Sumber: 101 Diamonds from the Oral Tradition of the Glorious Messenger Muhamad saw., collected by Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi. Translated to english by by Lex Hixon and Fariha al-Jerrahi.
1. Tiga Kelompok Pertama yang akan Dimasukkan ke Dalam Api Neraka
Hr. ath-Thirmidzi.
Rasulullaah Muhammad saw. bersabda,
Ketika Hari Perhitungan tiba, Allah Ta’ala turun kepada manusia untuk mengevaluasi mereka. Setiap anggota kelompok spiritual akan berlutut dalam ketakberdayaan. Manusia pertama yang dipanggil adalah mereka yang mengajarkan makna batin al-quran. Manusia kedua adalah mereka yang mati di jalan Allah, sedangkan ketiga adalah mereka yang melimpah ruah hartanya. Allah pun mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada yang tiga pertama.
Kelompok Pertama
“Bukankah Aku telah mengajarkan kepadamu hikmah-hikmah dan pengetahuan yang berasal dari qalb para utusan-Ku?”
“Ya, Tuhanku.”
“Adakah perilaku lahir batinmu sesuai dengan hikmah dan pengetahuan yang telah engkau ketahui itu?”
“Aku melaksanakannya selalu, Tuhan.”
“Kau berdusta kepada-Ku, dan para malaikat pun akan melaporkan, ‘Kau berdusta’.”
Allah melanjutkan, “Kau suka dengan kata-kata semua orang tentangmu, ‘Orang ini pengajar al-quran’. Dan ketahuilah, hadiah bagimu dicukupkan dengan hal demikian.“
Kelompok Kedua
“Bagaimana engkau mati di jalan-Ku? Dengan cara seperti bagaimana?”
“Wahai, Tuhan, Engkau perintahkan aku untuk berperang dan aku mati karena mengikuti perintah-Mu.”
“Kau berdusta, dan para malaikat pun akan melaporkan, ‘Kau telah berdusta’.”
Allah melanjutkan, “Kau suka dengan kata-kata semua orang tentangmu, ‘Orang ini begitu luar biasa keberaniannya’. Dan ketahuilah, hadiah bagimu dicukupkan dengan hal demikian.”
Kelompok Ketiga
“Apakah telah Aku berikan kepadamu harta yang sangat banyak sehingga tiada pernah engkau meminta-minta kepada orang lain?”
“Benar, Tuhanku.”
“Lalu, apa yang telah kau lakukan dengan pemberian-Ku itu?”
“Aku menguatkan ikatan/ hubungan kekeluargaan (silaturahiim menurut umum) dan berinfaq.”
“Kau berdusta, dan para malaikat akan melaporkan, ‘Kau telah berdusta’.”
Allah melanjutkan, “Kau senang dengan kata-kata semua orang tentangmu, ‘Betapa dermawannya orang ini’. Dan ketahuilah, hadiah bagimu dicukupkan dengan hal demikian.”
Rasulullaah Muhammad saw. memukul lututku dan berkata kepadaku, “wahai, Abu Hurayrah, ketiga kelompok ini adalah mereka pertama yang akan dimasukkan ke dalam api neraka.”
ya Allah aku berlindung kepadamu dari niat selain-Mu dan lindungilah kami dari neraka amin...
2. Sungguh Kehendak-Ku Demi Kalian Semata
Allah Swt. Berfirman,
“Wahai, Anak-anak Adam, orang saling berkehendak hanya demi diri mereka sendiri. Sementara Aku, sungguh Kehendak-Ku demi kalian semata, tetapi kalian semua malah berpaling dari Wajah-Ku. Wahai, manusia, betapa tidak adilnya kalian kepada-Ku.”
3. Mereka yang Menolak-Ku
Allah al-A’la dan Al-Kariim berfirman,
“Barangsiapa yang Aku karuniai kesehatan dan kehidupan yang nyaman dan mereka menikmatinya selama lima tahun tanpa sekalipun bersyukur, maka mereka itulah orang-orang yang telah menolak-Ku.”
4. Mendekatlah, Wahai, Pelayan-Ku, dan Beratlah Timbangan dengan Al-Haqq!
Hr. at-Thirmidzi; Abdullah ibn ‘Amru ibn a’-As menyampaikan, bahwasanya Rasulullaah Muhammad saw. telah bersabda,
Pada Hari Kebangkitan nanti, Allah al-A’laa akan membentangkan Rahmat-Nya atas sekelompok umatku yang berdosa, jauh melampaui kelompok yang lain. Allah akan memberikan pertanyaan-pertanyaan sebelum ke-99 gulungan dokumen yang memberitakan dosa tiap jiwa dibuka. Setiap gulungan dapat dibaca oleh setiap mata yang dapat melihat.
Lalu Allah bertanya, “Apakah engkau akan menyanggah apa-apa yang terekam di dalamnya? Adakah para malaikat pencatat amalmu telah bertindak tidak adil kepadamu?”
“Tidak, Tuhanku.” Menjawab sang jiwa.
“Adakah yang ingin engkau jelaskan tentang apa-apa yang ada di dalamnya?”
“Tidak, Tuhanku.”
“Hm, sebelumnya telah tampak bahwa segala tindak tandukmu didasarkan atas pandanganmu kepada-Ku. Pada hari ini, tiada hukuman bagimu.”
Sebuah halaman tipis lalu terbuka, dengan kalimat persaksian, “Aku bersaksi bahwa tiada kebenaran (haqq) yang terlepas dari Al-Haqq, Allah al-A’laa, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah pelayan dan utusan-Nya.”
Allah meminta, “Mendekatlah, wahai, Pelayan-Ku, dan beratlah timbanganmu dengan Al-Haqq!”
Sang jiwa bertanya karena merasa tidak yakin, “Wahai, Engkau, Tuhanku, apa yang dapat memberatkan halaman tipis ini jika dibandingkan dengan gulungan-gulungan lainnya yang tampak tebal?”
Allah menguatkan keyakinan, “Aku jamin, itulah keadilan (‘adl bilqisth? ‘adil bilhaqq?).”
Segera setelah itu, satu persatu gulungan menghampar ke semua tempat. Ke-99 gulungan menjadilah terang benderang, dan halaman tipis tadi pun menjadi lebih berat. Tiada yang sebenar-benar berat selain Asma-Nya (Asmaul Husna) yang manifes pada seorang hamba.
Ket.
Qs. 7 : 8
“Timbangan pada hari itu ialah al-Haqq, maka barangsiapa berat timbangan al-Haqq nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (al-Muflihuun).”
5. Salaam Allah Bagi Penduduk Surga
“Assalaamu’alaykum, wahai, para Kekasih-Ku. Selamat datang ke dalam Keselamatan. Semoga kalian dipenuhi oleh Kehidupan-Ku. Wassalaamu’alaykum, selama-lamanya…”
6. Mengapa Kita Harus Mengenal-Nya?
Ali bin Abi Thalib ra. menyampaikan sebuah hadits qudsi yang diperoleh oleh Baginda Rasulullah Muhammad saw.,
“Barangsiapa berharap kepada selain-Ku, itu pertanda dia tak sebenar mengenal-Ku. Barangsiapa tidak mengenal-Ku, tidaklah sebenar mengabdi kepada-Ku. Barangsiapa tidak mengabdi kepada-Ku, telah melukai-Ku. Karena itu, dia yang mengagungkan selain-Ku sebenarnya telah melukai dirinya sendiri.”
Ket.
Qs. 51 : 56
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
7. Aku Tidak Pernah Menjadi Tuhan (Rabb) Yang Tidak Adil
Allah al-A’laa dan Al-Kariim berkata,
“Jika para pelayan-Ku meninggalkan syariat lahir (ibadah lahiriyyah) yang itu berguna untuk mensucikan jiwa, dan tidak menjalani pensucian jiwa, maka mereka telah memperlakukan-Ku dengan tidak adil. Jika mereka menjalani pensucian jiwa tanpa disertai kefaqiran, maka mereka telah memperlakukan-Ku dengan tidak adil. Jika mereka merasa faqir tapi enggan bermohon kepada-Ku, maka mereka telah memperlakukan-Ku dengan tidak adil. Jika mereka sedang bermohon kepada-Ku dan menanti jawabannya tanpa respon apapun dari-Ku, maka Aku-lah Yang telah memperlakukan mereka dengan tidak adil. Tetapi, ketahuilah, bahwa Aku tidak pernah menjadi Tuhan (Rabb) Yang tidak adil.”
Ket. Ayat tentang doa/ bermohon
Qs. 7 : 56
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya (ishlah-ihah) dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (khouf) dan harapan (athma’a). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat (qoriibun) kepada al-Muhsiniin.”
Qs. 2 : 186
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat (qoriib). Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam yarsyuduun (apa, ya, artinya? dari kata rasyid kah?.”
Qs. 40 : 60
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri (yastakbaruun) dari mengabdi kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.”
Qs. 7 : 55
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
8. Wahai, Para Pelayan-Ku Tersayang
Hr. Abu Dharr ra.
Rasulullaah Muhammad saw. menyampaikan pesan,
“Wahai, para Pelayan tersayang, Aku meniadakan ketidakadilan bagi Diri-Ku, begitu juga bagimu. Karena itu, adillah engkau.
Wahai, para Pelayan-Ku, kalian semua dalam keadaan tersesat kecuali yang mendapatkan bimbingan-Ku. Mohon bimbingan-Ku, maka Aku akan membimbingmu.
Wahai, para Pelayan-Ku, kalian semua dalam keadaan lapar kecuali yang Aku beri makan. Mohonlah agar Aku memberikan kalian makanan, maka Aku akan memberikanmu makanan.
“Wahai, para Pelayan-Ku, kalian semua dalam keadaan telanjang kecuali yang Aku kenakan padanya pakaian. Mohonlah kepada-Ku pakaian, maka Aku akan mengenakannya kepadamu.
Wahai, para Pelayan-Ku, sesungguhnya sepanjang malam dan siang terdapat dosa-dosamu, sementara Aku adalah Maha pengampun setiap dosa. Mohonlah ampunan-Ku, maka Aku akan mengampunimu.
Wahai, para Pelayan-Ku, meskipun engkau berpikir bahwa engkau telah merugikan-Ku karena dosa yang telah engkau lakukan, tapi ketahuilah bahwa tiada apapun yang merugikan-Ku. Meskipun engkau menganggap bahwa Aku telah diuntungkan dari amal-amalmu, tapi ketahuilah bahwa tiada apapun yang menguntungkan-Ku. Tiada satupun perilakumu yang akan mengurangi atau menambahi Kebesaran-Ku.
Wahai, para Pelayan-Ku, jika seandainya ‘aql manusia pertama hingga terakhir dan ciptaan-Ku lainnya bersatu, maka hal itu pun tiada akan menambah apapun bagi Kerajaan-Ku.
Wahai, para Pelayan-Ku, jika seandainya semua ciptaan-Ku dari awal hingga akhir bersatu untuk mengancurnkan-Ku, maka hal itu tiada akan mengurangi apapun bagi Kerajaan-Ku.
Wahai, para Pelayan-Ku, jika setiap’aql dikumpulkan dan semuanya menuntut kemuliaan dari-Ku dan Aku pun memberikan kepada masing-masingnya, maka kemuliaan itu tidak akan mengurangi harta karun yang Aku miliki. Bahkan sebuah jarum yang dicelupkan ke dalam samudra akan mengurangi jumlah air dalam samudra tersebut.
Wahai, para Pelayan-Ku, Aku hanya menilai amal berdasarkan niat kalian, dan berdasarkan niat itu pula Aku mengganjar kalian.
Wahai, para Pelayan-Ku, barangsiapa yang melihat kebaikan berada di sekitar mereka, maka mereka telah membuka pintu syukur kepada-Nya. Mereka yang melihat orang lain lebih baik daripada mereka hanya akan membuat mereka menyalahkan dirinya sendiri.
9. Para Kekasih Tersembunyi
Hr. Abu Umama ra.
Rasulullaah Muhammad saw. menyampaikan Kata-kata Allah swt.,
“Terbanyak para muqorrobun adalah mereka yang rendah hati, merasakan kesenangan dalam shalat, memuja Tuhannya dalam Jalan Yang Ku suka, dan mentaati-Ku dengan cara tersembunyi dan terang-terangan. Mereka tersembunyi, tidak diketahui banyak orang. Mereka tidak selalu ditunjuki Allah. Mereka puas dengan apa yang sedikit. Mereka bersabar dalam menerima dan menghadapi ujian.”
Rasulullaah Muhammad saw. memberikan pernyataan tentang para muqorrobun tersebut,
“Kematian mendatangi mereka dalam usia muda, sedikit yang akan menangisi mereka, dan mereka memiliki keturunan yang sedikit.”
10. Mereka yang Membayar-Ku dengan Harga Layak
Hr. Anas bin Malik ra.
Ketika Rasulullaah Muhammad saw. sedang duduk di antara jama’ahnya, mereka melihat beliau saw. sedang tersenyum begitu lebar memperlihatkan giginya. Umar bertanya, “Wahai, Rasulullaah, mengapa engkau tersenyum? Sementara senyumanmu lebih bermakna daripada senyuman bapak dan ibuku.”
Rasulullaah Muhammad saw. menjawab,
“Pada suatu hari nanti, dua orang mukmin akan berlutut di hadapaan Allah ta’ala, Sang Maha Kuasa. Mukmin penuntut akan bermohon, “Wahai, Tuhanku, anugerahi aku hadiah atas kesabaran dalam menghadapi kesakitan yang diakibatkan oleh saudaraku ini.”
Allah ta’ala berkata kepada mukmin terdakwa, “Berikan anugerah spiritual yang engkau miliki kepada saudara yang menuntutmu.”
Mukmin terdakwa menjawab, “Wahai, Tuhanku, tiada satu kebaikan pun yang aku miliki untuk diberikan kepadanya.”
Mukmin penuntut berkata, “Kalau begitu, Tuhanku, biarkan ia membawa beberapa bebanku.”
Mata Rasulullaah Muhammad saw. dipenuhi air mata, lalu berkata,
“Sungguh hari yang teramat dahsyat, sungguh mengguncangkan hati sehingga setiap orang membutuhkan orang lain untuk menanggung beban-benan mereka.”
Rasulullaah Muhammad saw. melanjutkan,
“Subhanallaah. Allaahu Akbar lalu berkata kepada mukmin penuntut, “Buka lebar-lebar matamu dan pandanglah Taman-taman Surga.”
Mukmin penuntut mengangkat kepalanya dan berseru, “Wahai, Tuhanku, aku melihat kota-kota dari perak dan istana-istana dari emas dengan puncak dari mutiara-mutiara. Para nabi atau martir seperti apa yang memiliki tempat-tempat itu?”
Allah menjawab, “Mereka yang benar-benar mampu membayar-Ku dengan harga yang layak.”
“Wahai, Tuhanku, siapa yang mampu melakukan hal itu? Tidak akan ada yang mampu, wahai, Tuhanku,” Mukmin penuntut berkata.
“Kau mampu.” Allah menjawab.
“Benarkah? Bagaimana caranya, wahai Tuhan?”
“Dengan memaafkan saudaramu.”
“Wahai, Tuhanku, sekarang juga aku maafkan ia.”
Allah ta’ala melanjutkan, “Sekarang gandenglah tangan saudaramu, dan bawa ia bersamamu memasuki Surga.”
Rasulullaah Muhammad saw. bersabda,
“Senantiasalah mencintai-Nya dan berdamailah selalu dengan saudara-saudaramu, maka Allah pun akan memberikan keselamatan dan kedamaian pada hari Penghisaban nanti.”