Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Sabtu, 21 April 2012

Gambaran Jiwa Manusia



Manusia, dalam paradigma Barat postmodernisme; bagi Karl Marx disetir oleh perutnya (ekonomi) dan bagi Sigmund Freud oleh libido seksnya. Ketika berhijrah di abad ke 7 M, Nabi Muhammad saw. telah menyinggung temuan Marx dan Freud ini. Orang berhijrah itu disetir oleh tiga orientasi : seks, materi dan idealisme atau keimanan (lillah wa rasulihi). Artinya, manusia itu bisa jadi seharga dorongan perutnya, atau dorongan seksualnya dan dapat menjadi sangat idealis, meninggalkan kedua dorongan jiwa hewani dan nabati itu.

Jadi semua perilaku manusia hakekatnya disetir oleh jiwa atau nafs-nya. Tapi jiwa mempunyai banyak anggota, yang oleh al-Ghazzali disebut tentara hati (junud al-qalbi). Anggota jiwa dalam al-Qur’an diantaranya adalah qalb (hati), ruh (roh), aql (akal) dan iradah (kehendak) dsb. Al-Qur’an menyebut kata nafs sebanyak 43 kali, 17 kali kata qalb-qulub, 24 kali kata ta’aqilun (berakal), dan 6 kali kata ruh-arwah. Itulah, modal manusia untuk hidup di dunia, yaitu sinergi semua, buka independensi masing-masing anggotanya.

Nabi menjelaskan peran qalb (hati) dalam hidup manusia. Menurutnya, aspek penentu hakekat manusia adalah segumpal darah (mudghah), yang disebut qalb (hati). Gumpalan itulah yang menjadi penentu kesalehan dan kejahatan jasad manusia (HR. Sahih Bukhari). Karena begitu menentukannya fungsi hati itulah Allah hanya melihat hati manusia dan tidak melihat penampilan dan hartanya. (HR. Ahmad ibn Hanbal). Sejatinya, hati adalah wajah lain dari nafs (jiwa), maka dari itu hati atau jiwa manusia itu bertingkat-tingkat. Para ulama menemukan tujuh tingkatan jiwa dari dalam al-Qur’an:
Pertama, nafs al-ammarah bi al-su’, atau nafsu pendorong kejahatan. Ini adalah tingkat nafs paling rendah yang melahirkan sifat-sifat seperti takabbur, kerakusan, kecemburuan, nafsu syahwat, ghibah, bakhil dsb. Nafsu ini harus diperangi.
Kedua, nafs al-lawwamah. Ini adalah jiwa yang memiliki tingkat kesadaran awal melawan nafs yang pertama. Dengan adanya bisikan dari hatinya, jiwa menyadari kelemahannya dan kembali kepada kemurniannya. Jika ini berhasil maka ia akan dapat meningkatkan diri kepada tingkat diatasnya.
Tingkat ketiga adalah Nafs al-Mulhamah atau jiwa yang terilhami. Ini adalah tingkat jiwa yang memiliki tindakan dan kehendak yang tinggi. Jiwa ini lebih selektif dalam menyerap prinsip-prinsip. Ketika jiwa ini merasa terpuruk kedalam kenistiaan, segera akan terilhami untuk mensucikan amal dan niatnya.
Keempat, Nafs al-mutma’innah atau jiwa yang tenang. Jiwa ini telah mantap imannya dan tidak mendorong perilaku buruk. Jiwa yang tenang yang telah menomor duakan nikmat materi.
Kelima, Nafs al-Radhiyah atau jiwa yang ridha. Pada tingkatan ini jiwa telah ikhlas menerima keadaan dirinya. Rasa hajatnya kepada Allah begitu besar. Jiwa inilah yang diibaratkan dalam doa: Ilahi anta maqsudi wa ridhaka matlubi (Tuhanku engkau tujuanku dan ridhaMu adalah kebutuhanku).
Keenam, Nafs al-Mardhiyyah, adalah jiwa yang berbahagia. Tidak ada lagi keluhan, kemarahan, kekesalan. Perilakunya tenang, dorongan perut dan syhawatnya tidak lagi bergejolak dominan.
Ketujuh, Nafs al-Safiyah adalah jiwa yang tulus murni. Pada tingkat ini seseorang dapat disifati sebagai Insan Kamil atau manusia sempurna. Jiwanya pasrah pada Allah dan mendapat petunjukNya. Jiwanya sejalan dengan kehendakNya. Perilakunya keluar dari nuraninya yang paling dalam dan tenang.
Begitulah jiwa manusia. Ada pergulatan antara jiwa hewani yang jahat dengan jiwa yang tenang. Ada peningkatan pada jiwa-jiwanya yang tenang itu. Sahabat Rasulullah saw. Sufyan al-Thawri pernah mengatakan bahwa beliau tidak pernah menghadapi sesuatu yang lebih kuat dari nafsunya; terkadang nafsu itu memusuhinya dan terkadang membantunya. Ibn Taymiyyah menggambarkan pergulatan itu bersumber dari dua bisikan: bisikan syetan (lammat a-syaitan) dan bisikan malaikat (lammat al-malak).
Perang melawan nafsu jahat banyak caranya. Sahabat Nabi Yahya ibn Mu’adh al-Razi memberikan tipsnya. Ada empat pedang untuk memerangi nafsu jahat: makanlah sedikit, tidurlah sedikit, bicaralah sedikit dan sabarlah ketika orang melukaimu… maka nafs atau ego itu akan menuruti jalan ketaatan, seperti penunggang kuda dalam medan perang. Memerangi nafsu jahat ini menurut Nabi adalah jihad. Sabdanya “Pejuang adalah orang yang memperjuangkan nafs-nya dalam mentaati Allah” (al-Mujahidu man jahada nafsahu fi ta’at Allah ‘azza wa jalla). (HR.Tirmidhi, Ibn Majah, Ibn Hibban, Tabrani, Hakim dsb).
Kejahatan diri dalam al-Qur’an juga dianggap penyakit
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (10)
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta (QS 2:10).
Sementara Nabi mengajarkan bahwa setiap penyakit ada obatnya. Para ulama pun lantas berfikir kreatif. Ayat-ayat dan ajaran-ajaran Nabi pun dirangkai diperkaya sehingga membentuk struktur pra-konsep. Dari situ menjadi struktur konsep dan akhirnya menjadi disiplin ilmu.
Ilmu tentang jiwa atau nafs itu pun lahir dan disebut Ilm-al Nafs, atau Ilm-al Nafsiyat (Ilmu tentang Jiwa). Ketika Ilmu al-Nafs berkaitan dengan ilmu kedokteran (tibb), maka lahirlah istilah al-tibb al-ruhani (kesehatan jiwa) atau tibb al-qalb (kesehatan mental). Tidak heran jika penyakit gangguan jiwa diobati melalui metode kedokteran yang dikenal dengan istilah al-Ilaj al-nafs (psychoteraphy).
Dalam Ilmu al-Nafs ditemukan bahwa raga dan jiwa berkaitan erat, demikian pula penyakitnya. Psikolog Muslim asal Persia Abu Zayd Ahmed ibn Sahl al-Balkhi pada abad ke 10 (850-934), menemukan teori bahwa penyakit raga berkaitan dengan penyakit jiwa. Alasannya, manusia tersusun dari jiwa dan raga. Manusia tidak dapat sehat tanpa memiliki keserasian jiwa dan raga. Jika badan sakit, jiwa tidak mampu berfikir dan memahami, dan akan gagal menikmati kehidupan. Sebaliknya, jika nafs atau jiwa itu sakit maka badannya tidak dapat merasakan kesenangan hidup. Sakit jiwa lama kelamaan dapat menjadi sakit fisik. Itulah sebabnya ia kecewa pada dokter yang hanya fokus pada sakit badan dan meremehkan sakit mental. Maka dalam bukunya Masalih al-Abdan wa al-Anfus, ia mengenalkan istilah al-Tibb al-Ruhani (kedokteran ruhani).
Jadi, hakekatnya manusia yang dikuasai oleh dorongan nafsu hewani dan nabati saja, boleh jadi sedang sakit. Manusia sehat adalah manusia yang nafsunya dikuasai oleh akalnya, Hatinya (qalb) untuk taat pada Tuhannya. Itulah insan kamil yang memiliki jiwa yang tenang, yang kembali pada Tuhan dan masuk surganya dengan ridho dan diridhoi. Yang senantiasa menyelaraskan antara fikir dan dzikir, antara akal dan wahy. Itulah manusia yang selama hidupnya menjadi sinar cahaya (misykat) bagi umat manusia.

Sabtu, 14 April 2012

PelaYan


"Jika seseorang menghabiskan harinya dengan tidak memikirkan kesejahteraan masyarakatnya atau tidak berbuat apapun untuk masyarakat maka ia bukan seorang Muslim."
(Hadits Nabi saw)

Wahai saudaraku...
Mulailah untuk meninggalkan kesibukan "melayani diri sendiri"
Mulailah untuk menjadi pelaYan bagi orang lain,
tetapi sebelumnya yakinilah dirimu sendiri
Bahwa engkau melakukan itu bukan untuk popularitas
Tetapi demi Tuhan Semesta Alam.
Sepatutnya engkau lakukan itu
Sebab engkau adalah wakil-Nya di Alam ini.
Sebagai seorang Muslim.

IbaDaH SeJaTi


Allah berfirman kepada Dawud a.s:
Wahai Dawud,ibadah artinya engkau menjadikan dirimu sebagai musuh karena Aku.

Sejatinya ibadah, memahami seorang manusia selalu memerangi diri dan hawa nafsu yang ada pada dirinya.
Dengan keteguhan dan kemantapan hati melakukan perlawan terhadap segala sesuatu yang akan menjerumuskan diri pada kesesatan dan melanggar ketentuan dari Allah swt dalam semua kondisi.
Maka bersegeralah memerangi diri dan tinggalkan diri serta hawa nafsumu dengan kesungguhan untuk berlari dan mendekat kepada Allah SWT dengan Taqwa.
Bersama melepaskan ketergantunganmu pada makluk sembari menyingkirkan kepentinganmu dengan mereka dari segala sisi.
Sesungguhnya hanya dengan Taqwa engkau akan mampu mengkondisikan itu untuk memerangi diri dan keluar dari perkara-perkara yang dilarang oleh Allah swt.
Apabila keyakinan itu sudah tertanam dalam dirimu beserta manifestasinya,
Bermakna engkau telah berjihad dijalan Allah swt.
Sejalan engkau telah berada dijalan utama,dijalan Lurus yang dituntun cahaya bersama ridha-Nya.
Maka ibadah sejati adalah memerangi diri dan hawa nafsu.

Sebagaimana firman Allah SWT:
Dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu,karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah
(QS 38:26).

sEaRTi MakHLuk


Segala sesuatu selain Allah adalah alam,
dan semua alam adalah makhluk.
Maka segala sesuatu selain Allah adalah makhluk

tugas MakhLuk


Tingkat kesempurnaan setiap makhluk berbeda-beda,
sesuai dengan kapasitas dan potensi dari makhluk tersebut.
karena semua makhluk diciptakan dengan tugas masing-masing untuk berproses menuju kesempurnaan.
}

Dan Tugas makhluk selain manusia adalah berkhidmat kepada manusia
untuk menuju kesempurnaannya
Pikirkanlah...
makhluk apa saja yang tidak berkhidmat kepada manusia?
Semua berkhidmat kepada manusia!
Renungkanlah...
}
Senyata makhluk lain berkidmat kepada manusia untuk mencapai kesempurnaannya
Sejatinya manusia untuk mencapai kesempurnaanya sebagai manusia berkhidmat kepada Yang Maha Sempurna-Allah swt.

}
Dan tetaplah ingat dengan kesadaran penuh selalu bahwa kesempurnaan menjadi manusia tidak terletak pada berapa harta dan kekayaan yang dikumpulkan dan tidak pula pada kebagusan rupa dan pakaian yang dipakai dan semisalnya.
Akan tetapi pada kekuatan Ruhani yang tunduk dan selalu berkhidmat kepada Allah swt . itulah sebabnya Al-Quran menyebutkan bahwa manusia yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa, bukan pada kepintaran,kekayaan, kedudukan,kebagusan untuk menjadi sejatinya manusia yang berpikir dan beriman.


FluKTuasi HaTi.


seperti iman
kadang naik kadang turun.
kadang hidup kadang Mati.
Hati akan senantiasa Hidup ketika disiram oleh ibadah-ibadah Wajib dan sunnah.
Tetapi ia bisa mati ketika seseorang tidak peduli lagi dengan kemaksiatan dan dosa-dosa yang dibuat.
Hati yang cenderung berbuat dosa akan dihinggapi penyakit yang akan sulit disembuhkan,
penyakit itu adalah dosa-dosa yang yang telah melekat pada diri yang akan merusak hati.

Salah satu tanda rusaknya hati adalah
seseorang yang tidak pernah menyesal dengan dosa-dosa yang dibuatnya.
seseorang yang selalu enggan keluar dari kemaksiatan,terbenam dalam kesenangan duniawi.
intinya seseorang yang tidak pernah menyesal dengan kesalahan dan dosa adalah pertanda hatinya mulai rusak dan mati.

bertoubatlah para pendosa dengan taubat yang sungguh-sungguh (taubat nashuha)
Jangan pernah mengulangi lagi kesalahanmu seriuslah dengan taubatmu,
jangan pernah terpedaya lagi oleh bujukan dan bisikan hawa nafsumu.
Kuatkanlah tekadmu...

Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai Dzat Yang membolak balikkan hati,teguhkanlah hatiku diatas agamaMu"

Memohon dan berdoalah selalu kepada Allah untuk keteguhan hatimu agar terbebas dari penyelewengan dan kesesatan.
Hakikatnya seseorang bisa saja Mukmin dipagi hari dan kafir disore hari.
Bahwasanya Allah swt yang membolak-balikan hati manusia dalam kekuasaan-Nya
Senantiasalah memohon hidayah dan keteguhan Hati kepada Allah swt.

Sungguh,rintihan para pendosa lebih baik di sisi Allah daripada gemuruh kesombongan Ahli ibadah.
Menangislah , merataplah dan bersendirilah dengan Allah untuk menumpahklan semua sesalmu. Secara manusia semua orang pasti dan pernah melakukan kesalahan dan dosa,
karena itu adalah kemestian yang ada pada manusia.
Namun dia harus meminta ampun kepada Allah

Allah swt berfirman;
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,hai orang-orang yang beriman,supaya kamu beruntung"

(An-Nur:31)




yANG MATI Akal



Sesungguhnya tidak ada orang yang bodoh diaTas dunia ini;
Kecuali orang yang menolak pengetahuan.

Dan salah satu Realitas dari sangkalan kebodohan adalah dengan 'membaca'(memahami) sebagaimana kunci menuju pengetahuan yang lebih tinggi.
Seseorang akan terbenam kebodohan jika ia menyatakan dirinya menguasai pengetahuan yang tidak dimilikinya.
Karena siapapun yang merasa puas dengan pengetahuan yang ada padanya dan menaruh kepercayaannya disitu.
Sama hal seseorang sedang menuju dan menempatkan dirinya dalam kebodohan.
Jadi secara bodoh semisal orang tidak mencari tahu pengetahuan.
Semakna mati akal.

Supaya hidup tidak se-MaTa DuNia (JanGan TaQlid)


Ummat Muslim Jangan-lah Jadi pengikut saja:

Suatu sikap yag fatalis dari ummat muslim menjalani agama dalam kehidupannya adalah mereka banyak yang bersikap taqlid’
Mereka demikian saja percaya dan menerima apa-apa yang diberikan oleh para pendahulu dan guru mereka, tanpa berusaha mencari sumber kebenaran dari apa yang mereka pahami.
Kejamakan untuk hanya menampung,menerima serta percaya saja dengan membuta dan tuli dari semua yang diterima guru maupun orang semacamnya. Itulah Taqlid.
Sebuah sikap pasif yang menghambat akal dalam mempergunakan pertimbangan sendiri,disebabkan keengganan mencari ilmu untuk memahami segala sesuatu kebenaran dari sumbernya ilmunya.
Padahal Allah swt telah mengingatkan manusia tentang itu seperti firmannya;

"Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu sendiri tidak memiliki pengetahuan tentang itu"
( Al -Isra: 36)

Semakna ummat Muslim menyadari sumber pengetahuan dan pedoman hidup ada dalam Al-Quran dan Hadits,Lalu kenapa kita bersikap "pasif"( Menjauh) terhadap Al-Quran dan Hadits ? dan kenapa dalam beribadah kepada Allah hanya menjadi pengikut saja tanpa pengetahuan yang cukup untuk memahami segala sesuatunya?



Pasif; mengakibatkan akal menjadi malas bergerak dan bertendensi membuat akal jadi beku.
hal inilah berpotensi menimbulkan kebekuan berpikir dan kebekuan memahami serta kebekuan dalam beragama.
yang membuat cahaya tidak lagi bersinar diatas agama.
Sejatinya Agama adalah cahaya untuk kehidupan sesuatu yang menuntun pada kebenaran dan kesadaran hidup; menganjurkan akal untuk berpikir dan menilai,serta mengajak keterlibatan hati dalam menimbang dan merasakan untuk menemukan hakikat hidup pada fitrahnya; yang ada dalam pedoman dan peringatan Agama.
Maka wajib berilmu dalam beragama
wahai saudaraku..!
pakai-lah pertimbangan akal,penglihatan dan pendengaran untuk menimbang baik dan buruk serta mudarat dan manfaat dalam beragama.
Supaya tidak tercampur antara sunnah dan bid'ah...
Supaya beribadah bisa lebih bermakna...
Supaya hidup tidak se-mata dunia....






BeRikan temPatmu pada Realitas Tertinggi.


Wahai hati yang beku dan keras!

Betapa Telah lalainya engkau kepada Allah swt.

Tidakkah engkau memperhatikan bencana dan kematian sanak saudaramu bahkan ayah,ibumu dan kematian para pemimpin dunia ini?
Lalu kenapa engkau tidak merenung dan mengambil pelajaran tentang peristiwa itu?
kendalikanlah ambisi dan hawa nafsumu dari kenikmatan sementara ini,
karena apapun yang ada di dunia ini hanya sesaat....se-saat dan banyak yang menyesatkan.
Tundukanlah jiwamu dan rendahkanlah hatimu kepada Allah;
Rubahlah sikap ,kendalikan diri dan tahanlah nafsumu.
Dan mulai-lah menyibukan dirimu dengan Allah swt.
Supaya engkau tidak tunduk kepada Manusia yang akan membuatmu sesat dan hina sebagai makhluk ciptaan Allah swt.
Bertranspormasi-lah segera untuk berhidjrah di jalan Allah.

Allah swt telah berfirman;

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri"
(Q.S.Ar Ra'ad:11)

Sekarang!
Kembalilah,buktikan dan menetaplah di Jalan yang lurus, dijalan Allah ridha diatasnya.
Yakinlah apa yang dikerjakan selama ini tidak berguna di Akhirat sebab engkau lalai kepada Allah swt, dan terlalu sibuk dengan dunia.
Janganlah engkau sibuk memburu dunia dan kemuliaan disisi manusia.
Sesungguhnya mereka tidak akan bisa membelamu dihadapan Allah swt.
janganlah engkau sibuk dengan harta dan keluarga.
Sebentar lagi mereka akan terlepas darimu.
Terlepas dari segala urusan dan sangkut paut.

Pikirkanlah!
Kenapa terlalu sibuk dengan sesuatu yang akan hilang sementara engkau melalaikan sesuatu yang kekal.

Bertindaklah!
Seperti sabda Rasulullah saw;
"Seolah-olah dunia tidak ada,dan seolah-olah akhirat itu tidak hilang"

Kemarilah!
Wahai pecinta dunia dan pencari dunia,
Kemarilah!
Walau telah engkau langgar sumpahmu berulangkali.
Kemarilah!
Untuk melupakan dirimu dan 'berikan tempatmu' pada Realitas Tertinggi.





"hARI pEmBALASan" yAng PaSti.


"Yang menguasai Hari Pembalasan"
(al_Fatiha 1:4)

Kalimat yang selalu diucapkan setiap Shalat, Insya Allah kita bisa memaknainya salah satu Asma Allah ini dengan pemahaman yang tetap untuk "disana" akan ada hari pembalasan untuk segala hal.

Semoga kita bisa rela dan ikhlas serta pasrah atas segala penderitaan dan luka hidup yang tidak terobati,atas segala kepedihan dan air mata ,Untuk semua kekurangan dan penderitaan hidup,perlakuan sewenang-wenang pada hak ,kehormatan dan martabat diri dan semacamnya yang tidak dapat diperoleh didunia ini.

Sabarlah ,tenanglah dan panjangkanlah akalmu untuk mengingat dan makhfum bahwa di hari perhitungan kelak semua akan mendapat keadilannya.

Dan kepada semua para pembangkang, pecinta hawa nafsu,pendusta,yang suka merampas ,menindas dan menzhalimi ...
Ingatlah juga tentang hari pembalasan itu ,tidak ada yang akan lolos dari-Nya.
Sadar-lah !
Apa engkau tidak menyaksikan manusia mati dan musnah!
Apa engkau tidak memahami Allah akan membangkitkan kembali semua yang Mati?
Pasti akan datang hari Akhir itu; Hari keadilan dan perjumpaan dengan sang Khaliq,
Hari Pembalasan...

(yaitu) dihari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati bersih.
(asy-Syu'ara' 26:88-89)

UntuK HiDup "MenjaDi TenTram"


" Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
(Q.S.Ar-Ra'd:28)

Wahai orang yang gundah gulana,ingatlah kepada Allah, engkau pasti mendapat ketenangan.
Wahai engkau yang berduka lara,ingatlah kepada Allah niscaya engkau akan terhibur.
Wahai orang yang butuh perlindungan,ingatlah kepada Allah,engkau akan merasa aman.
Wahai orang-orang yang dirundung kemalangan ingatlah pada Allah agar engkau ikhlas.
Wahai engkau yang ingkar ingatlah kepada Allah agar engkau sadar.
Wahai orang yang bergelimang nikmat ingatlah kepada Allah supaya anda bersyukur.

Zikir kepada Allah adalah keutamaan dalam kehidupan karena Allah akan mengingat orang-orang yang mengingat-Nya.
Mengingat Allah adalah penyadaran,penyembuhan dan kebahagian dan ketentraman.

"Menjadi Tentram" mengandung makna seruan pada kedamaian dan kesejahteraan untuk segala situasi ,semakna terhindar dari ketakutan,kesedihan,kegundahan,kebimbangan,ketamakan , kerakusan dan hal semacamnya.

Hati yang tentram adalah hati yang terbebas dari rasa ,bimbang,takut,murung sedih dan sebagainya.

Hati yang tentram adalah hati yang terpelihara dari godaan setan,terjaga dari hawa nafsu dan tipu daya manusia yang sesat.

Hati yang tentram adalah hati yang diridhai Allah ,hati yang teduh dan kuat yang penuh keyakinan,tawakkal dan kejujuran dalam menjalani kehidupan dengan ketenangan dan kedamaian MengINGAT ALLAH swt.

"sEMAknA PaGi"


Rasullulah Bersabda:
berpagi-pagi mencari rizki, karena berpagi-pagi itu membawa berkah dan menghasilkan kemenangan---"

Jangan sampai ayam jantan lebih cerdas darimu.
Ia berkokok sebelum fajar,
sementara kamu masih mendengkur tidur hingga matahari terbit"
(Lukman Hakim)

MaKa iKHLAS-LAH...


Ke-Ikhlasan adalah Ruh untuk semua amal(wujud) perbuatan,
teruma Amal perbuatan kepada Allah swt.
Tidak akan bernilai atau diterima amal seseorang tanpa ke ikhlasan kepada Allah swt.
Karena amal (wujud) tanpa Ruh adalah adalah kematian dan kesia-siaan.
Beramal tanpa Ikhlas adalah,
sebagai tindakan tanpa makna menempatkannya pada derajat yang rendah dan hina .
Secara manusia tanpa Ruh = Mati
Semakna Amal tanpa Ikhlas=Sia-sia

Maka luruskanlah niat;

Untuk meluruskan Amal dengan keikhlasan dan meluruskan ke ikhlasan dari pretensi apapun yg disandarkan pada daya dan kemampuan diri.

Benar adanya keikhlasan itu bertingkat-tingkat dan tidak statis bersifat dinamis yang menuntut
kesungguhan untuk memeliharanya dan meningkatkannya.
Pada dasarnya manusia itu sendiri-lah yang bisa merasakan tingkat keikhlasannya dan Hanya Allah saja yang mengetahui kwalitas dari keIkhlasan dan ketulusan seorang hambanya.

Maka ber-Amallah dengan Ikhlas secara benar memahami InTi ` perintah Allah kepada Hamba-Nya.

Seperti Firman Allah swt;
"Padahal kepadanya diperintahkan hanya menyembah Allah,
Menjalani agama bagi-Nya semata,bersunguh-sungguh dalam anutan"
(Al-bayyinah 98:5)

dan dikuatkan oleh sabda Rasulullah saw;
" Allah tidak melihat bentuk badan dan rupamu,tetapi langsung melihat/memperhatikan niat dan keikhlasan hatimu"
( HR Muslim dan Ibnu Majah)

Terang dan Jelas-lah secara Ikhlas itu sangat menentukan diterima atau tidaknya suatu ibadah dan amal perbuatan oleh Allah swt.

Maka Ikhlas-Lah...

"mENjAGa WaKtu"



Orang yang serampangan mengatur dan menjalani waktu,tidak akan banyak mengambil manfaat dari waktu yang tersedia.
Mulailah memanfaatkan (menjaga) waktu jangan biarkan waktu itu membatu dan lewat bersama kehampaan.
Bersikaplah terhadap waktu dengan "menjaganya" bersama disiplin diri yang kuat dan bertanggung jawab,engkau tidak bisa mengabaikan waktu dengan bertindak tanpa "menjaga" dan melalaikannya.

Rasulullah bersabda:
"Ada dua kenikmatan yan kebanyakan manusia melalaikan keduanya : nikmat sehat dan waktu luang" (HR.Bukhari)

Melalaikan waktu akan berdampak pada keberadaan yang akan berjalan disitu-situ saja,Waktu bertahun-tahun berlalu begitu saja tanpa menghasilkan sesuatu apapun.
Dan ketahuilah hanya agama Islam yang punya disiplin waktu yang ketat dan teratur untuk manfaat hidup yang bermakna dunia akhirat.
Semisal kita menjalaninya dengan benar "menjaga waktu" secara disiplin dan teliti serta penuh tanggung jawab.
Seperti Sabda Rasulullah saw;

"Kedua kaki seorang hamba itu tidak akan lenyap,sehingga dia ditanya tentang empat perkara:Tentang keremajaannya,kemana dia habiskan;tentang hartanya;darimana dan kemana dia belanjakan;tentang umurnya,untuk apa dia habiskan;tentang ilmunya apa yang telah dia lakukan dengannya."
(HR.At Tirmizi)

Semakna menjaga dan membagi-bagi waktu dalam beberapa bagian,kemudian kita menempatkan dan menjadikan setiap bagian untuk sesuatu yang sesuai dan bertanggung jawab dengannya.

Pada hakikatnya seseorang hamba tidak akan dapat merealisasikan hal tersebut tanpa adanya disiplin,rasa syukur dan kepatuhan serta ketaatan kepada Allah swt.
Karena tanpa sikap tersebut kita bertendensi melalaikan tujuan dan pencapaian hidup yang bermakna sebagai ummat Muslim; yang memberi manfaat terhadap diri dan orang lain.

wAHAI OrAnG yG bIMbaNG,berPikir-LAh!


Allah swt berfirman;
" Apakah kamu tidak memperhatikan manusia yang mendebat Ibrahim tentang Rabb-nya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan).Ketika Ibrahim mengatakan,'Rabbku ialah yang menghidupkan dan mematikan,'
Orang itu berkata,'saya dapat menghidupkan dan mematikan,' Ibrahim berkata,'sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur,maka terbitkanlah dia dari barat,' lalu terdiamlah orang kafir itu;dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim ,"
(Al-baqarah:258)

Wahai orang -orang yang bimbang !
Apalagi yang kurang darimu untuk mengingat dan memikirkan tanda-tanda kekuasan Allah?

"Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,dan langit,dan bagaimana ia ditinggikan? dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? dan bumi bagaimana ia dihamparkan?"
(Al-Ghasyiyah:17-20)

Apakah kamu tidak memahami dan memikirkan ayat-ayat diatas?

Lalu kenapa engkau masih Ragu ,bimbang dan kebingungan terhadap ajaran Islam,Kenabian Rasulullah saw,keberadaan Allah swt,hari kiamat dan hal-hal ghaib lainnya?

Maka pikirkanlah keberadaanmu,renungkanlah hidupmu dan baca-lah Alam semesta kemudian tundukkanlah akal dan hatimu kepada Allah Yang Maha Pencipta, dan berzikir-lah dengan berpikir kepada Allah swt di setiap waktu yang ada.

Allah swt berfirman;
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri,duduk,atau dalam keadaan berbaring,dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi(seraya berkata):'Ya Rabb kami,tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,Maha Suci Engkau,maka peliharalah kami dari siksa neraka'."
(Ali-Imran:190-191)


kATaKanLah Yg BeNaR.


Rasulullah saw bersabda,

"Katakanlah yang benar,meskipun pahit (akibatnya)."
(HR Ibnu Hibban)

Memang nyata dan terang kebenaran itu sangat pahit, berat untuk melaksanakannya,sulit untuk memanifestasikannya,nyata kebenaran pahit yang bisa membuat harga diri hilang dan kepercayaan diri runtuh.
Terbukti kebenaran itu sangat mahal yang telah membuat jantung tertikam dan kepala terlepas sehingga tak terhitung nyawa yang melayang.
Sedemikian pahitnya kebenaran sehingga mengalirkan darah yang tercecer dimana-mana.

Tetapi katakanlah yang benar,meskipun dia sangat pahit.

Katakanlah yang benar dan Realisasikanlah kebenaran itu di dalam setiap aktifitas,tingkah laku dan budi perkerti yang ditanam kebenaran.
Buatlah perjanjian dengan diri bersepakat dengan kebenaran kata untuk personafikasi kebenaran di setiap detik, setiap waktu dan setiap saat dengan bersikap yang benar.
Jangan pernah merasa takut untuk mengungkapkan kebenaran terhadap siapapun,karena engkau tidak akan pernah menjadi manusia yang "benar" tanpa "berkata yg benar dengan kata yang benar."


SeMisaL IMaN.


Manusia yang hidup tanpa Iman bagaikan Makhluk yang melata.
Hati yang tidak beriman, semisal sepotong daging bangkai.
Bekerja tanpa iman seumpama tidak punya komitmen.
Lisan tanpa Iman,ibarat bertutur tanpa makna.

Wahai Saudaraku..
Iman tidaklah sebatas “slogan” dan syiar ibadah ritual belaka.
Iman bukan sebuah gagasan yang hanya dikemas dalam pikiran saja.
Karena itu hanya akan mendatangkan kekalutan pikiran, kesempitan dan kejenuhan yang panjang padamu.

Iman adalah beriman kepada Allah dalam setiap sisi kehidupan dan keseharian kita,dalam segala hal dan kondisi untuk kepatuhan dan ketaatan beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt sembari memahami kalam Ilahi ,yang termanifestasi juga dalam tingkah laku ,etika dan sopan santun yang seharusnya dimiliki oleh seorang Muslim.
Sehingga dengan jiwa terbuka engkau bisa menikmati dan merasakan manis dan lezatnya Iman.

Beriman kepada Allah maksudnya meyakini bahwa Allah adalah Dzat Yang maha Mengawasi dan Pencipta segala Yang ada,baik dalam segala gerak-gerik kita maupun diam. Beriman kepada Allah adalah menyerahkan hati dan hidup kita kepada Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Mengatur semua urusan makhluk-Nya.

Pintu yang paling agung yang dibukakan Allah kepada kita adalah Dia menjadikan kita sebagai hamba-Nya.

Namun pada kenyataannya sebagai manusia kita lebih banyak menghambakan diri kepada Dunia dan sangat lalai untuk menjadi hamba Allah.
Begitu banyak manusia sekarang yang menyia-nyiakan Allah, dalam segala keberadaannya.
Duhai manusia yang sibuk dengan segala urusannya Ingatlah kita sebagai hamba Allah, Fokuskanlah untuk memelihara Allah dalam segala keberadaan dan aktifitasmu.
Ingatlah firman Allah berikut ini;

“Maka apakah kamu mengira,bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main(saja),dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?Maka Maha Tinggi Allah,Raja Yang Sebenarnya;tidak ada ilah selain Dia,Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang mulia”.
( Al-Mukminun:115-116)

Wahai Ruh dan Jasad yang bimbang !
Mantapkanlah hati dan hidupmu untuk merasakan dan menjalani hidup dalam pengawasan Allah.
Tanam dan siramlah hatimu dengan Iman dan Rawatlah dia kemudian Mekarkan-lah hati yang beriman itu karena dia adalah hidup dan mati kita dihadapan Allah.
Karena itulah tugas kita sebagai hamba Allah, swt sebagaimana firman-Nya;

“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”.
(Al-Ashr:1-3)

IsTiQamah-Lah...!"


Konsisten untuk memurnikan tauhid dan konsisten pada jalan yang lurus dan benar dalam niat dan perkataan serta perbuatan dengan kemantapan hati dan sikap, itulah istiqamah seperti diantara firman Allah swt;

"Sungguh,orang-orang yang berkata,
Tuhan kami adalah Allah,
kemudian tetap teguh pendirian (dalam agama)
Tiada perlu mereka dikuatirkan,
Dan mereka tiada berdukacita
Mereka itulah penghuni sorga,
Tinggal didalam selam-lamanya,
Sebagai balasan atas(segala) yang merka lakukan."
(Al-Ahqaf) 46:13-14)

"Karena itu tegaklah berdiri (dijalan yang benar)
Seperti diperintahkan kepadamu,
Dan orang yang bertaubat bersamamu,
Dan janganlah melanggar aturan.
Sungguh,Ia melihat apa yang kamu lakukan."
(Hud-11:112)

Selain ayat-ayat diatas salah satu hadits juga menjelaskan perlunya istiqamah;

"Wahai Rasulullah ,katakanlah suatu perkataan kepadaku dalam Islam yang tidak akan kuminta
kepada seorangpun selain engkau.Rasulullah menjawab: Katakanlah,Aku beriman kepada Allah,kemudian istiqamahlah."
(HR Muslim)

Untuk mencapai istiqamah tentunya orang harus bersikap Ikhlas,ridha,sabar,patuh,taat dan bersyukur serta berserah diri pada Allah dengan tidak pernah mengulang kesalahan dimasa lalu.
Dan sebahagian pendapat juga mengatakan Istiqamah sulit didapat kalau kita masih punya sifat dusta,berprasangka buruk,menghina orang lain ,suka memfitnah ,memakan dan melihat yang haram,pelit dalam bersedekah suka foya-foya dan gila popularitas serta masih lalai dalam menunaikan kewajiban sebagai ummat Muslim.

Istiqamah sangat diperlukan dalam hidup dan beribadah kepada Allah, yang akan membawa manusia kepada tingkat kemantapan dan ketenangan jiwa.Karena Hanya orang yang jiwanya mantap dan tenang yang bisa Istiqamah.
Maka Istiqamah-Lah untuk kebahagian hidup di dunia dan Akhirat.

JuJurLah....!!!


"sEsungguhnya dusta membawa kepada keburukan dan keburukan itu membawa kepada neraka.Dan sesungguhnya seorang yang membiasakan dirinya berdusta niscaya disisi Allah sebagai pendusta"
(HR Bukhari dan Muslim)

Seseorang yang suka berbohong berarti dia bukan pecinta kebenaran,Seseorang yang sering berdusta memiliki sifat suka menipu dan berbuat curang,hal ini pastilah akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Seorang pendusta akan selalu dekat dengan sifat berpura-pura ,ragu-ragu dalam bertindak serta takut dan gelisah untuk menghadapi kenyataan.
Jiwa pelakunya akan selalu dalam keadaan tertekan dan tidak nyaman,takut oleh rasa bersalah yang terus bersamanya dalam menjalani kehidupan.
Dengan sendirinya seorang pendusta tidak akan mendapat ketenangan,kedamaian dalam hidup malah sebaliknya membiasakan diri berdusta hanya akan mendatangkan kesesatan dan kehancuran dan keburukan di dunia dan Akhirat.
Wahai Hamba Allah!
JuJurLah....!
Karena Allah sangat benci dengan Dusta,
Seperti firman-Nya;

"Hai orang yang beriman!
Mengapa kamu katakan apa yang tiada kamu lakukan?
Allah amatlah benci karena kamu katakan Apa yang tidak kamu lakukan."
(As-Saf/61:2-3)

Oleh karena itu ,semisal orang menghendaki kebaikan di dunia dan akhirat salah satu yang harus dilakukan adalah selalu berkata dan berbuat jujur.
JujurLah...!~
untuk melaksanakan sesuatu yang di percayakan kepadamu.
JuJurLah...!~
untuk mendapatkan sesuatu yang kamu mau.
JuJurLah...!~
Untuk mengatakan segala yang kamu tahu.
JuJurLah...!~
untuk memikul tanggung jawabmu sebagai hamba Allah.
JuJurLah...!~
untuk kamu bisa dipercaya sebagai Manusia.
JuJurLah...!!!
Sebab,
secara dusta itu adalah; menipu
secara menipu itu adalah;Khianat.....................


SeMakNa CinTa


Cinta adalah salah satu Esensi hidup.

Namun....
Cinta selalu sulit di definisikan,

Sebahagian makna yang bisa di pahami dari cinta adalah;
Cinta merupakan kecondongan kepada kekasih dengan hati terbuka dan penuh harap untuk merasakan nikmatnya mencintai dan dicintai.

Cinta adalah kepedulian paling besar dari hati untuk mengingat,memperhatikan dan menyayangi dengan keteguhan hati dan kemantapan.

Cinta akan selalu melahirkan aksi dan ekspresi yang penuh dengan gelora untuk memahami dan mendapatkan yang sesuai dengan harapan.

Cinta bertendensi menggerakkan hati untuk berbuat kebajikan ,berkorban dan berjuang semakna memenuhi harapan antara pecinta dan yang dicintai.

Cinta sangat mudah menstimulan hati untuk berada pada suasana kebahagian,ketenangan dan kedamaian.

Namun........
Jangan salahkan Cinta
Apabila Derita dan Sengsara yang ia bawa.
Bisa membuat orang terkapar dan putus asa pula.
Cinta...
Tak terjabarkan....
Dan akan pernah habis diceritakan.



sEpASANG sAyAP.



tERbanglah wahai manusia ..
Terbanglah bersama sepasang saYap kehidupan yaitu Al-Quran dan sunnah yang telah disediakan oleh Sang Khaliq untuk ummat-Nya.
Berpegang teguhlah kepada al-Quran dan sunnah Rasulullah saw untuk engkau bisa terbang menuju Al-Haqq'Azza wa Jalla di tempat-Nya yg sangat tinggi.

Terbanglah dengan akal serta jiwamu untuk memahami hakikat yang tersimpan di dalam kedua sayapmu.
Semisal sepasang sayap adalah Hakikat yang merupakan bukti nyata dari perpaduan sayap syariat dan sayap marifat.
Secara engkau tidak akan bisa terbang;sejalan sayap syariatmu patah.
Kuatkan kedua sayapmu, kokohkan dan rawatlah dia untuk engkau bisa terbang...

Terbanglah Wahai manusia...
Menembus cakrawala hakikat..
Terbanglah di langit Allah tiada bertepi...

Jangan Dan Tak Perlu Mengeluh


Janganlah mengeluhkan apa saja yang engkau dapat dalam kehidupan ini ;kemalangan yang di dapat,kesusahan menghampirimu,kekecewaan dan kegagalan yang lalu lalang dan apapun yang seumpama dengan itu..
Janganlah berkeluh kesah….terimalah dengan lapang dada dan ridha.
Sebab takkan pernah sebanding Nikmat yang diberikan Allah swt dari pada kesengsaraan dan kesulitan yang didapat.
Maka hindarilah mengeluh walau tubuhmu tersungkur,hatimu tersayat dan harga dirimu tercincang oleh pisau dapur.
Hindari dan hati-hatilah Semoga Allah menjaga kita.
Janganlah mengeluh …
Karena semua adalah ketentuan dari Allah Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatunya.
Janganlah mengeluh…
Sebab takkan terhitung nikmat-Nya kepadamu.Dia Yang Maha Penyayang dan Maha Pemurah
Janganlah mengeluh…
Semakna engkau mengeluhkan Allah Yang Mahalembut dan Bijaksana.
Janganlah mengeluh…
Sejalan engkau mengingkari Nikmat dan ketentuan-Nya.
Janganlah mengeluh…
Nabi Muhammad saw bersabda;
“Allah menyayangi hamba-Nya melebihi sayangnya orang tua kepada anaknya.”
(HR Bukhari)

Maafkanlah


Wahai Sahabat...
Maafkanlah setiap kesalahan...
Jadilah pemaaf kepada siapapun...
Jangan pernah untuk tidak memberi maaf pada manusia.
Sebab sama saja engkau tidak memaafkan Allah.

Dialogis Hati


Seumpama dipilih yang utama,
dia bersemayam dalam rongga
padanya bermuara semua indera
selayaknya mengemas semua ambisi dan hikmah

yang membuka ketenangan dan kegelisahan.
engkaulah dapur segala rasa
tempat mengolah segala tujuan
berusahalah untuk menakar dan meramu fitrah-mu

Duhai yang lembut..
tak berupa tak dapat diraba
tempat berumah jati diri dan hakikat
sejauh mana engkau telah meninjau maqam-mu


Sesuatu tidak berwujud...
pendukung dan penyimpan segala niat
engkaulah pelita wujud manusia
dijalan harapan ditujuan yang berkabut
bertumpulah perlawanan pada godaan-mu

duhai tempat segala rahasia..
yang mengemas segala makna
sudahkah kau menyesali diri
diruang yang paling dalam pada pengetahuan kalam

semakna-mu berteman dengan akal
yang mengantarkan segala sifat
secara mengabdi pada ketentuan
adakah bayangan kembali pada sikap...sekali lagi sikap;
untuk membebaskan arti dari kesalahan

Cari Blog Ini