Asysyam

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”

Rabu, 03 Juli 2013

Datanglah



Datang, datanglah,
tak akan engkau temukan satupun kawan
sepertiku.
Dimana lagi, di seluruh semesta,
ada Kekasih, yang seperti Aku.
Datang, datanglah,
jangan habiskan umurmu hilir-mudik
kesana kemari.

Tiada pasar lain, dimanapun, yang mau
menerima uangmu.
Engkau segersang lembah,
dan Aku seperti hujan.
Engkau bagaikan kota yang runtuh,
dan Aku bagaikan Sang Arsitek.
Terkecuali pelayanan-Ku,
yang bagaikan terbitnya matahari kebahagiaan,
lelaki sejati tidak pernah, dan tidak-akan pernah,
merasakan kebahagiaan sejati.
Kau tatap ribuan gambaran-bergerak
dalam mimpi-mimpimu;
Ketika mimpi-mimpi itu berlalu, tidaklah kau lihat
satupun yang seperti itu.
Tutuplah mata jasmaniah yang lemah ini, dan
bukalah mata 'aql,
Karena indera ragawi itu bagaikan keledai,
yang tali-kekangnya adalah nafsu-jahat.
Carilah minuman segar di taman Cinta,
karena alam adalah seorang penjual cuka, dan
penghancur anggur yang belum matang.
Datanglah ke rumah sakit milik Pencipta dirimu:
tiada pasien dapat menyisihkan sang Dokter Sejati.
Semesta tanpa seorang Raja bagaikan tubuh tanpa kepala:
lipatlah dirimu-sendiri, bagaikan turban,
bentuklah kepala itu.

Kecuali jika engkau masih legam, janganlah tanganmu
sampai melepaskan cermin itu:
Jiwa adalah cerminmu, sementara raga berkarat.

Kemanakah pedagang beruntung itu,
yang takdirnya dikendalikan Jupiter,
Tak sabar Ku-berdagang dengannya, dan
membeli barang-barangnya.
Mari, dan ingatlah akan Daku, yang memberimu
kemampuan mengingat,
Dari kecerdasan-Ku lah engkau dapat membeli
setunggangan penuh rubi.
Mari, majulah kepada
Dia yang memberimu kaki,
Tataplah dengan seluruh penglihatanmu Dia
yang memberimu mata.
Bertepuk-tanganlah dalam kebahagiaan akan Dia,
yang dari laut-Nya muncul tangan-Nya,
Karena kebahagian-Nya tidak akan memperbolehkan
adanya kesedihan atau kesusahan.
Dengarlah tanpa telinga,
bercakaplah dengan-Nya tanpa lisan,
Karena bicara dengan lisan tidaklah bersih dari
kelancangan atau pelanggaran.



(Rumi: Divan Syamsi Tabriz no 45, terjemahan Nicholson)source by Ngrumi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini