Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Minggu, 07 Juli 2013

Berlapis Makna

Ketika al-Qur'an diturunkan,
ramai kaum tak beriman mencemoohkan.

(Mereka mengatakan):
"Itu hanya kisah dan cerita masa lalu;
bukan penelitian yang baru,
bukan pemikiran yang canggih;

Bahkan anak kecil pun bisa memahaminya:
hanya tentang hal-hal yang diperintahkan
dan hal-hal yang dilarang.

Kisah tentang Yusuf--
tentang betapa tampannya dia,
kisah ayahnya Ya'qub,
Zulaikha dan gairahnya.

Naskah biasa saja,
semua orang dapat memahami maknanya:
tidak terdapat bagian yang membingungkan akal."

Dia berkata:
"Jika menurutmu mudah,
buatlah satu surat saja yang semisal                  
 [1]
dan semudah al-Qur'an ini.

Kerahkanlah jin, manusia dan cerdik-pandai
diantaramu, menandingi dengan satu ayat
yang semisal."


Ketahuilah, kalimah dalam al-Qur'an itu
memiliki pengertian literal
dan makna-dalam yang sangat agung.

Dan dibalik makna-dalam itu,
terdapat lapisan makna ketiga
yang didalamnya semua kecerdasan hilang akal.

Tentang makna lapis ke empat dari al-Qur'an:
sama sekali tak ada yang dapat memahaminya,
kecuali Tuhan, yang bagi-Nya tak ada sekutu,
yang bagi-Nya tak ada suatu pembanding.

Karena itu anakku,
jangan membaca al-Qur'an 
hanya demi makna luarnya belaka.

Azazil memandang sang Insan,
dan didapatinya dia tersusun
hanya dari tanah liat belaka.

Aspek luar al-Qur'an itu seperti jasmani insan:
ciri-cirinya tampak;
sementara jiwanya tersembunyi.

Boleh jadi kau tinggal bersama
sanak-saudaramu selama seratus tahun,
tapi tak setipis rambut pun mereka pernah
mengenal jiwamu.

Catatan:
[1]  Qs Al Baqarah [2]: 23

Sumber:
Rumi: Matsnavi  III: 4237 - 4249
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
source by Ngrumi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini