Jiwamu kan terbang,
melesat tinggalkan penjara sempit,
menembus langit demi langit,
kau masuki suatu kehidupan baru,
tinggalkan hidup yang ini;
takkan pernah lagi kau merasa bosan.
Jika sebelumnya kau kenakan raga
yang bagaikan seragam seorang pelayan,
kini kau tampil sangat bergaya.
Bagimu kematian adalah kehidupan;
--yang jika dibandingkan dengannya--
kehidupan ini bagaikan kematian;
mereka yang terhijab takkan paham.
Semua jiwa yang tinggalkan raga,
tetaplah hidup,
namun tersembunyi;
jiwa yang tersucikan itu indah,
bagaikan malaikat.
Ketika raga menua dan ambruk,
janganlah engkau meratap.
Sadarilah, selama ini engkau terpenjara:
ketika kau temukan jalan untuk lolos,
dari sel di dasar sumur,
engkau tegak, gagah dan ningrat,
bagaikan seorang Jusuf.
Sumber:
menembus langit demi langit,
kau masuki suatu kehidupan baru,
tinggalkan hidup yang ini;
takkan pernah lagi kau merasa bosan.
Jika sebelumnya kau kenakan raga
yang bagaikan seragam seorang pelayan,
kini kau tampil sangat bergaya.
Bagimu kematian adalah kehidupan;
--yang jika dibandingkan dengannya--
kehidupan ini bagaikan kematian;
mereka yang terhijab takkan paham.
Semua jiwa yang tinggalkan raga,
tetaplah hidup,
namun tersembunyi;
jiwa yang tersucikan itu indah,
bagaikan malaikat.
Ketika raga menua dan ambruk,
janganlah engkau meratap.
Sadarilah, selama ini engkau terpenjara:
ketika kau temukan jalan untuk lolos,
dari sel di dasar sumur,
engkau tegak, gagah dan ningrat,
bagaikan seorang Jusuf.
Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal 3172
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Franklin D. Lewis,
dalam Rumi, Past and Present, East and West,
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Franklin D. Lewis,
dalam Rumi, Past and Present, East and West,
Oneworld Publications, Oxford, 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar