Sejatinya insan itu tersembunyi
di balik lisannya;
lisannya adalah hijab yang menutupi
pintu jiwanya.
Ketika angin datang berhembus
dan meniup hijab,
tersingkaplah rahasia yang tersembunyi
di dalam rumah.
Kita lihat apakah dalam rumah itu
terdapat butiran mutiara atau biji gandum,
atau sekumpulan kala jengking dan ular;
Atau apakah disitu ada harta karun,
dan seekor naga yang waspada,
karena harta karun berharga
selalu ada penjaganya.
Sumber:
Rumi: Matsnavi II: 845 - 848
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
Juga diterjemahkan Camille dan Kabir Helminski,
dalam Rumi: Daylight, Threshold Books, 1994;
berdasarkan terjemahan dari Bahasa Persia
oleh Yahya Monastra.
lisannya adalah hijab yang menutupi
pintu jiwanya.
Ketika angin datang berhembus
dan meniup hijab,
tersingkaplah rahasia yang tersembunyi
di dalam rumah.
Kita lihat apakah dalam rumah itu
terdapat butiran mutiara atau biji gandum,
atau sekumpulan kala jengking dan ular;
Atau apakah disitu ada harta karun,
dan seekor naga yang waspada,
karena harta karun berharga
selalu ada penjaganya.
Sumber:
Rumi: Matsnavi II: 845 - 848
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
Juga diterjemahkan Camille dan Kabir Helminski,
dalam Rumi: Daylight, Threshold Books, 1994;
berdasarkan terjemahan dari Bahasa Persia
oleh Yahya Monastra.
source by Ngrumi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar