Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Jumat, 24 September 2010

Abunawas Ingin Pulang Ke Oasenya

Oase menyejukkan nan bening itu, begitu dirindukan Abunawas (maaf, nama ini cuma sembarang saja saya temukan). Abunawas merindukan oase yang terletak tak jauh dari rumahnya dahulu. Tempat dimana ia, layla, Khalil, dan Salman bermain, hampir tigapuluh tahun yang lalu. Ya Abunawas merindukan oasenya. Betapa ia sangat ingin pulang ke oasenya itu bersama istrinya tercinta . Tetapi apa daya, jarak nyang begitu jauh menjadi kendala. Belum lagi biaya yang dibutuhkan begitu besar.

Meski begitu keinginan pulang ke oasenya itu tak bisa luput dari benak Abunawas. Abunawas terus memikirkan oasenya.Tiada hari tanpa memikirkan keindahan oasenya. Tiada hari tanpa angan-angan nan indah tentang nikmatnya meminum air dari tadahan tangannya di oase itu. Sungguh, saat penat, lelah sepulang kerja setiap hari, yang ia angankan adalah osaenya. Itulah obat penawar penat dan dahaga yang tertanam kuat di benak Abunawas. Dan keinginan itu semakin hari semakin menggebu. Ia bahkan menyisihkan uang lemburnya untuk menabung.

Pada suatu hari di awal pekan beberapa bulan lalu, Abunawas seperti mendapat ilham untuk mencapai keinginannya itu. Iapun memasang wallpaper bekas bergambar padang pasir di sekeliling kamarnya, lengkap dengan oase dan bahkan beberapa ekor unta. He, tentu bukan Abunawas namanya bila tak cukup cerdik mensiasati situasi, termasuk mensiasati keinginan terpendamnya. Maka, setiap malam Abunawas merasakan pulang ke oasenya. Sederhana bukan, beres, masalah terselesaikan dan ceritapun usai.

Ternyata kisah ini tak berhenti sampai disitu. Sebulan setelah pemasangan wallpapaer itu, Abunawas benar-benar pulang ke oasenya. Abunawas betul-betul menginjakkan kaki ke kampung halamannya. Begitulah kisah Abunawas, imigran miskin di Perancis yang berasal dari pinggiran sebuah negara teluk Persia. Tiba-tiba di suatu hari yang mendung dan rintik-printik, Salman sahabat kecilnya yang kini telah menjadi pedagang kaya raya, menemuinya dan mengajaknya pulang bersama ke kampung halaman mereka. Salman memberinya tiket gratis pulang pergi ke kampung halaman mereka.

Sungguh, saya lama terpekur memikirkan kisah ini. Ketika saya renungkan lagi, ternyata apa yang terus diangankan dan dipikirkan Abunawas dengan doa yang ikhlas dan sungguh-sungguh telah membawanya kepada keinginannya tersebut. Pikiran si Abunawas untuk pulang ke kampung halaman menengok oasenya memancarkan energinya ke semesta. Energi yang terpancar tadi ditangkap semesta lalu dipancarkan lagi hingga tiba ke sang oase. Sang oase di kampung halamannya pun mengirimkan energi ke semesta untuk menarik Abunawas ke sana. Wallahu'alam bissawab. Sudah pasti ini kehendakNya. Bukankah Ia berkata "Aku adalah bagaimana menurut persangkaan umatku. Bila umatku bersangka baik maka kebaikan itu baginya. Bila ia bersangka buruk maka keburukan itu baginya. Ini hanya salah satu kisah seputar LoA yang ada dalam pikiran saya. Mari kita renungkan bersama.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini