Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Senin, 27 September 2010

Hidup itu mencintai dengan Ikhlas


Hidup adalah berkah terbesar manusia,hidup itu senyuman,hidup itu tangisan,hidup itu senang,hidup itu sedih,hidup itu mudah,hidup itu sulit,seberapa ikhlas kita menjalani hidup ini?..

sering kita pikir hidup itu nggak adil ada yang dilahirkan lebih tampan,atau lebih cantik dari kita,ada yang lebih kaya dari kita,kita sering iri sama orang lain,sering kita pikir tuhan gak adlil sama kita,hingga kita gak ikhlas menjalani hidup kita,padahal keikhlasan itu salah-satu cara menuju kesuksesan!!

Apa??gak percaya??oke ayo kita lakukan perbandingan!!pertama dari hal yang paling umum!!BELAJAR!!

coba deh belajar mata pelajaran yang kamu gak suka,ber jam-jam!! atau seharian,pasti mumet dan gak mood kan??,terus,coba belajar mata pelajaran yang kamu suka,tapi sebentar aja,pasti rasanya kangen dan gak cukup waktunya kan?hasilnya?jelas yang kita lakukan dengan senang hati dan bahagia pasti lebih banyak masuk keotak,itu dia fungsi keikhlasan!!

eh,tapi ada yang kelupaan,,ikhlas itu apa yah artinya??karena saya gak terlalu paham,saya jawab sebisanya yah??,Ikhlas itu,tidak pamrih,hidup sebaik-baiknya kita hidup,memberi tanpa meminta kembali,dan melupakan keburukan yang kita terima dari orang lain!!

OK!,next..cara mencintai dengan ikhlas

IKHLAS DALAM MENCINTAI TUHAN

Ikhlas dalam mencintai Tuhan?,sulit sih sepertinya,apalagi kita gak bisa lihat tuhan kita,malah kadang kita meragukan keberadaan sang pencipta..Astagfirullah..

selama ini kita ibadah karena apa yaaaaa??waktu sekitar umur 5-9 taun saya jawab disuruh Allah,atau..biar dapet pahala,naah ini namanya gak ikhlas,maklum masih anak-anak(gak mao disalahin >.< heeheee)

Ikhlas mencintai tuhan itu mungkin(mungkin lho yaaa),beribadah tidak mengharapkan pamrih,baik beribadah ke-sesama manusia,ataupun beribadah ke Allah,tapi,apa bisa kita mencintai Allah sedangkan ibadah kita bukan karena-Nya,melainkan mengharapkan pahala dan surga,tapi apa itu salah??

Coba kita kembali ke episode sebelumnya(cieeeeh),”ikhlas itu tidak pamrih” kalau mengharapkan pahala,dan surga,apa kita pamrih?,apa kita beribadah karena cinta kita kepada sang pencipta?atau demi kepentingan kita mendapatkan imbalan?

Seorang Ustad menjawab,sesuka-sukanya seseorang melakukan sesuatu pasti ada kalanya bosan,seperti halnya ahli ibadah,jadi Allah yang Maha mengetahui segala-sesuatunya memberi kita iming-iming yaitu pahala dan surga-Nya,jadi kita termotivasi,kira-kira seperti itu.(ga’ pandai menjelaskan heeheeehee)

Sekarang kita beralih ke episode berikutnya(asli penulisnya mabok nih wahaha)

IKHLAS MENCINTAI SESAMA MANUSIA

Ini adalah tingkat lebih mudah dari mencintai Tuhan,contoh paling sederhananya adalah mencintai ”kekasih”,kira-kira,apa kita terus mencintai seseorang kalau cinta kita tidak diperhatikan,atau tidak dibalas?(pengalaman pribadi penulis heehee)

Nah,tadi mah Cuma pemanasan penulis,gak ada hubungannya sama IKHLAS mencintai sesama manusia,percaya gak percaya Ikhlas mencintai manusia adalah cara supaya kita bisa mencintai Allah,dan dicintai Allah,beruntung kan kita kalo gitu?,dicintai sama sang Maha pencipta,nah biar pada percaya Ikhlas mencintai manusia sangat berpengaruh terhadap mencintai Allah,yuk kita baca cerita berikut ini!!

Dalam kitab Al-Mahabah, cinta kepada Allah adalah puncak dari segala tujuan (al-ghoyatul ghoyah) seluruh maqom spritiual. Surga adalah imbalan sepantasnya bagi kecintaan kepada Allah. Tapi menurut Ghazali kenikmatan surga tidak ada artinya dibanding kenikmatan perjumpaan dengan Allah. Bahkan ditegaskan dalam bahasa para sufi, meminta surga tanpa mengharap perjumpaan dengan Allah adalah tindakan nothing, stupid ! hix…hix…hix….

Sejujurnya, pasti kita semua pengennya surga, gak ada yang bercita-cita masuk neraka, meski untuk bertemu idola kita misalnya yang kebetulan anggota naar, so apa iya, sholat dan puasa adalah tiket cespleng nyampe ke surga …? Yok, lihat kisah berikut.



Alkisah sufi besar Abu Ben Azim terbangun di tengah malam. Kamarnya terang benderang oleh cahaya, dan ditengah cahaya itu ada sosok makhluk (yg ternyata malaikat) dengan sebuah buku ditangan. Sedang apa Anda ?” Tanya Abu Ben pada malaikat tersebut. ”Saya sedang mencatat daftar pecinta Allah “ jawab malaikat. Adakah nama saya tercantum disana wahai malaikat ? tanya Abu Ben harap-harap cemas. Malaikat menyodorkan buku yang dipegangnya, Abu Ben melihatnya dan tak lama kemudian dia kecewa, tidak ada namaku disini. Namun dia segera bercermin, ”yah, mungkin aku memang terlalu kotor untuk menjadi pecinta Allah, kalau demikian, biarlah sejak malam ini aku menjadi pecinta manusia saja.



Beberapa malam kemudian, ia terbangun lagi di tengah malam. Kamarnya kembali terang benderang, malaikat yang bercahaya itu hadir kembali. Namun Abu Ben terkejut karena kini namanya tercantum di rating teratas daftar pecinta Allah (bukan AGB Nielsen). Wahai malaikat, bukankah aku bukan pecinta Allah ? aku hanyalah pecinta manusia. Kata malaikat, ”baru saja Allah berkata bahwa engkau tidak akan pernah bisa mencintai Allah hingga engkau mencintai sesama manusia”. Ups ! rupanya Abu Ben kemudian memproyeksikan cinta dan rindunya kepada Allah dengan berbagi kasih kepada kaum fakir miskin, dia dekati dan belai anak yatim, dia curahkan cinta itu kepada mereka. Dan memang dalam sebuah hadist Qudsi Allah berfirman, ”Aku tidak menjadikan Ibrahim sebagai khalil (kekasih)Ku melainkan karena ia memberi makan fakir miskin dan sholat ketika orang-orang tertidur lelap.

Gituuuuuu…hehehe,nah sekarang yang terakhir,setelah bisa ikhlas mencintai Allah,dan Manusia,baru kita mulai Ikhlas menjalani hidup!!

Hidup tanpa cinta itu hampa,cinta tanpa keikhlasan itu nafsu,hidup itu indah kalau kita menjaga nafsu,hidup itu indah kalau kita Ikhlas…

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini