Bagi seorang nabi,
alam-dunia ini senantiasa bertasbih
dengan memuji asma-Nya;
sementara kita menganggapnya dungu tak berarah.
Dalam penglihatannya,
alam-dunia ini berlimpah cinta;
sementara yang lain berpendapat ia beku dan mati.
Dalam penglihatannya,
lembah dan gunung bergerak dengan lembut:
di dengarnya percakapan lirih
antara tanah dan batu.
Bagi mereka yang bodoh,
alam dunia ini seperti benda mati,
diam, tak bergerak.
Sungguh tak pernah kudapati
suatu hijab membutakan,
yang lebih mencengangkan daripada hal ini.
Sumber:
Rumi: Matsnavi IV: 3532 - 3535
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Camille dan
Kabir Helminski dalam Rumi: Jewels of Remembrance,
Threshold Books, 1996.
Berdasarkan terjemahan dari Bahasa Persia
oleh Yahya Monastra.
dengan memuji asma-Nya;
sementara kita menganggapnya dungu tak berarah.
Dalam penglihatannya,
alam-dunia ini berlimpah cinta;
sementara yang lain berpendapat ia beku dan mati.
Dalam penglihatannya,
lembah dan gunung bergerak dengan lembut:
di dengarnya percakapan lirih
antara tanah dan batu.
Bagi mereka yang bodoh,
alam dunia ini seperti benda mati,
diam, tak bergerak.
Sungguh tak pernah kudapati
suatu hijab membutakan,
yang lebih mencengangkan daripada hal ini.
Sumber:
Rumi: Matsnavi IV: 3532 - 3535
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Camille dan
Kabir Helminski dalam Rumi: Jewels of Remembrance,
Threshold Books, 1996.
Berdasarkan terjemahan dari Bahasa Persia
oleh Yahya Monastra.
source by Ngrumi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar