Asysyam
“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”
Sabtu, 04 Desember 2010
TIGA tingkatan CINTA, ada dimanakah ANDA?
Sahabat Semesta yang dirahmati ALLAH SWT....
Sebagaimana yang sudah kami jelaskan sebelumnya, di dalam Al-Quran ditemukan TIGA istilah yang paling populer tentang HATI yaitu Fuad, Qolbu, dan Shodr.... silakan simak catatannya tentang LAPISAN HATI ini di Mengenali Lapisan Hati Versi Al-Quran (part-1) dan Mengenali Lapisan Hati Versi Al-Quran (part-2)
Dan, kalau kita berbicara tentang CINTA maka mau tidak mau berarti kita berbicara tentang HATI. Itu sebabnya, berdasarkan Struktur LAPISAN HATI ini, maka ada tingkatan cinta yang bisa dan biasa kita alami...
1. Cinta berbasis Shodr (lapisan hati luar)
2. Cinta berbasis Qolbu (lapisan hati tengah)
3. Cinta berbasis Fuad (lapisan hati dalam)
Mari kita simak,
1. Cinta berbasis Shodr (lapisan hati luar)
Ciri-cirinya adalah perasaan mudah gelisah, kecenderungan yang ada adalah untuk memiliki bukan untuk memberi. Sifatnya jasadi atau fisik. Dan kental sekali berbau dunia. Ingin punya ini dan ingin punya itu ... tapi sering lupa mensyukuri apa yang sudah dimiliki...
2. Cinta berbasis Qolbu (lapisan hati tengah)
Ciri-cirinya adalah perasaan kadang gelisah tapi kadang tenang bahagia. Kadang menikmati tapi kadang menyesali. Kadang inget Allah tapi kadang inget kekasih hati ciptaan Allah. Perasaannya bolak-balik seperti Qolbu. Jika ia memiliki hati yang bersih maka walaupun ia mencintai makhluk Allah, ia tetap paham prosedur syariat yang harus dilewati. Sehingga ia bisa memiliki sesuatu dengan cara yang dirahmati Allah SWT.
3. Cinta berbasis Fuad (lapisan hati dalam)
Inilah cinta yang sejati, sangat dalam dan penuh sensasi yang melupakan (dunia). Ia begitu dalam sehingga tidak mudah lepas, bahkan tidak bisa lepas. Hatinya bergantung penuh kepada Allah SWT. Ia nyaris lupa akan dunia. Dan itulah yang jadi masalahnya. Ia terkadang lupa akan bajunya yang mungkin saja kurang pantas dilihat. Ia tidak lagi memikirkan penilaian orang terhadapnya. Itu sebabnya ia pun sering beristghfar karena khawatir tidak mampu mencintai Makhluk Allah, sehingga ada yang terzalimi karena begitu kuat cintanya kepada Allah SWT. Hatinya tenang karena dekat kepada Allah, dan hatinya pun gelisah karena ingat dosa-dosanya yang tak mampu dilihatnya. Mungkin saja ia sampai bingung apalagi yang mau di-istighfari, padahal ia sangat menyukai istighfar dan taubat, tapi ia begitu anti berbuat maksiat....
Nah, Sahabat semua, kesimpulannya adalah mari kita belajar mencintai dengan berbasis Fuad dan dengan tidak melupakan cinta berbasis Qolbu yang bersih. Sebab kalau kita hanya mencintai berbasis Fuad, sehingga melupakan alam fisik, itu tidaklah nyunnah kepada Rosulullah saw. Padahal kita berada/hidup di alam fisik (dunia), dn Rosulullah saw adalah teladan yang nyata. Maka jika kita tetap keukeuh bahwa kita tidak butuh sesuatu yang sifatnya fisik... maka kita sudah berlebihan dalam mencintai, sebab kita tidak mensyukuri alam fisik yang sudah Allah berikan kepada kita, dan tentu saja Allah tidak suka kepada hamba-hambaNya yang berlebihan....
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(Q.S. 28:77)"
Wallahu alam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar