Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Selasa, 01 November 2011

Iri & Dengki




Grandsyeh kita berkata, "Tidak ada sifat iri di Surga!" Tidak ada sifat yang lebih buruk dari iri. Iman (keyakinan) tidak bisa hadir bersama iri. Semua kesedihan dan kesulitan adalah hasil dari sifat dengki. Ini buruk di kalangan orang - orang biasa, dan bahkan lebih buruk lagi di kalangan orang - orang terpelajar. Bila tidak ada dengki, orang menjadi sangat bersih bagaikan berjabat tangan dengan para malaikat.

Di lingkungan anak - anak, yang paling besar akan mengambil semua untuk dirinya sendiri. Ketika sesuatu dibawakan untuk anak-anak kecil tersebut, yang lebih tua akan merebutnya dari mereka.

Dengki adalah tabir yang menyelimuti hati. Sifat ini muncul di antara manusia dengan Tuhannya. Kamu bisa temukan sifat iri di antara semua orang, di mana - mana. Ketika seseorang menjadi bersih dari dengki, tabir ini tersingkap. Pada saat itu ia bisa melihat Rasulullah (saw). Saat itu seakan kamu bermimpi, tapi kamu dalam keadaan sadar dan mampu berbicara dengan beliau. Beliau akan terlihat dalam tubuh spiritual.

Satu tanda kiamat, hari - hari akhir, adalah dengki. Sifat ini bagaikan lepra, penyakit kronis pada kulit. Bila kamu duduk bersama seorang penderita, mungkin kamu terjangkit juga. Itulah sebabnya ada rumah sakit khusus untuk mereka.

Saat ini sifat iri menjalar seperti api di antara semua orang, semua pemimpin, semua orang-orang terpelajar, bahkan para wanita. Sifat ini seperti samudra lautan. Di dalamnya hidup sifat-sifat buruk. Bahkan satu gelas saja dari lautan ini akan menghidupi jutaan bakteri yang mematikan. Iblis jatuh dari kemuliaan karena 'hasad', sifat iri. Qabil dan Habil mengetahui semua hal mengenai dengki. Setiap orang yang melihat orang lain dengan rasa iri akan dilempar dari rahmat Allah. Selama ada sifat iri, akan ada kegelisahan dalam hati.

The Teachings of Grandshaykh Abdullah Faiz ad-Daghestani
by Maulana Shaykh Nazim al-Haqqani

Diterjemahkan oleh: Ermita Mangkona

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini