Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Senin, 20 Juni 2011

Positive Thinking



Melihat masalah sebagai tantangan
Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.

Menikmati hidupnya
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.

Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.

Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak
'Memelihara' pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.

Mensyukuri apa yang dimilikinya
Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya.

Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu
Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.

Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.

Menggunakan bahasa positif
Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat".

Menggunakan bahasa tubuh yang positif
Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'.

Peduli pada citra diri
Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.

Jangan Bilang SETIA Kalau belum lewati ini..!!

Jangan Perrnah Merasa Mempunyai "HUBUNGAN yang SEMPURNA""
(HUBUNGAN yang SEHAT)
" jika belum ada "KEJUJURAN..!! "

KEJUJURAN :
Alangkah bermakna hidup ini, jika kita bisa saling jujur, tidak ada kebohongan dan kepalsuan, dan akhirnya kita bisa belajar menghargai perbedaan.
bukan cinta untuk jujur tapi jujur untuk cinta
.

Kejujuran yang didasari dengan KEIKHLASAN dan Terima apa adanya.


Jika KEJUJURAN Sudah dilalui
maka Akan Membawa ke Sikap Saling ....

KETERBUKAAN :
Untuk menjaga hubungan Harus selalu berusaha terbuka pada pasangan.
Saling terbuka satu sama lain, nggak ada yang ditutup-tutupin,
jangan negative thinking sama pasangan

Jika Sudah dilalui
Maka Akan Menjadikan Keduanya Saling ....

PERHATIAN :
Betapa indahnya dan bahagianya hubungan itu
bila kita selalu saling memberi perhatian satu sama lain.

Jadilah penghibur baginya

Jika Sudah dilalui
Maka Akan Membawa Sikap Saling ....

PENGERTIAN :
Dengan begitu akan tumbuh perasaan dan saling pengertian yang dalam,
sehingga dat dipahami mana persamaan dan mana perbedaan.
Dengan begitu, keduanya akan dapat mengambil sikap lebih hati-hati dan rasional,
serta tidak melukai satu sama lainnya

Jika Sudah dilalui
Akan Membawa Sikap Saling ....

KEPERCAYAAN :
Kenyamanan hidup bersama pasangn bisa diperoleh
bila tercipta rasa saling percaya diantara keduanya.
Tanpa rasa percaya, Tiap Pasangn tidak akan merasakan ketenangan batin.
Yang akan muncul adalah sikap curiga terus menerus yang akhirnya meretakkan Hubungan itu sendiri.

Jangan takut kecewa dan Selalu ada harapan.

Jika Sudah dilalui
dan Selama Dijunjung Tinggi Kepercayaan itu
Maka Sudah Tentu Akan Timbul

Sikap Saling ....
KESETIAAN :
Kesetiaan bukan sekedar di saat suka namun disaat Duka.
apapun seindah dan sesulit apapun itu. Padukan perkataan dengan sikap yang menunjukkan bahwa Agan tetap setia kepada cinta pasangan Anda.
Semua itu membuktikan dalam hubungan terdapat kejujuran dan kepercayaan satu sama lain,dan dengan demikian Agan berdua akan sama-sama menikmati buah kesetiaan tanpa perlu khawatir dengan adanya kebohongan.
Moga-moga buat agan-agan dan aganwati yang sudah bisa ngelewatin sampai tahap in
ane Do'ain semoga Langgeng dan sampai akhir hayat
Jangan dilihat apa yang sudah Dia lakukan ke kita, tapi
Lihat apa yang sudah kita lakukan buat Dia
karena itu akan menjadikan kita sebagai kenangn
"TERBAIK" buat dia. Ada Rahasia Tuhan dibalik Rahasia-NYA
orang yang meninggalkn "Kesan Baik" akan selalu di ingat/dikenang.

”Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”
(HR. Bukhari).

Membangun Hubungan Lebih Sulit ketimbang Memperbaiki,
tapi Memperbaiki juga sulit kalau terlalu banyak perencanaan,
Menurut Al-Qur'an:

“Wanita2 yg keji adlh untuk laki2 yg keji,
dan laki2 yg keji adlh buat wanita2 yg keji (pula),
dan wanita2 yg baik adlh untuk laki2 yg baik
dan laki2 yg baik adlh untuk wanita2 yg baik (pula)”

(QS. 24 : 26)

"Boleh jadi km membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) km menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang km tdk mengetahui”

(QS. 2 : 216).

"TIAP MAKHLUK AKAN BERPASANG-PASANGANAN"

Intinya

"Manusia hanya bisa BERENCANA dan BERUSAHA
Segala sesuatunya Tuhan yg mengatur"

Hidup Di Dunia Bukan untuk Mencari Orang yang"SEMPURNA"
untuk dicintai.. Melainkan Untuk Belajar
Mencintai Orang yang "TIDAK SEMPURNA"

dengan cara yang "SEMPURNA"

* * * Wassalam * * *

Kata-Kata Mutiara Quantum Ikhlas


Begitu suka dengan ini, melakukan ini. Hidup adalah proses jatuh bangun. Alam bawah sadar akan membantu Kita menggapai apa yang kita inginkan. Hmmm .. Kalau sahabat pernah membaca buku Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu, mungkin akan paham ini. Kumpulan kata-kata mutiara ini dikutip dari Buku “The Science and Miracles of Zona Ikhlas”, Aplikasi Teknologi Kekuatan Hati.

Zona Ikhlas

Zona ikhlas adalah sebuah wilayah di hati yang bersifat quantum dan dirindukan para pencari kebahagiaan maupun pencinta ilmu pengetahuan. Zona ini diyakini berisikan segala kebutuhan manusia – bagai mata air sumber kecukupan alam semesta. Para ahli pikir  dan ilmuwan menyebut wilayah ini dengan berbagai nama seperti Zero Point Field, Uni-fied Field, Morphogenetic Field, Akashic Field, Collective Unconscious, Super Consciousness hingga Divine Matrix atau Alam Murakabah.

Zona ikhlas dapat diakses oleh manusia dengan Kunci Rahasia berupa Ikhlas Rela Berserah kepada Sang Pencipta. Dengan jiwa yang diliputi rasa Syukur dalam menerima berkah penciptaan, Sabar menjalani proses kehidupan, Yakin akan wujud kasih sayang-Nya, Tenang dalam merespon semua kejadian, dan Bahagia menikmati tarian roda kehidupan. Dalam irama gelombang otak dan jantung yang selaras.

Quantum Ikhlas. Erbe Sentanu.

Semoga bermanfaat …

Kesadaran adalah sebab, dunia materi merupakan akibatnya (Deepak Chopra M.D)

Doa adalah pengingat akan sifat manusia yang luar biasa, bahwa ada bagian dari diri kita yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keyakinan bahwa kita selalu berada dalam lindungan-Nya. (Larry Dossey)

    Ada dua cara menjalani kehidupan. Pertama, menganggap bahwa tidak ada satu pun kejadian yang ajaib. Kedua, menganggap bahwa semua yang terjadi adalah keajaiban. (Albert Einstein)

Di dunia ilmu pengetahuan – fisika kuantum, keajaiban yang terjadi adalah ilmiah (Anthony J. Fejfar)

Keyakinan agama sifatnya gaib, namun sekali pun gaib bila keyakinan itu sudah sampai kepada suatu kepastian, maka yang gaib tadi menjadi suatu kepastian (Prof. Dr. Siswadi, penulis)

Ilmu pengetahuan modern akhirnya sepakat dengan pandangan spiritual yang menyatakan bahwa kesadaran (yang tak tampak) adalah penyebab dari semua ciptaan (yang tampak). (Amit Goswami Ph. D, Richard Reed, dan Maggie Goswami)

Keajaiban? Anda tidak perlu mencarinya. Setiap saat ia memancar seperti siaran di radio Anda. Naikkan saja antenanya, keraskan suaranya … dan Jreng! … Keajaiban akan datang. (Hugh Elliott)

    * Hati senang memahami, ego gemar memperdebatkan
    * Hati senang menyatukan, ego gemar memisahkan
    * Hati senang memaafkan, ego gemar mempermasalahkan
    * Hati senang merasa cukup, ego gemar merasa kurang
    * Hati senang merasa setara, ego suka terlihat lebih tinggi atau lebih rendah
    * Hati senang kebersamaan, ego suka menajamkan perbedaan
    * Hati senang berhati-hati, ego suka tergesa-gesa
    * Hati senang ‘mengalah untuk menang’, ego suka ‘yang penting menang’
    * Hati senang berserah diri, ego suka caranya sendiri

Hati memiliki logika yang tidak mampu dipahami akal pikiran (Blaise Pascal)

Untuk menjadi orang yang realistis, Anda harus percaya pada keajaiban (Henry Christopher Bailey)

Satu benda tidaklah terbuat dari benda lainnya, melainkan terbuat dari pendapat, prasangka, dan informasi (Fred Alan Wolf, Ph. D)

Serupa dengan seluruh isi alam ini, adamu adalah sama seperti tiadamu (ibnu Athaillah al Sukandari)

Orang yang percaya, yakin dan bijak mempunyai mata lahir dan mata batin. Ia melihat semua ciptaan-Nya di bumi dengan mata lahirnya dan melihat semua ciptaan-Nya di langit dengan mata batinnya (Abdul Qadir Al-Jailani)

Semua yang ada di dunia fisik terbuat dari atom. Atom terbuat dari energi. Dan energi terbuat dari kesadaran (John Assaraf dan Murray Smith)

… Pancaindera manusia bagaikan lima pintu yang terbuka menghadap ke dunia luar. Tetapi yang menakjubkan adalah hatinya yang berjendela terbuka (ke dalam) ke arah dunia gaib yang tak kasatmata; dimana sesekali ia bisa menerima isyarat tentang masa depannya. (Al-Ghazali)

Ketiadaan adalah asal dari semua yang ada. Suwung Hamengku Ono. (Ki Ageng Suryo Mentaram)

Dunia itu penurut, ia dapat diubah bentuknya sesuai kemauan kita. Bukan saja kita bisa mengubah masa kini, tatapi (dalam fisika kuantum) kita juga bisa mengubah masa lalu. (Fred Alan Wolf, Ph.D)

 …


Salam …

"Ringkasan berikut diambil dari kitab Nashoihul Ibad karangan Ibnu Hajar Al-Asqolani"





3 HAL YANG MENJADI SEBAB MEMPEROLEH KEDUDUKAN TINGGI DI AKHIRAT :

1. Membudayakan ucapan salam

2. Memberi makan kepada orang yang lapar dan tamu

3. Sholat tahajud ditengah malam ktika orang lelap tidur

3 HAL YANG DAPAT MENGHAPUSKAN DOSA :

1. Menyempurnakan wudlu disaat udara sangat dingin

2. Melangkahkan kaki menuju sholat berjamaah

3. Menunggu sholat selanjutnya, setelah melaksanakan sholat


7 HAL YANG DAPAT MENERANGI ALAM KUBUR :

1. Ikhlas dalam beribadah

2. Berbakti kepada ibu dan bapak

3. Mempererat tali silaturahmi

4. Tidak menyia-nyiakan usia dalam kemaksiatan

5. Tidak mengikuti kehendak hawa nafsu

6. Bersungguh-sungguh dalam taat

7. Memperbanyak dzikir kepada Allah

MANFAATKAN 5 PERKARA SEBELUM DATANG 5 PERKARA YANG LAIN :

1. Masa mudamu sebelum kamu tua

2. Masa sehatmu sebelum kamu sakit

3. Masa kayamu sebelum kamu fakir

4. Masa hidupmu sebelum kamu mati

5. Masa senggangmu sebelum kamu sibuk

7 GOLONGAN YANG MENDAPAT PERLINDUNGAN DARI PANASNYA MATAHARI DI HARI KIAMAT :

1. Orang yang saling mencintai karena Allah

2. Orang yang terpelihara dari perbuatan zina

3. Orang yang penuh semangat dalam beribadah

4. Orang yang gemar bersedekah

5. Orang yang suka menangisi dosa

6. Orang yang suka sholat tahajud

7. Imam (pemimpin) yang adil

6 HAL YANG DAPAT MENGHAPUS AMAL KEBAIKAN :

1. Gemar memperhatikan aib orang lain

2. Keras hati (tidak mau menerima nasihat)

3. Cinta dunia

4. Kurang memiliki rasa malu

5. Banyak mengkhayal

6. Terus-menerus berbuat dholim

10 SAUDARA-SAUDARA iBLIS :

Ø Pemimpin yang tidak bisa menjaga amanah

Ø Orang yang sombong

Ø Orag kaya yang tidak tahu darimana dia memperoleh harta dan untuk apa hartanya dimanfaatkan

Ø Orang alim (ulama’) yang membenarkan penguasa dholim

Ø Pedagang yang curang

Ø Orang yang suka menimbun harta

Ø Orang yang berzina

Ø Orang yang suka memakan harta riba’ (rentenir)

Ø Orang kikir yang tidak mau menginfaqkan hartanya

Ø Orang yang suka minum arak

20 CIRI-CIRI MANUSIA YANG DIMUSUHI iBLIS :

v Nabi Muhammad SAW

v Orang berilmu dan mengamalkannya

v Orang yang memahami Al-Qur’an dan mengamalkannya

v Muadzin (orang yang adzan) dalam sholat 5 waktu dengan niat karena Allah

v Orang yang menyayangi fakir miskin dan anak yatim

v Orang yang mempunyai hati penuh kasih sayang

v Orang yang berpegang teguh pada kebenaran

v Orang yang taat pada Allah

v Orang yang hanya makan barang yang halal

v Dua orang pemuda-pemudi yang saling mencintai karena Allah

v Orang yang selalu membiasakan sholat jamaah

v Orang yang gemar sholat tahajud disaat orang lelap tidur

v Orang yang senantiasa menjaga diri dari perbuatan haram

v Orang yang menasehati orang lain tanpa pamrih

v Orang yang selalu menjaga wudlunya

v Orang yang ringan tangan membantu orang lain (dermawan)

v Orang yang mempunyai akhlak mulia

v Orang yang mempunyai keyakinan kuat bahwa Allah penjamin dirinya

v Orang yang berbuat kebajikan kepada para janda

v Orang yang mempersiapkan kematian dengan bekal amal kebaikan

~10 surat dalam Al-Qur’an dapat mencegah 10 perkara ~



Surat Al-Fatihah mencegah kemarahan Allah

Surat Yasin mencegah kehausan dihari kiamat

Surat Ad-Dukhan mencegah kesusahan dihari kiamat

Surat Al-Waqiah mencegah kefakiran

Surat Al-Mulk mencegah siksa kubur

Surat Al-Kautsar mencegah permusuhan

Surat Al-Kafirun mencegah kekufuran ketika dicabut roh

Surat Al-Ikhlas mencegah kemunafikan

Surat Al-Falaq mencegah iri hati seseorang

Surat An-Nas mencegah was-was

Wasiat Allah SWT Kepada Rasulullah

Nabi S.A.W., "Pada waktu malam saya diisrakkan sampai ke langit, Allah S.W.T telah memberikan lima wasiat, antaranya :





Janganlah engkau gantungkan hatimu kepada dunia kerana sesungguhnya Aku tidak menjadikan dunia ini untuk engkau.

Jadikan cintamu kepada-Ku sebab tempat kembalimu adalah kepada-Ku.

Bersungguh-sungguhlah engkau mencari syurga.

Putuskan harapan dari makhluk kerana sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa di tangan mereka.

Rajinlah mengerjakan sembahyang tahajjud kerana sesungguhnya pertolongan itu berserta qiamullail.

Ibrahim bin Adham berkata, "Telah datang kepadaku beberapa orang tetamu. Saya berkata kepada mereka, berikanlah nasihat yang berguna kepada saya, yang akan membuat saya takut kepada Allah S.W.T.



Lalu mereka berkata, "Kami wasiatkan kepada kamu 7 perkara, yaitu :





Orang yang banyak bicaranya janganlah kamu harapkan sangat kesedaran hatinya.

Orang yang banyak makan janganlah kamu harapkan sangat kata-kata himat darinya.

Orang yang banyak bergaul dengan manusia janganlah kamu harapkan sangat kemanisan ibadahnya.

Orang yang cinta kepada dunia janganlah kamu harapkan sangat khusnul khatimahnya.

Orang yang bodoh janganlah kamu harapkan sangat akan hidup hatinya.

Orang yang memilih berkawan dengan orang yang zalim janganlah kamu harapkan sangat kelurusan agamanya.

Orang yang mencari keredhaan manusia janganlah harapkan sangat akan keredhaan Allah daripadanya."

Kamis, 16 Juni 2011

Biarkan HARAPAN Bercerita Tentang Dirinya

Apa yang mendorong petani berkeringat dan bekerja keras?
Adalah harapan akan memetik panen dari tanamannya.

Apa yang membuat seorang pedagang tergiur melakukan banyak perjalanan,
menempuh marabahaya, meninggalkan keluarga dan tanah air?
Adalah harapan akan mendapat keuntungan.

Apa yang mendorong seorang pelajar bersungguh-sungguh,
terus menerus belajar, begadang di malam hari, meresume dan menghafal?
Adalah harapan akan lulus.

Apa yang mendorong seorang tentara melakukan berbagai manuver heroic
dalam peperangan dan bersabar menghadapi peperangan yang ganas?
Adalah harapan akan mendapatkan kemenangan.

Apa yang membuat seorang pasien dengan sukarela maupun terpaksa meminum obat yang pahit?
Adalah harapan akan sembuh.

Apa yang mendorong seorang beriman menentang hawa nafsunya
dan bersusah payah melaksanakan ketaatan kepada Tuhannya?
Adalah harapan terhadap ridha dan surga Allah SWT.

Jadi...Biarkan HARAPAN bercerita tentang dirinya..... (^_^)

Anda Pasti Bisa Bila...


Pasar malam dibuka di sebuah kota. Seluruh penduduk menyambutnya dengan gembira. Ada berbagai macam permainan, stand makanan dan sirkus. Tetapi kali ini yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat.

Setiap malam ratusan orang menonton pertunjukkan manusia kuat. Ia bisa melengkungkan baja hanya dengan tangan telanjang. Ia bisa menghancurkan batu bata tebal dengan tinjunya. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco.

Untuk menutup pertunjukkannya, ia memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras terus hingga tetes terakhir air jeruk itu terperas.

Kemudian ia menantang para penonton, "Barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini, akan kuberikan dia uang satu juta."

Kemudian naiklah seorang lelaki, atlit binaraga, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan memeras... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal.

Beberapa pria kuat dari penjuru kota mencoba, tapi tak ada yang berhasil.

Manusia kuat itu tersenyum-senyum. Kemudian ia berkata, "Aku berikan satu kesempatan terakhir. Siapa yang mau mencoba?"

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba.

"Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung."

Manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu.

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya.

Lalu wanita itu mencoba memeras dengan penuh konsentrasi. Ia memeras... memeras... memeras dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh membasahi lantai panggung. Para penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan mereka segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, ribuan orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya kau satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana kau bisa melakukan hal itu?"

"Begini," jawab wanita itu, "Jika suamimu sedang jatuh sakit keras dan tak bisa bekerja mencari nafkah, sedangkan kau memiliki delapan anak yang harus kau beri makan setiap harinya, lalu kau harus kuat mencari uang meski hanya serupiah-dua rupiah, maka hanya memeras jeruk untuk mendapatkan satu juta rupiah bukanlah hal yang sulit."

"Bila anda memiliki alasan yang cukup kuat, anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak. Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat.

Anak Kecil Penjual Kue


Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak, mau beli kue, Pak?"
Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab "Tidak, saya sedang makan".

Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab "Tidak dik, saya sudah kenyang".

Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah".

Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan.

"Pak mau beli kue saya?"

Pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp. 1.500,00 dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja.

"Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik".

Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasih kepada orang lain.

"Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?"

Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, "Saya sudah berjanji sama ibu dirumah ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang kerumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis".

Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak yang sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja dihadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang, dan suatu pantangan bagi ibunya, anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang kerumah ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.

Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan" ia akan mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik.

Semoga cerita di atas bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kerja. Bukan sekadar untuk uang semata... Jangan sampai mata kita menjadi "hijau" karena uang sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yang kita miliki. Sekecil apapun profesi itu, kalo kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, pastilah akan berarti besar...

Sabtu, 11 Juni 2011

Afirmasi Positive Pikiran Alam Bawah Sadar

Saya akan membahas tentang pikiran alam bawah sadar ...
pikiran alam bawah sadar adalah dimana kita dalam keadaan rileks atau seperti tertidur tetapi kesadaran masih terjaga
dalam kodisi ini cepat sekali untuk merubah tingkah laku atau untuk visualisasi untuk mewujudkan impian anda.
perbandingan pengaruh pikiran alam bawah sadar dan pikiran alam sadar adalah 70% berbanding 30%.
jadi sesungguhnya ada potensi besar jika anda dapat menanfaatkannya dengan baik.
untuk dapat memasuki pikiran alam bawah sadar anda harus dalam keaadaan tenang,santai, releks dan sangat releks serahkan semuanya pada Allah SWT. anda bisa melakukannya sebelum anda tidur, karena efeknya sangat besar pada saat itu karana itu hindari perasaan atau hal-hal  negative pada saat kita mau tidur, Rasulullah menanjurkan untuk selalu berwudhu dan berdoa sebulum tidur agar kita terhindar dari hal-hal negative dan sesungguhnya semua yang diperintahkan Allah SWT dan RasulNya adalah baik untuk kita.
pada saat anda sudah memasuki keadaan tenang santai dan rileks penjamkan mata anda serahakan semua masalah beban dan urusan anda kepada Allah SWT.
bayangkan anda ditempat yang sangat tenang sekali.
bayangkan anda sangat bersyukur sekali dan sangat bahagia dengan cinta kasih sayang dan kegembiraan.
bayangkan orang-orang yang mencintai anda mengasihi anda.
bayangkan semua orang  sangat mencintai anda.
bayangkan semua orang menghormati menghargai anda.
bayangkan anda anda adalah orang yang paling berbahagia.
~bayangkan dan rasakan~
 sediakan waktu untuk itu 5 atau 10 menit dalam sehari atau anda lakukan pada saat anda sebelum tidur atau sampai tertidur dan kapan saja sesuai yang anda inginkan

anda juga dapat mengubah tingkkah laku anda dengan cara itu misal; yang tadinya ,malas jd rajin . yang selalu sholatnya malas jadi rajin, negative jadi positive dll.

untuk merubah tingkah laku anda dapat memulainya dengan cara diatas dan di tambahkan merubah kebiasaan anda yang kurang baik menjadi baik.
contoh bayangkan anda gemar berbuat kebaikan,selalu berniat baik, selalu sholat tepat waktu dll.
lakukan semuanya dengan niatan baik didalam hati dengan itu apa yang inginkan atau anda impikan mudah terwujud.

anda juga dapat menambahkan afirmasi/sugesti positive di dalam diri anda misalnya:
Berkat rahmat Allah saya bahagia.
berkat rahmat Allah saya baik hati.
berkat rahmat Allah saya cerdas.
berkat rahmat Allah saya kaya raya.
berkat rahmat Allah saya cantik/tampan
berkat rahmat Allah apa yang saya inginnkan terwujud.
berkat rahmat Allah saya selalu tepat sholat lima waktu.
berkat rahmat Allah saya selalu berbuat kebajikan,
berkat rahmat Allah saya masuk surga.amin.
dan anda bisa menambahkannya sesuai keinginan anda.
~katakan bayangkan dan rasakan~

Jumat, 10 Juni 2011

Surat Cinta Sulaiman

Pernahkah anda mendapat surat cinta dari seseorang? Hayoo ngaku.... Ternyata memang asyik membaca surat cinta, dan hal itu pernah dirasakan oleh Bilqis seorang ratu di negeri yaman (ma'rib konon daerah kerajaannya) , dalam beberapa kitab tafsir penulis menemukan beberapa keindahan yang disampaikan Alqur'an untuk manusia dalam hubungan internasional, lintas daerah, bahkan lintas keyakinan dan juga hubungan lelaki dan wanita.

Diakui atau tidak semua manusia pernah jatuh cinta, hanya saja diungkapkan atau tidak itu tergantung keberanian masing-masing, cara pengungkapan pun beraneka ragam, mulai yang terang benderang sampai gelap gulita, mulai yang jelas sampai yang samar-samar bahkan tidak tampak. Sarana-sarana pengungkapan pun bervariasi, mulai dari surat, email, sms, atau yang lain.

Kata orang cinta itu fitrah manusia. "Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga" (kata Roma Irama). Pertumbuhan manusia dibumi pun akibat cinta, kalau saja lelaki tak mencintai wanita, atau wanita tak mencintai lelaki, bisa jadi kelangsungan hidup manusia akan mengalami kepunahan.

Cinta adalah power hidup manusia, namun perlu diingat penyalahgunaan power pada yang tidak semestinya akan mengakibatkan efek yang sangat berbahaya. Cinta terhadap sesama manusia akan menjadikan alam semesta damai, namun cinta pada keunggulan pribadi dan kelompok akan menimbulkan perang dan pertikaian.

Gimana sih perasaannya Bilqis ketika dapat surat cinta? Dalam Alqur'an hanya disebutkan "Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri"QS.27:30- 31

Dalam ayat tersebut dapat kita tangkap pesan yang jelas dalam hubungan internasional antara kerajaan Sulaiman dan kerajaan Bilqis, dibarengi dengan hubungan antara penyembah Allah dan penyembah matahari. Hubungan antar daerah Palestina dan Yaman, hubungan antara Sulaiman (lelaki) dan Bilqis (perempuan). Namun yang ditekankan dalam ayat tersebut adalah hubungan lintas kepercayaan.

Kenapa penulis katakan itu sebagai surat cinta? Sebab pada akhirnya Sulaiman menikahinya, dan lagi surat cinta kan tidak harus bilang "i love you", apalagi beda kepercayaan biasanya sulit menjalin hubungan dengan yang berbeda tujuan, kecuali salah satunya mengalah. Toh Sulaiman menikahinya setelah Bilqis dikejutkan oleh pindahnya istana dan mengikuti kepercayaan Sulaiman. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu? " Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".QS.27: 42.

Ada pepatah bilang "Asam di gunung, garam di laut, akhirnya bertemu juga di panci" jika pembaca sekalian adalah termasuk garam dilaut, nggak usah repot-repot kehutan, tunggu aja didapur, pasti deh ketemu dengan asam, asalkan yang masak adalah yang memiliki asam dan garam dijamin akan menghasilkan sayur sedap, tapi kalau yang masak nggak tahu cara memasak yach bisa berantakan.

Ah tapi nggak asyik kalau terus-terusan nunggu, Sulaiman aja kirim surat kok pada Bilqis, padahal jaraknya jauh banget antara palestina dan yaman, apalagi yang bawa suratnya burung Hudhud, yang hampir dicincang oleh Sulaiman gara-gara absen dari barisan tentara-tentaranya. Namun ternyata Hudhud punya alasan yang jelas. Maklum Sulaiman kan bisa mengerti bahasa burung, walaupun saat ini ada yang menganggap cerita itu adalah dongeng dan khayalan, biasalah ketidakmampuan kita meneliti menjadikan kita menganggap sesuatu yang tidak sesuai dengan saat ini adalah mitos. Seperti halnya terbang ke Bulan, 1500 tahun yang lalu itu juga khayalan dan mitos, toh sekarang realita.

Konon ceritanya, ketika Bilqis dapat surat itu, dia lalu pergi ke kamarnya dan mengunci pintunya rapat-rapat, yach mungkin seperti cewek/cowok sekarang ketika dapat surat, email, sms, atau telpon dari yang diidamkan, biasanya langsung mencari tempat yang aman dari gangguan setan (maksudnya gangguan yang suka usil), biasanya sih terus senyam-senyum sendiri tanpa sebab, maklum orang yang lagi jatuh cinta kan katanya seperti batuk yang ditahan, he he he.

Kenapa sampai seperti itu? Ceritanya lagi, surat Sulaiman itu ditulis dengan misik, jadi baunya wangi, gaya bahasa yang indah, dan pembukaan yang unik, yaitu dengan kata bismillahir rohmanirrohim, maka dalam ayat itu dikatakan kitabun karim. Seperti surat cinta kita, baunya wangi, gaya bahasa diindah-indahin bahkan kalau nggak bisa romantis alternatifnya minta dbuatin orang, nah yang beda pembukaannya kita biasanya nggak pakai bismillah.

Pada akhirnya, namanya orang jatuh cinta butuh teman curhat, Bilqis pun curhat pada penasehat-penasehat nya, soalnya ini adalah urusan kerajaan, rakyat dan hati sekaligus. Penasehat-penasehat itu lalu bertanya, "emang dari siapa (kitab)surat itu". "Innahu min Sulaiman" (kitab itu dari sulaiman) jawab Bilqis. Dalam ayat hanya disebutkan pengirim, pembukaan, dan sebagian isi surat, maklum yang boleh diketahui publik hanya seputar urusan antar kerajaan, yang urusan hati itu adalah privacy, dan Allah menjaga prvacy hambaNya.

Dari sikap bilqis yang curhat itu, penulis dapat gambaran bahwa Bilqis adalah Ratu yang bijaksana dalam memutuskan masalah, dan bahkan Alqur'an menganjurkan orang Islam agar memakai budaya itu, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.QS. 3:159

Lalu Bilqis menguji Sulaiman, dengan mengirimkan hadiah, upeti dan macamnya, mungkin dia ingin tahu apa Sulaiman mau duit, atau ingin dirinya. Jika Sulaiman menerima hadiahku berarti itulah yang dia inginkan, namun ternyata Sulaiman tidak menerimanya. Dari itu berangkatlah Bilqis menemui pengirim surat itu.

Mendengar kabar kedatangan Ratu Bilqis, Sulaiman sibuk menyiapkan berbagai kejutan, bahkan bisa dikatakan "binaul mustahil" membangun yang mustahil, dengan memindah istana Bilqis dari yaman ke palestina, kalau di jawa itu mirip kisah candi sewu, kalau mau menikahi roro jongrang harus mampu membuat 1000 candi dalam waktu semalam. Wuihh capek deh kalau melihat pengorbanan para pecinta.

Eh ternyata Sulaiman berhasil memindah istana itu dengan bantuan seorang yang punya pengetahuan (hamba Allah), hebat sekali orang itu, ifrit aja masih kelas ekonomi dalam pengkargoan, orang itu express, hanya sebelum mata Sulaiman berkedip istana udah pindah.

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab : "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari . Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia"QS.27: 40

Ending ceritanya Bilqis datang, dan terkagum-kagum melihat istana Sulaiman, lantainya terbuat dari kaca dan dibawahnya seperti kolam, hingga Bilqis mengira itu air dan mengangkat (mencincing) pakaiannya sampai terlihat betisnya, apa kata dia?

"......Berkatalah Bilqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".QS.27: 44

Demikianlah jika hendak mengajak orang lain berserah diri pada Allah, bukan dengan ancaman, makian, atau kekerasan. Bukankah hasil dari surat cinta itu mendapatkan orangnya, kepercayaannya, istananya, bahkan rakyatnya, sebab dulu agama pemimpin adalah agama rakyatnya.
Oleh : Mochammad Muallim

Senin, 06 Juni 2011

Wahyu pada Nabi Daud as


Sebuah riwayat sampai pada kami, bahwa Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Dawud as, “Demi kemuliaan dan kebesaranKu, dan demi keagunganKu dan ketinggianKu di atas segala makhlukKu, bahwa tak seorang pun hamba yang bergantung padaKu bukan pada  makhlukKu, dan aku tahu ketergantungan itu dari hatinya, maka ketika langit sampai ketujuh hingga para penghuninya, dan bumi sampai lapis tujuh dan seluruh penghuninya sedang mereka daya padanya, melain Aku memberi jalan keluar padanya.”
“Demi kemuliaan dan kebesaranKu, dan demi keagunganKu dan ketinggianKu di atas segala makhlukKu, bahwa tak seorang pun hamba yang bergantung pada makhlukKu bukan padaKu, dan aku tahu ketergantungan itu dari hatinya, kecuali Aku putus dirinya dari sebab-sebab yang menyelesaikannya, kemudian Aku tak peduli di lembah mana Aku binasakan Dia, dan Aku penuhi hatinya kesibukan, ambisi, angan-angan yang tak pernah sampai selama-salamanya.”

Nabi Musa as, Sandal & Tongkat

Dikatakan, mengenai firman Allah Ta’ala, kepada Nabi Musa as, ”Maka lepaskanlah kedua sandalmu…” maksudnya adalah lepaskanlah keluarga dan anakmu dan segala hal selain Allah Ta’ala, dari hatimu.
Allah bertanya kepada Nabi Musa as, “Apa yang ada di tangan kananmu wahai Musa?” Maka Musa menjawab, “itulah tongkatku…” dimana Nabi Musa as, menyandarkan tongkat pada dirinya. Allah Ta’ala bertanya, “Apa yang akan kau perbuat dengan tongkat itu?” Musa menjawab, “Aku pakai sebagai pegangan.”. Maka Allah Swt, memerintahkan kepadanya, “Lemparkanlah wahai Musa!” Maka beliau melemparkan tongkat itu, tiba-tiba berubah menjadi ular yang melata.
Allah Ta’ala berfirman kepada Musa as, “Hai Musa! Apa yang kau katakana “ini sebagai pegangan” telah menjadi musuhmu, karena engkau telah berpegang pada selain DiriKu.
Lalu Nabi Musa as, kembali kepada Allah Ta’ala, dan ketika Allah mengetahui kembalinya Musa, “Allah Swt berfirman, ambillah tongkat itu dan jangan takut!”.
Sedangkan Allah Swt, berfirman kepada Nabi kita Saw,  “Katakan Muhammad, tiada yang menimpa kami kecuali yang sudah ditulis Allah pada kami.”

Bersama Sang Kekasih


Syeikh Ahmad ar-Rifa'y
Rasulullah Saw, bersabda: "Seseorang bersama orang yang dicintai." (Hr. Bukhari dan Muslim) Dalam hadits mulia ini ada disiplin cinta dari para pecinta Allah swt, dan pecinta Rasulullah saw, yang didalamnya tersembunyi missi bagi kaum yang yaqin kepada Allah swt, dan petunjuk bagi orang yang taqwa, serta cahaya bagi orang-orang ma’rifat.

Siapa yang merenungkan rahasia “kesertaan” bersama Allah swt, berarti paling fasih mengungkapkan hadits ini, melainkan senantiasa karena cintanya kepada Allah swt, dan mencintai orang yang dicintai Allah swt, dan mencintai Allah swt.
Begitu juga kaum arifin – semoga ridho Allah swt, mencurah pada mereka – , dan siapakah arifin itu? Mereka adalah kaum yang bercahaya hatinya, yang senantiasa memiliki kebejingan batin, dan tonggak dalam qalbunya.

Sesungguhnya Allah swt, menyebutkan secara tegas dalam kitabNya, bagi para hamba-hambaNya: Perintah dan laranganNya, janji dan ancamanNya, kabar gembira dan dan kabar peringatan, qodho’ dan qodarNya, hokum dan aturanNya, kehendakNya pada makhlukNya, dan sejumlah contoh-contoh dariNya, penyebutan panji-panji dan  nikmatNya, kelembutan dibalik ciptaanNya, keparipurnaan kuasaNya dan keagungan RububiyahNya, lalu Allah swt, berfirman:
“Sesungguhnya dalam hal itu semua adanya peringatan bagi orang yang mempunyai qalbu.”

Allah swt, mempersaksikan ayat ini kepada semua hambaNya, palagi bagi mereka yang memiliki qalbunya akan meraih Allah swt, memuliakannya, sekaligus menjelaskan bahwa mereka memiliki derajat yang lebih disbanding yang lain.
Sebagian para mufassir berkata, mengenai tafsir ayat tersebut:
“Bagi mereka yang memiliki qalbu.” Yakni qalbu yang sangat percaya terhadap apa yang telah disebutkan oleh Allah swt, dalam kitabNya, baik dalam soal janji maupun ancaman dan lain sebagainya.”
Artinya bagi mereka yang berakal sehat.” Lalu dengan akal sehatnya ia bias mencegah diri dari kesesatan dan penyimpangan dalam berbagai kondisi dan situasi.
“Bagi yang memiliki rasa hati, yang dengan rasa hati itu ia lari dari kemusyrikan dan keragu-raguan.”
“Bagi yang  yang memilki rasa yaqin, dimana seluruh tipudaya gugur karenanya, hingga sampai pada Diraja Yang Maha Ampun,” kata seorang mufasir lain.
“Bagi orang yang memiliki rahasia batin,  sehingga sifat ubudiyahnya tersirnakan oleh sifat RububiyahNya, ketika musyahadah pada Allah swt,”.
“Bagi orang yang memilki rahasia batin yang istiqomah bersama Allah swt, tanpa sedikit pun berpaling dariNya untuk selainNya..”
“Bagi yang punya qalbu yang tersendiri karena penunggalan Yang Maha Tunggal.”

Sebenarnya Allah swt, merias hati kaum airifin dengan ma’rifat, dalam rangka memberikan kemuliaan dan anugerah. Sedangkan bagi kaum penempuh, dihiasi dengan memandang Kebesaran dan KharismaNya, sebagai bentuk rahmat dan kebajikanNya.
Allah swt, menghijab hati orang yang alpa dengan kebodohan dan kelalaian, sebagai bencana dan penghinaan. Allah swt, mencetak qalbu orang kafir dengan penjauhan dan pengingkaran, sebagai penolakan dan penghalangan.

Qalbu Makhluk
Qalbu makhluk itu ada tiga:
1. Qalbu yang terbang di seputar dunia dengan syahwat-syahwatnya.
2. Qalbu yang terbang di akhirat dengan anuegrah kemuliaan.
3. Qalbu yang terbang di Sidrotil Muntaha dengan kemesraan dan munajat.

Berarti ada qalbu yang bergantung pada dunia, ada qalbu yang bergangtung pada akhirat dan ada qalbu yang bergantung kepada Allah swt.

Qalbu yang terbakar
Qalbu yang tenggelam
Qalbu yang terhanguskan.
Ada qalbu yang menunggu anugerah.
Ada qalbu yang menunggu RidhoNya,
Ada qalbu yang menunggu bertemu denganNya.

Ada qalbu yang terlapangkan.
Ada qal;bu yang terlukai.
Ada qalbu yang terlempar.

Qalbun Munib adalah qalbu Nabi Adam as.
Qalbun Salim adalah qalbu Nabi Ibrahim as.
Qalbun Munir adalah qalbu Nabi Muhammad saw.

Qalbu Sakinah

“Ya Allah sungguh aku berlindung kepadaMu dari rasa takut (menjadi penakut), dan aku memohon kepadaMu dari kebakhilan (pelit), dan aku mohon kepadaMu dari terlempar pada
umur yang
sia-sia, dan aku mohon kepadaMu dari fitnah dunia dan adzab kubur.”(Hr Al-Hakim).

Riwayat dari
Mush’ab bin Sa’d dari ayahnya yang berkata: Kami mohon perlindungan dengan kalimat-kalimat yang Nabi Saw, berlindung dengan kalimat ini:
“Ya Allah sungguh aku berlindung kepadaMu dari rasa takut (menjadi penakut), dan aku memohon kepadaMu dari kebakhilan (pelit), dan aku mohon kepadaMu dari terlempar pada umur yang
sia-sia, dan aku mohon kepadaMu dari fitnah dunia dan adzab kubur.” (Hr Al-Hakim).

Nabi Saw, memohon perlindungan dari hal-hal yang memutuskan diri dengan Allah Ta’ala.
Rasa takut (penakut) adalah faktor yang membebani untuk
bicara kebenaran.
Bakhil bisa membuat penghambat untuk meraih kebenaran
Umur yang sia-sia bisa mengalihkan aktivitas meraih kebenaran.
Fitnah dunia bisa memutus diri dari kebenaran.
Dan azab kubur adalah kesimpulan dari semua itu dan kita mohon perlindungan dari Allah Ta’ala.
Itulah kandungan permohonan perlindungan yang mulia dari Nabi Muhammad Saw, sebagai petunjuk agar membuang hasrat penakut dan bakhil, dan dibangkitkannya semangat menuju Allah Ta’ala, yang merupakan nilai luhur kaum ‘arifin.
Ya Allah berilah pertolongan pada kami atas apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhoi. Wahai Yang membuat kebaikan orang-orang saleh, wahai yang menjadi wali bagi Muttaqin, dan wahai yang menjadi bukti bagi orang yang bingung, wahai tambatan kebahagian orang-orang ‘arifin, wahai Yang Maha Pengasih bagi yang dikasihi.

Ridho kepada Allah Ta’ala.
Ketahuilah bahwa seorang hamba manakala mengetahui bahwa Allah Swt adalah Dzat Paling Bijaksana atas aturanNya, dan Maha Kuasa dan Maha Tahu atas apa yang diputuskan dan diaturNya, dan apabila hamba tahu dirinya bodoh  terhadap apa yang dicinta dan dibenci, maka ia akan Ridho kepada Allah Ta’ala dalam aturan dan ketentuanNya.
Ridho adalah tentramnya qalbu kepada Dzat Yang Maha Mengatur dan membiarkan pilihan kepadaNya disertai kepasrahan. Tidak ada yang lebih berat bagi nafsu kecuali harus ridho terhadap ketentuan Allah Ta’ala. Karena ridho pada ketentuanNya bisaanya berbeda dengan kerelaan hawa nafsunya. Maka berbahagialah jika ada hamba yang memprioritaskan ridhonya Allah Ta’ala dibanding kerelaan dirinya. Diriwayatkan bahwa Nabi Musa as bermunajat: “Ilahi, Engkau beri keistimewaan padaku dengan Kalam, dan belum pernah Engkau Bicara kepada manusia sebelumku. Maka tunjukkanlah aku pada amal yang bisa kuraih ridhoMu…”
Allah Ta’ala menjawab, “Hai Musa! RidhoKu padamu, adalah ridhomu atas ketentuanKu…”
Ad-Darany ra mengatakan, “Aku berharap meraih ridhoNya sekejap saja, dan walau pun Allah Ta’ala memasukkan diriku ke dalam neraka, aku pun rela dengan ketentuanNya. Dan yang paling berhak untuk ridho adalah ahli ma’rifat, karena ridho adalah Pintu Allah paling agung.”
Diriwayatkan pada sebagian kitab Allah Swt:
Bahwa Jibril as,  sedang turun ke bumi. Lantas ia melihat sosok lelaki yang memiliki pancaran ketenangan.
“Betapa hebat lelaki ini,” kata Jibril.
Kemudian Allah Ta’ala berfirman pada Jibril, “Hai Jibril! Lihat namanya di Lauhul Mahfudz yang berderet dengan nama-nama
ahli nereka!”
“Tuhanku, lalu apakah semua ini?” Tanya Jibril.
“Hai Jibril! Sesungguhnya Aku tidak dimintai pertanggung-jawaban apa yang Kulakukan, dan tak seorang pun tahu dari semua makhlukKu apa pun PengetahuanKu, kecuali yang Aku kehendakinya…” jawab Allah Ta’ala.
“Oh Tuhan, apakah Engkau memberi izin padaku untuk memberi informasi atas apa yang aku ketahui?”
“Silahkan, engkau dapat izin…” jawab Allah Ta’ala.
Jibril as lalu turun ke bumi memberi kabar apa yang sesungguhnya terjadi dan bagaimana situasi sebenarnya yang menimpa orang itu. Tiba-tiba orang itu malah bersujud, sembari bermunajat, “Bagimulah segala puji wahai Tuhanku atas ketentuanMu dan takdirMu. Pujian yang melebihi pujian orang-orang yang memujiMu, dan semakin tinggi dibanding syukurnya orang-orang yang bersyukur.”
Orang itu terus memuji Allah Ta’ala hingga Jibril as menduga bila orang tadi tidak mendengar apa yang telah disampaikan.
“Hai hamba Allah, apakah kamu mendengar apa yang ku ucapkan?” Tanya Jibril as.
“Ya, aku mendengar. Engkau memberi kabar bahwa engkau telah mendapatkan diriku berada diantara deretan daftar ahli neraka di Lauhul Mahfudz sana…”
“Lalu kenapa masih saja memujiNya dan bersyukur padaNya?” Tanya Jibril penasaran. “Subhanallah
wahai Jibril! Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menentukan dengan sepenuh kesempurnaan ilmuNya, dan keleluasaan rahmat dan kasihNya, dengan kelembutan RububiyahNya, serta hakikat hikmahNya. Lalu apalah artinya aku sampai aku tidak rela? Maha Berkah Allah Tuhanku….”
Lalu orang itu sujud kembali, dan terus menerus bertasbih
dan bertahmid. Kemudian Jibril as, kembali kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman pada Jibril, “Kembalilah ke Lauhul Mahfudz, dan lihatlah apa yang bakal kau lihat….” Jibril kembali ke Lauhul Mahfudz, tiba-tiba nama orang tersebut berderet dengan daftar nama-nama ahli syurga.
Allah Ta’ala berfirman, “Hai Jibril! Itulah yang kau lihat, Aku tidak diminta  pertanggungjawaban apa yang Aku lakukan.”
“Ya Tuhanku, izinkah aku untuk memberi kabar apa yang kulihat.”
Allah Ta’ala berfirman, “Silahkan engkau mendapat izin…”
Lalu Jibril turun dan memberi kabar apa yang dilihat di Lauhul Mahfudz. Betapa mengejutkan lelaki itu tetap saja sebagaimana semula bermunajat: “Ilahi, bagiMu-lah Puji wahai Tuhan atas qodlo’ dan qodarMu, pujian yang  melebihi pujian orang yang memuji dan syukur yang melebihi syukurnya orang yang bersyukur.”
Lalu Jibril kembali dengan penuh kekaguman atas kesempurnaan ridho orang itu kepada Allah Ta’ala atas apa pun hukum dan aturan yang diberlakukan padanya. Begitu juga sebuah riwayat, bahwasanya Allah Ta’ala memberikan wahyu kepada salah satu NabiNya: “Hendaknya engkau katakan pada hambaKu Fulan bin Fulan, “bahwa kamu ahli neraka..”
Ketika risalah itu sampai kepada si fulan itu, ia justru memuji Allah Ta’ala.  “Alhamdulillah atas apa yang telah ditentukan padaku. Perkara adalah perkaraNya, dan hukum adalah hukumNya.”
Allah Ta’ala berfirman kepada NabiNya, “Temui sekali lagi, dan berikan kabar padanya bahwa Aku telah mengampunimu  sepanjang ia rela atas ketentuanKu.” Kemudian risalah Ilahi itu disampaikan pada fulan tersebut, lalu ia menjerit dan berakhir dengan kematian. Perlu diketahui bahwa ketentuan Allah itu berkisar empat hal:
  1. Ketentuan  nikmat Allah Ta’ala , maka bagi hamba haruslah ridho dan bersyukur.
  2. Ketentuan cobaan Allah Ta’ala, maka bagi hamba harus rela dan sabar.
  3. Ketentuan taat dari Allah Ta’ala maka bagi hamba harus rela dan memandang anugerahNya serta menegakkan kewajiban hingga maut menjemputnya.
  4. Ketentuan maksiat, maka bagi hamba ridho bahwa itu takdir Allah Ta’ala dan bertaubat.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw,  ditanya mengenai Qodlo dan Qodar. Beliau menjawab, “Malam yang gelap, lautan yang dalam, dan rahasia Allah yang agung. Siapa yang ridho kepadaNya, maka
ia akan ridho atas takdir itu. Dan siapa yang benci maka Allah akan membencinya.”
Diriwayatkan ketika gergaji diletakkan di atas kepala Nabi Zakaria as, ia berhasrat untuk memohon pertolongan kepada Allah Swt, kemudian Allah Swt memberi wahyu, “Wahai Zakaria! Pilih mana engkau rela dengan aturanKu padamu atau bumi ini akan Aku balik, lalu semua yang ada di muka bumi hancur.” Nabi Zakaria as, hanya diam (rela dengan turanNya), tiba-tiba gergaji itu putus menjadi dua.
Rabi’ah al-Bahsriyah ra, sedang sakit, lalu ditanya, “Apakah engkau tidak memanggil dokter?”
“Siapa yang mengaturku?” balik bertanya.
“Allah Ta’ala…” kata mereka.
“Apakah orang seperti saya ini pantas menolak aturan takdir Tuannya?” jawabnya.
Abu Bakr ash-Shiddiq ra sedang sakit, dan ditanya:
“Apakah kami harus memanggil dokter untukmu?”
“Allah Swt sudah melihat keadaanku…”
“Apa yang dikatakan olehNya?”
“Dia mengatakan, “Sesungguhnya Aku melakukan apa yang-Ku kehendaki..”
Seorang Nabi tiba-tiba mengadu kepada Allah Swt, atas musibah yang dibencinya, kemudian Allah Swt,  menurunkan wahyu, kepadanya:
“Sudah berapa kali engkau mengadu kepadaKu,
dan Aku bukan layak dicerca dan bukan layak dikeluhi! Demikian pula awal keadaanmu ada dalam IlmuKu, kenapa engkau harus benci? Apakah kamu senang jika dunia kukembalikan gara-gara kamu? Atau Aku mengubah Lauhul Mahfudz akibat dirimu? Lantas Aku mengatur rencana yang meringankan dirimu sebagaimana kehendakmu, bukan menurut kehendakKu, sehingga apa yang engkau senangi bukan apa yang Aku senangi? Maka demi KebesaranKu  Aku bersumpah, seandainya masih ada gejolak sekali lagi dalam dadamu, Aku pasti akan merobek baju kenabianmu, dan aku lempar dirimu ke neraka, dan Aku tidak peduli.”
Para ahli bijak mengatakan, “Tidak mengherankan orang yang diberi cobaan lalu sabar. Tetapi yang menakjubkan adalah yang diberi cobaan namun ia rela.”
Abdul Wahid bin Zaid ra ditanya, “Manakah yang lebih utama diantara dua orang ini: Seorang senang hidup selamanya agar bisa taat kepadaNya, dan seorang lagi ingin segera mati demi rindu kepadaNya?” “Tidak dua-duanya,” jawab Abdul Wahid, “Tetapi yang utama adalah seorang yang menyerahkan perkaranya kepada Allah Swt, dan ia berdiri di atas jejak ridho kepada Allah dengan benar. Bila
ia dihidupkan lama ia pun senang, begitu pula jika harus mati ia pun senang. Itulah derajat rela kepada Allah Ta’ala, dan perilaku orang yang ma’rifat kepadaNya.”
Umar bin Abdul Aziz ra, ditanya,”Apa sebenarnya yang membuatmu senang?”
“Apa yang ditakdirkan oleh Allah Ta’ala kepadaku,” jawabnya.
Abu Abdullah an-Nasaj ra, mengatakan, “Allah Ta’ala mempunyai hamba-hamba yang sangat malu dengan kesabaran, lalu mereka menempuh jalan ridho. Dan Allah Ta’ala mempunyai hamba-hamba, manakala mereka mengetahui darimana datangnya takdir, pasti mereka sangat menerimanya dengan cinta dan ridho.”
Dalam hadits dijelaskan, “Pertamakali yang ditulis oleh Allah Ta’ala di Lauhul Mahfudz adalah Laa Ilaaha Illalloh Muhammadur Rasulullah, siapa yang menyerahkan dirinya pada qodlo’Ku dan sabar atas cobaanKu, serta bersyukur atas nikmatKu, Aku tulis ia tergolong orang yang sangat benar (shiddiq), dan Aku bangkitkan dia bersama para Shiddiqun. Namun siapa yang tidak rela pada rencanaKu, tidak sabar atas cobaanKu dan tidak syukur atas nikmatKu, hendaknya ia memilih Tuhan selain Aku.!”  Juru bicara mereka lalu berkata, “Hai diri! Sungguh aku memasrahkan totalmu pada Tuhanmu, bila Dia berkehendak, Dia membuatmu lapar, dan jika Dia mau, Dia membuatmu kenyang, jika Dia mau, Dia bisa membuatmu mulia, dan jika Dia mau, Dia membuatmu hina. Kalau Dia Mau, Dia menghidupkanmu, dan bila Dia mau, Dia mematikanmu! Dia Maha Cukup dan Dia lebih Utama dibanding dirimu. Secara keseluruhan dirimu hanya bagiNya, hai diri! Kamu tidak punya apa-apa, dan aturan itu hanya bagi Yang Maha Mengatur, Mencipta dan memerintah!”Yahya bin Mu’adz ar-Razy ra, ditanya, “kapan kehidupan orang beriman itu bagus?”
“Ketika ia rela apa pun dari Allah Swt, atas apa yang direncanakan dan ditakdirkan padanya, yang telah diatur dan diurus olehNya.”
“Kapan hamba bisa rela kepada takdirNya? Ditanya lagi.
“Manaka hamba bermunajat kepada Tuhannya, “Oh Tuhanku, bila Engkau memberiku aku bersyukur, bila Engkau menggagalkanku Aku rela, dan bila Engkau memanggilku aku menjawab, dan bila Engkau meninggalkanku aku tetap mengabdi.”
  • Zuhud itu ada sepuluh bagian, yang paling tinggi dari derajat zuhud adalah paling rendahnya derajat wara’.
  • Wara’ itu ada sepuluh bagian, tertinggi dari derajat wara’ adalah paling rendahnya derajat yaqin.
  • Yaqin ada sepuluh bagian, dan paling tinggi derajatnya adalah paling rendahnya derajat ridho, karena ridho adalah derajat tertinggi ‘ubudiyah. Dan Allah menjadikan kebebasan dan keleluasaan jiwa dalam ridho, dan menjadikan kesusahan pada rasa benci.
Dikisahkan bahwa Athiyah al-Himshy ra, mengatakan, “Orang tuaku berkata kepada Ibrahim bin Adham ra, “Hai Abu Ishaq, bila anda menulis tentang hadits ini sebagimana kami melakukannya?”
Ibrahim mengatakan, “Aku disibukkan oleh tiga hal, kalau aku sudah selesai maka aku akan melakukan seperti yang anda lakukan.”
“Apa tiga hal itu?” Tanya ayahku.
“Tawakal kepada Allah atas rizki yang diberikan kepadaku; ikhlas beramal hanya bagi Allah, dan rela kepada ketentuan Allah Ta’ala. Soal tawakkal dan ikhlas, aku sudah bisa menyelesaikannya, dengan pertolongan Allah Ta’ala. Sedangkan rela (ridho) terhadap ketentuan Allah Ta’ala, sungguh aku sangat sibuk sekali hingga belum selesai.”
Lalu orang tuaku menangis menderu-deru, sembari berkata, “Betapa jauh kami ini, untuk menggapai yang kau raih. Lalu apakah kami mampu bicara posisi di atas ridho jika begitu?
Sedikitpun tak mampu”.
Muhammad bin Wasi’ ra berkata, “Sesungguhnya aku menutup diri kecuali kepada orang yang mulai pagi hingga petang tak ada makanan, namun ia tetap ridho kepada Allah Ta’ala.”
Sufyan Ats-Tsaury ra ditanya, “Kapankah seorang hamba rela kepada ketentuan Allah Ta’ala?”
“Manakala ia gembira dalam bencana, sebagaimana ia gembira dalam nikmat,” jawabnya. Seseorang bertanya kepada Imam Husein ra, “Abu Dzar ra, mengatakan, bahwa kefakiran itu lebih kucintai ketimbang kekayaan, dan sakit itu lebih kucintai ketimbang sehat.”
“Semoga Allah merahmati Abu Dzar. Tapi menurutku, siapa yang rela terhadap pilihan Allah Ta’ala, ia pasti tidak berharap lain selain pilihan Allah Ta’ala,” jawab Imam Husein.
Yahya bin Mu’adz ra, mengatakan, “Aku mencari ilmu, namun aku tidak bisa istirahat. Lalu aku mencari amal, itu pun aku tak bisa istirahat. Lalu aku ridho kepada Allah Ta’ala, aku baru tenggelam dalam istirahat.” Abu Darda’ ra. mengatakan, “Yang penting bukan memakan roti gandum kering, juga bukan memakai pakaian wool, tetapi yang penting adalah ridho atas ketentuan Allah Ta’ala.”
Dalam syair:
Ketentuan Allah Swt  bakal tiba
Sang hamba suka atau pun  tidak.
Bukan itu yang langgeng
Tapi semua toh bakal terjadi.


Dalam pedang Sayyidina Umar bin Khothob ra tertulis
sebuah syair:
Telah terjadi hukumNya padamu
Maka putuskanlah menurut apa yang dikehendakiNya
Sambutlah yang bakal terjadi
Walau dirimu tak menghendaki
Hari manakah yang aku bisa lari dari mautku
Hari yang aku tak ditakdirkan atau tidak
Hari yang tidak ditakdirkan pasti aku tidak mati
Dan pada hari yang ditakdirkan pun
Peringatan tak bisa menyelamatkan.

Dusta, Kezaliman dan Tamak

Dusta
  • Kejujuran adalah kemuliaan, sedangkan dusta adalah kehinaan. Barangsiapa yang dikenal sebagai orang jujur, maka dipercayai dustanya; dan barangsiapa yang dikenal sebagai pendusta, maka kejujurannya tidak dipercaya.
  • Dusta adalah kehinaan.
  • Tinggalkanlah dusta demi kemuliaan,jika engkau tidak mau meninggalkannya karena dosa.
  • Janganlah engkau sekali-kali bersahabat dengan seorang pendusta karena sesungguhnya dia mendekatkan bagimu yang jauh dan menjauhkan bagimu yang dekat.
  • Dua perkara yang tidak pernah terlepas dari dusta, yaitu: banyak berjanji dan kuat berdalih.
  • Tidak ada wibawa bagi pembohong.
  • Kesengsaraan yang paling besar adalah janji seorang pendusta kepada seorang yang tamak.
  • Kesalahan (dosa) yang paling besar di sisi Allah adalah lidah yang pendusta. Orang yang berkata dengan kalimat dusta dan orang yang mengulurkan talinya sama dalam dosa.
  • Aku tidak pernah berdusta dan aku tidaklah tersesat, dan aku tidak dapat disesatkan.
  • Jauhilah dusta karena ia menjauhkan iman. Orang yang jujur berada di tepi keselamatan dan kemuliaan, sedangkan orang yang pendusta berada di tepi kebinasaan dan kehinaan
  • Kedengkian kepada orang yang telah meninggal semakin berkurang, namun kedustaan atasnya bertambah.
  • Janganlah engkau melihat siapa yang mengatakan, tetapi lihatlah apa yang dikatakan.
  • Barangsiapa yang telah kehilangan keutamaan kejujuran dalam pembicaraannya, maka dia telah kehilangan akhlaknya yang termulia.
Kezaliman
  • Kezaliman terhadap orang lemah adalah kezaliman yang paling keji.
  • Kezaliman adalah akhir masa kekuasaan raja.
  • Kezaliman yang paling tercela adalah ketika sedang berada dalam kekuasaan.
  • Seburuk-buruk bekal untuk Hari Kebangkitan adalah permusuhan terhadap hamba-hamba Allah.
  • Kezaliman bagi manusia mempunyai tiga tanda, yaitu: menzalimi kepada yang ada di atasnya dengan kemaksiatan, kepada orang yang ada di bawahnya dengan penguasaan, dan mendukung orang-orang yang zalim.
  • Orang yang paling tercela adalah yang memfitnah orang yang lemah di hadapan penguasa yang zalim.
  • Bagi orang yang zalim itu besok (pada hari kiamat) ada (bekas) gigitan di tangannya.
  • Tidak ada kemenangan bersama kezaliman.
  • Janganlah berbuat zalim, sebagaimana engkau tidak ingin dizalimi.
  • Janganlah engkau menjadi susah karena kezaliman orang yang menzalimimu. Sebab, sesungguhnya dia sedang menuju pada kemudaratannya sendiri dan memberikan kemanfaatan kepadamu.
Tamak
  • Ketamakan adalah budak yang abadi.
  • Ketamakan tidak akan menghasilkan apa-apa.
  • Ketamakan tidak akan menghasilkan apa-apa.
  • Ketamakan adalah tanda dari kefakiran.
  • Kebanyakan perselisihan ditimbulkan oleh ketamakan.
  • Ketamakan adalah penyebab bergelimangnya seseorang dalam perbuatan-perbuatan dosa.
  • Ketamakan mengurangi nilai seseorang dan tidak menambah keberuntungannya.
  • Ketamakan menghimpun segala keburukan aib.
  • Ketamakan mengharamkan (pelakunya dari kebaikan), sedangkan pengecut mematikan.Jika engkau tidak yakin, perhatikanlah apa yang engkau lihat dan yang engkau dengar, apakah yang terbunuh dalam peperangan kebanyakannya yang maju (dalam medan perang) ataukah yang melarikan diri darinya? Dan perhatikan pula orang yang meminta dengan baik dan menunjukkan penghormatan, apakah dia lebih berhak mendapatkan kemurahan hati dari dirimu, ataukah yang meminta dengan kerakusan dan ketamakan?
  • Balaslah ketamakan dengan qan‘ah (merasa puas dengan rezeki Allah yang dikaruniakan-Nya kepadanya), sebagaimana engkau membalas musuh dengan kisas (pembalasan yang sepadan).
  • Banyak sekali harapan yang mengecewakan, dan ketamakan yang mendustakan.

Pohon Ma’rifat

Syeikh Ahmad ar-Rifa’yRasulullah Saw bersabda:
“Aku datangi pintu surga di hari qiyamat, lalu  aku dibukakan. Maka sang penjaga syurga bertanya, “Siapa anda?”
Aku katakan, “Muhammad,”. Lalu dia berkata, “Demi dirimulah aku diperintahkan agar tidak membuka (pintu syurga) bagi siapa pun sebelum dirimu…”

Ahlul Ilmi Billah (para Ulama Billah) telah mengetahui bahwa syurga adalah pintu kebajikan Ilahi yang abadi. Tidak akan dibuka kecuali dibuka oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw,  dan dialah sang pembuka bagi kebaikan dunia dan akhirat. Mengetahui akan perilakunya merupakan rahasia pengetahuan pada Allah Ta’ala. Siapa yang ingin dibukakan pintu-pintu kebaikan dunia dan akhirat, ia harus menggantung pada nya. Karena disana tersembunyi rahasia ma’rifat.

Hakikat ilmu ma’rifat
Ilmu ma’rifat adalah ilmu tentang Allah Ta’ala. Yaitu Cahaya dari Cahaya-cahaya Yang Maha Agung, dan perilaku dari berbagai perilaku utama.

Dengan pengetahuan ma’rifat itu Allah memuliakan hati para cendekiawan, kemudian Allah merias dengan keindahanNya yang bajik, dan keagunganNya.
Dengan ma’rifat pula, Allah mengistemewakan ahli kewalian dan pecintaNya.

Dengan ma’rifat Allah memuliakannya di atas seluruh ilmu mana pun. Manusia, mayoritas alpa atas kemuliaan ma’rifat, bodoh atas kelembutan-kelembutan ma’rifat, lupa atas keagungan getarannya, apalagi mereka  juga lupa atas makna-makna terdalamnya, yang tak akan ditemui kecuali oleh orang yang memiliki hati yang berserasi denganNya.
Ilmu ma’rifat ini merupakan asas, dasar, dimana seluruh ilmu pengetahuan dibangun. Dengannya pula kebajikan dua rumah dunia dan akhirat tergapai, kemuliaan terengkuh.

Dengan ilmu ma’rifat, aib-aib diri terkuak. Anugerah Ilahi dikenal, keagunganNya diketahui, begitu pula keparipurnaan KuasaNya.
Dengan ilmu ma’rifat itu, rahasia hamba terbang dengan sayap-sayap ma’rifat, dalam kelembutan sutera Qudrat, berjalan menuju pangkal kemuliaan. Berwisata di taman Al-Quds. Maka seluruh ilmu manakala tidak ber[padu dengan ma’rifat tidak pernah sempurna. Dan amal perbuatan tidak akan rusak kecuali jika mailmu ma’rifat itu sirna. Tidak ada yang menghuni pengetahuan itu kecuali hati yang dipandang oleh Allah Ta’ala, dengan pandangan Kasih dan Sayang. Kemudian Allah menteskan hujan penghayatan pemahaman yang dalam, lalu menabur aroma yaqin dan kecerdasan. Allah menjadikannya sebagai tempat akal dan firasat, menyucikannya dari kotoran kebodohan dan kealpaan, meneranginya dengan dian-dian ilmu dan hikmah. Allah swt berfirman:
Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dari kalian, dan orang-orang yang diberi ilmu (tentang Allah).

Setiap arif pastilah takut penuh rasa cinta dan bertaqwa menurut kadar pengetahuannya pada Allah ta’ala, karena firmanNya:
“Sesungguhnya yang takut penuh cinta pada Allah dari hamba-hambaNya adalah para Ulama (billah)”.

Dengan cahayaNya godaan syetan bisa dikenal, sekaligus bisa menjadi pertahanan atas tindak maksiat dan dosa, peringatan bagi bencana-bencana hasrat.

Allah swt, berfirman:
“Bukankah orang yang dilapangkan dadanya oleh Allah bagi Islam adalah orang yang berada dalam pancaran cahaya Tuhannya?”
“Siapa pun yang Allah tidak menjadikan baginya cahaya, maka baginya tidak mendapatkan cahaya.”

Dalam hadits dijelaskan, “Sebagian ilmu ada yang seperti perbendaharaan terpendam, dimana tidak diketahui kecuali oleh ahlul ilmi (Ulama) Billah, dan tidak diingkatri kecuali oleh kalangan yang terkena tipudaya.
Ada seseorang datang kepada Nabi saw, lalu bertanya, “Amal apakah paling utama?” Nabi saw, menjawab, “Mengetahui Allah.”

Hamba-hamba utama
Diriwayatkan bahwa Nabi Musa as, bermunajat, “Ya Tuhan, manakah hamba-hamba paling banyak kebajikannya dan paling tinggi derajatnya dihadapanMu?” Allah menjawab, “Yang paling mengetahuiKu…”
Imam ali bin Abi Thalib  Karromallahu wajhah mengatakan, “Orang yang paling tahu kepada Allah, adalah yang paling dahsyat pengagungannya, karena menghormati Laa Ilaaha Illallah…”
Abu ad-Darda’ ra, menegaskan, “Siapa yang bertambah ilmunya tentang Allah, aka akan bertambah rasa malunya…”

Diriwayatkan bahwa Allah Ta’ala memberikan wahyu kepada Nabi Dawud as,
“Wahai Dawud, engkau tahu ilmu yang bermanfaat?”
 “Oh Tuhanku, apakah ilmu yang bermanfaat itu?” jawab Dawud.
“Hendaknya engkau mengenal KebesaranKu, KeagunganKu, KetaktertandingiKu, dan Kesempurnaan KuasaKu atas segala sesuatu. Itulah yang membuatmu dekat padaKu. Dan Aku tidak menyilakan orang yang bertemu denganKu dengan kebodohan…” jawab Allah Ta’ala.

Muhammad bin al-Fadhl as-Samarqandy  ra, ditanya, “Apakah yang disebut mengetahui Allah itu?”
“Hendaknya anda melihat bahwa ketentuanNya pada makhluk itu pasti, segala mudharat, manfaat, kemudliaan dan kehinaan itu dariNya. Dan anda melihat diri anda hanya untuk Allah. Segala sesuatu ada di GenggamanNya. Jangan memilih pilihan dari dirimu, bukan pilihanNya, dan anda berbuat benar-benar hanya bagi ikhlas Allah.” Begitu beliau menjawab.

Hai anak-anakku sekalian…tekunlah dalam menggali ilmu rahasia. Anda harus membenci dunia, dan kenalilah kehormatan orang-orang saleh. Hukumi perkaramu untuk kematian.Allah Ta’ala berfirman:
“Dan katakanlah, “Tuhanku, tambahilah diriku ilmu..”
“Dan Allah memberikan ilmu padamu, pengetahuan yang belum pernah engkau tahu.”

“Dan Kami telah memberikan pengajaran ilmu kepadanya dari Sisi Kami.”
“Orang-orang yang berjuang tekun di dalam Kami, maka Kami bakal memberikan petunjuk jalan-jalan kami…”

Betapa banyak orang yang meriwayatkan hadits, tetapi dia bodoh terhadap Allah.

Sesungguhnya ilmu ma’rifat itu merupakan anugerah Allah Ta’ala, diberikan olehNya kepada orang yang dipilih dari makhlukNya, dan dipilihnya untuk dekat denganNya.

Dalam hadits disebutkan, “Ilmu itu ada dua: Ilmu ucapan, yaitu argumentasi Allah atas hamba-hambaNya. Dan ilmu hati, yaitu ilmu yang tinggi, dimana seorang hamba Allah tidak pernah meraih rasa takut nan cinta pada Allah, kecuali dengan ilmu itu.”
Beliau nabi saw, juga bersabda:
“Yang paling dalam rasa takut dan cintanya kepada Allah adalah yang paling mengenal Allah.”
Derajat Ulama
Sufyan At-Tsaury mengatakan: Ulama itu terbagi jadi tiga:
  1. Orang alim yang tahu perkara Allah, tetapi tidak tahu Allah. Itulah alim yang dusta, yang tidak layak baginya kecuali neraka!
  2. Orang alim yang mengenal Allah, tetapi tidak mengenal perkara Allah, itulah alim yang masih kurang.
  3. Orang alim yang mengenal Allah,  mengenal perkara Allah, itulah yang disebut Ulama sempurna.
Sebagaian orang arif ditanya, “Apa jalan ma’rifat pada Allah itu?”
“Allah tidak dikenal dengan segala sesuatu. Tetapi segala sesuatu dikenal melalui Allah, sebagaimana Dzun Nuun al-Mishry ra, mengatakan, ‘Aku mengenal Allah melalui Allah, dan mengenal selain Allah melalui Cahaya Allah.” Jawabnya.

Nabi Ibrahim as, bermunajat, “Ilahi, jika bukan karena Engkau, bagaimana aku mengenal siapa DiriMu..”

Hal senada juga disampaikan Rabiah al-Adawiyah, ketika bertanya kepada Dzun Nuun al-Mushry ra, “Bagaima engkau kenal Allah?”
“Allah melimpahi rizki rasa malu padaku, dan memberikan pakaian muroqobah padaku. Ketika aku susah dengan musibah, aku mengingat kebesaran Allah, lalu aku sangat malu padaNya..”, jawab Dzun Nuun.
 

Pohon Mari’fat
Metafora Ma’rifat itu seperti pohon yang memiliki enam cabang. Akarnya kokoh di bumi yaqin dan pembenaran, dan cabang-cabangnya tegak dengan iman dan tauhid.
Cabang pertama, Khauf (rasa takut) dan Raja’ (harapan pada anugerah-rahmatNya) yang disertai dengan cabang perenungan.
Cabang kedua, berlaku benar dan serasi dengan kehendak Allah, yang disertai dengan cabang Ikhlas.
Cabang ketiga, Khasyyah (takut penuh cinta) dan menangis, yang disertai dengan cabang Taqwa.
Cabang keempat, Qana’ah (menerima pemberian Allah) dan ridlo, yang disertai cabang Tawakkal.
Cabang kelima, Pengagungan dan rasa malu yang disertai dengan cabang ketentraman.
Cabang keenam, Istiqomah dan berselaras dengan Allah yang disertai dengan cabang cinta dan kasih.

Setap cabang dari masing-masing akan bercabang pula sampai tiada hingga dalam jumlah kebajikan, dalam  tindakan benar dan perbuatan, kemesraan berdekat –dekat dengan Allah, kesunyian Qurbah, kebeningan waktu dan segala sepadan yang tak bisa disifati oleh siapa pun jua.

Di setiap cabang yang ada akan berbuah berbagai-bagai, yang satu sama lainnya tidak sama, rasanya, yang di bawahnya ada cahaya-cahaya taufiqNya, yang mengalir dari sumber anugerah dan pertolonganNya. Dalam hal ini manusia berpaut-paut dalam derajat dan berbeda-beda dalam kondisi ruhani.
Diantara mereka :
  1. Ada yang mengambil cabangnya saja, tapi alpa dari akarnya, tertutup dari pohonnya dan tertirai dari rasa manis buahnya.
  2. Ada yang hanya berpegang teguh pada cabangnya belaka.
  3. Ada yang pula yang berpegang pada akar aslinya, dan meraih semuanya (pohon, cabang dan buah) tanpa sedikit pun menoleh pada semuanya, tetapi hanya memandang yang memilikinya, Sang Penciptanya.
Siapa yang tak memiliki cahaya dalam lampu pertolongan Ilahi, walaupun telah mengumpulkan, mengkaji semua kitab dan hadits, kisah-kisah, maka tidak akan bertambah kecuali malah jauh dan lari dari Allah, sebagaimana keledai yang memikul buku-buku.

Ada seseorang yang datang kepada Imam Ali Karromallahu Wajhah:
“Ajari aku tentang ilmu-ilmu rahasia…”pintanya.
“Apa yang kau perbuat perihal ilmu utama?” kata Sayyidina Ali.
“Apakah pangkal utama ilmu?” orang itu balik bertanya.
“Apakah kamu mengenal Tuhanmu?” Tanya beliau.
“Ya..” jawabnya.
“Apa yang sudah kau lakukan dalam menjalankan kewajibanNya?”
“Masya Allah…” jawab orang itu.
“Berangkatlah dan teguhkan dengan itu (hak dan kewajiban), jika kamu sudah kokoh benar, kamu baru datang kemari, kamu akan saya ajari ilmu-ilmu rahasia…” Jawab beliau.

Ada yang mengatakan, “Perbedaan antara ilmu ma’rifat dan ilmu lainnya adalah seperti perbedaan antara hidup dan mati.

Hakikat Kefakiran

Riwayat dari Amirul Mu’minin Sayyidina Ali ra, Nabi saw, bersabda:“Jibril berkata kepadaku, bahwa Rabbul ‘Izzah swt berfirman: “Kalimat Laa Ilaaha Illallah adalah bentengKu. Maka siapa yang mengucapkannya berarti masuk di bentengKu, dan siapa yang masuk bentengKu, ia aman dari siksaKu.” Hadits Qudsi  yang sampai kepada kita ini merupakan hadits mulia dengan sanad agung yang di dalamnya ada pekerti Kalimat Tauhid yang bisa menambah iman seorang hamba dan memenuhi kema’rifatan-nya, bahkan sang hamba diharuskan melanggengkan secara disiplin Kalimat tauhid itu. Kalimat itulah yang merupakan Ruh Tauhid, yang bagi pengucapnya –setelah iman– merupakan kebajikan yang diajarkan Nabi saw.
Kalimat tauhid itu merupakan raihan hamba untuk senantiasa membutuhkan Allah Ta’ala dan remuk redam di bawah keagunganNya, hingga kalimat itu menjadi benteng bagi si hamba atas izin Allah Ta’ala.

Allah Satu-satunya Kecukupan
Anak-anak sekalian, sesungguhnya Kecukupan dan Kefakiran itu dua sifat yang satu sifat Allah Ta’ala dan satu lagi sifat hamba. Sifat faqir sebagai sifat hamba yang terpuji sebagaimana Sifat Maha Cukup bagi Allah Ta’ala, sebagai sifat terpujiNya.
Faqir secara hakiki adalah sifat hamba, karena tidak bisa dicampuri sifat cukup
Kaya secara hakiki adalah Sifat tuhan yang sama sekali tidak dicampuri sifat faqir.
Sifat-sifat termulia bagi hambaNya adalah sifat butuhnya kepada Allah Ta’ala dalam segala hal sebagaimana sifat-sifat laing mulianya Tuhan adalah tidak butuhNya kepada hambaNya sama sekali dalam segala hal. Allah swt, berfirman:
“Dan Allah adalah Yang Maha Kaya dan kalian adalah sangat faqir.”
“Hai manusia, kalian adalah sangat faqir kepada Allah, dan Allah adalah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”

Ketahuilah bahwa sifat butuh kepada Allah swt, itu terbagi:
Kebutuhan nafsu
Kebutuhan ruh
Kebutuhan qalbu
Kebutuhan rahasia batin (sirr)

Kebutuhan nafsu kepada Allah Ta’ala adalah menempuh jalan taqarrub dan ridlo. Kebutuhan rahasia batin (sirr) kepada Allah Ta’ala dalam menempuh jalan musyahadah dan liqo’ (bertemu Allah Ta’ala)
Selama hamba melihat nafsunya  bingung  di depan pintu perjanjian dan pemenuhan perjanjiannya, ia akan kembali kepada pintu permohonan maafnya.
Selama hamba melihat ruhnya bimbang di depan pintu Kasih dan CintaNya, ia kembali pada sifat butuh pada pintu pertolonganNya.
Dan diantara tanda hakikat sangat butuh kepadaNya adalah:
Merasa cukup dengan Yang Maha Mencukupi, membuang nafsu yang sakit di hadapan Sang Maha Pemaaf.
Menunggu sebab dari Sang Penyebab, dengan melihat sebab akibat. Lalu sibuk dengan Sang Penyebab dengan melupakan sebab akibatnya.
Meniti diri dan merasa bersalah dengan ungkapan rasa butuh yang benar, disertai remuk redam jiwa.
Membersihkan rahasia batin dari melihat amal, dan meninggalkan bergantung mengandalkan amal dengan perilaku yang baik.
Ia tidak berpaling dariNya, baik karena makhluk maupun kerajaanNya.
Abdullah bin Muqatil ra, ditanya, “Kapankan sang hamba disebut kaya dan butuh, pada  saat yang sama dalam kaya dan butuhnya jadi terpuji?”
“Apabila merasa kayanya itu bersama Allah swt, jauh dari butuh pada makhluk, dan butuhnya hanya kepada Allah swt.” jawabnya.
Abu Bakr al-Wasithy ra, mengatakan, “Seorang hamba tidak mengenal Allah dengan sejatinya ma’rifat, manakala ia tidak mengenal ‘kebutuhan besar’ nya.”
Beliau ditanya, “Apa itu kebutuhan besar?”
“Hendaknya ia tahu bahwa ia tidak akan mendapatkan hidayah  mengenal Allah swt, kecuai oleh Allah swt, dan tidak akan selamat dari kebencian Allah swt, kecualui bersama dengan Allah swt.”
Disebutkan bahwa rasa butuh kepadaNya adalah bendera para wali.
Dikatakan pula, “Rasa butuh padaNya adalah melemparkan jiwa di hadapanNya, seperti anak bayi di haribaan bundanya.”
Rasa butuh kepadaNya adalah rampung dalam pelaksanaan menjaga diri, menjaga diri dalam kewalian, kewalian dan pertolongan, dan pertolongan dalam hidayah.
Siapa yang tidak rampung dengan urusan makhluk, ia tidak mendapatkan penjagaan diri, dan siapa yang tidak menjaga dirinya tidak meraih wilayah Ilahi, siapa yang tidak meraih wilayah tidak meraih ‘inayah, dan siapa yang tidak meraih ‘inayah tidak meraih hidayah.
Anak-anak sekalian! Bahwa sesungguhnya makhluk dengan segala yang dimilikinya adalah sangat faqir, sangat butuh kepada Allah Ta’ala. Ia mampu tetap di bawah kehendakNya, dan ia lemah di bawah KuasaNya dan IlmuNya, sama sekali tidak memiliki kekuasaan atas dirinya dan pada lainnya, baik itu manfaat maupun bahaya, hina maupun mulia, mati ataupun hidup.
Ia ditegakkan antara bagian kemnikmatan maupun kemurahaan, berhenti diantara keterputusan dan kebinasaan, akhir kehidupan mereka tetap terahasiakan. Mereka hanya punya harapan dan ketakutan, fakir dan doa, tunduk dan menangis.
Sifat faqir manalagi yang melebihi sifat tersebut? Apakah ada yang lebih lemah dibanding kondisi seperti itu?
Rasa butuh kepada Allah Ta’ala itu merupakan tangga bagi para pecinta, derajat tertinggi bagi mereka kembali, kemuliaan perilaku para penempuh, instrumen agung para awwabin, maqom terbesar bagi orang-orang yang taubat, dan piranti tertinggi para muqorrobin.
Rasa butuh kepada Allah Ta’ala adalah dasar ubudiyah, jiwa dari keikhlasan, pangkal dari ketaqwaan, dan inti dari kejujuran serta asas hidayah.
Siapa yang ingin masuk golongan mereka yang membutuhkan Allah swt, (ahlul iftiqor), jangan sampai berasumsi atas kebaikan diri dan keluarganya, hendaknya ia luruh di hadapanNya, dan hendaknya ia putus asa terhadap selain Allah swt disertai sangat butuh kepadaNya. Sebagaimana seseorang berada di sumur yang gelap, di atas bibir sumur sedang tertutup, sama sekali tidak ada kesenangan dalam sumur itu, apalagi tidak ada orang yang lewat di atas sumur. Apakah ada yang dibutuhkan dan diharapkan selain Tuhannya?
Dalam kisahnya, ada orang saleh terjebur sumur di tengah pelosok dalam keadaan menderita. Lalu di atas sumur itu berlalu kafilah, orang itu berteriak-teriak dari dalam sumur, lalu muncul suara tanpa rupa tanpa suara, “Apakah kamu meminta pertolongan selain Aku? Sedangkan Aku adalah Maha Penolong orang yang minta tolong?”
Orang itu pun terdiam. Tiba-tiba kafilah itu malah merapatkan tutup sumur, mereka malah ingin mengubur orang itu, agar tak seorang pun jatuh di sumur itu. Lalu orang itu putus asa dan harapannya terhadap sesama putus. Lalu ia munajat:
“Oh Tuhanku, sekarang tidak ada yang lain kecuali Engkau, dan aku sangat butuh kepadaMu.”
Tiba-tiba Allah mengutus harimau untuk membuka tutup sumur, dan anehnya harimau itu turun ke dalam sumur, lalu mencengkeram orang tersebut untuk dinaikkan ke atas sumur, lalu ada suara dari atas, “Jangan putus hatimu pada yang menyelamatkanmu, karena kebinasaan demi kebinasaan…!”
Ketahuilah bahwa Allah swt ketika memposisikan firmanNya “IyyaKa na’budu” (hanya kepadaMu kami menyembah) menunjukkan keparipurnaan pemenuhan ubudiyah yang benar. Kemudian menunjukkan betapa sempurnanya kelemahan si hamba dan ketakberdayaannya, lalu Allah swt memberikan kalimat lain, dan memadukan kebajikan dua alam dunia dan akhirat, yaitu firmanNya, “IyyaKa nasta’in” (hanya kepadaMu kami memohon pertolongan).
Setiap Hak bagi Allah atas hambaNya berada di bawah “IyyaKa na’budu”, dan setiap kebutuhan hamba kepada Allah Ta’ala, dibawah, “IyyaKa nasta’in.”
Ada seorang udik yang sedang istirahat di sebuah pos, lalu bermunajat, “Oh Tuhanku, kepadaMu aku keluar, dan Engkau mengeluarkan aku, dan hanya bagiMu aku berhenti, dan Engkau memberhentikanku. Namun aku telah maksiat pada perintahMu dan Engkau menghinakanku. Dengan demikian aku tak punya ampun lagi bagiku dan tak punya alasan lagi. Karena itu bila Engkau merahmatiku dan memaafkan aku, maka Engkaulah Ahli Kebajikan. Tak ada yang lebih butuh itu semua kecuali aku, wahai Tuanku, wahai Tuhanku…”
Ketahuilah sesungguhnya Allah Ta’ala menugaskan hambaNya agar benar dalam sikap butuhnya agar tidak melampaui batas ubudiyah, hingga melewati batas Rububiyah, agar tidak melampaui batas kehendak akal menjadi kehendak hawa nafsu, dari kebersihan ruhani menjadi kekeruhan nafsu, dari cita-cita yang luhur menjadi cita-cita yang hina.
Allah swt berfirman kepadaNabiNya yang agung, semoga sholawat dan salam padanya:
“Tiada sesuatu pun kemampuan bagimu…”

“Segala perkara itu hanya milik Allah”

“Bahkan segalanya hanya bagi Allah”

“Ingatlah segala urusan makhluk dan  perkara hanya bagiNya.”

Memang, kebaikan hamba hanya pada sikap butuhnya kepada Allah Ta’ala, memohon pertolongan hanya kepada Yang Berhak dimintai pertolongan. Memang, sampai ke Jalan Hidayah dan bergabung dengan ahlul wilayah adalah : Butuh kepada Allah Robbul ‘Izzah.
----- Syeikh Ahmad ar-Rifa’y--------

Cari Blog Ini