Sungguh, jarang manusia yang hatinya mendapat siraman kedamaian, musyahadah (penyaksian), dan kedekatan (kepada Allah). Mereka tidak merasakan sakitnya mahupun bala'nya taqdir. Mereka lewatkan hari-hari penuh bencana itu, tanpa ia menyedarinya. Kemudian mereka memuji Allah swt. dan ia mensyukuri-Nya. Mereka itulah para Muwahhidin kerana tidak pernah menentang kehendak dan ketentuan Allah swt. Sesungguhnya bencana-bencana itu juga turun kepada mereka, sebagaimana ia turun kepadamu. Tetapi sebahagian mereka bersabar dan sebahagian yang lain telah fana dalam menghadapinya. Merasa sakit adalah ketika imannya masih lemah, kemudian dapat bersabar ketika iman masih kecil, dapat menerima ketika iman menginjak baligh, dan dapat meredhai ketika iman telah mencapai tingkatan yang dekat (di sisi-Nya).
Cinta Allah swt. bukanlah sesuatu yang mudah hingga setiap orang bisa mengaku-aku. Betapa banyak orang yang mengaku menjadi kekasih Allah swt., padahal sebenarnya ia jauh dari-Nya. Dan betapa banyak orang yang tidak mengaku menjadi kekasih-Nya, sedangkan ia berada di sisi-Nya.
Janganlah kamu menghina seorang pun dari kaum muslimin. Sesungguhnya rahsia Allah swt. itu tersembunyi pada diri mereka. Tawadhu'lah, jangan sombong terhadap hamba-hamba Allah swt.
Barangsiapa banyak melakukan kedurhakaan dan banyak melakukan kesalahan namun ia tidak menyesal dan bertaubat, sungguh ia telah menginginkan kekufuran.
Wahai anak muda, wajah-wajah kebaikan yang kamu sukai itu dari cinta yang naqish (kurang). Kamu masih selalu melihatnya. Cinta yang benar tidak pernah berubah. Kasih sayang Allah adalah yang kamu lihat dengan mata hatimu. Itulah cinta para siddiqin, bukan sekadar cinta dengan keimanan, tetapi dengan keyakinan. Tabir yang menghalangi mata telah terbuka dan tersingkap oleh mata hati.
Ya Allah, berilah kami rezeki berupa kasih sayang-Mu, bersama ampunan dan keselamatan.
Syeikh Abdul Qadir al-Jailani
Petikan Majlis Kedua Puluh, al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani
Menjadi Kekasih Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar