Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Selasa, 12 April 2011

Tidak Taat Berarti Rugi

Janganlah mendefinisikan orang bodoh sebatas orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan belaka. Namun, yang sebetulnya bodoh adalah orang yang tak mau menaati Allah walaupun ia

termasuk pemikir besar atau salah satu cendekiawan ternama.
Allah berfirman, “Namun sebagian besar manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sementara terhadap akhirat mereka lalai.” (Q.S. ar-Rum [30]: 6-7).

Allah mencela mereka karena pintar dalam urusan dunia tapi bodoh dalam urusan agama. Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara kebodohan dan pengetahuan yang hanya mencakup lahiriahnya kehidupan dunia. Ayat tersebut sekaligus menegaskan bahwa kehidupan dunia mempunyai dua aspek: lahiriah dan batiniah. Aspek lahiriah nya meliputi segala kenikmatan perhiasan dunia yang diketahui oleh orang-orang bodoh. Adapun aspek batiniah nya adalah bahwa ia merupakan jalan menembus ke alam akhirat. Bekal menuju ke sana berbentuk ketaatan dan amal-amal saleh.

Engkau cukup bodoh jika Allah memperlakukanmu secara baik, sayang, dan setia, sementara engkau memperlakukan-Nya dengan sikap menentang dan acuh. Yang disebut tokoh bukanlah yang memimpin manusia dan berpidato di tengah majelis atau forum, sedangkan dirinya dibiarkan tenggelam dalam kubangan dosa. Namun, yang disebut tokoh adalah yang memperbaiki diri dan insaf dan kelalaian untuk taat kepada Tuhan. Allah berfirman, “Mereka adalah para tokoh yang tidak dilalaikan oleh urusan bisnis dan tidak (pula) oleh jual beli dan mengingat Allah, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari saat hati dan penglihatan menjadi guncang. Allah akan membalas mereka dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah menambah karuniaNya untuk mereka. Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa batas.” (Q.S. an-Nur : 37-38).

Engkau sangat bodoh kalau senantiasa memperhatikan kesalahan kecil orang lain sementara kesalahanmu yang besar kau lupakan. Sungguh beruntung mereka yang disibukkan oleh aibnya sendiri hingga lupa terhadap aib orang lain.

Engkau adalah seperti dua orang manusia yang membeli sebidang tanah. Yang satu mengambil bagiannya. Lalu ia segera membersihkan tanah tersebut dari duri dan rumput. Ia mulai menanam, menuai benih, memelihara, dan menyiramkan air. Tak lama kemudian tanaman pun tumbuh, tanahnya mulai menghijau, dan berbuah. Buahnya bisa dipetik dan dimanfaatkan. Itulah contoh orang yang tumbuh besar dengan melakukan amal taat dan menjauhkan maksiat. Kalbunya bersinar, kenikmatan taat terasa, dan ia pun menunggu ganjaran upah di hari perhitungan nanti.

Adapun orang yang satunya lagi, ia membiarkan tanahnya sehingga duri dan rumput yang merusak tumbuh di dalamnya. Akhirnya ia menjadi tempat tinggal berbagai ulat dan ular. Ini adalah contoh orang bodoh yang membiarkan dirinya didiami oleh hawa nafsu dan setan sehingga kalbunya menjadi gelap dengan maksiat dan dosa. Ia tertawan oleh aneka kenikmatan dan kelezatan syahwat. Yang tumbuh di kalbunya adalah kesenangan pada yang munkar. Anggota tubuhnya juga berkembang dan suplai makanan haram. Allah berfirman, “Apakah orang yang berjalan dengan wajah tersungkur lebih mendapat petunjuk? Ataukah orang yang berjalan dengan tegak di jalan yang lurus?”(Q.S. al-Mulk : 22).

Orang yang bodoh adalah yang senantiasa memperhatikan dunia dengan mengabaikan akhirat, serta rela terhadap kehidupan dunia dan condong kepadanya. Ia sama seperti orang yang sedang didatangi singa yang siap memangsa. Namun, tiba-tiba ada seekor kutu yang menggigitnya. Ia pun kaget dan sibuk mencari kutu tersebut sehingga lupa terhadap singa tadi. Tentu saja sang singa menyerang dan menyantapnya.
Orang yang lalai terhadap Allah, sibuk dengan hal yang remeh-temeh. Sementara orang yang tidak Ialai pasti hanya akan sibuk dengan Allah. Orang yang perhatiannya sibuk dengan dunia yang hina dan fana ini sehingga melupakan akhirat yang agung dan kekal, berarti ia tertipu dan bodoh.

Lebih baik engkau kehilangan dunia tapi mendapat akhirat. ini adalah yang terbaik bagimu. Sebaliknya, betapa buruknya jika engkau kehilangan akhirat hanya untuk mendapat dunia. Betapa buruknya orang yang mencari dunia dengan menampakkan sikap zuhud di hadapan manusia. Allah berfirman, “Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan kemewahannya, niscaya Kami berikan padanya balasan amal perbuatan nya di dunia sepenuhnya dan mereka di dunia ini  takkan dirugikan. Mereka adalah orang-orang yang takkan mendapat jatah sama sekali di akhirat kecuali neraka.. Gugurlah semua amal perbuatan mereka serta terhapuslah apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. Hud :15-16).

Engkau terhitung bodoh kalau cemburu pada istrimu tapi tak pernah cemburu pada imanmu sendiri. Engkau cemburu pada istrimu karena hawa nafsu dan syahwat, sementara engkau tidak cemburu pada kalbumu karena Tuhan. Kalau engkau menjaga apa yang menjadi hakmu, mengapa engkau tidak menjaga apa yang menjadi hak Allah?

Engkau cukup bodoh kalau merasa iri dan dengki terhadap karunia yang diberikan kepada penghuni dunia. Jika kalbumu diliputi oleh kedengkian terhadap apa yang menjadi milik mereka berarti engkau lebih bodoh dan mereka. Sebab, mereka sibuk dengan karunia yang diberikan kepada mereka, sementara engkau sibuk dengan sesuatu yang tak diberikan kepadamu. Manakala mata mulai kabur, engkau segera mengobatinya. Engkau keluarkan uang dalam jumlah banyak dengan harapan bisa kembali melihat indahnya dunia.
Sementara, ketika mata batin (bashirah) kabur dan buram selama empat puluh tahun, engkau tidak pernah mengobatinya dan tidak pernah bersedih. Engkau tak pernah mencari dokter keimanan yang bisa melakukan terapi atasnya.

Allah berfirman, “Sesungguhnya mata tersebut tidak buta. Tetapi, yang buta adalah kalbu yang terdapat di dalam dada.”(Q.S. al-liajj : 46).

Engkau sungguh bodoh, sebab kalau orang-orang menyimpan makanan untuk memenuhi kebutuhan mereka, engkau menyimpan sesuatu yang berbahaya, yaitu maksiat dan hukuman Allah di hari kiamat. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ular lalu ia dipelihara di rumahnya? Begitulah yang kau lakukan.

Engkau sungguh bodoh kalau mengandalkan makhluk lalu meninggalkan pintu Sang Khaliq, Allah Ta’ala. Engkau sungguh bodoh kalau tamak terhadap apa yang ada ditangan orang dan mengharap kebaikan mereka, sementara pada saat yang sama tidak tamak terhadap apa yang ada di sisi Allah, tidak meminta kebaikan dari-Nya, serta tidak menggantungkan harapanpada-Nya. Engkau telah melakukan berbagai maksiat dari seluruh sisi. Tidakkah engkau merasa sedih dan menyesali diri? Tidakkah engkau merasa sakit akibat terjerumus pada jurang kegagalan dan kesesatan?

Orang yang cerdas adalah yang mengetahui jalan menuju Allah lalu ia meniti dan mengikuti jalan tersebut. Sementara orang yang bodoh adalah yang tersesat dan jalan ketaatan lalu meniti jalan kesesatan. Ketika berkomentar tentang orang-orang yang bodoh dan sesat, Allah berfirman, “Apabila mereka melihat jalan petunjuk, mereka tidak meniti jalan tersebut. Tetapi, apabila melihat jalan kesesatan, mereka melaluinya. Itu karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka lalai terhadapnya.” (Q.S. al-A’raf : 146).

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini