Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Selasa, 13 Maret 2012

7 Springs Lecture : Secrets of Safa Marwa





By Shaykh Hisham Al-Kabbani


www.nurmuhammad.com by As-Sayed Nurjan Mirahmadi 1

Tujuh Mata Air


Audhu billahi min ash-Shaytan ir-rajeem. Bismillah ir-rahman ir-raheem.


Dastoor ya sayyidi madad. Nawaytul arba`een, nawaytul ëitikaf, nawaytul
khalwa, nawaytul `uzla, nawatul riyaada, nawaytus suluk, fee hadhal masjid
lillahi ta`ala al-`adheem.
Al-hal adalah kondisi ruhaniah seseorang, yang menentukan sampai ke
level mana dia akan diangkat dan bagaimana dia mengalami (menangani ?)
inspirasi melalui jantungnya. Sebagian besar,  hal adalah hasil olah  amal
nya.
Al-feyd adalah  pancaran (emanasi) luar (nampak) atau pancaran cahaya
langit (surgawi) yang dikirim langsung oleh Allah  Ι, yang turun kepada
seseorang itu tanpa upaya atau interferensi nya. Keduanya menimbulkan
rasa beda (tersendiri) dalam diri pribadi tadi.
Grandshaykh AbdAllah R mengatakan karakteristik yang bermacam ini
datang kepada seseorang dari tujuh mata air yang berbeda, masing-
masingnya mengalir dari sumber yang khas (unik). Kondisi (level) yang
beragam yang dialami seseorang dipengaruhi oleh jenis khusus malaikat
yang ditugasi Allah untuk membantu mereka berproses dari level (tataran)
ruhaniah satu ke level berikutnya.
Tataran (level)  mata air surgawi pertama diantara tujuh mata air itu
diselenggarakan oleh malaikat yang khusus diciptakan dan ditugaskan
Allah untuk mengilhami (memberi inspirasi) tindakan para abdi Nya.
Para malaikat ini mengirimkan pikiran, ilham (inspirasi) dan kuasa, yang
kesemuanya itu merubah seseorang yang secara visual nampak.  Para
malaikat ini sesungguhnya memberi petunjuk (arahan) kepadanya melalui
inspirasi. Dia mengalami keadaan (rasa) pemekaran bahagia dan melayang,
atau keadaan (rasa) sesak (karena) gangguan (distraksi) dan ketidak-
bahagiaan.

Seseorang pada tataran (maqam) ini, kalau tidak dalam keadaan (merasa)
lega (mekar), ya dalam keadaan (merasa) sempit. Itu semua tergantung
bagaimana jantung (hati?)nya mengolah inspirasi yang menggerakkannya
melalui keadaan (rasa) yang berbeda itu, kalau dia tidak tertawa, ya dia
menangis, atau dalam keadaan bingung. Juga, bagaimana jantungnya
mengolah inspirasi ini tergantung amal nya.
Jika dia melakukan kesalahan dia mungkin menangis dan merasa kapok
(tobat). Jika dia melakukan kebaikan dia mungkin merasa bahagia atau
sukacita (ridho) bahwa Allah ridho kepada nya.
Jika dia bersikap baik dalam semua situasi (keadaan rasa),  mashaAllah,
melakukan dhikr, sukacita, menerima  tajalli Allah, dia akan berada dalam
keadaan melayang-layang (ecstasy), tersenyum, atau menangis karena
cintanya kepada Allah atau karena takutnya kepada Nya.
Kesemua ragam rasa (situasi batin) ini diilhami oleh malaikat tadi itu, dan
disebut sebagai  hal: situasi batin yang dialami oleh abdi Allah. Segala
sesuatu di dunia ini dijaga dan diawasi oleh malaikat yang kepada mereka
itu Allah menugaskan kewajiban dan tanggung jawab khusus.
Mata air kedua yang mencapai abdi Allah dilaksanakan oleh jenis malaikat
yang lain lagi, yang membuatnya menyadari apa saja yang telah dicapainya,
agar supaya maju ke level ruhaniah yang lebih tinggi. Inilah (sebabnya)
mengapa kadang-kadang seseorang mendapati diri mereka dalam keadaan
buruk, yang mereka sangat sesali, dan sekonyong-kongyong keadaan itu
menuju kepada keadaan yang kita sebut faraj, sebuah bukaan (kesempatan)
positive untuk mereka dalam kehidupan mereka, yang membawa mereka
kepada kebahagiaan.
Jenis manusia yang menjadi diri kita didasarkan (bergantung) kepada `amal
kita, yang baik dan buruk, kepada posisi baik dan buruk yang kita ambil
dalam hidup ini, dan pengaruh baik dan buruk yang kita miliki di sekitar
kita.
Ini adalah dasar bagi ilmu psychology (`amal al-nafs), yang
mengungkapkan psychology dan kepribadian seseorang. Tetapi, ilmu
(pelajaran) seperti itu tidak dapat menentukan level ruhaniah seseorang.  \
Sementara level pertama dan kedua diselenggarakan kepada masing-masing
orang oleh malaikat, mata air ketiga berbeda. Pada Hari Perjanjian, ketika
semua hanyalah atom di Hadhirat Ilahi, ketika Allah menciptakan jati-diri
mu, rahasia mu,  dhat  mu, Dia juga menetapkan kamu dalam asuhan
Murshid mu, yang membimbing kamu melalui tataran jiwa (internal states)
mu kepada peran  yang ditakdirkan bagimu dalam hidup ini, dan dalam
cara-cara untuk meningkatkan dirimu.
Murshid ini tahu ilham (inspirasi) apa yang dibawa para malaikat ke dalam
jantung mu, membimbingmu kepada hasil yang terbaik, dan menyingkirkn
kebimbanganmu. Ketika feyd itu turun kepadamu, Murshid ini menyalurkan
itu melalui suatu cara yang akan mengangkat dirimu kepada level ruhaniah
yang lebih tinggi.
Jadi, untuk kepentingan murid, Murshid itu menyeimbangkan hal dan feyd,
kondisi di dalam (ruhaniah) bersama-sama dengan kucuran (emanasi) langit
(surgawi). Meskipun terdapat ratusan Murshid at-Tabarruk, Murshid at-
Tazkiyyah, dan Murshid at-Tasfiyya, dalam setiap abad  terdapat hanya satu
(seorang) Murshid at-Tarbiyya: seseorang yang membawa Bendera Irshad
(petunjuk).
Dia adalah sumber, mata air yang mengalir dari jantung (nya) ilmu.  Dia
menerima petunjuk langsung dari Nabi {s.a.w.} dan menyalurkannya
kepada semua  Awliya  lainnya. Sementara terdapat 124,000  Awliya yang
berbeda-beda pada setiap saat, hanya ada satu pewaris Nabi  {Σ}. Dia
memiliki kemampuan dan izin untuk mengangkat  Awliya, dan (pada
gilirannya) mereka ini dapat mengangkat kita semua.
Ketika  Murshid at-Tarbiyya meninggalkan  dunya  ini, dia menyerahkan
warisan yang diterimanya dari Nabi {Σ} kepada wali lainnya. Dengan cara
ini, pada setiap saat hanya ada seorang Murshid at-Tarbiyya di dunia ini.
Allah meberikan izin kepada Nabi - dan dari Nabi kepada Murshid itu ñ
untuk memiliki kontak dengan semua the Awliya, bahkan yang telah berada
dalam hayyat al-Barzakh.
Untuk mengambil manfaíat dari para Awliya  (dalam  hayyat al-Barzakh),
Murshid at-Tarbiyya itu meng-identifikasi kekuatan dan hal khas apa saja
yang mereka miliki masing-masing, yang diambilnya dari mereka dan
menyalurkannya kepada  Murshid at-Tabarruk,  Murshid at-Tazkiyyah,
Murshid at-Tasfiyya, dan kepada para pengikutnya.
Namun, hanya mereka yang telah mencapai tahap (level)  murid dalam
tariqat Naqshbandi, yang mencapai level tertinggi dari bimbingan dan yang
adalah pencari pada jalan itu, dapat menuai  keuntungan dari  Awliya
Barzakh, dan bahkan itupun, hanya melalui Murshid nya.
Untuk betul-betul berkomunikasi dengan dan menyerap manfaíat dari ruh
dalam qubur, seseorang harus telah menguasai ego nya, dan sasaran satu-
satunya haruslah Hadhirat Ilahi. Orang khusus ini berada dibawah
bimbingan  Murshid at-Tazkiyya dan mereka telah mencapai sebuah
keadaan keberadaan yang peka (a subtle state of existence) di dunia ini.
Makhluq umum (rata-rata) tidak dapat menyerap manfaíat dari orang
Barzakh karena mereka tidak memiliki koneksi itu, dan karena itu tidak
dapat menerima ilham (inspirasi) atau bimbingan  dari Awliya  yang telah
pergi ke alam berikutnya, yang tidak lagi menggunakan kekuatan fisik
mereka.
Namun orang kebanyakan dapat menyerap manfaíat dari  Awliya  yang
masih hidup, karena mereka menyadari hidupnya melalui domain (wilayah)
fisik. Sedemikian rupa, Awliya hidup dapat mencapai mereka (orang awam)
pada kedua tataran fisik dan ruhaniah.
Jika seseorang mencari jalan (kepada) Allah  dalam cara manapun dari
empat puluh satu tariqats, dan tidak mencapai tataran wali bertaraf tinggi,
akan datang kepadanya perintah untuk menyelesaikan ëitikafnya itu di alam
qubur.
Jangka waktu ëitikaf tersebut bervariasi dari empat puluh hari sampai lima
atau tujuh tahun, dan itu adalah  70,000 kali lebih sukar dibandingkan
ëitikaf  di dunia ini. Seseorang yang telah menyelesaikan ëitikafnya di dunia
ini dan yang telah mencapai keadaan keberadaan yang peka (subtle state of
existence) di sini di  dunya ini, akan lebih tinggi level ruhaniahnya
dibanding dengan mereka yang mencapainya saat dalam qubur.
Mata air ketiga datang kepada kita jika kita tetap mematuhi perintah
Murshid at-Tazkiyya, mengikuti bimbingan nya, mengikuti jejak langkah
Sayyidina Muhammad  {σ}, melaksanakan  awrad harian khusus yang
ditugaskan kepada kita, mempersembahkan  dhikr-ullah dan semua shalat
pada waktunya, menjalani semua sunnah Nabi. Ketika laku (amalan) dzahir
(lahiriah) ini telah dicapai jantung kita mulai tergerak, seperti seseorang
yang bernapas cepat. Jantung bergetar dan murid ìtersengat apiî.
Pada tataran ini,  mata air ke empat mendatanginya dan dia
mulai menerima barakah surgawi (langit), karena dia menerima dari
malaikat pada mata air pertama dan kedua, dari  Murshid at-Tazkiyya,
mengikuti  awrad dan  sunnah, mengakibatkan turunnya Rahmat Allah
kepadanya. Kini jantung mulai tergetar, dan  mata air kelima
mendatanginya.
Setiap Kamis dan Senin, di dalam majelis (association) awliya-ullah, setiap
Murshid secara ruhaniah mempersembahkan pengikutnya dan amal mereka
kepada Nabi Muhammad {σ}. Para murids yang jantungnya tergetarakan
dibawa ke hadhirat Nabi, dengan Murshid sekedar berkata, ìYa Sayyidi, ini
adalah murid saya dari ummah mu. Dia mematuhi perintahmu dan mencari
Sirat al-Mustaqeem, mengikuti jejak kaki para Awliya.î
Allah bersabda dalam al Qur`an: Pertama mereka beriman, kemudian
mereka ingkar (kufra), kemudian mereka jatuh sempurna.  Kufra disini
bukan masuk kepada keadaan kufr, tetapi lebih kepada arti jatuh kepada
dosa. Summa amanu disini berarti bahwa dia mulai melakukan amal bagus,
dan kemudian mengikuti jejak Shaytan, kemudian jatuh sempurna.
Dia adalah Muslim, namun masih jatuh kepada dosa. Pada titik ini, Murshid
at-Tazkiyya berfokus mendalam kepada jantung para pengikutnya,
mempersiapkan mereka dan membangun mereka agar supaya mereka tidak
jatuh kepada perbuatan mungkar (mischief).
Itulah sebabnya dia mempersembahakan mereka kepada Nabi  {Σ} setiap
Kamis dan Senin dalam majlis Awliya, dalam mana Nabi memeriksa apa
yang masing-masing Murshid berhasil dengan diri para murid mereka. Jadi
jika Nabi  {Σ} mengamati bahwa  murid itu mengikuti  sunnah nya,
menjalankan cara-cara  awliya-ullah, dia menjadi amat bahagia dan
menerima amal murid  itu dan mulai mengarahkan pandangannya  kepada
murid itu.
Dari kebahagiaan  Nabi,  feyd ñ suka cita Allah, Barakah, Cahaya Ilahi ñ
mulai mencapai murid  itu. Itulah sebabnya Muslims mengatakan (dalam
doa),  Unzur Alaina Ya  Rusul-allah  ìYa Rasul-allah, pandanglah kami,
berilah kami sebuah pandangan, sebuah lirikan! Kami berada dibawah
tajalli mu, dengarlah permintaan kami, du`a kami, karena kami memujimu,
dan kami tenggelam dalam kesukaran yang kami minta engkau
mengangkatnya.î
Bila Nabi {Σ} suka cita dengan murid Shaykh  itu, dia  akan memandang
orang itu, mengangkatnya, dan barakah Allah mendatangi murid itu. Ketika
dia diangkat itu, jantung murid itu akan berdegup dalam ecstasy, berputar,
berputar-melayang-bentuk-spiral  dalam cinta Allah secara penuh.
Kemudian Allah mengilhami murid itu untuk mencapai mata air
ke enam. Pada tataran ini, apabila murid itu mulai membaca al Qurían ñ
kalimat Allah yang berusia ribuan tahun ñ Allah  Ι menugaskan sebuah
tajalli untuk setiap huruf, kata dan ayat, yang secara diam-diam menuju
sasarannya, jantung  murid  itu, di mana (tajalli) itu memberikan efek
perubahan. Tanpa tajalli itu tak ada perubahan.
Seseorang dapat saja membaca al Qur`an siang malam, dan memberi
penafsiran apa yang dibacanya sesuai dengan pemahaman terbatasnya,
mendapatkan hikmah darinya, dan bahkan menjadi tercerahkan. Tetapi
seseorang tidak dapat memiliki penglihatan (penampakan) kecuali tajalli itu
datang bersamaan dengan bacaan, yang akan mendatangimu bila Nabi
bersuka cita atas kamu, yang menyebabkan Allah membuka tajalli itu.
Setelah seseorang memasuki enam mata air dengan tataran yang berbeda
ini, Allah  memperkenankan mereka untuk mencapai  mata air ketujuh,
melalui mana Dia membuka rahasia jati diri kelahiran mereka.

Mata Air Kesucian
 
Nabi {Σ} berkata : Seorang bayi terlahir dalam kesucian (fitrah).
Nabi {Σ} juga mengatakan bahwa jika pipa seorang abdi masih tersambung
dengan asal-muasalnya, dengan sumber surgawinya, Allah membuka
baginya ìSumber Kesucianî, fitrat al-Islam, mata air ketujuh.
Saluran ini adalah seperti pipa plambing, air mengalir langsung dari sumber
asalnya sampai keujung cabang pipa, yang menyambungkan  murid itu
dengan alam al-arwah. Pipa itu masih tetap disana.
Kebenaran khas kita datang dari sejati (dhat) kita, atom yang diciptakan
Allah pada Hari Perjanjian, hari alastu bi rabbikum kalu bala, ketika Allah
bertanya kepada setiap diri kita, ìBukankah Aku Rabb mu dan engkau
adalah abdi Ku ?î dan kita menjawab, ìYa!î >Dari sejak itu,  ibadullah,
hamba Allah, telah berada dalam keadaan beribadah (worship) sampai ruh
mereka mencapai rahim ibu mereka.
Sejak hari itu setiap ruh tetap berada dalam keadaan beribadah
berkesinambungan, tanpa henti. Pada peristiwa surgawi tersebut, Allah
menetapkan tugas bagi setiap ruh, dan malaikat yang (akan) membantu
mereka dalam ibadah mereka.
Dalam keadaan peribadatan seperti itu, setiap ruh terlibat dalam peribadatan
murni kepada Rabb mereka, tanpa  shirk. Allah  boleh memilih untuk
mengangkat siapapun dan memberikan feyd Nya pada mereka.
Dalam setiap saat, Allah memakaikan abdi Nya busana anwar al-nabi  yang
pertama kalinya memakaikannya kepada Nabi  {Σ}, dan dari Nabi  {Σ}
kepada anbiya dan Awliya, dan dari Awliya siapapun yang lainnya.
Persis sebagaimana Sayyidina Adam (a) dipakaikan busana oleh Allah  di
Surga, dalam setiap saat Allah memakaikan busana pada abdi Nya yang
sedang berada di Hadhirat Ilahi Nya dengan 70,000  tajalli yang berbeda-
beda.
Surga adalah keberadaan yang selalu hidup, dimana tidak terdapat sakit dan
bahaya.  Semua abdi Allah, semua ruh, tinggal di Surga sebelum mereka
dilahirkan ke dunia ini. Disana Allah memahkotai semua orang dengan
keceriaan ilahi, dan dengan Sifat al-Jamal.
Mereka secara sempurna murni berada dalam keceriaan itu, dan dari
kedalaman keadaan demikian itu mereka menginginkan cinta dan
keindahan yang puncak, (yaitu) dari busana Sifat al-Jamal lillahi taíala.
Setiap orang lahir ke dunya awalnya lahir di Surga. Ketika saatnya tiba, dia
muncul ke dunya melalui rahim ibunya.
Itulah sebabnya setiap bayi menangis ketika dilahirkan, oleh kesakitan dan
kejutan akibat berpisah dari hadhirat suci. Pada saat  kelahiran ke dunia ini,
semua bayi memanjatkan  du`a, bermohon kepada Allah  untuk
membolehkan mereka untuk kembali ke tempat hadhirat suci itu.
Beberapa bayi langsung meninggal begitu dilahirkan, karena Allah
menerima  du`a mereka dan mengambil mereka kembali ! Tidak satupun
datang ke  dunya tertawa atau tersenyum; mereka menangis! Hanya Nabi
{Σ} tidak menangis ketika dia datang ke dunya; dia langsung menyebutkan
ummati ummati, ìUmmatku, ummatku,î dan langsung bersujud (sajdah),
memohon Allah untuk melindungi  ummah  nya. Sayyidina Isa (a) tidak
menangis ketika datang ke dunya; dia berkata, inni abdullah!
Bayi menangis ketika dilahirkan, karena mereka takut kini mereka tergoda
kepada dosa dan tidak tahu harus berbuat apa. Nabi  {Σ} berkata  bahwa
ketika seorang bayi terlahir, orang tuanya lah yang membuat nya menjadi
seorang Yahudi (Jew), seorang Nasrani (Christian) atau seorang pemuja api
(Zoroastrian), padahal sesungguhnya dia sudah seorang Muslim, karena
`ilm dan ibadah surgawi yang telah melekat padanya tidak dapat
digelapkan. Jadi jika bayi itu datang ke dunya dan mulai menyimpang dari
apa yang dipelajari sebelumnya di Surga, dia menjadi terselubung  terhadap
kekuatan surgawi. Jika orang tuanya tidak mengamati (melaksanakan)
tahap-tahap tuntunan (ritual) kemurnian dan peribadatan, jika mereka di
kenalkan kepada kelakuan buruk yang berbeda-beda, dia akan terselubung
dari Kebenaran Ilahi.
Pada saat terlahir dia masih dapat melihat, dia masih memiliki kaitan
semburat samar-samar dengan Surga, namun ketika dia telah terselubungi
penampakan itu akan seluruhnya tertutup. Tetapi, dengan Rahmat Nya,
Allah Ι mengawetkan (menyimpan) semua barakah dan cahaya yang terkait
dengan ibadah bayi itu di Surga! Jadi ketika dia mencapai usia wajib
(dewasa), Allah mengembalikan kepadanya manfaíat dari semua ibadahnya
yang dilakukan di kehidupan ruhaniah di Hadirat Ilahi.
Boleh jadi orang itu berbuat dosa dan taubat, berdosa lagi dan bertaubat
lagi, tetapi dia masih memiliki kredit ibadah yang dilakukan di alam
sebelumnya itu.
Itulah sebabnya jika seseorang dikembalikan kepada jantung (hati) mereka,
mereka bahagia. Kadang-kadang engkau merasa begitu bahagia dan kamu
tidak tahu apa sebabnya. Tidak ada alasan atau penjelasan, bahagia begitu
saja. Engkau merasa ringan, tanpa masalah. Allah ρ tahu engkau seorang
abdi yang taat, dan Dia membuka lebih banyak untukmu dari Hadirat
Surgawi itu, yang mengisi jantungmu, maka kamu mendapati dirimu berada
dalam keadaan puas. Tentang hal ini Allah  Ι bersabda, ala bi dhikr-ullahi
tatmainnul qulub, ìDalam mengingat Allah, jantung (hati) menemukan
kepuasan, santai!î
 Raga manusia adalah sebuah bentuk fisik yang tunduk kepada hukum fisik.
Dia itu padat dan gaya tarik bumi menariknya ke bawah, mengekangnya ke
bumi. Jika kita menggunakan contoh sebuah silinder metal yang diisi
dengan gas helium, awalnya silinder itu berat. Namun, dengan mengganti
isi silinder itu yang tadinya metal dengan helium, silinder itu menjadi
seperti balon yang diisi helium, yang akan mengangkatnya ke atas ke
atmosphere. Ketika Allah ρ memulihkan semua dhikr mu yang dilakukan
sebelumnya, itu akan mengisimu  seperti halnya sebuah balloon helium,
dan kamu merasa ringan. Ketika ibadah dan dhikr mu sebelum ini mengisi
penjara ragamu dan Allah  Ι melepaskan energi suci itu, itu akan
menyeimbangkan dirimu antara kedua dunia dan membuatmu bahagia.
Dengan perintah Allah kepada Nabi {Σ}, dan dari Nabi {Σ} kepada awliya-
ullah yang bertanggung jawab sebagai Murshid at-Tarbiyya mu, energi itu
dilepaskan. Itu mengangkat mu ke atas dan merubah sistem mu,
membebaskanmu secara sempurna dari segala macam depressi, dan kamu
santai. Engkau tersambung kembali dengan jati-dirimu sebelumnya, yang
karena (ulah) dirimu dan kegelapan dunya ini, (menyebabkan) kamu tidak
dapat melihatnya, dan kamu akan mulai melihat sesuatu, yang orang lain
tidak dapat melihatnya.
Mengikuti jejak Sayyidina Jalaluddin Rumi R,  tariqat Mevlavi
mempraktekkan sebuah bentuk gerak berputar yang mendorong mereka
kepada keadaan santai (ecstasy) itu, ketika Allah Ι melepaskan tenaga suci
itu kepada Nabi {Σ}, dan Nabi {Σ} melepasnya kepada awliya-ullah. Inilah
yang dialami Sayyidina Jalaluddin Rumi. Ketika engkau ke atas,
engkau tidak bergerak lurus -  engkau berputar!
Ketika helicopter itu naik baling-balingnya berputar, menimbul tenaga yang
mengangkatnya lepas landas. Dia (penganut Jalaluddin Rumi) tidaklah
sedang menari, dia berputar mengikuti energi itu yang membawanya ke
atas. 7 Springs Lecture : Secrets of  Safa Marwa By Shaykh Hisham Al-Kabbani
www.nurmuhammad.com by As-Sayed Nurjan Mirahmadi  10
Kebenaran tentang putaran adalah seperti elektron berputar mengelilingi
inti (nucleus) atom. Ketika Allah melepaskan energi itu, Jalaluddin Rumi
berputar mengelilingi jatidiri (essence) nya, diri sesungguhnya. Itu
menghubungkan dirinya langsung kepada jati dirinya yang berada di
Hadhirat Ilahi (pada masa Hari Perjanjian), dan dia sangat terkejut dengan
apa yang dikaruniakan Allah kepadanya.
Ketika Muslims melakukan hajj, kita melaksanakan  thawaf seperti halnya
elektron mengelilingi (circumambulate) nucleus, berlawanan arah dengan
gerak jarum jam. Ini membuat kita berputar, agar supaya mengangkat kita
ke langit.  Terdapat level  thawaf  spiritual yang lebih tinggi diatas semua
orang.  Awliya-ullah membuat  thawaf  (spiritually) pas lebih tinggi dari
semua orang, dan malaikat membuat  thawaf di atas  awliya-ullah, naik
langsung sejauh ke Baytul Maímur, sampai kepada Arsy.
Segala sesuatu harus berputar mengelilingi jati dirinya. Jati diri atom
terletak di nucleus. Electron itu mencerminkan energinya, bergerak
mengelilingi pusat (essence). Kita harus berlutar mengelilingi jati diri kita.
Jika kita dapat mengungkapkan jati diri dan energy kita, dan membuat
energy kita mengelilingi jati diri kita, pada saat itu kita dapat mengangkat
raga kita ñ seperti halnya gas yang dimasukkan ke dalam balloon. Dalam
tahap seperti itu kita dapat terbang.
Ini adalah kekuatan ilmu mata air ketujuh : ìmata air kesucianî dari Islam,
yang dianugerahkan  Allah kepada setiap orang.
Sebagai tambahan, Allah menghadiahi orang beriman dengan semua
manfaíat yang diperoleh orang tak-beriman melalui cahaya spiritual dari
Hari Perjanjian, sampai saat mereka (orang tak-beriman tadi) terlahir ke
dunya.
Itulah sebabnya mengapa orang beriman terangkat naik begitu cepat.
Sebagai contoh, jika kita katakan , ìIni terdapat 100 keping emas yang akan
dibagi diantara mereka yang membutuhkannya.î Jika seratus orang
memerlukan keping itu, setiap orang akan mendapat sekeping per orang.
Jika hanya 10 orang yang memerlukannya, masing-masing akan mendapat
10 keping, dan begitu seterusnya. Setiap orang yang beriman dan taat
kepada Allah  dan Nabi Nya Σ}, dan mengikuti pesan Ilahi dan Jalan
(tariqat) Shaykh mereka, khususnya  Murshid at-Tarbiyya, dia akan
mewarisi barakah besar sekali yang dikaruniakan Allah kepada semuanya
pada Hari Perjanjian, dan keuntungan (manfaíat) ibadah semua orang tak-
beriman dari sejak Hari itu sampai mereka datang ke dunya.
Selanjutnya, di waktu kini ketika korupsi begitu meluas, orang beriman
mendapat lebih banyak lagi jatah manfaíat. Nabi  {Σ} mengatakan,  min
ahiya sunnati inda fasadi ummati falahu ajrun sabíeena shaheed aw miya
shaheed,  ìKetika semua orang meninggalkan  sunnah  ku, ketika korupsi
melanda kaumku,  Allah akan menganugerahkan kepada mereka yang
menghidupkan satu sunnah hadiahnya adalah pahala tujuh puluh atau
seratus syuhada.î Ini meliputi  rak`ats  shalat  sunnah, memakai cincin,
memelihara jenggot, menggunakan  miswak, dan  sunnah Nabi  {Σ} yang
mana saja.
Karena mereka ini tidak memenuhi janji mereka kepada Allah  Ι untuk
beriman dan beribadah (menyembah) hanya kepada Nya saja, Allah telah
memilih untuk menyerahkan manfaíat ibadah (persembahan) mereka waktu
yang lalu itu kepada mereka yang memenuhi janji yang telah diucapkan
pada Hari Perjanjian tersebut.
Itulah sebabnya ajr  (pahala) menjadi meningkat pada hari-hari terakhir ini.
Jadi ini adalah ringkasan dari mata air ketujuh, yang dapat dicapai melalui
putaran di sekitar jati diri kamu.
Ketika  feyd mendatangi mu, kamu akan mengalami setiap saat berada
dalam keadaan keceriaan pekat (ecstasy) berkesinambungan, yang tidak
berhenti sampai pada hari kamu meninggalkan dunia ini. Engkau akan
mencapai tataran tentang mana Allah  Ι bersabda, mutu kabla anta muítu,
ìMatilah (kuasai ego mu) sebelum engkau mati.î
Nabi {Σ} berkata  , ìJika engkau ingin melihat seseorang yang meninggal
sebelum dia mati, lihatlah kepada Abu Bakr as-Siddiq.î Itu artinya
Sayyidina Abu Bakr (r) mampu menguasai ego  nya dan musuh yang
empat. Jadi ketika seseorang mengikuti jejak Sayyidina Abu Bakr as-
Siddiq, itu akan membawanya kepada Jalan Sayyidina Muhammad  {σ},
yang menuju kepada keadaan ecstasy, dimana dia  berputar mengelilingi
jati dirinya dalam kecepatan sangat tinggi yang menyebabkan mereka naik !
Apabila mereka naik, tak ada satupun yang dapat menghentikan mereka
untuk naik lebih tinggi lagi.
Seperti sebuah tornado: itu terus berputar sampai tidak terlihat lagi, karena
itu terangkat dari bumi. Pada tataran yang lebih tinggi ini seseorang
menciptakan sebuah lingkungan ideal yang tidak memiliki friksi, tiada
kegelapan, tiada nafsu buruk, tiada dosa, dan tiada dunya.
Dalam lingkungan demikian seseorang melanjutkan jalannya  menuju
Hadhirat Ilahi yang Allah  Ι ingin mereka mencapainya. Itulah sebabnya
awliya-ullah tidak mengejar  dunya, karena bagi mereka, (dunia) itu tidak
memiliki nilai. Mereka tersibukkan dengan kesuka-citaan surgawi, keadaan
kesuka-citaan (ecstasy) berkesinambungan yang selalu meningkat setiap
saat, yang dalam lingkungan mereka mengecilkan dunya menjadi nihil.
Banyak pihak yang mencela para dervishes (sebutan untuk para pengikut
Jalaluddin Rumi) yang duduk di sudut  membaca  dhikr-ullah, karena
mereka itu tidak tahu kebahagiaan macam apa yang dialami para dervishes
ini! Jika satu berkas kecil cahaya saja yang terbuka dari Cahaya Ilahi yang
menyinari para dervishes, itu akan menenggelamkan seluruh isi dunya ini
kedalam ecstasy itu.
Jadi buat apa para dervishes itu mau meninggalkan ecstasy itu untuk
dunya? Sasaran setiap  muímin dan Muslim adalah berbuat  ` amal baik,
sehingga ketika dia berhadapan dengan Rabb nya di Hari Pengadilan, Allah
suka cita (ridho) dengan nya. Para dervishes ini sudah mencapai tataran itu
! Semoga Allah mengampuni kita, dan menolong kita untuk mengerti  Jalan
para awliya-ullah.
Janganlah terpenjara di dalam diri kamu sendiri, terbelenggu kepada ego
mu dan empat musuh itu - nafs, dunya, hawa, Shaytan ñ jadilah manusia
bebas ! Jika tidak kamu akan menjadi pecundang pada Hari Pengadilan.
Janganlah meminta untuk menjadi yatim ! Dalam seluruh kehidupan
mereka, yatim mengalami  nar al-hasra, api yang membakar dari dalam,
yang disebabkan oleh sebuah kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Jangalah kehilangan ayah pertamamu, yaitu Murshid mu! Jangan menjadi
seorang yatim tanpa seorang  Murshid  ! Temukan pembimbing mu !
Temukan Murshid at-Tarbiyya, yang dapat mengangkat mu ke atas. Jangan
membuat kesalahan dengan berpikir bahwa kamu tidak memerlukan
seorangpun, bahwa kamu dapat melanjutkan jalan langsung tanpa seorang
pembimbing.
Pertahankan ayah spiritual yang membimbingmu kepada Allah. Murshid
at-Tarbiyya akan membuatmu bahagia di kehidupan ini dan di Akhirat,
menarikmu ke tataran ilahiah mu melalui bimbingannya.
Jika engkau mengikuti petunjuknya, engkau akan menarik (menyedot) feyd
al-ilahi, pengeja-wantahan barakah Allah. Wa min Allah at-Tawfiq. Dan
keberhasilan (kemenangan) adalah dengan (bersama) Allah Ι.´
Bihurmat al habeeb wa bi hurmat al-Fatiha. Demi kehormatan yang
terkasih, kami membaca Surat Pembuka al Qur`an.
 
 

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini