Jodoh .. satu agenda yang besar dalam siklus hidup manusia. Jodoh juga adalah agenda pelengkap untuk kesejahteraan dan tuntutan fitrah manusia normal yang dibuat oleh Allah. Indahnya Islam yang mensyariatkan pernikahan yakni ikatan dan persetujuan antara dua makhluk, yaitu wanita dan pria secara sah di sisi syara 'dan hukum yang memang secara azalinya saling membutuhkan. Tatkala terciptanya Adam Arakian juga diciptakan Allah akan Hawa.
Pertanyaannya apakah cara yang terbaik untuk mendapatkan jodoh? Banyak kita dengar dan belajar dari lingkungan kita dengan mendengar cerita dari orang tua, , adik beradik, sahabat handai pada kisah pertemuan sebelum naik ke alam pernikahan, begitu juga kisah agung dongeng-dongeng dan titipan sejarah cinta yang telah dibukukan malah difilmkan yang menjadi pedoman malah impian ke manusia dewasa ini.
Tidak kurang juga dengan kisah-kisah sedih dan pilu yang membuat perkawinan satu institusi yang sangat ditakuti oleh sejumlah pria dan wanita Melayu beragama Islam di negara kita ini. Setelah membuat banyak penelitian secara pribadi dan juga membaca referensi grafik statistik yang dikeluarkan oleh pihak berwajib, saya menemukan beberapa cara telah wujud bagi masyarakat Melayu Islam negara ini bertemu dengan jodoh mereka. Saya juga menemukan penduduk Malaysia hari lebih suka mencari pasangan sendiri yang konon akan menjamin kebahagiaan berkekalan karena sudah saling mengenal satu sama lain. Ini memang terbukti karena dasar untuk suatu pernikahan adalah persetujuan antara dua pihak. Jadi ini memudahkan urusan pembangunan mahligai syahdu pasangan dan saya secara pribadi sangat menghormati dan kagum terhadap pasangan sebegini. Dengan jangka waktu pengenalan yang agak matang itulah mendewasakan mereka malah mampu memahami pasangan sebaik mungkin.
Tetapi setiap yang pro pasti ada kontranya, itulah adat dunia yang tidak mampu disangkal oleh cerdik pandai dari tempat dan waktu mana sekalipun. Kalau pasangan pilihan hati sendiri begitu enak mengunjungi bahtera rumah tangga begitu juga mudahnya pasangan yang terlalu memahami pasangan masing-masing terjebak dalam permasaalahan rumah tangga, yang akhirnya terbukti dengan hanya perceraian. Tidak saya ingin huraikan disini apakah faktornya karena bukan tujuan coretan tinta ini.
Lain pula perbedaan yang terjadi jika pasangan bersatu karena dijodohkan, tapi cara ini dianggap kolot dan tidak praktis karena pemikiran masyarakat sekarang mementingkan kebebasan berpikir dan bersuara. Jadi cara ini tidak lagi menjadi pilihan masyarakat kini, sering kali kita dengar banyaknya dampak negatif akibat penjodohan sebegitu. Tapi lain jika saya berbicara dan bertanya dengan bapak-bapak atau Ibu-ibu lewat setengah abad yang mayoritas menikah setelah dijodohkan tetapi ternyata bahagia sampai akhir hayat mereka.Maka saya sadar bahwa selayaknya kita harus berpikir apakah cara yang paling terbaik untuk diri kita mendapatkan jodoh hayat.
Sadarkah kita bahwa Allah ta'ala sudah berfirman bahwa ketika mana kita berusia 6 bulan di dalam rahim ibu kita sudah ditetapkan ke kita 3 hal yakni persoalan ajal maut, rezeki dan akhir sekali jodoh, maka selayaknya persoalan ini kita sandarkan pada Islam yang selalu menjadi Komponen dan pedoman hidup mukmin sejati. Disambung lagi dengan sabda Rasulullah SAW yang menggariskan 4 hal utama yang perlu di pemilihan pasangan hidup yaitu rupanya, hartanya, keturunanya dan agamanya. Maka selayaknya menjadi pilihan utama adalah pasangan yang mencintai agama karena seseorang mukmin secara langsung akan terserlah sifat saleh dan solehahnya. Dengan itu secara langsung sifat kewanitaanya, kekayaanya, kebijaksanaanya jua akan tampak sama.
Pada setengah hal ternyata tidak layak otak kita yang sejengkal ini ingin membuat perkiraan akurat mengenai apalagi persoalan qada dan qadar Allah. Karena semestinya setiap ketetapan Allah adalah yang terbaik, cuma cara penerimaan kita terhadap nikmat dan ujiannya menunjukkan kita menerima semua ketapan itu sebagai baik atau tidak. Pada golongan yang bakal menghadapi situasi ini maupun yang telah lewat, "jangan takut dan jangan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita" dan lagi Allah berfirman "berdoalah kepaku niscaya akan kumakbulkan."
Jadi apakah alasan kita hanya mengeluh dan hanya menyalahkan takdir dalam pencarian jodoh. Berdoalah dengan konsisten dan ikhlas, dengan asbab (sebab) pasangan tersebut dijodohkan oleh emak tua, pertemuan dari kawan-kawan, teman sekuliah malah mungkin dalam jaringan maya (internet). Walaubagaimana cara sekalipun percaya dan yakinlah, pastinya ketapan Allah adalah yang terbaik. Penulis yakin cara yang paling baik dan berkat adalah berdoa kehadrat Ilahi dengan konsisten dan setulus hati agar dikaruniai pasangan yang akan membahagiakan kita dunia dan akhirat, dengan itu serahkanlah 100% keyakinan pada qada dan qadar Allah Ta'ala. Janganlah terlalu terikut-ikut dengan lingkungan umum sekarang yang banyak terpengaruh dengan cara dan etika bangsa barat yang hanya mementingkan kepuasan dan kenyamanan nafsu yang tidak titik.
Tetapi tidak secara totalnya cara tersebut dijadikan cadangan, macam mana caranya sekalipun, tetapkan hati dan tanamlah dengan bisikan amalmu yang ikhlas karena Allah, paksalah hatimu untuk belajar menjadi ikhlas hati dan budi. Semestinya kita sebagai orang Islam wajib percaya dengan surga. Sadarkah kita segala kesempurnaan nikmat hanya bisa dirasakan di sana? Berapa banyak para sahabat di zaman Rasulullah hidup penuh dengan keaiban, kehinaan dan penderitaan tetapi sekarang terbayangkah kita di mana mereka? Sebagian besar dari mereka sekarang berada di sisi Tuhan Yang agung malah dengan kenikmatan yang tidak akan mati, Allahu Rabbul jalil. Begitu juga dengan hal jodoh yang menjadi topik kita kali ini. Kesempurnaan yang hakiki hanya di surga, berapa banyak Kalam Allah yang menggambarkan janji nikmat olehNya pada manusia yang saleh dan solehah. Jadilah mukmin yang baik niscaya tidak sesal pada kita akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar