Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Minggu, 07 Juli 2013

Mengenakan Cinta


Suatu jiwa

yang tak mengenakan Cinta
pantas malu akan keberadaannya sendiri.

Mabuklah dengan Cinta
karena semua yang meng-ada
itu perwujudan Cinta.

Tanpa memberi dan menerima Cinta
tak akan  Sang Kekasih menerimamu.

Mereka bertanya, "Apakah itu
yang disebut Cinta?"

Jawablah, "Menanggalkan kehendak bebas."

Orang yang bersandar pada kehendak-bebas,
terikat kepadanya.

Sang pencinta sejati bersikap
layaknya dia seorang raja:
ke dua semesta berserakan di sekitarnya
tapi tak diperdulikannya sedikit pun.

Hanya Sang Kekasih dan pencinta-Nya
yang bertahan, tak kenal akhir.

Jangan tetapkan hatimu
pada sesuatu yang lain;
yang lain-lain itu hanya wujud pinjaman.

Sampai kapan engkau betah
memeluk kekasih yang mati.
Peluklah yang Maha Hidup,
yang tak mungkin terliputi oleh sesuatu pun.

Semua tanaman yang berkembang di musim semi
akan luruh di musim gugur;
tapi kebun mawar Sang Kekasih
tak bergantung pada tibanya musim semi.

Duri ikut berkembang
bersama mekarnya mawar di musim semi.

Tak ada raza lezat anggur
yang sepi dari sakit kepala sesudahnya.

Di jalan ini, jangan puas hanya jadi seorang pengamat;
demi Allah, tak ada kematian yang lebih buruk
daripada angan-angan kosong.

Tetapkan hatimu
hanya menghendaki mata-uang emas murni,
jika engkau bukan manusia palsu.

Dengarkan dan pahami hikmah mendalam ini,
jika engkau bukan pemakai anting.

Jangan gemetar,
ketika engkau di atas tungganganmu,
yaitu ragamu,
tapi bergeraklah dengan gesit.

Rabb memberi kemampuan terbang
kepada jiwa yang tak lagi terikat pada raganya.

Jangan ragu sedikit pun,
jernihkan hatimu,
sampai sejernih permukaan cermin,
yang tiada disitu,
satu pun imaji dan gambaran.

Ketika qalb bersih dari semua imaji;
seluruh imaji dapat terliput di dalamnya.

Ketika wajah qalb jernih dari noda
baru lah engkau tak lagi merasa malu.

Jika kau ingin cermin-qalb-mu jernih,
maka tataplah dirimu sendiri di dalamnya;
dan pandanglah sejatinya keadaan dirimu,
yang ditampilkannya tanpa takut atau malu.

Permukaan logam dapat digosok
hingga berkilau bagai cermin.

Renungkanlah, apa yang diperlukan
 
qalb
agar dapat jernih berkilau?

Tak seperti cermin dari logam
kilau cermin qalb itu menyimpan
berbagai rahasia.


Catatan:
"Lalu dia termasuk yang beriman dan saling berpesan untuk
bersabar dan saling berpesan untuk berkasih-sayang."

(QS Al-Balad [90]: 17)


Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal no 455
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson,
diberinya urutan N13.

Terdapat pada terjemahan Kabir Helminski,
"Love is a Stranger," Threshold Books, 1993.

Juga terdapat pada terjemahan A.J. Arberry,
"Mystical Poems of Rumi 1,"
University of Chicago Press, 1991.
source by Ngrumi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini