Wahai Sana'i, [1]
Jika tak kau temukan satu pun sahabat,
Jadilah sahabat bagi dirimu sendiri.
Di alam dunia ini,
tempat dari bermacam manusia
dan beragam tugas,
jadilah pelaksana dari tugasmu sendiri.
Setiap pengikut dari karavan ini,
mencuri perbekalannya sendiri--
waspadai dan jagalah bekalmu. [2]
Sebagian besar orang berjual-beli
keidahan dan cinta palsu--
lewati ke dua sungai kering ini,
dan jadikan dirimu sungai yang deras mengalir.
Jika ada kawan yang menarik tanganmu
ke arah hal yang tak berarti,
segera tarik tanganmu
dan jadikan dirimu seorang penolong
bagi dirimu sendiri.
Ciptaan-ciptaan yang cantik ini,
bagaikan lukisan indah pada kanvas,
menghijab aneka keindahan qalb,
sibakkan hijab dan masuklah,
hadirlah bersama Sang Kekasih.
Jadilah sahabat bagi dirimu sendiri.
Di alam dunia ini,
tempat dari bermacam manusia
dan beragam tugas,
jadilah pelaksana dari tugasmu sendiri.
Setiap pengikut dari karavan ini,
mencuri perbekalannya sendiri--
waspadai dan jagalah bekalmu. [2]
Sebagian besar orang berjual-beli
keidahan dan cinta palsu--
lewati ke dua sungai kering ini,
dan jadikan dirimu sungai yang deras mengalir.
Jika ada kawan yang menarik tanganmu
ke arah hal yang tak berarti,
segera tarik tanganmu
dan jadikan dirimu seorang penolong
bagi dirimu sendiri.
Ciptaan-ciptaan yang cantik ini,
bagaikan lukisan indah pada kanvas,
menghijab aneka keindahan qalb,
sibakkan hijab dan masuklah,
hadirlah bersama Sang Kekasih.
Hadirlah bersama Sang Kekasih,
jadilah insan berakal-sejati,
naiklah mengatasi ke dua alam,
tempatilah semestamu sendiri.
Bertolaklah:
jangan terbujuk anggur takabur--
tataplah cemerlangnya Wajah itu,
dan tetaplah engkau sadar
akan (kehambaan) dirimu sendiri.
Catatan:
[1] Hakim Sana'i, seorang sufi bijak termasyhur.
Saling menasehati diantara para awliya umumnya ditujukan
untuk memberi pengajaran kepada murid-murid mereka.
[2] Sadar atau tidak, setiap kita berada dalam karavan
menuju kematian. Masing-masing kita, setiap saat,
mengambil dari jatah bekal kita sendiri; misalnya umur.
Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal no. 1244
Berdasarkan terjemahan William C. Chittick,
pada The Sufi Path of Love,
SUNY Press, Albany, 1983.
jadilah insan berakal-sejati,
naiklah mengatasi ke dua alam,
tempatilah semestamu sendiri.
Bertolaklah:
jangan terbujuk anggur takabur--
tataplah cemerlangnya Wajah itu,
dan tetaplah engkau sadar
akan (kehambaan) dirimu sendiri.
Catatan:
[1] Hakim Sana'i, seorang sufi bijak termasyhur.
Saling menasehati diantara para awliya umumnya ditujukan
untuk memberi pengajaran kepada murid-murid mereka.
[2] Sadar atau tidak, setiap kita berada dalam karavan
menuju kematian. Masing-masing kita, setiap saat,
mengambil dari jatah bekal kita sendiri; misalnya umur.
Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal no. 1244
Berdasarkan terjemahan William C. Chittick,
pada The Sufi Path of Love,
SUNY Press, Albany, 1983.
source by Ngrumi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar