Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Jumat, 18 Maret 2011

Kehancuran Israel

Dan Telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab KU: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar". ( Al-Isra : 4).



Meramal Kehancuran Israel


AYAT INI terkandung di dalam surah Al-Isra, yang jumlahnya adalah 111 ayat, yang juga diturunkan di Makkah. Dinamakan surah Al-Isra' karena pada ayat pertamanya mengisahkan tentang perjalanan Isra-Mi'raj nabi Muhammad saw yang belum pernah dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya, bahkan oleh makhluk Allah yang mana pun setelah itu.

Topik utama surah al-Isra tak terlepas dari masalah akidah seperti ghalibnya surah-surah 'Makiyah' lain. Surah ini juga mengisahkan beberapa hal penting yang berkisar syariat ibadah, keluhuran akhlak, etika, nilai-nilai spiritual, isyarat penting dan beberapa catatan sejarah. Di kesempatan ini Penulis berfokus pada masalah ayat keempat yang meramalkan kehancuran bangsa Bani Israil di muka bumi ini.

Pendapat ahli tafsir

1. Al-Maraghi menulis: yang dimaksud dengan membuat 'kerusakan dua kali' ialah pertama menentang hukum Taurat, membunuh nabi Yusya' dan memenjarakan Armia. Kedua yaitu membunuh nabi Zakaria dan bermaksud untuk membunuh nabi Isa a.s. Akibat perbuatan tersebut, Jerusalem dihancurkan.

2. Dalam "Fi Zhilal al-Quran", syeikh Sayyid Quthb menjelaskan ayat tersebut: "ketetapan (yang di maksud) ialah penghabaran dari Allah mengenai sesuatu yang akan terjadi pada mereka dari sudut pandang Allah Yang Maha tahu akan kesombongan mereka. Bukan ketetapan (pemaksaan) yang timbul dari perbuatan mereka sebab Allah swt tak mungkin memberi ketetapan untuk menghancurkan seseorang dengan membinasakannya (Innallaaha laa ya'muru bil fahsyaa.... [sesungguhnya Allah tidak memerintahkan keburukan]). Allah Maha tahu apa yang akan terjadi 'dari sesuatu yang ada', sebab ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, dan 'akan adanya sesuatu' yang bakal terjadi. Kalau dikaitkan pada pengetahuan manusia, tentu sesuatu itu belum terjadi dan tidak menyingkapkan tabir sesuatu pun. Allah swt memutuskan kepada Bani Israil melalui kitab yang diturunkan kepada nabi Musa as bahawa: mereka akan dihancurkan DUA KALI selama mereka di muka bumi ini. Mereka akan menggunakan kesombongannya serta menguasai tanah suci. Ketika mereka sedang leka memusnahkan bumi ini, Allah mengutuskan salah seorang hamba pilihan-Nya untuk menyucikan kehormatan mereka dengan menghancurkan mereka sehancur-hancurnya!

3. Penulis buku Shofwat al-Bayan li Ma'ani al-Quran mengatakan: Dan Telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil artinya Kami wahyukan kepada Bani Israil dalam arti Kami ajari dan Kami mengkhabarkan di dalam Taurat tentang dua kali kerusakan yang akan terjadi pada mereka, tempatnya di negeri Syam. Menurut mufassir ini, kerusakan yang dimaksudkan adalah di dalam dua keadaan: Pertama, merubah Taurat dan tidak mau mengamalkannya, menahan dan melukai Armia ketika mengabarkan tentang nabi Muhammad SAW. Kedua membunuh nabi Zakariya as dan Yahya as.

Bebebapa Indikasi Nubuwwat dalam Al-Quran:

Wa Qadhaina - Dan Telah Kami tetapkan

Qadha dalam bahasa Arab artinya menghukum, memerintahkan atau memberitahu tentang sesuatu ketetapan dan memutuskannya. Maksudnya ialah memutuskan sesuatu baik secara perkataan mahupun dengan perbuatan. Kadang kala qadha juga bermakna mencipta, memperkirakan, berekreasi dan menyelesaikan segala urusan. Qadha lebih khusus daripada qadar karena qadha adalah keputusan dari taqdir. Dengan kata lain qadar ialah takdir sedangkan qadha ialah memutuskan dan memastikan apa yang sudah ditakdirkan, sedangkan qadar ialah sesuatu yang belum qadha (diputuskan) maka masih boleh diharapkan lagi pembelaan dari Allah. Namun apabila sudah qadha (diputuskan) tidak akan ada lagi pembelaan dan cara menghindarinya.

Kata kerja qadhaina pada ayat di atas bermakna ikhbar (informasi), bukan ijbar (memaksa). Ini berkaitan dengan ilmu Allah swt, suatu ilmu yang syumuli (maha luas) dan meliputi segala-segalanya, baik yang lalu, masa kini, mahupun masa yang akan datang. Semua itu milik-Nya, dan karenanya segala bentuk waktu tadi di mata Allah selalu "sedang terjadi" sebab sang waktu adalah ciptaan-Nya sendiri. Sang Khaliq meliputi semua makhluk-Nya. Sedangkan semua ciptaan-Nya, termasuk manusia yang lemah tiada berdaya, tak akan mampu memberi batasan sang Khaliq. Masa depan dalam sudut pandang (ilmu) manusia ialah sesuatu yang belum pernah terjadi, sedangkan menurut ilmu Allah ia "ada" dan memang "nyata". Karena ia ada dan nyata, maka tidak hairanlah jika Allah mengetahui pasti bahawa Bani Israil akan binasa di muka bumi... bahkan dua kali! Mereka mengimplementasikan segala kesombongannya itu pada bangsa-bangsa lain di muka bumi ini, wabilkhusus "tanah suci" Palestin. Ketika mereka sudah benar-benar mencapai puncak keserakahan, Allah swt akan "mengutus" seorang hamba pilihan-Nya yang akan menaklukkan, menghancurkan dan menghinakan mereka selamanya.

..."Kepada Bani Israil"

Israil adalah Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Tiga rentetan nama ini semuanya nabi-nabi Allah yang diutus ke muka bumi. Arti nama Israil ialah 'hamba Allah', namun tidak diketahui pasti sejarahnya selain fakta yang menunjukkan bahawa ia dilahirkan di masa datuknya yang masih hidup, iaitu Ibrahim alaihissalam. Beliau (Israil alias nabi Ya'qub) meninggal dunia di Mesir di samping anaknya yaitu Yusuf as. Beliau disebut Abul Asbath 'Bapak Sabath', dan dari sinilah kemudian anak-cucunya disebut Banu atau Bani Israil. Israil, nama lain dari Ya'qub, menetap di negara Mesir selama 24 tahun. Sebelum meninggal, ia sempat berwasiat kepada anaknya, Yusuf as, agar ia dikebumikan di samping ayahnya, Ishaq as. Yusuf memenuhi amanat tersebut: beberapa saat setelah Ya'qub wafat, ia langsung mengangkat orang tuanya di dalam peti ke tanah Palestin, di samping pusara datuknya.

Beberapa kalangan pengkaji menyebut bahawa Yahudi sekarang ini merupakan keturunan nabi Ya'qub. Padahal Yahudi sama seperti agama-agama sebelumnya terdiri dari para pemeluk agama yang berasal dari ras, suku, etnis, budaya dan bangsa-bangsa lain yang ada di bumi ini. Ada pula yang mengastakan kemurniaan darah Yahudi dari percampuran darah lain. Tuduhan-tuduhan tersebut dapat disangkal dengan mudah oleh ilmu genetika. Kehadiran keturunan-keturunan Yahudi dari berbagai suku, bangsa dan ras pada saat ini adalah bukti tentang keragaman asal-usul Yahudi yang berperingkat.

Terbukti bahawa Yahudi Khazar (Yahudi Rusia dan Eropa Timur) sudah mencapai 92% Yahudi dunia. Khazar ialah bangsa di zaman kuno yang akar sejarahnya dimulai dari Turki, Mongol, dan Tatar yang hidup di wilayah antara lembah Folga dan lembah Danob, laut hitam dan laut Qazwin, dan tiada kaitannya dengan bangsa Arab ataupun asal-usul percampuran. Bangsa ini hidup di dua abad, iaitu abad ke-2 dan abad ke-10 Masihi di kerajaan pagan sekitar laut Qazwin yang dikenal dengan nama kerajaan Khazar. Jalannya pemecah Eropa Timur adalah melalui rangkaian perang yang telah berlangsung berabad-abad.

Pada pertengahan abad 8 Masihi (tepat pada tahun 740 Masihi) para pendeta Yahudi datang ke kerajaan Khazar menawarkan sesuatu. Mereka meminta kepada raja Khazar yang dikala itu bernama raja Bulan untuk menerima Yahudi sebagai agamanya. Tak lama kemudiannya Bulan masuk agama Yahudi. Seiring dengan masuknya sang raja ke dalam agama Yahudi, kerajaan itu memaksa seluruh penduduknya untuk beragama Yahudi pula. Sejak saat itu agama Yahudi adalah rasmi sebagai agama kerajaan.

Di abad-10 Masihi pemerintahan Rusia tetap bertahan dari inovasi kerajaan Khazar yang terus memguasai negara itu. Namun sebagian besar penduduknya berhijrah ke negara-negara Eropah Timur. Sebahagian diantaranya berpindah ke Eropah Barat, Amerika dan Amerika Latin. Memang masih ada yang bertahan di sana, namun mereka hanyalah representasi Yahudi imperium kaisar Rusia. Mereka inilah yang kemudian disebut dengan nama Eskanazim (Saknag) alias "Yahudi Eropa Timur".

Sedangkan Yahudi non-Khazar kurang dari 8% dari populasi Yahudi dunia saat ini. Mereka adalah Yahudi Asia-Afrika dan negara-negara Andalusia yang dikenal dengan sebutan Esaradim (Sparadim). Ini bukti lain dari sanggahan terhadap satu jenis bahawa Yahudi terhindar dari percampuran darah dengan kasta-kasta lain di luar darah aslinya. Juga bukti yang memperkuatkan kegagalan suatu teori bahawa Yahudi berkait langsung dengan nabi yang mulia, Ya'qub alaihissalam. Satu tuduhan yang tentu saja ditentang oleh ilmu agama, terlebih lagi ilmu sejarah.

Di sini kitab suci hanya menyebut satu komuniti yang memiliki tingkatan keegoan tinggi yang dengan lancang sering menyatakan keyakinan yang salah bahawasanya hanya merekalah bangsa yang terpilih, anak-anak dan kekasih-Nya sedangkan makhluk-makhluk di luar komunitinya laksana binatang berkepala manusia sehingga mereka layak menjadi pelayan mereka. Tuhan, kata mereka, adalah Tuhannya Israel dan bangsa Israel saja. Sedangkan di luar mereka, tidak memiliki Tuhan sama sekali. Dengan alasan itulah mereka menghalalkan apa saja, darah, kehormatan, harta dan tanah milik orang lain. Mereka halalkan apa saja, sebab itu merupakan bentuk taqarub mereka kepada tuhan. Padahal, kasta tidak ada nilaiannnya dalam pandangan Allah, karena yang penting adalah ketakwaan dan keimanan seseorang. Dalam pandangan Allah, orang-orang terpilih adalah orang-orang yang tetap mengikuti agama Ibrahim, tanpa memandang kasta dan jenis.

Salah satu dari kenyataan mereka- "kami adalah bangsa pilihan Tuhan, anak-anak Tuhan, kekasih Tuhan." Kesombongan yang luar biasa. Karena itu Allah berfirman: Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar".

Kamu akan Membuat Kerusakan di Muka Bumi ini Dua Kali!

Pendapat yang paling bernas menyebut bahawa dua kali kerusakan yang dimaksudkan tentunya perlakuan yang terlarang dan yang terkejam diantara kejahatan-kejahatan lain yang pernah mereka lakukan sepanjang sejarah. Pendapat ini beranggapan bahawa berbuat onar merupakan bahagian yang dipisahkan dari mainframe psikologis mereka. Karena itu pada ayat selanjutnya al-Quran menyebut: "dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS. Al-Isra [17]: 8).



Kerosakkan Pertama yang paling dahsyat dilakukan kaum Bani Israil menurut kalangan ahli tafsir, ialah saat mereka berada di Madinah. Ketika itu mereka kembali menghadap Rasul dan menolak dakwahnya. Mereka sempat melobi Rasulullah, lalu kemudian membatalkan secara sebelah pihak seluruh kesepakatan yang dibuat bersama. Sejajar dengan pengkhianatan tersebut, mereka bekerjasama dengan kaum pagan untuk mengatasi Rasulullah saw. Tidak hanya itu, mereka bahkan berusaha meracuni dan membunuh Rasulullah saw, namun berkat pertolongan-Nya usaha mereka tidak berhasil. Sekalipun demikian, pengkhianatan demi pengkhianatan yang dilakukan Yahudi Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Yahudi Khaibar tetap berlangsung. Lalu Rasulullah memerintahkan agar mereka disingkirkan secara total dari jazirah Arab. Sejak saat itulah jazirah Arab suci dari Yahudi-Yahudi pembangkang.

Kerusakkan besar-besaran yang kedua yang dilakukan Yahudi dimulai di bumi Palestin, tepatnya di tahun 1649. Saat itu mereka mendirikan gerakan Zionis di Inggeris yang menyeru para penganut Yahudi untuk pulang ke tanah Palestin setelah pemulihan selama 1600 tahun. Oleh karena itu mereka mulai menghimpunkan action-plan berupa menghancurkan negara khilafah islamiyah yang saat itu tengah berjaya. Rencana tersebut terlaksana, khilafah Islam itu dipecah melalui serangkaian perang yang berkecamuk tanpa henti. Negara-negara yang bersistem khilafah itu dipenggal menjadi 75 negara dan negara-negara kecil. Lalu di tangan Barat negara-negara itu ditawan dan dijajah satu persatu. Di tahun 1799 mereka menyeru imigrasi ke Palestin dan bermukim di tanah milik Palestin tahun 1854 melalui tekanan negara-negara Barat. Kemudian mereka mendirikan Persatuan Israel Dunia di Perancis tahun 1860. Di tengah-tengah cengkaman penjajah di tanah Arab, mulailah pemusatan besar-besaran kaum Yahudi di tanah Palestin.

Lalu di tahun 1895 seorang Yahudi berkelahiran Austria, Hertzel menerbitkan sebuah buku "Jews State" dan menggelar Konferens Zionis pertama di tahun 1897. Konferens selanjutnya masih terus digilap hingga kini. Melalui konferens tersebut, Yahudi berhasil mendalangi Perang Dunia I dan II sehingga Inggeris mendeklarasikan Perjanjian Balfoure di tahun 1917 dan mengetuai Revolusi Komunis di Rusia pada tahun yang sama.

Melalui mandat Inggeris, rencana penundukan Yahudi dunia di tanah suci Palestin berjalan mulus. Kesemuanya merupakan konspirasi global Yahudi di seluruh dunia baik tersembunyi atau terang-terangan. Lalu di tahun 1924 negara khilafah islamiyah benar-benar berakhir. Seiring dengan keruntuhan itu, empat tahun kemudian kaum Yahudi mendirikan negara Zionis dengan sombongnya. Empat kali perang berkecamuk sengit dengan korban nyawa yang tidak berdosa melalui serangan yang tidak berperikemanusiaan. Perang tersebut menimbulkan kerusakkan besar di wilayah itu sehingga keadaannya menjadi lebih teruk daripada berpuluh-puluh tahun sebelumnya.

Apa yang terjadi di bumi Palestin sepanjang abad, dan realisasi operasi militer di akhir Julai 2006 berupa penyerangan membabi buta terhadap negara berdaulat Lebanon tanpa mengindahkan kecaman dunia internasional, merupakan bukti keserakahan, kesombongan, kejahatan dan sikap arogan yang sangat terlalu. Sekali lagi nubuwwat (ramalan) al-Quran yang tersimpan 1400 tahun terbukti lagi:

Dan Telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar". Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka bermaharajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (Al-Isra : 4-8).

Ayat ini turun lebih dari 14 abad yang lalu, akan tetapi kejahatan, keangkuhan dan tindakan babarian Israel di jantung wilayah Arab hari ini dan seterusnya akan mereka lakukan tanpa akhir. Kebiadaban pengganas Israel dan perasaan tinggi hati dengan serangkaian penghancuran terhadap infrastruktur di beberapa tempat di Palestin dan Lebanon merupakan saksi paling tepat akan keberanan al-Quran. Dengan demikian, janji Allah sudah benar-benar dekat: dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya (Yusuf : 21).

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini