Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Selasa, 22 Maret 2011

Petuah Hikmah Muslim

Adab Makan dan Minum

Wahai, Anakku ! Jika engkau ingin hidup dalam keadaan sehat tubuhmu dan bersih dari penyakit, maka janganlah memasukkan dalam perutmu makanan demi makanan. Janganlah makan, kecuali bila engkau sudah lapar. Dan ketika engkau makan, janganlah engkau penuhi perutmu dengan makanan.

Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah anak Adam (manusia) memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya.”
Wahai, Anakku ! Apabila engkau ingin makan, maka cucilah kedua tanganmu lebih dulu. Dan sebutlah nama Allah untuk makananmu dan jangan menelan makanan itu sekaligus, tetapi kunyahlah makanan itu dengan baik. Karena pengunyahan yang baik membantu pencernaan.

Makanlah makanan yang ada di depanmu dan janganlah ulurkan tanganmu ke sana dan ke sini di dalam wadah, karena hal itu termasuk keserakahan yang tercela.

Wahai, Anakku ! Janganlah engkau lakukan seperti apa yang dilakukan orang-orang yang rendah dan tidak bermoral. Maka, janganlah engkau makan di pasar maupun di tengah jalan, walaupun hanya makan buah. Karena hal itu menjatuhkan harga diri dan mengurangi wibawa orang yang berbudi.

Wahai, Anakku ! Hindarilah sifat kikir dan serakah. Apabila engkau duduk dan di sampingmu ada seorang yang engkau kenal atau tidak engkau kenal, maka ajaklah dia makan bersamamu.

Apabila masih ada sisa makanan, maka sedekahkanlah kepada orang yang membutuhkan dan jangan menganggap kecil sesuatu yang engkau sedekahnya. Karena sedekah yang sedikit mempunyai tempat yang dibutuhkan oleh orang-orang miskin. Apabila engkau memberi sedekah kepada seorang miskin, janganlah engkau mengejeknya.

Janganlah sedekahmu disusul dengan mengganggu orang yang engkau beri sedekah.

’’ Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).”

berusahalah sekuat tenaga untuk menyembunyikan sedekahmu dari orang banyak. Karena sedekah secara sembunyi memadamkan amarah Allah Ta’ala.

Wahai, Anakku ! Hindarilah makan dan minum dalam wadah-wadah yang kotor. Boleh jadi kekotoran wadah-wadah itu akan menimbulkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh pengobatan dokter maupun orang bijak.

Janganlah engkau minum, kecuali air yang bersih dari kotoran. Apabila engkau minum, maka sebutlah nama Allah sebelum minum dan jangan minum air dengan sekali teguk, tetapi minumlah dengan mengisapnya sedikit demi sedikit.

Istirahatlah sejenak di waktu minum dan hendaklah engkau lakukan itu tiga kali. Engkau selingi antara kali yang satu dan kali yang lain dengan menyebut nama Allah Ta’ala.

Apabila selesai makan dan minum, maka panjatkan puji bagi Allah yang memberimu makan dan minum, dan panjatkan syukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya yang tidak terhitung banyaknya. Semoga Allah memberimu petunjuk dan bimbingan.

LIDAH

1.      Lidah orang mukmin berada di belakang hatinya, sedang hati orang munafik berada di belakang lidahnya.

2.      Tidaklah lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya sehingga lurus lidahnya.

3.      Demi Allah, tidaklah aku melihat seorang hamba bertakwa dengan takwa yang membawa manfaat baginya sehingga dia menyimpan lidahnya.

4.      Sesungguhnya lidah ini senantiasa tidak mematuhi pemiliknya.

5.      Berbicaralah, niscaya kalian akan dikenal karena sesungguhnya seseorang tersembunyi di bawah lidahnya.

6.      Ketenangan seseorang terdapat dalam pemeliharaannya terhadap lidahnya.

7.      Lidahmu menuntutmu apa yang telah engkau biasakan padanya.

8.      Lidah laksana binatang buas, yang jika dilepaskan, niscaya ia akan menggigit.

9.      Jika lidah adalah alat untuk mengekspresikan apa yang muncul dalam pikiran, maka sudah seyogianya engkau tidak menggunakannya dalam hal yang tidak ada dalam pikiran itu.

10.  Perkataan tetap berada dalam belenggumu selama engkau belum mengucapkannya. Jika engkau telah mngucapkan perkataan itu, maka engkaulah yang yang terbelenggu olehnya. Oleh karena itu, simpanlah lidahmu, sebagaimana engkau menyimpan emasmu dan perakmu. Adakalanya perkataan itu mengandung kenikmatan, tetapi ia membawa kepada bencana.

11.  Sedikit sekali lidah berlaku adil kepadamu, baik dalam hal menyebarkan keburukan maupun kebaikan.

12.  Timbanglah perkataanmu dengan perbuatanmu, dan sedikikanlah ia dalam berbicara kecuali dalam kebaikan.

13.  Sesungguhnya adakalanya diam lebih kuat daripada jawaban.

14.  Jika akal telah mencapai kesempurnaan, maka akan berkuranglah pembicaraannya.

15.  Apa yang terlewat darimu karena diammu lebih mudah bagimu untuk mendapatkannya daripada yang terlewat darimu karena perkataanmu.

16.  Sebaik-baik perkataan seseorang adalah apa yang perbuatannya membuktikannya.

17.  Jika ringkas (dalam perkataan) sudah mencukupi, maka memperbanyak (perkataan) menunjukkan ketidakmampuan mengutarakan sesuatu. Dan jika ringkas itu dirasa kurang, maka memperbanyak (perkataan) wajib dilakukan.

18.  Barangsiapa yang banyak bicaranya, maka banyak pula kesalahannya; barangsiapa yang banyak kesalahannya, maka sedikit malunya; barangsiapa yang sedikit malunya, maka sedikit wara’-nya (kehati-hatian dalam beragama)-nya; barangsiapa yang sedikit wara’-nya, maka mati hatinya; dan barangsiapa yang mati hatinya, maka dia akan masuk neraka.

WANITA

1.      Sesungguhnya wanita (sanggup) menyembunyikan cinta selama empat puluh tahun, namun dia tidak (sanggup) menyembunyikan kebencian walaupun hanya sesaat.

2.      Sesungguhnya Allah menciptakan wanita dari kelemahan dan aurat. Maka, obatilah kelemahan mereka dengan diam, dan tutupilah aurat itu dengan menempatkannya di rumah.

3.      Sebaik-baik perangai wanita adalah seburuk-buruk perangai laki-laki, yaitu; angkuh, penakut, kikir. Jika wanita angkuh, dia tidak akan memberi kuasa kepada nafsunya. Jika wanita itu kikir, dia akan menjaga hartanya dan harta suaminya. Dan jika wanita itu penakut, dia akan takut dari segala sesuatu yang menimpanya.

4.      Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya, karena mungkin saja kecantikannya akan membinasakannya. Dan jangan pula kalian menikahi wanita karena hartanya, karena mungkin saja hartanya akan menjadikannya bersikap sewenang-wenang. Akan tetapi, nikahilah wanita itu karena agamanya. Sungguh, seorang budak hitam yang putus hidungnya, tetapi kuat agamanya, dia lebih utama.

5.      Aib yang terdapat pada seorang wanita akan terus ada selamanya. Aib ini juga akan menimpa anak-anaknya setelah menimpa ayah mereka.

6.      Kecemburuan seorang wanita adalah kekufuran, sedangkan kecemburuan seorang laki-laki adalah keimanan.

7.      Amma ba’du. Wahai penduduk Irak, sesungguhnya kalian ini seperti wanita yang mengandung. Dia lama mengandung bayinya, ketika telah sempurna kandungannya, dia melahirkan bayinya dalam keadaan mati, lalu meninggal pula suaminya dan dia pun lama menjanda. Kemudian yang mewarisi dirinya adalah orang yang jauh (kekerabatannya) dengannya.

TABIAT MANUSIA


1.      Orang-orang lemah selalu menjadi musuh bagi orang-orang yang kuat, orang-orang bodoh bagi oang-oang bijak, dan orang-orang jahat bagi orang-orang baik. Inilah tabiat (manusia) yang tidak dapat diubah.

2.      Kebiasaan itu kuat. Maka, barangsiapa yang membiasakan sesuatu pada dirinya secara diam-diam dan dalam kesendiriannya, kebiasaan itu pasti akan menyingkapkannya secara terang-terangan dan terbuka.

3.      Kebiasaan adalah tabiat kedua yang menguasai.

4.      Kebiasaan yang buruk adalah persembunyian yang tidak aman.

5.      Dan Allah membagi-bagi makhlukNya menjadi bangsa-bangsa yang berbeda negeri dan kemampuan, tabiat dan bentuk (penampilan). Dia menciptakan makhluk-makhluk dengan penciptaan yang sempurna dan menciptakannya sesuai dengan kehendakNya.

AJAL MANUSIA

1.      Barangsiapa yang panjang umurnya, maka dia akan melihat pada diri musuh-musuhnya sesuatu yang menyenangkannya.

2.      Barangsiapa yang telah genap berusia empat puluh tahun, dikatan kepadanya,” Waspadalah akan datangnya hal yang telah ditakdirkan (kematian) karena sesungguhnya engkau tidak dimaafkan. “ Dan bukanlah orang yang berumur empat puluh tahun itu lebih berhak mendapatkan peringatan daripada orang yang berumur dua puluh tahun. Sebab yang mengejar keduanya sama (satu), dan dia tidak pernah tidur dari yang dikejarnya itu, yaitu kematian. Oleh karena itu, beramallah demi menghadapi situasi yang sangat menakutkan di hadapanmu dan tinggalkanlah perkataan-perkataan yang indah-indah (yang menipu manusia).

3.      Barangsiapa yang telah berumur tujuh puluh tahun, dia akan banyak mengeluh tanpa adanya suatu penyakit.

4.      Cukuplah ajal sebagai penjaga.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini