Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Kamis, 30 September 2010

Rahasia Kesuksesan Nabi Sulaiman



Nabi Sulaiman adalah putra Nabi Daud. Ia adalah orang yang telah diberi hikmah, sebuah karunia besar yang tidak diberikan kepada semua orang, sebagaimana disebut dalam Al-Quran:

Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yg lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka (Daud dan Sulaiman) telah Kami berikan Hikmah dan ilmu. (QS 21:79).

Allah memberikan hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, maka ia benar-benar telah dianugerahi nikmat yang banyak (QS 2:269).

Saat berumur 11 tahun Sulaiman as telah mampu membuat keputusan hukum atas sebuah peselisihan yang terjadi di masyarakatnya (Ensiklopedi Nabi-nabi Allah, Ahmad Bahjat, hal 577). Hal tersebut dikisahkan dalam Al-Quran:

Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yg diberikan oleh mereka itu, (QS 21:78).

Setelah dewasa, Sulaiman menjadi nabi dan raja bagi bangsa Israel yang sukses, bergelimang kekuasaan dan harta. Al-Quran melukiskan kekuasaan nabi Sulaiman dengan kemampuannya mengendalikan angin, berbicara dengan binatang, dan menguasai bangsa jin.

Bagaimana menurut Kitab Perjanjian Baru yang banyak memuat kisah Sulaiman? Berdasarkan Kitab itu, Steven K. Scott menulis sebuah buku berjudul (terjemahan dalam bahasa Indonesia) Rahasia Kesuksesan, Kemakmuran, dan Kebahagiaan Raja Sulaiman, Manusia Terkaya yang Pernah Ada.

Apa saja rahasianya? Inilah daftar ringkasnya:

* Ketekunan

Apakah Anda melihat seorang yang tekun dalam pekerjaannya? Dia seharusnya berdiri di depan raja. --Kitab Amsal Sulaiman 22:29

Orang yang tekun berhak mendapat perhargaan dari raja, sebuah imbalan tertinggi dalam sebuah masyarakat monarki seperti jaman dahulu.

Orang Arab mengenal pepatah Man Shabara Dhafara, yang terjemahan bebasnya adalah siapa yang sabar, tekun, ulet, dialah yang akan meraih sukses.

Ketekunan adalah kunci pertama dan utama untuk meraih keberuntungan dan kesuksesan. Secerdas apapun orang, jika tidak memiliki ketekunan, maka ia akan sulit menemui keberhasilan.

Ketekunan adalah ketrampilan yang dapat dipelajari dengan mengkombinasikan: keuletan kreatif, usaha cerdas yang direncanakan dengan tepat, dan efektif untuk mendapatkan hasil yang murni dan berkualitas tinggi.

* Memiliki Visi

Tanpa visi, orang akan mati. --Kitab Amsal Sulaiman 29:18

VISI adalah tujuan yang pasti dan jelas dengan suatu rencana danjadual rinci untuk mencapai tujuan itu.

* Memiliki Harapan

Harapan yang tak terpenuhi menyakitkan hati; tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan. --Kitab Amsal Sulaiman 13:12

Orang Islam megenal ayat:

Janganlah kamu berputus asa dari rakhmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yg ingkar. --QS Yusuf 87

HARAPAN adalah keyakinan logis dan pasti bahwa visi spesifik (tujuan, keinginan, atau janji) akan dicapai atau dipenuhi dalam waktu tertentu.

* Komunikasi yang Efektif

Hati orang bijak mengajari mulutnya dan menambahkan kemampuan membujuk pada bibirnya. --Kitab Amsal Sulaiman 16:23

Suatu jawaban yang halus menghilangkan kegusaran, tetapi kata-kata yang buruk akan memicu kemarahan. --Kitab Amsal Sulaiman 15:1

Suatu kata yang diutarakan dengan tepat adalah seperti apel emas dalam lukisan dari perak. --Kitab Amsal Sulaiman 25:11

Dia yang menjawab suatu masalah sebelum dia mendengarnya, itu adalah tindakan yang bodoh dan memalukan untuk dia. --Kitab Amsal Sulaiman 18:13

Ketika ada banyak kata-kata, kesalahan tak terhindarkan. Tetapi, dia yang mengontrol bibirnya adalah bijak. --Kitab Amsal Sulaiman 10:19

Suatu lidah yang sehat adalah pohon kehidupan. --Kitab Amsal Sulaiman 15:4

* Bermitra dengan Orang Baik dan Orang yang Tepat

Jauhi mitra yang: (1) tidak memiliki integritas,
(2) pemarah dan pendendam,
(3) orang bodoh atau bebal,
(4) menawarkan banyak hasil dengan sedikit bekerja atau jalan pintas,
(5) memiliki rayuan yang ekstrem,
(6) cenderung pada gosip dan membesar-besarkan rumor,
(7) tidak taat pada aturan, hukum, dan tata krama.

* Berbahagialah

Sebuah hati yang bahagia adalah obat yang manjur; tetapi semangat yang rusak mengeringkan tulang. --Kitab Amsal Sulaiman 17:22

Orang Jawa mengenal istilah: nrimo ing pandhum. Selalu bergembira dengan apapun yang diberikan Tuhan kepadanya.

Orang Islam mengenal istilah La Tahzan atau jangan bersedih.

KEBAHAGIAAN adalah kesenangan terdalam yang konsisten, terus-menerus, dan abadi.

* Miliki 4 Sifat

(1) Kebaikan,
(2) Kejujuran,
(3) Murah Hati,
(4) Keramahan.

* Mampu Mengatasi Konflik

(1) Memahami konsekuensi potensial dari konflik,
(2) Carilah nasehat sebelum terlibat dalam konflik,
(3) Pertahankan tujuan win-win solutions bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik,
(4) Jangan menanggapi kebodohan dalam cara dia menyerang,
(5) Jangan ungkapkan informasi rahasia,
(6) Jangan memperpanjang konflik,
(7) Beri hadiah tak terduga,
(8) Segera memaafkan.

* Jangan Rakus

Demikianlah jalan dari setiap orang yang rakus akan keuntungan; yang mengambil nyawa orang yang memilikinya. --Kitab Amsal Sulaiman 1:19

KESERAKAHAN adalah suatu keinginan yang sangat besar sehingga menciptakan kerelaan untuk melakukan segala yang diperlukan guna mendapatkannya.

* Jangan Sombong

Kecongkakan mendahului kehancuran, dan kesombongan mendahului kejatuhan. --Kitab Amsal Sulaiman 16:18

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini