Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Selasa, 05 Oktober 2010

MELURUSKAN NIAT

Alkisah seorang Guru yang mempunyai beberapa Murid dengan bermacam latar belakang, ada yang mantan Preman, seorang Akademisi, seorang Politisi, seorang Pengusaha, & seorang Santri . Kelima orang tersebut mempunyai tujuan yang sama, yakni ingin mencari Tuhan, mereka mempunyai keinginan yang sama meskipun latar belakangnya sama sekali berbeda. Tak terkecuali si Santri yang sebenarnya sudah tamat baca Al Quran berkali kali tetapi masih merasakan kekeringan jiwanya.

Suatu hari kelima murid tersebut mendatangi sang guru secara bersamaan, mereka menginginkan suatu amalan ataupun cara untuk mengenal Allah. Singkat cerita sang guru memberikan amalan kepada kelima murid tersebut dengan amalan yang berbeda-beda, ada yang Qulhu, Ayat Kursi, Al Fateha dsb, yang masing masing harus dilakukan setelah sholat lima waktu dan sholat tengah malam selama 40 hari.

Empat puluh hari pun berlalu, kelima murid kembali mendatangi sang guru untuk memberi kabar perkembangan spiritual mereka.

Sang Guru bertanya : "Wahai murid muridku, bisakah kalian menceritakan pengalaman yang kalian dapatkan setelah empat puluh hari ?"
Murid 1, dengan bangganya dia berkata : "Saya telah menemukan Tuhan, sekarang saya bisa menyembuhkan orang sakit, saya bisa mengobati orang hanya dengan segelas air".
Murid 2, juga tak mau kalah berkata : "Saya telah mengenal Tuhan, saat ini saya bisa melihat sesuatu yang akan terjadi (tahu sebelum kejadian)".
Murid 3, dengan tangkasnya juga menceritakan : "Saat berdzikir, tubuh saya bisa melayang layang, saya bisa pergi ke mana mana untuk melihat suatu tempat tanpa berpindah dari tempat duduk".
Murid 4 : "Usaha saya mengalami kemajuan pesat, order berdatangan, sampai harus menolak nolak order, rezeki saya berlimpah limpah".
Murid 5 : "Saya merasakan kebahagiaan yang sangat, kenikmatan, keheningan, adem ayem, tentram, mantheng….seakan-akan nggak mau ngapa-ngapain lagi…"
Mendengar penuturan murid muridnya sang Guru bertanya : "Apakah kalian sudah merasa mengenal Tuhan?"
Murid muridnya serentak menjawab : "…… Ya…!! Kami telah mengenalNya…".
Dengan sedikit menggoda Sang Guru pun kembali bertanya : "Jika suatu saat apa yang kalian semua alami itu tidak terjadi atau sebaliknya bagaimana ? Apakah kalian masih tetap merasa mengenal Tuhan ?"
Murid : "…!@#$$%%^^&&&***()!!!???????^%$^^^" ( mereka semua tidak bisa menjawab pertanyaan sang guru yang tidak disangka sangka itu, diam-diam ada rasa ketakutan kalau nggak bisa menyembuhkan orang lagi, nggak bisa melayang-layang lagi, rezekinya berkurang, dsb )
Dengan bijaksana sang guru memberi wejangan : "Tuhan itu seperti sangkaan hambanya, jika kalian merasa mengenal Tuhan sebatas yang kalian alami/rasakan saja maka Tuhan kalian hanya sebatas itu. Tetapi jika kalian memperluas sangkaan, maka akan lebih luas/besar lagi yang kalian dapatkan".
Sambil terbengong bengong sang murid memberanikan diri bertanya : "Maksud Guru bagaimana ?".
Sang Guru berkata : "Mulai saat ini, tinggalkan/letakkan pengalaman semua itu……" (murid muridnya semakin bingung, mereka berkata dalam hati, guru ini bagaimana sih, kita yang sudah mulai menemukan Tuhan & merasa enak kok malah disuruh berhenti / meletakkan semua itu.). "Kalian kembalilah ke sini bulan depan, gantilah dzikir yang telah kuberikan dahulu dengan menyebut Allah…Allah… Allah…amalkan apa yang telah kuberikan tetapi dengan satu syarat, sekali lagi tinggalkan pengalaman pengalaman kalian 40 hari kemarin".

Satu bulan pun telah berlalu, sang Guru kembali berkumpul dengan murid muridnya, seperti biasa sang guru memulai pembicaraan dengan menanyakan : Apa yang kalian dapatkan setelah satu bulan ?
Kali ini jawaban mereka tidak seheroik jawaban bulan kemarin, Sang Murid menjawab dengan rasa Tawadu'
Murid 1 menjawab : SUBHANALLAH….
Murid 2 menjawab : ALHAMDULILLAH
Murid 3 menjawab : ALLAHU AKBAR
Murid 4 menjawab : LAA ILA HA ILLALLAH
Murid 5 menjawab : LAA HAULA WALLA QUWATTA

HANYA SESINGKAT ITUKAH JAWABAN MEREKA ….????????
Sang Guru pun tersenyum mendengar jawaban murid muridnya karena dia telah berhasil menemani/menghantarkan murid-muridnya untuk menemui Tuhannya yang tidak dapat diwakili dengan Kata Kata, Kondisi ataupun Rasa. Karena mereka telah menemukan sumber kehidupan yang sama, tanpa mereka mengutarakan satu sama lain tetapi mereka sudah saling memahami. Mereka telah menjadi saksi.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini