Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Senin, 27 September 2010

Mencari Rezeki yang Halal

“Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal salih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan” (Al Mu’minun (23) : 51). “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian“ (Al Baqarah (2) : 72).Rasulullah SAW tak henti-hentinya menghimbau umatnya untuk berwirausaha guna mencari rezeki Allah yang halal. Islam mengajarkan bahwa rezeki tak bisa ditunggu, tapi harus dicari, atau pasnya dijemput. Tuhan menurunkan rezeki sesuai dengan usaha yang dilakukan manusia. Seberapa besar manusia mencurahkan pikiran dan tenaga, sebesar itu pula Tuhan menurunkan karunianya. Dalam surah Al Jumuah ayat 10 Allah berfirman, “Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung“.

Firman Allah dalam surah Al Baqarah ayat 172 diatas, menurut Ahmad Musthafa Al Maraghi menekankan pentingnya bagi seorang Muslim untuk mengkonsumsi makanan yang halal, bersih dan lurus. Yang halal ialah yang tidak mengandung kedurhakaan terhadap Allah ; yang bersih tidak mengandung perkara yang melupakan Allah ; yang lurus berarti yang menahan nafsu dan memelihara akal.Ibn ‘ Asakir meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Diantara hal-hal yang langka di akhir zaman adalah dirham (uang) yang halal dan saudara (teman) yang bisa dipercaya“.Islam mengajarkan bahwa mengusahakan rezeki yang halal, bagi setiap Muslim yang ingin selamat hidupnya di dunia dan di akhirat merupakan sebuah kewajiban. “Bagi seorang Muslim, rezeki yang dicari dan dimakannya haruslah yang halal dan berkah. Karena rezeki seperti ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan kita,“ demikian antara lain ujar Sulaiman Al-Kumayi dalam bukunya ‘Rahasia Memperoleh Rezeki Halal & Berkah“.

Dalam sebuah hadis dikemukakan, ketika Rasulullah SAW menjabat tangan Sa’ad bin Mu’azd ia merasakan kedua telapak tangannya keras dan kasar karena selalu dipergunakan untuk bekerja. Lalu Nabi SAW bersabda, “Ini adalah kedua telapak tangan yang dicintai Allah SWT“.Ketika kita mencari rezeki yang halal dan terus bekerja kita mendapatkan berbagai kesulitan dan tantangan, maka kesulitan tersebut akan menghapuskan dosa-dosa yang tidak bisa dihapuskan oleh shaum dan salat. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadis riwayat Abu Nuaim. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang mencari rezeki yang halal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sejajar dengan mujahid dan syuhada. Beliau bersabda, “Barangsiapa mencari rezeki halal untuk menafkahi keluarganya, ia laksana mujahid (pejuang) di jalan Allah. Barang siapa mencari harta halal untuk menjaga diri dari keharaman, ia berada pada derajat syuhada (orang-orang yang mati syahid)“ (HR.Muslim). “Barangsiapa memakan makanan yang halal selama empat puluh hari, niscaya Allah akan menyinari hatinya dan mengalirkan sumber-sumber kebjiakan dari hatinya ke lidahnya“ (HR.Abu Nu’aim).

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini