Suatu malam, seorang lelaki merintihkan, "Allah"
sampai bibirnya manis dengan pujian kepada-Nya.
Iblis mengejeknya, "Kasihan engkau,
wahai lelaki malang, mana jawaban, 'Aku di sini,'
untuk semua rintihan, 'Allah-mu?'
Tiada satupun jawaban datang dari 'Arsy:
sampai kapan engkau merintihkan 'Allah'
dengan wajah suram?"
Si lelaki patah-hati, berbaring,
tertidur dan bermimpi: di situ dilihatnya
Nabi Khidir a.s. di tengah dedaunan hijau.
Nabi Khidir bertanya: "Wahai lelaki,
engkau berhenti memuji Allah, mengapa engkau
sesali dzikir-mu kepada-Nya?"
Lelaki itu menjawab, "karena tiada jawaban 'labbayka'
(Aku di Sini),' kutakut diriku telah terusir dari
gerbang-Nya."
Nabi Khidir menjawab, "Allah bersabda, rintihan
'Allah'-mu itu adalah 'labbayka'-Ku, dan
permohonan, duka serta semangatmu adalah utusan-Ku
kepadamu.
Gerakan dan upayamu untuk menghubungi-Ku
sebenarnya adalah penarikan-Ku padamu,
yang melepaskan kakimu dari rantai keduniaan.
Ketakutan dan cintamu adalah jerat untuk menangkap
karunia-Ku, di balik setiap 'Rabbi,' terdapat berlipat
'labbayka,' dari-Ku.
Sumber: Rumi, Matsnavi III 189 - 197
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholsonsource by Ngrumi.blogspot.com
Iblis mengejeknya, "Kasihan engkau,
wahai lelaki malang, mana jawaban, 'Aku di sini,'
untuk semua rintihan, 'Allah-mu?'
Tiada satupun jawaban datang dari 'Arsy:
sampai kapan engkau merintihkan 'Allah'
dengan wajah suram?"
Si lelaki patah-hati, berbaring,
tertidur dan bermimpi: di situ dilihatnya
Nabi Khidir a.s. di tengah dedaunan hijau.
Nabi Khidir bertanya: "Wahai lelaki,
engkau berhenti memuji Allah, mengapa engkau
sesali dzikir-mu kepada-Nya?"
Lelaki itu menjawab, "karena tiada jawaban 'labbayka'
(Aku di Sini),' kutakut diriku telah terusir dari
gerbang-Nya."
Nabi Khidir menjawab, "Allah bersabda, rintihan
'Allah'-mu itu adalah 'labbayka'-Ku, dan
permohonan, duka serta semangatmu adalah utusan-Ku
kepadamu.
Gerakan dan upayamu untuk menghubungi-Ku
sebenarnya adalah penarikan-Ku padamu,
yang melepaskan kakimu dari rantai keduniaan.
Ketakutan dan cintamu adalah jerat untuk menangkap
karunia-Ku, di balik setiap 'Rabbi,' terdapat berlipat
'labbayka,' dari-Ku.
Sumber: Rumi, Matsnavi III 189 - 197
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholsonsource by Ngrumi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar