Tidakkah kau ingin bergabung
bersama sepuluh sahabat Nabi
yang telah menerima kabar gembira;
mereka yang telah disucikan
bagai emas murni. [1]
Dalam persaudaraan ditemukan kesempurnaan,
karena seorang lelaki itu satu kesatuan
dengan sahabat-sahabatnya.
Mereka akan bersama di alam ini
dan di alam-alam berikutnya;
inilah yang dimaksud dalam hadits dari
Musthapa yang berakhlak sempurna.
(Ketika Beliau berkata) "Seorang lelaki itu
bersama dengan orang yang dicintainya:"
qalb itu tak terpisahkan dari sasaran cintanya.
Jangan mau tinggal di tempat yang ada umpan
dan jebakannya: wahai mereka yang memandang
orang lain hanya sebagai korban yang lemah;
perhatikanlah, bagaimana kesudahan para
pemangsa manusia.
Wahai mereka yang hanya bisa melihat
kelemahan dari orang-orang lemah:
mereka yang bergantung pada kebaikanmu;
ketahuilah ada tangan lain di atas tanganmu.
Sungguh dungu,
jika kau pandang orang lain lemah,
padahal sebenarnya kau sendiri juga lemah.
Kau pandang dirimu seorang pemburu,
sementara, pada saat yang sama,
sebenarnya kau juga buruan.
Jangan sampai kau tergolong orang
yang dinyatakan dalam ayat,
"... Kami taruh dimuka mereka dinding,
dan di belakang mereka dinding ..." [2]
sehingga tak bisa kau lihat musuh,
walaupun musuhmu itu nyata.
Kerakusan ketika berburu
sering membuat orang tak waspada,
tak sadar dirinya berbalik jadi buruan:
saat mencoba memenangkan hati orang banyak
malahan dia kehilangan qalb-nya sendiri.
Dalam pencarianmu,
jangan sampai engkau lebih bodoh
daripada burung: bahkan seekor pipit pun
selalu menengok pada apa-apa yang ada
"...di hadapan dan di belakangnya..." [3]
Saat ia menghampiri umpan,
berkali-kali ditengoknya ke muka
dan ke belakang.
(Seolah berkata) "Apakah ada pemburu tengah
mengintai, dari depan atau belakangku?
Apakah biji ini aman kumakan sekarang?"
Tidakkah kau pelajari kisah-kisah lampau
tentang akhir cerita mereka yang jahat;
tidakkah kau juga lihat di hadapanmu ,
kematian akan mendatangi sahabat dan kerabatmu?
Semua akah musnah,
tanpa Rabb perlu menggunakan alat apa pun:
Dia dekat kepadamu dimana pun engkau berada.
Jika Rabb menurunkan siksaan pada yang jahat,
Dia tak memerlukan alat: sadarilah Rabb
mengadili tanpa perlu bantuan sedikit pun.
Orang yang dulu mengejek
"Jika Tuhan itu ada, maka dimanakah Dia"
akan bersaksi akan adanya Dia,
ketika menjalani siksa.
Orang yang berkata,
"Ini hanyalah khayalan dan sihir,"
akan menangis sambil merintih,
"Wahai Engkau yang Maha Dekat!"
Setiap orang ingin terhindar dari jebakan;
tapi jarang yang menyadari bahwa jebakan itu
melekat kepada semua hal yang berlebihan.
Patahkanlah pasak jebakan itu:
hindarilah pahitnya derita karena
memperturutkan hawa-nafsumu.
Telah kujelaskan kunci persoalan
sesuai dengan tingkat pengertianmu:
pahamilah dalam-dalam, dan jangan
pernah kau palingkan lagi wajahmu
dari Jalan Pertaubatan.
Putuskanlah tali jebakannya,
yaitu rakus dan iri-dengki: ingatlah
ayat, "pada lehernya ada tali dari sabut."
Catatan:
[1] Para sahabat Nabi yang telah menerima kabar
dari Allah tentang tempat mereka dalam al-Jannah.
[2] QS YaaSiin [36]: 9.
[3] QS Al Baqarah [2]: 255.
[4] QS Al Lahab [111]: 5.
Sumber:
Rumi: Matsnavi V: 744 - 764
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
yang telah menerima kabar gembira;
mereka yang telah disucikan
bagai emas murni. [1]
Dalam persaudaraan ditemukan kesempurnaan,
karena seorang lelaki itu satu kesatuan
dengan sahabat-sahabatnya.
Mereka akan bersama di alam ini
dan di alam-alam berikutnya;
inilah yang dimaksud dalam hadits dari
Musthapa yang berakhlak sempurna.
(Ketika Beliau berkata) "Seorang lelaki itu
bersama dengan orang yang dicintainya:"
qalb itu tak terpisahkan dari sasaran cintanya.
Jangan mau tinggal di tempat yang ada umpan
dan jebakannya: wahai mereka yang memandang
orang lain hanya sebagai korban yang lemah;
perhatikanlah, bagaimana kesudahan para
pemangsa manusia.
Wahai mereka yang hanya bisa melihat
kelemahan dari orang-orang lemah:
mereka yang bergantung pada kebaikanmu;
ketahuilah ada tangan lain di atas tanganmu.
Sungguh dungu,
jika kau pandang orang lain lemah,
padahal sebenarnya kau sendiri juga lemah.
Kau pandang dirimu seorang pemburu,
sementara, pada saat yang sama,
sebenarnya kau juga buruan.
Jangan sampai kau tergolong orang
yang dinyatakan dalam ayat,
"... Kami taruh dimuka mereka dinding,
dan di belakang mereka dinding ..." [2]
sehingga tak bisa kau lihat musuh,
walaupun musuhmu itu nyata.
Kerakusan ketika berburu
sering membuat orang tak waspada,
tak sadar dirinya berbalik jadi buruan:
saat mencoba memenangkan hati orang banyak
malahan dia kehilangan qalb-nya sendiri.
Dalam pencarianmu,
jangan sampai engkau lebih bodoh
daripada burung: bahkan seekor pipit pun
selalu menengok pada apa-apa yang ada
"...di hadapan dan di belakangnya..." [3]
Saat ia menghampiri umpan,
berkali-kali ditengoknya ke muka
dan ke belakang.
(Seolah berkata) "Apakah ada pemburu tengah
mengintai, dari depan atau belakangku?
Apakah biji ini aman kumakan sekarang?"
Tidakkah kau pelajari kisah-kisah lampau
tentang akhir cerita mereka yang jahat;
tidakkah kau juga lihat di hadapanmu ,
kematian akan mendatangi sahabat dan kerabatmu?
Semua akah musnah,
tanpa Rabb perlu menggunakan alat apa pun:
Dia dekat kepadamu dimana pun engkau berada.
Jika Rabb menurunkan siksaan pada yang jahat,
Dia tak memerlukan alat: sadarilah Rabb
mengadili tanpa perlu bantuan sedikit pun.
Orang yang dulu mengejek
"Jika Tuhan itu ada, maka dimanakah Dia"
akan bersaksi akan adanya Dia,
ketika menjalani siksa.
Orang yang berkata,
"Ini hanyalah khayalan dan sihir,"
akan menangis sambil merintih,
"Wahai Engkau yang Maha Dekat!"
Setiap orang ingin terhindar dari jebakan;
tapi jarang yang menyadari bahwa jebakan itu
melekat kepada semua hal yang berlebihan.
Patahkanlah pasak jebakan itu:
hindarilah pahitnya derita karena
memperturutkan hawa-nafsumu.
Telah kujelaskan kunci persoalan
sesuai dengan tingkat pengertianmu:
pahamilah dalam-dalam, dan jangan
pernah kau palingkan lagi wajahmu
dari Jalan Pertaubatan.
Putuskanlah tali jebakannya,
yaitu rakus dan iri-dengki: ingatlah
ayat, "pada lehernya ada tali dari sabut."
Catatan:
[1] Para sahabat Nabi yang telah menerima kabar
dari Allah tentang tempat mereka dalam al-Jannah.
[2] QS YaaSiin [36]: 9.
[3] QS Al Baqarah [2]: 255.
[4] QS Al Lahab [111]: 5.
Sumber:
Rumi: Matsnavi V: 744 - 764
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
source by Ngrumi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar