Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Kamis, 10 November 2011

INDAHNYA PERJALANAN HIDUP MANUSIA DALAM TAKDIR


Dalam menjalani kehidupan ini, Alhamdulillah sudah banyak orang yang bersyukur (berterima kasih) atas segala karunia Allah SWT dan membuktikan nilai-nilai syukurnya dalam kehidupan sehari-hari. Namun tidak sedikit pula orang yang suka mendiskreditkan takdir dan berani menyalahkan Allah SWT. Benarkah Allah SWT tidak adil ?….. Apakah kesengsaraan seseorang karena kesalahan takdirnya ?….. Apakah semua orang yang sukses selalu disayang Allah SWT ?….. Apakah takdir membuat seseorang seperti wayang yang tidak punya daya apa-apa ?….. jawabannya adalah TIDAK, TIDAK dan TIDAK.

Segala sesuatu di dunia ini memang sudah tertulis di Lauh Mahfud sebelum diciptakan (QS. 57:22) agar manusia tidak berduka cita atas apa yang telah luput darinya dan tidak terlalu gembira atas apa yang diperolehnya (QS. 57:23). Ketentuan Allah SWT sudah sedemikian terukur rapi dilengkapi dengan sarana, persiapan, sesuai naluri, sifat dan fungsi masing-masing (QS. 25:2) yang ditujukan untuk memfasilitasi kehidupan manusia (QS. 22:65) sebagai Khalifah di muka bumi (QS. 2:30, 38:26).

Dalam ketentuan tersebut, Allah SWT sudah membentangkan jalan dan sebab musababnya (QS. 18:84-92), memberikan kebebasan kepada manusia untuk bisa merubah dirinya (QS. 13:11), memilih kehendak (QS. 17:18-19, 3:152, 4:134) dan punya planning masa depan (QS. 59:18). Semua yang baik dari Allah SWT dan semua yang buruk akibat ulah manusia (QS. 4:79) dan perbuatan baik atau buruk akan kembali kepada pelakunya (QS. 17:7) agar merasakan hasil kebaikan atau sanksi keburukan tanpa adanya unsur penganiayaan karena Allah SWT tidak menganiaya hamba-Nya (QS. 41:46) dan tidak menganiaya apa saja yang ada di alam semesta ini (QS. 3:108) bahkan Allah SWT telah menetapkan diri-Nya untuk selalu sayang terhadap hamba-Nya (QS. 6:12).

Sebagai bukti kasih sayang Allah SWT, Manusia diberi Al-Qur’an sebagai pedoman yang meyakinkan (QS. 2:2) agar bisa bahagia (QS. 20:2), memperoleh kemuliaan (QS. 21:10) dan menjadi obat serta rahmat (QS. 17:82).

Saat manusia ingin bukti nyata, Allah SWT mengutus Rasul untuk menjadi suri tauladan (QS. 33:21, 60:6), rahmat seluruh alam (QS. 21:107), memberi kabar gembira dan peringatan (QS. 2:119) agar seluruh hidupnya bernilai ibadah (QS. 98:5) karena memang manusia diperintahkan untuk beribadah (QS. 51:56) dan ternyata seluruh alam pun beribadah dan bertasbih (QS. 24:41).

Allah SWT selalu mengasihi hambaNya dengan memberikan balasan atas sekecil apapun perbuatan hamba-Nya (QS. 98:7), balasan berlipat ganda bagi yang beramal plus (QS. 2:245), tidak menyiksa selama mereka mau beristighfar (QS. 8:33), mengganti keburukan dengan kebaikan (QS. 25:70) serta menghapuskan dosanya (QS. 29:7).

Jika dilihat dari keterangan di atas, kita tahu dan faham bahwa kehendak dan takdir Allah SWT selalu dipenuhi kasih sayang dan keadilan. Sekarang kita coba bandingkan dengan kehendak manusia dan cara menyikapi hidupnya ?…..

Manusia ditinjau dari sisi negatifnya selalu mengeluh saat ditimpa kesusahan dan kikir saat mendapat kesenangan/kebaikan (QS. 70:20-21), maunya bermegah-megahan sampai wafat (QS. 102:1-2), selalu minta cepat/tergesa-gesa (QS. 17:11), tidak bersyukur (QS. 2:243) bahkan bisa melampui batas saat merasa dirinya cukup (QS. 96:6-7) dan lain sebagainya.

Manusia ditinjau dari sisi positifnya adalah makhluk yang beriman dan beramal shaleh (QS. 4:122), cepat berbuat baik (QS. 23:61), suka membantu (QS. 5:2), suka memberi saat sempit atau lapang, mampu menahan amarah dan memaafkan (QS. 3:134), mengutamakan kepentingan orang lain (QS. 59:9), sabar (QS. 11:11), tawakkal (QS. 8:2), yakin (QS. 45:4), mau berhijrah dan berjihad di jalan Allah SWT (QS. 2:218) dan lain-lain sampai menjadi umat yang terbaik (QS. 3:110).

Dalam menyikapi takdir Allah SWT, lebih baik kita selalu menerima apa saja yang Allah SWT berikan dengan action yang positif (QS. 51:16) dengan selalu bersyukur yang pasti akan menambah kenikmatan (QS. 14:7), selalu bersabar dalam perjuangan (QS. 8:65), selalu berusaha (QS. 9:105) yang dilandasi etos kerja tinggi dan cinta kepada Allah SWT (QS. 94:7-8) serta tawakkal [usaha maksimal, hasilnya diserahkan kepada Allah SWT] (QS. 65:3) agar kita dicintai Allah SWT dan mendapat pertolongan-Nya (QS. 3:159-160).

Yakinlah bahwa Allah SWT tidak akan meninggalkan dan membenci kita (QS. 93:3), Allah SWT selalu bersama orang yang bertaqwa dan berbuat baik (QS. 16:128), Allah SWT akan menolong dan memantapkan kedudukan kita (QS. 47:7). Insya Allah kita akan merasakan surganya dunia dan akherat (QS. 55:46). Semoga kita tergolong orang yang bahagia, sukses dan selamat di dunia sampai akherat. Amin Ya Robbal Alamin.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini