para buyut kita/ kakek dan nenek kita (adam dan hawa) dahulu penghuni surga, beliau dikeluarkan dari surga ke bumi tujuannya untuk memperbaiki dosa-dosa, menebus dosa-dosa. Kita adalah turunannya, kita adalah cucu-cucunya, cicit-cicitnya...
kampung mereka adalah kampung akhirat, maka kampung kita pun adalah kampung akhirat (perkampungan di surga).
Adakah kerinduan didalam diri kita pulang kampung?? yaitu kampung yang asli bukan kampung yang palsu.
kita seharusnya mengerti dan faham bahwa dunia ini bukanlah tujuan, tujuan kita adalah kampung akhirat, seperti halnya buyut kita adam dan hawa yang telah diciptakan oleh Allah dikampung halaman mereka yaitu surga.
kita adalah cucu-cucu adam dan hawa, maka dari itu kampung halaman kita ialah kampung akhirat yaitu surga...
jangan tertipu dengan kehidupan dunia, karena dunia itu bersifat menipu :
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS, Al-Hadid : 20)
wahai teman-temanku..., berhentilah mengejar-ngejar dunia, karena jika kita bandingkan dunia dan akhirat itu teramat jauh... jauh... dan jauh...
janganlah tertipu oleh kecantikan dunia, janganlah tertipu oleh janji-janji dunia yang tidak pernah dia tepati satu pun...
Demi Allah... yang Allah dan Rasul-Nya inginkan ialah kehidupan akhirat untuk kita, bukanlah kehidupan didunia ini yang hanya sebentar...
subhanallah...., sekaya-kaya nya kita hidup di dunia, paling berapa tahun?? berapa tahun kita menikmati dunia ini?? coba hitung?? adakah dari kita yang hidup lebih dari 100 tahun?? itu pun sudah dipotong beberapa puluh tahun kita mengejar-ngejar dunia dengan susah payah..... itu pun kalau dunia itu mereka dapat??
janganlah kau gadaikan kampung akhirat dengan dunia, janganlah kau tukar kampung surga dengan kenikmatan dunia yang hanya sedikit sekali... demi Allah diakhirat itu kekal dan abadi selama-lamanya
Dunia pasti akan lenyap meninggalkan kita semua, sedangkan akhirat menanti di hadapan kita semua...
mari kita lihat pandangan dunia menurut Allah dan Rasulullah saw :
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. (QS, Ali Imran : 14).
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainulyaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS, At-Takatsur: 1-5).
Dunia Yang Tidak Ada Nilainya
Rasulullah SAW telah menggambarkan betapa kecilnya nilai dunia ini dibanding akhirat dalam beberapa hadits sbb :
1. Nilai dunia tidak ada artinya dibanding dengan nilai akhirat.
Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia” (dari Al-Mustaurid ibn Syaddad r.a, Hadits Riwayat Muslim). Inilah penggambaran luar biasa yang menunjukkan betapa tak ada nilainya dunia ini dibanding keluarbiasaan alam akhirat.
2. Nilai dunia lebih hina bagi Allah dibanding dari nilai bangkai seekor kambing cacat dalam pandangan manusia.
Jabir bin Abdullah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berjalan melewati pasar sementara orang-orang berjalan di kanan kiri beliau. Beliau melewati seekor anak kambing yang telinganya kecil dan sudah menjadi bangkai. Beliau lalu mengangkatnya dan memegang telinganya, seraya bersabda : “Siapa diantara kalian yang mau membeli ini dengan satu dirham (saja)?”. Mereka menjawab, “Kami tidak mau membelinya dengan apapun. Apa yang kami bisa perbuat dengannya?” Kemudian beliau SAW bertanya, “Apakah kamu suka ia menjadi milikmu?”. Mereka menjawab, “Demi Allah, seandainya ia hidup ia adalah aib (cacat), ia bertelinga kecil, apalagi setelah ia menjadi bangkai?”. Maka beliau SAW bersabda, “Demi Allah, dunia ini lebih hina bagi Allah daripada bangkai ini dalam pandangan kalian.” (HR Muslim). Ibarat anak kambing yang cacat dan telah jadi bangkai pula, maka tak seorangpun yang mau memilikinya bahkan memandangnya apalagi menyimpannya; demikianlah Rasulullah SAW menggambarkan bagaimana Allah SWT menilai dunia ini yang diibaratkan lebih rendah dan hina dari bangkai kambing.
3. Dunia tidak ada nilainya di sisi Allah, bahkan seberat sayap nyamuk sekalipun..
Sahal Ibn Sa’ad as-Sa’idi ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “Seandainya dunia itu ada nilainya disisi Allah bahkan seberat sayap nyamuk sekalipun, tentu Dia tidak akan sudi memberi minum pada orang kafir meskipun seteguk air.” (HR Tirmidzi, shahih). Hadits ini juga memberi makna bahwa rezeki dan kebahagiaan dunia juga diberikan Allah pada orang kafir maupun fasik, bahkan sering diberikan lebih banyak dibanding yang Ia berikan kepada orang-orang yang sholeh, ini karena nilai dunia yang sangat tidak ada artinya dibanding akhirat.
rindu dengan kampung akhirat..!!??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar