Rasanya tidak ada seorangpun yang tidak menginginkan surga.
Rasanya tidak ada seorangpun di antara kita yang mau masuk neraka. Bukan demikian?
Suatu saat, setelah Rasulullah SAW selesai mengerjakan shalat dzuhur, beliau bertanya kepada para sahabatnya, “Siapa di antara kalian yang berpuasa pada hari ini ?”
Semua orang terdiam kecuali Abu Bakar yang menjawab,
“ Saya, wahai Rasulullah.”
Rasul bertanya lagi,
“ Siapakah yang telah bersedekah kepada kaum papa pada hari ini ?” Lagi-lagi tidak ada yang menjawab selain Abu Bakar,
“Saya, wahai Rasulullah.”
Untuk yang ketiga kalinya, Rasul bertanya,
“Siapakah yang telah menjenguk orang sakit hari ini ?”
Tidak ada yang menjawab selain Abu Bakar,
“Saya, wahai Rasulullah.”
Rasul bertanya lagi,
“ Siapakah yang telah mengantarkan jenazah pada hari ini ?” Abu bakar menjawab,
“ Saya, wahai Rasulullah.”
Rasul bertanya kembali,
“Siapakah yang telah mendamaikan dua orang yang berselisih pada hari ini ?” Abu Bakar menyahut,
“ Saya, wahai Rasulullah.”
Sejurus kemudian Rasul SAW bersabda,
“ Tidaklah seorang mukmin mengerjakan satu kebaikan di antara perbuatan tersebut kecuali satu pintu dari pintu-pintu surga kelak akan berseru di hari kiamat “ Mari masuklah ke sini.”
Abu Bakar bertanya,
“ Bagaimana jika seseorang itu mengerjakan semuanya ?”
Rasul menjawab,
“ Sesungguhnya di antara sebagaian umatku ada yang dipanggil oleh pintu-pintu surga yang ada secara bersamaan dan engkau adalah orang yang pertama kali yang dipanggil, wahai Abu Bakar. ”
Menjadi seseorang sebagaimana Abu Bakar bukan perkara mudah. Selain ia telah menunaikan puasa tak lupa ia juga menunaikan hak-hak saudaranya. Abu Bakar merupakan sosok yang mempunyai kompentensi yang sulit disaingi oleh orang lain.
Lima perkara yang dilakukan olehnya, menurut pandangan Nabi, adalah kunci-kunci surga: berpuasa (sunnah), bersedekah, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, dan mendamaikan perselisihan.
Duhai, berapa banyak dari kita yang rakus? Berapa banyak dari kita yang telah bersedekah meski berapa rupiah? Berapa banyak dari kita yang enggan menjenguk orang sakit, mengantar jenazah? Dan pertanyaan terakhir yang mesti kita jawab adalah, sejauh mana upaya kita mendamaikan permusuhan dan perselisihan yang terjadi di antara umat manusia? Atau, justeru kita tidak berrpartisipasi dalam mengurai dan menyelesaikan konflik tersebut?
Tahukah kita, kiat Abu Bakar meraih itu semua? Di dorong rasa penasaran, Imam Ali bertanya kepadanya, ” Dengan apa engkau mencapai kedudukan mulia sehingga engkau mengalahkan kami?”
Abu Bakar menjawab, ” Dengan Lima perkara :
(1) Saya mendapati Umat manusia terbelah menjadi dua kelompok: Pencari dunia dan pencari akhirat. Saya memilih menjadi pencari Tuhan.
(2) Sejak saya masuk islam, saya tak lagi merasakan kelezatan dunia sebab ma’rifah kepada Allah telah membuatku lupa darinya.
(3) Sejak saya masuk Islam, tak pernah lagi saya merasakan kesegaran air dunia sebab Mahabbah kepada Allah telah memuaskan rasa dahagaku.
(4) Tiap kali saya menghadapi dua pilihan: Amal untuk kebahagiaan dunia dan amal untuk kebahagiaan akhirat, saya memilih amal untuk kebahagiaan akhirat.
(5) Saya menemani Nabi SAW dan berusaha menjadi sahabat yang baik bagi beliau.”
Ilustrasi di atas hanya setetes dari samudera hikmah yang bisa membuat hidup kita semakin baik; baik buat diri kita dan baik untuk orang lain. Semoga kita terpacu untuk meraih kunci-kunci Syurga tersebut. Wallahu A’lam Bishawaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar