengan jalan  Sayyidina Muhammad (s) kami memperoleh hidayah, dan dari situ kami memperoleh disiplin."  Tidak ada hidayah kecuali dengan disiplin.  Jika kalian ingin memandu anak kecil, kalian harus menunjukannya disiplin.  Sama saja dengan orang dewasa.  Kalian tidak bisa mengajarkan disiplin bila kalian sendiri masih belum berdisiplin.  Kalian harus sangat berdisiplin dengan apa pun yang kalian lakukan.  Hari ini mereka mengatakan kepada kalian, misalnya, bahwa sendok untuk sup, garpu untuk salad, dan pisau untuk memotong.  Dapatkah kalian memotong dengan garpu?  Tidak.  Jika kalian melakukannya, mereka mengatakan, "Kita perlu mengajarkan orang ini tentang etiket."  Dapatkah kalian makan dengan kaki kalian?  Tidak, kalian berjalan dengan kaki kalian. 

Nabi (s) bersabda, "Pada hari Kiamat, orang-orang akan berjalan dengan kepala mereka."  

Sayyida `Ayisya (r) bertanya, "Bagaimana mereka berjalan dengan kepala mereka?"  
Nabi (s) menjawab, "Dia yang membuat orang berjalan dengan kaki dapat membuat orang berjalan dengan kepala mereka."  

Wahai Muslim dan non-Muslim!  Berhati-hatilah!  Bisa jadi Allah membuat kita berjalan dengan kepala kita pada Hari Kiamat nanti, dan itu adalah hukuman (berjalan di atas kaki kita bukanlah hukuman).  Jika Allah tidak memberikan Rahmat-Nya, kalian tidak akan mendapat bimbingan!  Allah (swt) berfirman, 
 
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاء وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Innaka laa tahdii man ahbabta walaakin allah yahdii man yasya'a wahuwa aa`alamuu bil-muhtadiin.
Sesungguhnya kalian tidak dapat memberi hidayah kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah (swt) memberi hidayah kepada orang-orang yang Dia Kehendaki dan Dia Maha Mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (28:56)
 
Itulah sebabnya dua hari yang lalu kami terangkan tentang ayat Qur'an:

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُقُمْ فَأَنذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ 
Yaa ayyuha 'l-mudatstsir, qum fa andzir wa rabbuka fa-kabbir.
Wahai orang-orang yang berselimut!  Bangun dan berilah peringatan, dan Tuhanmu, agungkanlah!  (Surat al-Muddatstsir, 74:1-3)
 
"Wahai orang-orang yang berselimut!"  Itulah maknanya di sini.  Qum fa andzir, "Berdirilah dan berilah peringatan kepada manusia."  Wa rabbuka fakabbir, setelah memperingatkan mereka, "tunjukkan kebesaran Allah."  Mengapa Nabi (s) harus memperingatkan mereka dan memperlihatkan kebesaran Allah?  Ketika kalian mengatakan "pujian", "pengagungan", dan "kebesaran", itu artinya kalian ingin mengatakan sesuatu yang membuat kalian bahagia.  "Wahai Nabi (s), yang menyelimuti diri!  Berilah peringatan kepada manusia tentang Allah dan kebesaran-Nya, lalu agungkan dan berikan pujian kepada Allah, karena itu adalah hal terpenting yang dapat dilakukan oleh seseorang!"  Itulah makna harfiahnya, tetapi ketika diperdalam, diperbesar (zoom in),

Apakah menurut kalian, Allah (swt) akan berkata kepada Nabi-Nya (s), "Wahai orang yang berselimut!"  Diselimuti oleh apa?  Mereka berkata bahwa beliau menyelimuti dirinya dengan sehelai kain, selimut, atau abaa, jubahnya, karena beliau menggigil sebagai dampak turunnya wahyu.  Beliau, "Wahai orang yang Kuselimuti dengan Asmaul Husna wal Sifat yang tak pernah berakhir!  Yaa Muhammad, yang merupakan cahaya Surga!  Cahaya Hadirat Ilahi telah termanifestasi ke dalam dirimu!  Berdirilah di Hadirat Ilahi ini, Dia mengirimkan pujian yang tinggi bagimu.   Agungkanlah Tuhanmu atas Kebesaran-Nya dan hiasi manusia dengan apa yang telah Kuhiasi dirimu!  Peringatkan mereka bahwa Asmaul Husna wal Sifat ini telah siap untuk disandangkan kepada mereka, dan jangan biarkan mereka lari dari samudra itu!"  Itulah sebabnya Dia berfirman, wa rabbuka fa-kabbir, "Dan Tuhanmu Yang Mahabesar, agungkanlah dan akui kebesaran-Nya!"
 
Wahai Muslim dan non-Muslim!  Kitab suci al-Qur'an adalah sebuah kitab tetapi ia tidak diciptakan.  Ia disusun sepenuhnya oleh para Sahabat (r).  Mereka mendengar dan melihat turunnya wahyu, mereka melihat apa yang kita tidak lihat.  Nabi (s) hidup dengan wahyu itu dan tidak ada orang lain yang melakukannya.   Beliau memberikan wahyu itu, manisnya wahyu itu dari mulut sucinya.  Beliau membacanya dengan jalan yang suci dan tidak ada orang yang mendengarnya kecuali para Sahabat dan mereka meneruskannya dengan menyusunnya menjadi sebuah kitab.  Tetapi kata-kata yang telah diturunkan mengandung rahasia-rahasia Allah yang tak terhingga yang diturunkan kepada Nabi (s)!  Jika seluruh dunia ini menjadi pena dan seluruh samudra menjadi tinta, maka apa yang Allah berikan kepada Nabi (s) sekarang tidak akan pernah berakhir dan apa yang Allah berikan kepada Nabi (s) sejak awal hingga sekarang itu tidak lain melainkan hanya setetes dari apa yang Allah akan berikan!
 
Wahai Muslim!  Ambillah Cahaya Qur'an dan manfaatnya sebagai sebuah mahkota.  Jika kalian tidak membacanya, letakkan al-Qur'an di atas kepala kalian setiap hari dan biarkan cahayanya memasuki seluruh tubuh dan sistem saraf kalian.  Ia akan mempengaruhi kalian dan membuat kalian lebih kuat pada hari itu.  Tetapi apa yang kita lakukan?  Kita menyimpan al-Qur'an di dalam lemari dan berkata, "Kami mendapat manfaatnya."  Di beberapa negeri, seperti di Indonesia dan beberapa negeri Arab, mereka menjahit sampul untuk al-Qur'an dan menggantungnya di rumah mereka sebagai berkah.  Di sini, saya tidak pernah melihat kitab suci al-Qur'an tergantung.  Kalian lihat orang-orang di sini, di masjid, mereka membaca Qur'an, dan ketika selesai mereka meletakannya di lantai!  Itu bukan adab, karena dengan demikian kaki mereka lebih tinggi daripada Kitab Suci al-Qur'an pada saat mereka salat.  Kitab Suci al-Qur'an harus berada di atas kepala kalian!  Siapa yang menghormati al-Qur'an, Allah akan menghormati mereka di Hari Kiamat, dan siapa yang tidak menghormatinya, Allah akan merendahkannya di Hari Kiamat.  Semoga Allah (swt) mengampuni kita dan menggolongkan kita sebagai orang-orang yang menghormati kitab suci al-Qur'an.   
 
Alhamdulillah, ini adalah sebuah masjid baru di daerah Washington, D.C. Tempatnya kecil, tetapi bila kita menyelesaikan lantai atas, insya Allah ruang utama akan dapat menampung banyak orang.  Ruang utama di atas masih dalam proses renovasi.  Ini adalah satu-satunya ruangan yang sudah siap sekarang.  Ini adalah berkah dari Mawlana Syekh Nazim (q) dan himmah beliau, membawa cahaya dan rahmat dari kitab suci al-Qur'an dan Nabi kita (s) ke Amerika dan ke seluruh dunia. 

Wa min Allahi 't-tawfiiq, bi hurmati 'l-habiib, bi hurmati 'l-Fatihah. 

Tujuh Batu Permata yang Menyeimbangkan Bumi


Mawlana Syekh Hisyam Kabbani



Ketika tambang itu runtuh, inspirasi Mawlana pada saat itu ketika saya memberikan pelajaran (ceramah) adalah bahwa Grandsyekh berkata, “Ada tujuh permata, berlian di dunia ini, dan di setiap berlian itu terdapat gambar Jibril (a).”  Ada tujuh di seluruh dunia dan Allah mengetahui di mana mereka.  Satu bersama Mahdi (a).  Ketika para penambang itu terjebak, mereka sangat dekat dengan batu permata itu sehingga jika mereka terus melanjutkan penggaliannya, mereka akan menemukan harta karun di sana!  Mereka (awliya) tidak ingin harta itu terlihat, itulah sebabnya segala sesuatu menjadi runtuh di atas kepala mereka.  Tetapi walaupun terjadi reruntuhan, itu tidak mempengaruhi mereka karena di sana ada sebuah gua dan mereka memasuki gua itu.

Allah (swt) berfirman di dalam Kitab Suci al-Qur’an:

فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنشُرْ لَكُمْ رَبُّكُم مِّن رَّحمته ويُهَيِّئْ لَكُم مِّنْ أَمْرِكُم مِّرْفَقًا

faauuw ila ‘l-kahfi yanshur lakum rabbukum min rahmaatihi wa yuhayyi lakum min amrikum mirfaqa.
Berlindunglah ke dalam gua, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam  urusanmu." (Surat al-Kahf, 18:16)

Dia berfirman, “Berlarilah ke dalam gua!”  kepada orang-orang yang melarikan diri dari penindasan sultan pada saat itu.  “Berlarilah ke dalam gua dan Allah akan mengirimkan rahmat-Nya kepadamu.”  Jadi ketika para penambang itu berlari ke dalam gua dan gunung itu runtuh, reruntuhannya tidak mengenai mereka dan dari gua itu mereka bisa berhubungan dengan orang-orang dan memperoleh air dan penerangan.  Jadi saya memberikan suatu pelajaran panjang mengenai hal itu.

Orang Chile dan Argentina mempunyai iman yang kuat, bukannya setengah-setengah, tidak.  Mereka mempunyai iman yang kuat!  Alhamdulillah, saya tidak melihat keimanan yang seperti itu, kecuali di Indonesia.  Orang Indonesia juga seperti itu; mereka mempunyai iman yang kuat.  Kalian mengatakan sesuatu, mereka lalu menangis.  Saya tidak pernah melihat ada orang menangis di sini, saya dan kalian, kita tidak menangis.  Tetapi di sana, di Indonesia, mereka membuat setiap orang menangis.  Orang-orang Chile dan Argentina juga sama: mereka cepat menangis karena mereka mempunyai iman yang kuat.  Tetapi sungguh, tajali di sana begitu kuat, kalian dapat merasakannya.

Jadi ada tujuh batu permata di  dunia tetapi batu-batu itu tidak akan diberikan kepada kalian.  Jika satu batu itu jatuh ke tangan kalian, dengan segera jin akan datang dan mengatakan, “Kembalikan amanat itu kepadaku!”  Jadi jangan dicari, karena batu-batu itu bukan untuk dimiliki oleh manusia, mereka adalah untuk menyeimbangkan bumi.  Jika batu-batu ini hilang, maka bumi akan kehilangan keseimbangannya.  Jika malaikat memindahkan batu itu sedikit saja, maka akan terjadi gempa bumi dan dengan segera gelombang elektromagnetik di daerah itu akan menggerakkan bumi agar tidak memindahkan batu-batu itu, batu-batu berlian itu.  Jadi setiap kali terjadi gempa bumi, ingatlah bahwa batu itu telah bergeser sedikit.  Jika ia bergeser lebih banyak lagi, maka akan terjadi gempa yang lebih besar.  Jika ia terus bergerak lebih banyak lagi, maka tidak ada jalan untuk mengontrol gempa bumi itu.  Setiap kali gempa itu terjadi, kalian harus ingat bahwa Hari Kiamat sedang mendekat.

Allah (swt) berfirman di dalam Kitab Suci al-Qur’an:

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَاوَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَايَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا
idza zulzilat al-ardhu zilzaalah, wa akhrajatil ardhu atsqaalaha, wa qaalat al-insaanu maa laha yawmaidzin tuhadditsu akhbaarahaa bi-anna rabbaka awhaa lahaa.  ..."
Ketika bumi diguncangkan dengan guncangan dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya, dan manusia bertanya, “Ada apa dengannya?” Pada hari itu ia akan menceritakan beritanya.  Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan kepadanya,  (az-Zalzalah, 99:1-5)

Gempa bumi akan mengguncang, tetapi bukan dengan guncangan biasa, dan ia akan mengeluarkan apa yang tersembunyi; apa yang terkubur di dalamnya akan muncul.  Sekarang para ulama menjelaskan hal ini dengan merujuk pada Hari Kebangkitan di mana seluruh orang yang telah meninggal dunia, mereka yang telah dikubur akan bangkit kembali.  Tetapi itu bukanlah satu-satunya makna, itu adalah salah satu penafsirannya.  Allah (swt) akan membawanya kembali untuk diberikan kepada kalian.  Dia akan memberi kalian sebuah tanda.  Guncangan besar itu akan membawa harta karun dari dasar tanah yang akan berada dalam pengendalian Mahdi (a).  Jin akan diperintahkan untuk membawa segala harta yang memungkinkan ke permukaan bumi dari bawah tanah.  Lalu, di mana mereka akan meletakannya?  Di Masjid al-Amawi di Damaskus!  Seluruh harta di dunia—emas, berlian, dan segalanya—tak ada yang tersisa.  Orang akan lewat dan melihatnya, tetapi mereka tidak akan menyentuhnya, karena pada saat itu tidak ada orang yang memerlukannya lagi.  
Jadi pada saat itu, wa qaala al-insaanu maa laha, “Manusia menangis (karena menderita), ‘Ada apa dengannya (Bumi)?’"  Manusia akan berkata, “Apa yang terjadi!?  Apa yang terjadi!?”   Yawmaidzin tuhadditsu akhbaarahaa, pada hari itu bumi akan menceritakan beritanya.”  Jadi apa yang terjadi?  Pada saat itu, di masa Mahdi (a), bumi akan berbicara dengan kalian, mengatakan kesalahan apa yang telah kalian lakukan, jadi kalian bisa bertobat.  Di masa Mahdi (a) semua orang akan menjadi saleh, karena mereka semua bertobat dan memberikan bay’at kepada Mahdi (a)!  Tuhadditsu akhbaarahaa bi-anna rabbaka awhaa lahaa, “Dia akan menceritakan beritanya karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan kepadanya.”   Apapun yang telah diturunkan Allah (swt), Dia mengirimkannya sebagai wahi, wahyu.  Ini artinya bahwa bumi itu begitu penting, sangat disayang oleh Allah sehingga Dia memberikannya kepada manusia.

Bagaimana Allah mengirimkannya sebagai suatu wahyu?  Untuk manusia kita mengatakannya, “inspirasi”.  Hanya para nabi yang menerima wahyu.  Tetapi  Allah mengirimkan wahyu kepada bumi.  Ini artinya Allah memberi manusia sesuatu yang sangat disayang-Nya agar manusia dapat hidup dengan damai, tetapi mereka mengancurkannya, karena mereka adalah para penindas.  Pada saat itu orang-orang akan berlari-larian.  Berlari ke mana?  Dalam arti yang diberikan para ulama, itu artinya berlari ke akhirat, dalam arti harfiahnya, itu artinya berlari menuju Mahdi (a), untuk berada di Syam, sedemikian rupa sehingga bagi seseorang yang jauh, seperti di Malaysia, ia akan mampu pergi ke Syam dalam satu langkah hanya dengan mengucapkan, “Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.” 

Itu akan menjadi masa yang penuh dengan keajaiban.  Bi anna rabbaka awhaa lahaa, “Karena Tuhanmu telah memerintahkan kepadanya (memberinya wahyu).”  Pada saat itu, orang akan datang dalam kelompok untuk melihat apa yang telah mereka lakukan, sebagaiman Allah (swt) berfirman:

 يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Faman ya`mal mitsaqaala dzarratin khayran yaraah, wa man ya`mal mitsaqaala dzarratin syarran yaraah.
Di sana, barang siapa yang mengerjakan suatu kebaikan walau hanya seberat atom  niscaya ia akan melihatnya dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan walau hanya seberat atom, niscaya ia akan melihatnya pula. (Surat az-Zalzalah, 99:7,8)

“Barang siapa yang melakukan suatu kebaikan kecil, ia akan menjumpai kebaikan.”  Apa yang dimaksud dengan “kebaikan” di sini?  Itu artinya ia tidak akan berada di tangan Dajjal, yang akan pergi ke seluruh dunia kecuali ke Mekah, Madinah dan Syam.  Jadi barang siapa yang melakukan kebaikan tidak akan jatuh ke tangan Anti Kristus, melainkan ia akan menjumpai kebaikan bersama Mahdi (a).  Orang-orang yang melakukan kejahatan akan bersama dengan setan, dengan jin kafir dan dengan Anti Kristus, Dajjal..

Jadi batu itu adalah equilibrium, titik keseimbangan yang menggerakkan gempa bumi atau apapun, dan itu akan terjadi seperti itu.  Semoga Allah mengampuni kita dan memberkati kita.
Bi hurmati 'l-habiib, bi hurmati 'l-Fatihah.

Melantunkan Asma Allah swt



Menurut ilmu Spiritualitas, melantunkan asma Allah  adalah dasar dari latihan rohani direkomendasikan di era saat ini .

 . 

Disarankan bahwa hal itu akan dipraktekkan di seluruh perjalanan spiritual seseorang. membaca asma Allah dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja oleh lisan atau batin dan merupakan bentuk yang paling nyaman dari latihan rohani untuk dunia saat ini.

Dengan terus-menerus berusaha untuk mengingat Allah SWT dengan mengulang nama-Nya dengan lisan atau dalam batin sepanjang hari dan karenanya menawarkan pikiran kita kepada-Nya sebagai lawan terperangkap dalam pikiran-pikiran duniawi atau tidak perlu atau negatif.

berikut kumpulan asma Allah SWT dari Al-Qur'an  baik untuk pertumbuhan spiritual kita minimal satu hari 1 kali

"serulah Dia dengannya''(QS.7ayat 180)

A`uudzu billahi min asy-Syaythani ‘r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim
ALLAH HU
001. (001,001). Ar-Rahmaanir-Rahiim
002.(001,003). Ar-Rahmaanir-Rahiim
003.(002,032). Al-’Aliimul-Hakiim
004.(002,037). At-Tawwaabur-Rahiim
005.(002,054). At-Tawwaabur-Rahiim
006.(002,115). Waasi’un-‘Aliim
007.(002,127). As-Samii’ul-‘Aliim
008.(002,128). At-Tawwaabur-Rahiim
009.(002,129). Al-’Aziizul-Hakiim
010.(002,137). As-Samii’ul-‘Aliim
011.(002,143). Ra-uufur-Rahiim
012.(002,158). Syaakirun-’Aliim
013.(002,160). At-Tawwaabur-Rahiim
014.(002,163). Ar-Rahmaanur-Rahiim
015.(002,173). Ghafuurur-Rahiim
016.(002,181). Samii’un-‘Aliim
017.(002,182). Ghafuurur-Rahiim
018.(002,192). Ghafuurur-Rahiim
019.(002,199). Ghafuurur-Rahiim
020.(002,202). Sarii’ul-Hisaab
021.(002,209). Aziizun-Hakiim
022.(002,218). Ghafuurur-Rahiim
023.(002,220). Al-’Aziizul-Hakiim
024.(002,224). Samii’un-’Aliim
025.(002,225). Ghafurun-Haliim
026.(002,226). Ghafuurur-Rahiim
027.(002,227). Samiiun-Aliim
028.(002,228). ’Aziizun-Hakiim
029.(002,235). Ghafuurun-Haliim
030.(002,240). ’Aziizun-Hakiim
031.(002,244). Samii’un-’Aliim
032.(002,247). Waasi’un-’Aliim
033.(002,255)Hayyul Qoiyyum
034.(002,255). Al-’Aliyyul-’Azhiim
035.(002,256). Samii’un-’Aliim
036.(002,260). ’Aziizun-Hakiim
037.(002,261). Waasi’un-’Aliim
038.(002,263). Ghaniyyun-Haliim
039.(002,267). Ghaniyyun-Hamiid
040.(002,268). Waasi’un-’Aliim.
041.(003,002). Hayyul Qoyyum
042.(003,006). Al- ’Aziizul-Hakiim
043.(003,018). Al-’Aziizul-Hakiim
044.(003,019). Sarii’ul-Hisaab
045.(003,031). Ghafuurur-Rahiim
046.(003,034). Samii’un-’Aliim
047.(003,035). Samii’un-’Aliim
048.(003,062). Al-’Aziizul-Hakiim
049.(003,073). Waasi’un-’Aliim
050.(003,089). Ghafuurur-Rahiim
051.(003,121). Samii’un-’Aliim
052.(003,126). Al-’Aziizul-Hakiim
053.(003,129). GhafuururRahiim
054.(003,155). Ghafuurun-Haliim
055.(003,199). Sarii’ul-Hisab
056.(004,011). ’Aliiman-Hakiimaa
057.(004,012). ’Aliimun-Haliim
058.(004,016). Tawwaabar-Rahiimaa
059.(004,017). ’Aliiman-Hakiimaa
060.(004,023). GhafuurarRahiimaa
061.(004,024). ’Aliiman-Hakiimaa
062.(004,025). Ghafuurur-Rahiim
063.(004,026). ’Aliimun-Hakiim
064.(004,034). ’Aliiyan-Kabiiraa
065.(004,035). ’Aliiman-Khabiiraa
066.(004,043). ’Afuuwwan-Ghafuuraa
067.(004,056). ’Aziizan-Hakiimaa
068.(004,058). Samii’am-Bashiiraa
069.(004,064). TawwabarRahiimaa
070.(004,092). ’Aliiman-Hakiimaa
071.(004,096). Ghafuurar-Rahiima
072.(004,099) .’AfuuwwanGhafuuraa
073.(004,100). Ghafuurar-Rahiima
074.(004,104). ’Aliiman-Hakiimaa
075.(004,106). Ghafuurar-Rahiima
076.(004,110). Ghafuurar-Rahiima
077.(004,111). ’Aliiman-Hakiimaa
078.(004,129). Ghafuurar-Rahiima
079.(004,130). Waasi’an-Hakiimaa
080.(004,131). GhaniiyaanHamiida
081.(004,134). Samii’am-Bashiiraa
082.(004,147). Syaakiran-’Aliimaa
083.(004,148). Samii’an-’Aliimaa
084.(004,149) .’Afuuwan-Qodiiraa
085.(004,152). Ghafuurar-Rahiimaa
086.(004,158) .’Aziizan-Hakiimaa
087.(004,165). ’Aziizan-Hakiimaa
088.(004,170). ’Aliiman-Hakiimaa
089.(005,003). Ghafuurur-Rahiim
090.(005,004). Sarii’ul-hisaab
091.(005,034). Ghafuurur-Rahiim
092.(005,038). Aziizun-Hakiim
093.(005,039). Ghafuurur-Rahiim
094.(005,054). Waasi’un-’Aliim
095.(005,074). Ghafuurur-Rahiim
096.(005,076). As-Samii’ul-’Aliim
097.(005,098). Ghafuurur-Rahiim
098.(005,101). Ghafuurun-Haliim
099.(005,118) .Al-’Aziizul-Hakiim
100.(006,013). As-Samii’ul-’Aliim
101.(006,018). Hakiimul-Khabiir
102.(006,054). Ghafuurur-Rahiim
103.(006,073). Hakiimul-Khabiir
104.(006,083). Hakiimun-’Aliim
105.(006,096). Al-’Aziizil-’Aliim
106.(006,100). Subhaanahhuwata’alaa
107.(006,103). Al-Lathiiful-Khabiir
108.(006,115). As-Samii’ul-’Aliim
109.(006,128). Hakiimun-‘Aliim
110.(006,139). Hakiimun-’Aliim
111.(006,145). Ghafuurur-Rahiim
112.(006,165). La-Ghafuurur-Rahiim
113.(007,153). Ghafuurur-Rahiim
114.(007,167). La-Ghafuurur-Rahiim
115.(007,200). Samii’un-’Aliim
116.(008,010). ’Aziizun-Hakiim
117.(008,017). Samii’un-’Aliim
118.(008,042). La-Samii’un-’Aliim
119.(008,049). ’Aziizun-Hakiim
120.(008,052). Qowiyyun Syadiid
121.(008,053). Samii’un-’Aliim
122.(008,061). As-Samii’ul-’Aliim
123.(008,063). ’Aziizun-Hakiim
124.(008,067). ’Aziizun-Hakiim
125.(008,069). Ghafuurur-Rahiim
126.(008,070). Ghafuurur-Rahiim
127.(008,071). ’Aliimun-Hakiim
128.(009,005). Ghafuurur-Rahiim
129.(009,015). ’Aliimun-Hakiim
130.(009,027). Ghafuurur-Rahiim
131.(009,028). ’Aliimun-Hakiim
132.(009,040). ’Aziizun-Hakiim
133.(009,060). ’Aliimun-Hakiim
134.(009,071). ’Aziizun-Hakiim
135.(009,091). Ghafuurur-Rahiim
136.(009,097). ’Aliimun-Hakiim
137.(009,098). Samii’un-’Aliim
138.(009,099). Ghafuurur-Rahiim
139.(009,102). Ghafuurur-Rahiim
140.(009,103). Samii’un-’Aliim
141.(009,104). At-Tawwaabur-Rahiim
142.(009,106). ’Aliimun-Hakiim
143.(009,110). ’Aliimun-Hakiim
144.(009,117). Ra-uufur-Rahiim
145.(009,118). At-Tawwaabur-Rahiim
146.(009,129). Rabbul ’Arsyil ’Azhiim
147.(010,018). Subhaanahhuwata’alaa
148.(010,065). As-Samii’ul ’Aliim
149.(010,107). Ghafuurur-Rahiim
150.(011,001). Hakiimin-Khabiir
151.(011,041). La-GhafuururRahiim
152.(011,061). Qoriibun-Mujiib
153.(011,066). Qowiyyul-’Aziiz
154.(011,073). Hamiidum-Majiid
155.(011,090). Rahiimuw-Waduud
156.(012,006). ’Aliimun-Hakiim
157.(012,034). As-Samii’ul-’Aliim
158.(012,039). Al-Wahidul-Qohh-hhar
159.(012,053). Ghafuurur-Rahiim
160.(012,083). Al-’Aliimul-Hakiim
161.(012,098). Ghafuurur-Rahiim
162.(012,100). Al-’Aliimul-Hakiim
163.(013,009). Al-Kabiirul-Muta’aal
164.(013,016). Al-Waahidul-Qohh-hhaar
165.(013,041). Sarii’ul-Hisab
166.(014,001). Al-’Aziizil-Hamiid
167.(014,004). Al-’Aziizul-Hakiim
168.(014,008). La-Ghaniyyun-Hamiid
169.(014,036). Ghafuurur-Rahiim
170.(014,048). Al-Waahidul-Qohh-hhaar
171.(014,051). Sariiul-Hisaab
172.(015,025). Hakiimun-’Aliim
173.(015,049). Ghafuurur-Rahiim
174.(015,086). Al-Khollaaqul-’Aliim
175.(016,001). Subhaanahhu-wata’ala
176.(016,007). La-Ra-uufur-Rahiim
177.(016,018). La-Ghafuurur-Rahiim
178.(016,047). La-Ra-uufur-Rahiim
179.(016,060). Al-‘ Aziizul-Hakiim
180.(016,070). ’Aliimun-Qodiir
181.(016,110). LaGhafuurur-Rahiim
182.(016,115). Ghafuurur-Rahiim
183.(016,119). La-Ghafuurur-Rahiim
184.(017,001). Samii’un-Bashiir
185.(017,017). Khabiiran-Bashiiraa
186.(017,030). Khabiiran-Bashiiraa
187.(017,044). Haliiman-Ghafuuroo
188.(017,043). Subhaanahhu-wata’ala
189.(017,096). Khabiiran-Bashiiraa
190.(020,008). Lahhul-Asmaa’ulHusnaa
191.(020,111). lil-Hayyil-Qoyyum
192.(020,114). Al-Malikul-Haqq
193.(021,004). As-Samii’ul-’Aliim
194.(022,040). La-Qowiiyyun-’Aziiz
195.(022,052). ’Aliimun-Hakiim
196.(022,059). La-’Aliimun-Haliim
197.(022,060). La-‘afuwwun-Ghafuur
198.(022,061). Samii’um-Bashiir
199.(022,062). Al-’Aliiyyul-Kabiir
200.(022,063). Lathiifun-Khabiir
201.(022,064). Ghaniyyul-Hamiid
202.(022,065). LaRa-uufun-Rahiim
203.(022,074). La-Qowiiyyun-’Aziiz
204.(022,075). Samii’um-Bashiir
205.(023,086). Rabbul ‘Arsyil Kariim
206.(023,116). Rabbul ‘ArsyilKariim
207.(023,116). Al-Malikul-Haqq
208.(024,005). Ghafuurur-Rahiim
209.(024,010). Tawwabun-Hakiim
210.(024,018). ’Aliimun-Hakiim
211.(024,020). Ra-uufun-Rahiim
212.(024,021). Samii’un-’Aliim
213.(024,022). Ghafuurur-Rahiim
214.(024,025). Haqqu-Mubiin
215.(024,032). Waasi’un-’Aliim
216.(024,033). Ghafuurur-Rahiim
217.(024,039). Sarii’ul-Hisab
218.(024,058). ’Aliimun-Hakiim
219.(024,059). ’Aliimun-Hakiim
220.(024,060). Samii’un-’Aliim
221.(024,062). Ghafuurur-Rahiim
222.(025,006). GhafuurarRahiimaa
223.(025,070). GhafuurarRahiimaa
224.(026,009). Al-’Aziizur-Rahiim
225.(026,068). Al-’Aziizur-Rahiim
226.(026,104). Al-’Aziizur-Rahiim
227.(026,122). Al-Aziizur-Rahiim
228.(026,140). Al-’Aziizur-Rahiim
229.(026,159). Al-’Aziizur-Rahiim
230.(026,175). Al-’Aziizur-Rahiim
231.(026,191). Al-’Aziizur-Rahiim
232.(026,217) .Al-’Aziizur-Rahiim
233.(026,220). As-Samii’ul-’Aliim
234.(027,006). Hakiimin-’Aliim
235.(027,009). Al-’Aziizul-Hakiim
236.(027,011). Ghafuurur-Rahiim
237.(027,026). Rabbul ’Arsyil’Azhim
238.(027,030). Ar-RahmaanirRahiim
239.(027,040). Ghaniiyyun-Kariim
240.(027,078). Al-’Aziizul-’Aliim
241.(028,016). Ghafuurur-Rahiim
242.(028,068). Subhanallahiwata’alaa
243.(029,005). As-Samii’ul-’Aliim
244.(029,026). Al-’Aziizul-Hakiim
245.(029,042). Al-’Aziizul-Hakim
246.(029,060). As-Samii’ul-’Aliim
247.(030,005). Al-’Aziizur-Rahiim
248.(030,027). Al-’Aziizul-Hakiim
249.(030,054). Al-’Aliimul-Qodiir
250.(030,040). Subhanahuwata’aala
251.(031,009). ’Aziizul-Hakiim
252.(031,012). Ghaniiyyun-Hamiid
253.(031,016). Lathiifun-Khabiir
254.(031,026). Ghaniiyyul-Hamiid
255.(031,027). ’Aziizun-Hakiim
256.(031,028). Samii’um-Bashiir
257.(031,030). Al-’Aliiyyul-Kabiir
258.(031,034). ’Aliimun-Khabiir
259.(032,006). Al-’Aziizur-Rahiim
260.(033,001). ’Aliiman-Hakiimaa
261.(033,005). GhafuurarRahiimaa
262.(033,024). Ghafuurar-Rahiimaa
263.(033,025). Qowiiyyan-’Aziizaa
264.(033,034). Lathiifan-Khabiiraa
265.(033,050). Ghafuurar-Rahiimaa
266.(033,051). ’Aliiman-Haliimaa
267.(033,059). Ghafuurar-Rahiimaa
268.(033,073). Ghafuurar-Rahiimaa
269.(034,001). Hakiimul-Khabiir
270.(034,002). Rahiimul-Ghafuur
271.(034,006). Al-’Aziizil-Hamiid
272.(034,023). Al-’Aliiyyul-Kabiir
273.(034,026). Al-Fattaahul-’Aliim
274.(034,027). Al-’Aziizul-Hakiim
275.(034,050). Samii’un-Qoriib
276.(035,002). Al-’Aziizul-Hakiim
277.(035,015). Ghaniyyun Hamid
278.(035,028). ’Aziizul-Ghafuur
279.(035,030). Ghafuurun-Syakuur
280.(035,031). La-KhabiirunBashiir
281.(035,034). LaGhafuurunSyakuur
282.(035,041). Haliiman-Ghafuuraa
283.(035,044). ’Aliiman-Qodiiraa
284.(036,005). Al-’Aziizir-Rahiim
285.(036,038). Al-’Aziizil-’Aliim
286.(036,081). Al-Khollaaqul-’Aliim
287.(038,009). Al-’Aziizil-Wahh-hhaab
288.(038,065). Al-Waahidul-Qohh-hhar
289.(038,066). Al-’Aziizul-Ghoffaar
290.(039,001). Al-’Aziizul-Hakiim
291.(039,004). Al-Waahidul-Qohh-hhar
292.(039,005). Al-’Aziizul-Ghoffaar
293.(039,053). Ghafuurur-Rahiim
294.(039,067). Subhaanahu-wata’ala
295.(040,002). Al-’Aziizil-’Aliim
296.(040,008). Al-’Aziizul-Hakiim
297.(040,012). Al-’Aliiyyil-Kabiir
298.(040,016). Al-Waahidil-Qohh-hhaar
299.(040,017). Sarii’ul-Hisaab
300.(040,020). As-Samii’ul-Bashiir
301.(040,022). Qowiyyun-Syadiid
302.(040,042). Al-’Aziizil-Ghaffaar
303.(040,056). As-Samii’ul-Bashiir
304.(041,002). Ar-RahmaanirRahiim
305.(041,012). Al-’Aziizil-’Aliim
306.(041,032). Ghafuurin-Rahiim
307.(041,036). As-Samii’ul-’Aliim
308.(041,042). Hakiimin-Hamiid
309.(042,003). Al-’Aziizul-Hakiim
310.(042,004). Al-’Aliiyyul-’Azhiim
311.(042,005). Ghafuurur-Rahiim
312.(042,011). Samii’um-Bashiir
313.(042,019). Al-Qowiiyyul-’Aziiz
314.(042,023). Ghafuurun-Syakuur
315.(042,027). Khabiirum-Bashiir
316.(042,028). Al-Waliiyyul-Hamiid
317.(042,050). ’Aliimun-Qodiir
318.(042,051). ’Aliiyyun-Hakiim
319.(043,009). Al-’Aziizul-’Aliim
320.(043,084). Al-Hakiimul-’Aliim
321.(044,006). As-Samii’ul-’Aliim
322.(044,042). Al-’Aziizur-Rahiim
323.(045,002). Al-’Aziizul-Hakiim
324.(045,037). Al-’Aziizul-Hakiim
325.(046,002). Al-’Aziizil-Hakiim
326.(046,008). Ghafuurur-Rahiim
327.(048,004). ’Aliiman-Hakiimaa
328.(048,007). ’Aziizan-Hakiimaa
329.(048,014). Ghafuuran-Rahiimaa
330.(048,019). ’Aziizan-Hakiimaa
331.(049,001). Samii’un-’Aliim
332.(049,005). Ghafuurur-Rahiim
333.(049,008). ’Aliimun-Hakiim
334.(049,012). At-Tawwaabur-Rahiim
335.(049,013). ’Aliimun-Khabiir
336.(049,014). Ghafuurur-Rahiim
337.(051,030). Al-Hakiimul-’Aliim
338.(051,058). Dzul Quwwatil Matiin
339.(052,028). Al-Barrur-Rahiim
340.(054,042). ’Aziizin-Muqtadir
341.(054,055). Malikin Muqtadir
342.(055,027). dzul-Jalaali-wal-ikraam
343.(055,078). dzil-Jalaali-wal-ikraam
344.(057,001). Al-’Aziizil-Hakiim
345.(057,009). La-Ra-uufun-Rahiim
346.(057,024). Ghaniiyyul-Hamiid
347.(057,025). Qowiiyyun-’Aziiz
348.(057,028). Ghafuurur-Rahiim
349.(058,001). Samii’um-Bashiir
350.(058,002). La-’Afuuwwun-Ghafuur
351.(058,012). Ghafuurur-Rahiim
352.(058,021). Qowiiyyun-’Aziiz
353.(059,001). Al-’Aziizul-Hakiim
354.(059,010). Ra-uufun-Rahiim
355.(059,022). Ar-RahmaanirRahiim
356.(059,023). Malikul-Quddus
357.(059,023). As-Salamul-Mu’min
358.(059,023). Al-Muhaiminul-’Aziiz
359.(059,023). Al-JabbarulMutakabbir
360.(059,023). Al-’Aziizul-Jabbar
361.(059,024). Allaahul-Khooliq
362.(059,024). Baari’ulMushauwwir
363.(059,024). LahulAsma’ulHusna
364.(059,024). Al-’Aziizul-Hakiim
365.(060,005). Al-’Aziizul-Hakiim
366.(060,006). Ghaniiyyul-Hamiid
367.(060,007). Allaahu-Qodiir
368.(060,007). Ghafuurur-Rahiim
369.(060,010). ’Alimun-Hakiim
370.(060,012). Ghafuurur-Rahiim
371.(061,001). Al-’Aziizul-Hakiim
372.(062,001). Malikil-Quddus
373.(062,001). Al-’Aziizil-Hakiim
374.(062,003). Al-’Aziizul-Hakiim
375.(064,006). Ghaniiyyun-Hamiid
376.(064,014). Ghafuurur-Rahiim
377.(064,017). Syakuurun-Haliim
378.(064,018). Al-’Aziizul-Hakiim
379.(066,001). Ghafuurur-Rahiim
380.(066,002). Al-’Aliimul-Hakiim
381.(066,003). Al-’Aliimul-Khabiir
382.(067,002). Al-’Aziizul-Ghafuur
383.(067,014). Al-Lathiiful-Khabiir
384.(073,020). Ghafuurur-Rahiim
385.(076,030). ’Aliiman-Hakiima
386.(081,020). Dzil ‘Arsyi Makiin
387.(085,008). Al-’Aziizil-Hamiid
388.(085,014). Ghafuurul-Waduud
389.(085,015). Dzul-’Arsyil-Majiid
390.(112,001). Allahu-Ahad
391(112,002). Allahush-Shamad

Cari Blog Ini