Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Kamis, 04 Juli 2013

Melekat pada Kepahitan



Jangan pandang,
aneka kepahitan hidup,
yang diungkap Sang Waktu.


Jangan hiraukan sederhananya makananmu 
dan terbatasnya nafkahmu.
Jangan pedulikan wabah, ketakutan dan goncangan.


Renungkanlah: dengan semua kepahitannya,
tetap saja engkau erat-melekat tanpa malu,
pada dunia.


Pahamilah, perihnya ujian adalah sebuah Rahmat.
Ketahuilah Kerajaan Marv dan Balkh adalah
sebuah hukuman.


Kejamnya Sang Waktu dan semua derita yang
mewujud itu lebih ringan daripada jarak 
kepada Rabb dan pengingkaran.
Karena derita itu akan berlalu, tetapi 
tidak demikian dengan jarak kepada Rabb.


Ibrahim tidak menghindar dari 
api dan diselamatkan;
Ibrahim yang lain menghindar dari 
kehormatan dunia dan menemukan 
jalan penyelamatan.


Yang pertama tidak terbakar, [1]
yang satunya lagi terbakar habis. [2]


Betapa indahnya: 
didalam Jalan pencarian Dia,
semua jadi terbolak-balik!


Catatan:
[1] Ibrahim Khalilullah a.s; diselamatkan dari api,
lihat misalnya, QS [29]: 24, [21]: 69.
[2] Ibrahim ibn Adham, terbakar dalam api Cinta Ilahiah.
Sebelumnya dia adalah raja Merv dan Balkh, yang melepaskan
diri dari keterikatan dunia, menyerahkan tahtanya, dan
menjadi seorang pejalan.


Sumber:
RumiMatsnavi  VI 1733 - 1738,
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
source by Ngrumi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini