Pandanglah semua makhluk
layaknya air yang murni dan jernih,
yang di dalamnya terpantul
sifat-sifat dari Sang Maha Agung.
Pengetahuan, keadilan, kebaikan mereka,
semuanya bagaikan bintang-bintang di langit
terpantul di aliran air.
Para raja adalah tempat termanifestasikannya
ke-maha-kuasa-an Tuhan;
para ulama sejati,
ke-maha-ilmu-an-Nya.
Bergenerasi umat manusia telah berlalu,
Bumi kini dihuni generasimu.
Bulannya tetap Sang Rembulan yang sama,
tapi air yang kini mengalir, berbeda.
Keadilannya tetap keadilan yang sama,
pelajarannya juga tetap, tapi orang dan bangsa-bangsanya, telah berubah.
Wahai kawan,
generasi demi generasi telah berlalu,
tapi makna-makna Kesejatian itu tetap
dan abadi.
Air pada arus yang mengalir
telah berulang-kali berubah,
tapi di langit, tetaplah itu bulan dan bintang-bintang
yang sama.
Semua bentuk-bentuk yang kau pandang [1]
adalah refleksi pada air arus yang mengalir;
ketika kau gosok hijab pada penglihatanmu
dan bashirah-mu mengambil alih:
sesungguhnya semua adalah wajah-Nya. [2]
Catatan:
[1] “... maka lihatlah sekali lagi, adakah kau lihat sesuatu yang cacat.
Kemudian ulangi pandanganmu sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali padamu tanpa menemukan cacat, dan pandanganmu itu dalam keadaan yang letih.” (QS Al Mulk [67]: 3 - 4).
[2] “Segala sesuatu atasnya, fana’. Dan baqa-lah wajah Tuhanmu Sang pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.” (QS ar-Rahmaan [55]: 26 - 27).
layaknya air yang murni dan jernih,
yang di dalamnya terpantul
sifat-sifat dari Sang Maha Agung.
Pengetahuan, keadilan, kebaikan mereka,
semuanya bagaikan bintang-bintang di langit
terpantul di aliran air.
Para raja adalah tempat termanifestasikannya
ke-maha-kuasa-an Tuhan;
para ulama sejati,
ke-maha-ilmu-an-Nya.
Bergenerasi umat manusia telah berlalu,
Bumi kini dihuni generasimu.
Bulannya tetap Sang Rembulan yang sama,
tapi air yang kini mengalir, berbeda.
Keadilannya tetap keadilan yang sama,
pelajarannya juga tetap, tapi orang dan bangsa-bangsanya, telah berubah.
Wahai kawan,
generasi demi generasi telah berlalu,
tapi makna-makna Kesejatian itu tetap
dan abadi.
Air pada arus yang mengalir
telah berulang-kali berubah,
tapi di langit, tetaplah itu bulan dan bintang-bintang
yang sama.
Semua bentuk-bentuk yang kau pandang [1]
adalah refleksi pada air arus yang mengalir;
ketika kau gosok hijab pada penglihatanmu
dan bashirah-mu mengambil alih:
sesungguhnya semua adalah wajah-Nya. [2]
Catatan:
[1] “... maka lihatlah sekali lagi, adakah kau lihat sesuatu yang cacat.
Kemudian ulangi pandanganmu sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali padamu tanpa menemukan cacat, dan pandanganmu itu dalam keadaan yang letih.” (QS Al Mulk [67]: 3 - 4).
[2] “Segala sesuatu atasnya, fana’. Dan baqa-lah wajah Tuhanmu Sang pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.” (QS ar-Rahmaan [55]: 26 - 27).
Sumber:
Rumi: Matsnavi VI: 3172 - 78, 83.
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh William C. Chittick,
dalam The Sufi Path of Love - The Spiritua Teachings of Rumi,
SUNY, Abany, 1983.
Rumi: Matsnavi VI: 3172 - 78, 83.
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh William C. Chittick,
dalam The Sufi Path of Love - The Spiritua Teachings of Rumi,
SUNY, Abany, 1983.
source by Ngrumi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar