Puisi-puisiku bagaikan roti dari Mesir:
boleh jadi seseorang jadi melewatkannya begitu saja,
dan engkau tidak dapat mengunyahnya
lebih banyak lagi.
Karenanya, telanlah sekarang,
manakala dia masih segar,
sebelum debu dunia ini hinggap diatasnya.
Tempat yang tepat bagi puisi adalah di sini:
di dalam kehangatan dada,
di dunia luar sana, dia mati kedinginan.
Perhatikanlah seekor ikan,
taruhlah di atas tanah yang kering,
dia menggelepar beberapa menit,
setelah itu dia terdiam.
Bahkan jika engkau menelan puisi-puisiku sewaktu mereka masih segar,
engkau masih harus menghadirkan sendiri berbagai khayal.
Sesungguhnya, sahabatku,
yang engkau telan adalah khayal-mu sendiri.
Ini bukanlah sekumpulan peribahasa usang.
source by Ngrumi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar